Schizophreniform (Provicial)
Pembimbing:
Disusun oleh:
0
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. RN
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 43 tahun
Pendidikan : SMK
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Alamat : Hang Lekir 1/8 Gelora Tn. Abang, Jakarta Pusat
No. RM : 0016-88-77
Tanggal masuk RS : 30 November 2016
Tanggal keluar RS : 2 Desember 2016
A. Keluhan Utama
Mendengar suara-suara bisikan sejak 4 minggu SMRS.
1
Selain itu, apabila pasien sedang sholat atau mengaji, suara bisikan
tersebut muncul kembali untuk menyuruh pasien meninggalkan sholat atau
mengaji nya seperti sudah..ga usah sholat, tinggalin aja ngajinya dan
pasien juga merasa badannya panas bila mengaji. Sejak itu pasien tidak
mau sholat dan mengaji lagi, padahal menurutnya sebelum kejadian ini
pasien rajin melaksanakan sholat dan mengaji.
Pasien juga sesekali melihat bayangan putih yang melintas cepat di
depan matanya, sebelum terdengar suara bisikan.
Pasien juga tidak mau bekerja lantaran merasa lemas karena
kurang tidur dan malas karena urusan kantornya. Pasien mengaku akhir-
akhir ini pasien merasa kepikiran dan menjadi stres di kantor sehingga
tidak dapat fokus bekerja. Pasien mendapat pekerjaan di bidang baru dan
belum mengerti sepenuhnya, selain itu terkadang juga mendapat sindiran
dari teman kerjanya sehingga pasien merasa malu.
Pasien juga memikirkan masalah hutangnya di kepengurusan
arisan sekitar rumahnya. Pasien mengaku sekarang menjadi lebih pendiam,
malas bersosialisasi dengan lingkungan kantor atau tetangga sekitar
rumah. Pasien sehari-hari hanya berada di dalam rumah dan tidak mau
bertemu siapapun kecuali keluarganya.
Alloanamnesis
Istri pasien mengatakan pasien menjadi tidak bisa tidur sejak 4
minggu SMRS. Pasien sering terbangun dini hari, lalu berjalan mondar-
mandir dan berbicara sendiri dengan mengulang kata seperti malu..malu,
ga bisa..ga bisa, ini dunia..ini dunia. Setiap pasien terbangun, pasien
juga selalu membangunkan istrinya. Pasien juga masih dapat nyambung
dalam berbicara dengan orang sekitarnya.
Istri pasien mengatakan pasien menjadi tidak mau bekerja, tidak
mau mandi ataupun sikat gigi, dan tidak mau berbicara kepada orang lain
selain keluarganya yang ada di rumah. Istri pasien mempercayai bahwa
perubahan yang terjadi pada pasien terkait hubungannya dengan hal mistis.
2
Istri pasien mengaku pasien telah diikuti setan, semenjak pohon mangga di
dekat rumah pasien ditebang.
Setelah itu, istri dan ibu kandung pasien membawanya untuk di
ruqiyah. Lalu ustadz mengatakan bahwa pasien memang diikuti oleh setan
sehingga perilakunya berubah seperti sekarang. Namun setelah ruqiyah, istri
dan pasien sendiri merasa tidak ada perbaikan.
Istri pasien mengatakan pasien tidak mau sholat atau mengaji. Bila
diajak untuk sholat pasien menjawab kafir..saya kafir dan bila istri pasien
sedang mengaji, pasien menyuruh istrinya untuk berhenti karena merasa
panas. Menurut istrinya, sebelumnya pasien rajin sholat.
Pasien juga pernah terlihat seperti ingin mencekik dirinya sendiri,
selain itu pasien juga pernah mencari pisau dan tali tambang di dalam
rumahnya. Saat pasien memegang tali tambang, pasien berkata saya
mending mati aja.. mau mati.. putus asa. Istri pasien juga mengaku bahwa
saat tidur pasien pernah mencoba mencekik dirinya, namun istri pasien
berhasil menghindar.
Pasien menjadi tidak mau bekerja dan bersosialisasi. Padahal
pasien cukup dikenal sebagai karakter yang mudah bergaul dan suka
bercanda. Namun sekarang pasien tidak mau bertemu siapapun kecuali
keluarganya.
Pasien pernah diberikan obat penenang oleh teman kerjanya yang
juga dokter gigi. Namun pasien merasa tidak membaik. Akhirnya pasien
diberikan risperidone drop oleh istrinya (dari teman kerja tersebut) tanpa
sepengetahuan pasien. Istri pasien mengatakan bahwa obat tersebut untuk
sariawan. Namun setelah itu, masih belum ada perbaikan. Akhirnya pasien
dibawa ke RS tanpa memberitahu pasien. Sesampainya di RS, pasien
memberontak ingin pulang karena merasa tidak sakit.
3
Pasien dan keluarga mengaku belum pernah mengalami gangguan di bidang
psikiatri sebelumya. Ini merupakan kali pertama pasien mengalami
gangguan.
2. Riwayat gangguan medis umum
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang memerlukan konsumsi obat
secara terus menerus.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
Pasien tidak konsumsi alkohol ataupun zat psikoaktif.
Riwayat pekerjaan
4
Bekerja menjadi staff karyawan di Yayasan Moestopo sejak 15-20 tahun
yang lalu. Awalnya pasien bekerja menjadi cleaning service dan lama kelamaan
naik pangkat hingga sekarang. Akhir-akhir ini pasien mengalami kesulitan dalam
pekerjaannya dan juga merasa kurang nyaman dengan beberapa teman kantor
yang menyindirnya.
Riwayat perkawinan
Pasien telah menikah dan memiliki satu orang anak laki-laki berumur
delapan belas tahun. Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
Aktifitas sosial
Pasien masih mau berkomunikasi dengan keluarga di rumah. Namun
pasien tidak mau bersosialisasi dengan tetangga atau temannya. Pasien menjadi
lebih pendiam dan sering di rumah. Pasien hanya bicara seperlunya saja bila ada
tamu yang datang ke rumah.
Riwayat pelanggaran hukum
Pasien belum pernah melakukan tindakan yang melanggar hukum selama
ini.
Riwayat situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal bersama ibu kandung, istri dan seorang anaknya.
Riwayat keluarga
Keterangan:
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, ayah pasien sudah meninggal.
Saat ini pasien tinggal bersama ibu kandung, istri dan seorang anaknya. Kakak
5
pasien dan keluarganya tinggal tidak jauh dengan rumah pasien. Hubungan pasien
dan keluarganya baik. Menurut istri dan ibu pasien, tidak ada yang mengalami
gangguan kejiwaan baik orangtua ataupun saudara kandungnya.
6
- Taraf dapat di empati: Tidak dapat diraba rasakan
E. Gangguan Persepsi
- Halusinasi: Terdapat halusinasi auditorik dan visual. Pasien mendengar
suara bisikan dan sesekali melihat bayangan putih melintas.
- Ilusi: Tidak ada
- Depersonalisasi: Tidak ada
- Derealisasi: Tidak ada
F. Proses Berpikir
1. Arus pikir
- Produktivitas: Cukup, pasien menjawab pertanyaan pemeriksa
- Kontinuitas: Pembicaraan spontan dan lancar.
- Hendaya berbahasa: Tidak ada
2. Isi pikir
- Preokupasi: Tidak ada
- Waham: Tidak ada
G. Pengendalian Impuls
Pasien tidak bisa mengendalikan impulsnya. Pasien tidak ingin berada di
RS dan ingin pulang saja sehingga pasien memberontak.
H. Daya Nilai
- Norma sosial: Baik.
- Uji daya nilai: Tidak terganggu
- Daya realita: Terganggu, dibuktikan dengan adanya halusinasi visual
dan auditorik.
I. Tilikan
Derajat 2.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Terganggu, dibuktikan dengan adanya halusinasi visual dan auditorik.
7
B. Pembicaraan
Pasien berbicara lancar produktivitas kata-kata yang dikeluarkan cukup.
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
- Taraf pendidikan formal: SMK
- Daya konsentrasi: Tidak mudah teralihkan
- Orientasi (waktu, tempat, orang): Baik. Pasien mengetahui tanggal,
bulan, tahun saat ini. Pasien mengetahui sekarang Ia sedang dimana dan ke
dokter diantar dengan siapa.
- Daya ingat (segera, jangka pendek, jangka panjang): Tidak terganggu
- Pikiran abstrak: Baik
8
IV. Pemeriksaan Diagnostik
Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Cukup
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Mata dan THT : Dalam batas normal
Mulut dan Gigi : Dalam batas normal
Thoraks : Cor / Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Gerakan +/+, kekuatan otot 5/5
Status Neurologis
GCS : E4V5M6
Gejala rangsang selaput otak : Tidak dilakukan
Motorik : Baik
Sensorik : Baik
V. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
9
3. Durasi
Pasien mengalami gangguan kurang lebih sudah sejak 4 minggu yang lalu.
4. Bukan merupakan gangguan mood atau skizoafektif
Pada pasien tidak terdapat gangguan depresi berat ataupun manik, ataupun
campuran keduanya.
5. Bukan merupakan akibat langsung dari penggunaan zat-zat tertentu
ataupun suatu kondisi medis umum
Gejala yang dialami pasien bukan merupakan akibat langsung dari
penggunaan zat-zat tertentu ataupun suatu kondisi medis umum. Selain itu,
kondisi kesehatan pasien juga baik, tidak terdapat penyakit sistemik.
6. Tidak ada riwayat gangguan perkembangan pervasif
Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik, secara normal, sesuai
dengan usia.
VII. Diagnosis
Schizophreniform Disorder (provicial)
10
atau pada temannya karena pasien jarang keluar rumah, dan pasien sudah tidak
mau bekerja.
IX. Prognosis
Dubia ad malam
X. Penatalaksanaan
1. Psikofarmaka
Inj. Haloperidol 5 mg + inj. Diazepam 10 mg (i.m) (bila perlu)
Risperidone 2x2 mg/hari (per oral)
2. Psikoterapi
a. Terapi individual
- Menciptakan suasana yang nyaman sehingga pasien merasa bahwa sesi
psikoterapi adalah tempat yang aman dimana pasien mendapat perhatian dan
kepedulian terapis dan merasa diterima meskipun orang lain tidak dapat menerima
mereka.
b. Terapi keluarga
- Peran keluarga dalam perawatan pasien
- Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien mengenai kondisi
yang dialami pasien, kemungkinan penyebab serta terapi yang harus dilakukan
sehingga bisa menerima dan memahami keadaan pasien, serta mendukung proses
penyembuhannya dan mencegah kekambuhan
XI. Saran
11
Edukasi pasien untuk kontrol ke poli psikiatri dan patuh dalam meminum obat
Dukungan penuh dari keluarga dalam proses penyembuhan pasien
(PANSS-EC)
12
Identitas Pasien
Nama : Tn. RN
Umur : 43 tahun
1 P4 Gaduh gelisah 5
2 P7 Permusuhan 7
3 G4 Ketegangan 5
4 G8 Ketidakkooperatifan 4
Total 27
Catatan: kondisi akut dinyatakan teratasi apabila skor masing masing komponen
kurang dari 3
6 7 : Berat
13