PENDAHULUAN
terjadi pada orang yang berusia diatas 55 tahun. Menurut penelitian terbaru,
terdapat peran kerentanan genetik yang melibatkan jalur komplemen dan faktor-
faktor risiko lingkungan, misalnya usia, ras kulit putih, dan perokok (Vaughan dan
Asbury, 2009).
progresif dari lapisan pigmen epitel, membran Brunch lapisan luar retina dan
usia dini dan 1,5 % untuk Age-related Macular Degeneration kategori usia lanjut
(Vaughan dan Asbury, 2009). Diperkirakan 15 juta orang di Amerika Utara (85% -
90% dari semua pasien Age-related Macular Degeneration) saat ini memiliki
1
Age-related Macular Degeneration tipe kering dan 1,7 juta orang (10% - 15% dari
epitel pigmen retina berhubungan dengan stres oksidatif (Vaughan dan Asbury,
Macular Degeneration, mulai dari kemuduran visus hingga kebutaan. Selain itu
terkait usia lanjut. Menurut The Age-related Eye Disease Study (AREDS), hal ini
dapat diprediksi dengan mengamati perubahan pigmentasi dab drusen besar (>250
mikron) melalui funduskopi (Vaughan dan Asbury, 2009). Tidak ada pengobatan
noneksudatif atau tipe kering, kecuali kontrol yang teratur untuk mengetahui
perubahan fungsi makula dengan Amsler Grid. Sedangkan untuk pengobatan Age-
related Macular Degeneration tipe eksudatif atau tipe basah juga tidak
menghasilkan visus yang baik, kecuali jika terdapat neovaskularisasi yang masih
dini dan jauh dari daerah fovea dapat dilakukan fotokoagulasi Argon Laser (PDT,
2009).
2
1.2 Tujuan
Penyakit Mata
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
temporal superior dan inferior dengan diameter 5,5 mm. Makula adalah
suatu daerah cekungan di sentral berukuran 1,5 mm; kira-kira sama dengan
lapisan fleksiformis luar (lapisan ini lebih tebal dan padat di daerah makula
karena akson sel batang dan sel kerucut menjadi lebih oblik saat
Sel batang dan kerucut merupakan sel fotoreseptor yang sensitif terhadap
cahaya. Sel-sel ini memiliki 2 segmen yaitu segmen luar dan segmen dalam.
Segmen luar (terdiri dari membran cakram yang berisi pigmen penglihatan)
berhubungan dengan epitel pigmen retina. Sel epitel pigmen retina akan
segmen luar yang telah difagositosis oleh epitel pigmen retina disebut
lipofusin.7
4
Sel epitel pigmen retina memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi;
tinggi untuk ketajaman visual. Secar anatomis, dapat berada pada bagian
5
2.2 Definisi
ARMD merupakan degenerasi makula yang timbul pada usia lebih dari 50
retina.7
terjadi pada orang berusia diatas 55 tahun. Penelitian baru ini mengisyaratkan
resiko lingkungan seperti usia, ras kulit putih, dan merokok. Insidens diantara
6
kulit putih selama 10 tahun kira-kira 11,5% untuk AMD dini dan 1,5% untuk
AMD lanjut.3
ditemukan pada usia lanjut yang dapat mengaikbatkan kebutaan. Pada bagian
papil ( 125 mikron). Menurut ukurannya, drusen dapat dibagi dalam bentuk
kecil: <64 mikron, sedang: 64-125 mikron, dan besar: >125 mikron. 3
dengan batas tegas dan drusen lunak: berukuran lebih besar dengan batas
kurang tegas.7
2.3 Epidemiologi
dunia, penderita ARMD diperkirakan telah mencapai 20-25 juta jiwa yang
akan bertambah tiga kali lipat akibat peningkatan usia lanjut dalam waktu 30-
7
mengemudi, dan mengenali wajah.3 Selain itu, penanganannya juga
2.4 Patofisiologi
penglihatan dapat terjadi jika kelainan ini menyebabkan atropi retina dan akhirnya
8
2.4.1 Age-related Macular Degeneration tipe kering
adanya akumulasi dari sisa-sisa produk atau adanya drusen yang terletak
9
bruchs adalah sebuah membran aseluler yang membentuk 5 lapisan yang
berfungsi barrier antara retina dan koroid. Nutrisi dan oksigen berdifusi dari
serat elastin. Akses antara RPE dan koroid dapat mengalami kerusakan akibat
akan lemak. Drusen ini terlihat titik kuning pucat pada pemeriksaan
funduskopi.9
Ada dua tipe drusen, yaitu drusen halus dan drusen keras. Akibat progres
dari penyakit drusen yang kecil akan bergabung menjadi besar dan
10
1) Drusen halus sebagai indikator dari Age-related Macular
kering dimana pigmentasi mengenai area yang luas dari makula dan area dari
RPE mengalami atropi dan putus, kemudian terjadi kematian sel. Sehingga
11
Gambar 2.3 OCT dan atropi geografi di RPE
membran Brunchs, RPE dan retina dan terjadi penumpukan cairan intraretina
12
posisi atau misaligned dan nantinya akan terjadi degenerasi yang
2.5 Klasifikasi
patogenesisnya, yaitu:
geografik
neovaskularisasi 2,3,5
3) Hiperpigmentasi RPE
4) Atropi geografi
13
2) neovaskularisasi
Degeneration, mulai dari kemuduran visus hingga kebutaan. Selain itu juga
2.7 Diagnosis
indirect. Pemeriksaan lain dengan kartu amsler, foto fundus dengan Fundus
masing tipenya.
- Macroaneurysms
- Vitelliform detachments
14
- Central serous chorioretinopathy
- Inflammatory conditions
2.9 Tatalaksana
Adapun menejemen terapi yang dilakukan pada pasien dengan kelainan Age-
vitamin C (500 mg), vitamin E (400 IU), betacarotene (15 mg), seng (80
boleh diterapkan.
koroid berjarak lebih dari 200 micron dari pusat zona avaskular fovea.
15
5. Terapi fotodinamik, suatu pewarna fotosensitif, verteporfin
rendah (689 nm). Reaksi ini akan menyebabkan trombosis setempat pada
pembuluh darah baru. Terapi ini dapat diulangi setiap 3 bulan sesuai
kebutuhan.
2.10 Prognosis
ditentukan dengan menilai kelainan retina pada tiap mata yang berdasarkan skala
sebagai berikut:
16
- Terdapat 1 atau lebih drusen besar (>125 flm) (1 poin)
flm) (1 poin)
adalah 0,5%, 3%, 12%, 25% dan 50% secara berurutan sesuai nilai kumulatifnya
17
BAB III
KESIMPULAN
AMD merupakan degenerasi makula yang timbul pada usia lebih dari 50
18
DAFTAR PUSTAKA
2. Ilyas S dan Yulianti S,R.2015. Ilmu Penyakit Mata.FKUI. Jakarta. 2015. Edisi
Kelima.
3. Vaughan dan Asbury. 2016. Oftalmologi Umum. EGC. Jakarta. Edisi 17.
5. Pedoman Diagnosis dan Terapi. SMF Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. 2006. Dr
Soetomo Surabaya.
19
8. Ilyas, Sidarta 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia jakarta. Hal: 181
20