BAB 10 Hukum Lingkungan
BAB 10 Hukum Lingkungan
Sumber :
Indonesian Center for Environmental Law
PERTUMBUHAN SUSTAINABLE
EKONOMI DEVELOPMENT
(Economic Growth) (Pertumbuhan + Sustainability)
GG
KEMAMPUAN MELAKUKAN CHECK
& BALANCE DI ANTARA 3 ELEMEN
GSDG
NEGARA
BANGSA
Eksekutif
Legislatif
Judikatif
MASYARAKAT
GOOD SUSTAINABLE DUNIA USAHA WARGA
Perbankan Akademisi
DEVELOPMENT Koperasi Wartawan
BUMN Tokoh masyarakat
GOVERNANCE BUMD Pengamat
Private corporation LSM
Masyarakat sadar politik
1
KOMPONEN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
INTERDEPENDENSI DAN
SALING MEMPERKUAT
Pembangunan ekonomi
Pembangunan sosial
Pengentasan kemiskinan
INTERDEPENDENSI
GOOD GOVERNANCE
2
KETERKAITAN ANTARA PARADIGMA
PEMBANGUNAN, KEBIJAKAN DAN PRAKTEK
PENEGAKAN HUKUM
DEVELOPMENT
PARADIGM
5 5
6 6
3
KERANGKA KERJA HUKUM LINGKUNGAN
NASIONAL
Constitution
7 7
4
Pengakuan Strict Liability dalam aspek keperdataan
untuk kegiatan tertentu
Pengakuan NGOs Legal Standing
Pengakuan Class Actions
Keberadaan PPNS Lingkungan
Pengakuan Tindak Pidana & Pertanggungjawaban
Korporasi
9 9
10
5
Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
Terintegrasi
Unsur unsur utama dalam Unsur Eksternal
pengelolaan lingkungan: Kepemimpinan & kemauan
One Roof Enforcement System politik yang kuat
(ORES) (pengarusutamaan GSDG dalam
Greening the bench (i.e Ad-Hoc pengambilan keputusan politik )
Judges) Reformasi institusional didalam
First and second line birokrasi dan institsui
enforcement (back up system) penegakan hukum (sapu yang
bersih untuk membersihkan
Optimalisasi penggunaan Ijin lantai yang kotor)
sebagai alat pencegahan
pencemaran Pengembangan kontrol publik
Institusi pengelolaan
lingkungan hidup yang kuat
(national and regional)
Program Penaatan Sukarela
Environmental dedicated fund
Sistem Pengaduan Masyarakat
11
PENGADILAN
(3 opsi)
12
6
ENFORCEMENT SATU ATAP
One Action Under One policy
Memudahkan pembinaan integritas & kualitas
Tugas dan Pekerjaan lebih terkonsentrasi sehingga
MANFAAT
lebih fokus, piawai, dan trampil
Memudahkan perencanaan dan koordinasi
Penggunaan anggaran tidak tercerai berai
Memudahkan kontrol publik
LANGKAH-LANGKAH
1. MOU antara Men-LH, Jagung dan Kapolri tentang satu atap
2. Mengembangkan sistem rekrutmen bagi penyidik & jaksa
sebagai penegak hukum satu atap
3. Membangun landasan hukum bagi penegakan hukum satu
atap dalam peraturan perundang-undangan LH/SDA yang
sedang disusun atau direvisi
13
7
Pembenahan
integritas
Strong dan kualitas
Institusi Peradilan,
Political will Kejaksaan,
& Program Kepolisian dan
Leadership Penaatan Institusi PLH
Sukarela
Simplifikasi
Pemrosesan Perizinan &
Dumas & Pengembalia
PSLH n sbg alat
pengawasan
INTEGRATED
ENFORCEMENT &
Greening
COMPLIANCE PLHInstitusi
Pusat-
the Bench SYSTEM Daerah
yang kuat
Publik
(3 pilar governance
& hak-hak prosedural)
16 16
8
KERANGKA HUKUM LINGKUNGAN NASIONAL
MASA DEPAN HARUS MERESPON
(SETIDAKNYA) 6 PERTIMBANGAN
17 17
18 18
9
KERANGKA HUKUM LINGKUNGAN NASIONAL
(GEL) MASA DEPAN HARUS
MENGINTEGRASIKAN
PRINSIP--PRINSIP HUKUM
PRINSIP
10
B. Ukuran Pelaksanaan
Penilaian sebelum aktivitas dilaksanakan (AMDAL
AMDAL,,
Penilaian Resiko,
Resiko, Evaluasi lingkungan strategis )
Ukuran Ketaatan
Insentif ekonomi
Atur dan awasi (penegakan/enforcement)
Administratif
Perdata
Pidana
Pengaturan pada tingkat institusi (Satu atap)
Kekuatan penegakan yang terdesentralisir dengan
dukungan (back up) yang kuat
21 21
C. Penyelesaian Sengketa
Antar negara
Antar departemen
Antar provinsi
Antar distrik/Antar kota
Antar komunitas
D. Dana Lingkungan
22 22
11
METODE PENYELESAIAN PERKARA
LINGKUNGAN
PENCEMARAN/KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
PENYELESAIAN
PENEGAKAN HKM SENGKETA SANKSI
PERTNGGJWBN PERTNGGJWBN PERDATA
PIDANA PERDATA (HAK GUGAT)
LH DI LUAR ADMINISTRASI
Pasal 38 UULH PENGADILAN Pasal 25 UULH
Pasal 31, 33 UULH
GUGATAN
SENGAJA KELALAIAN PRWKLN
Pasal 41,43 UULH Pasal 42, 44 UULH KELOMPOK
Pasal 37(1) UULH
TNGGJWB
PERTNGGJWBN
BERDSRKN
MUTLAK
KESALAHAN
Pasal 35 UULH
Pasal 34 UULH
Beberapa Pengertian
Pengertian::
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup,
hidup, zat
zat,, energi,
energi, dan
dan//atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungi sesuai dengan peruntukannya
peruntukannya. .
Baku mutu lingkungan adalah adalah,, ukuran batas atau kadar makhluk
hidup,, zat
hidup zat,, energi atau komponen yang ada atau harus ada dandan//atau
unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber
daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup
12
Ketentuan Pidana
Ketentuan Pidana dalam perkara lingkungan hidup ditentukan dengan
memperhatikan niat batin seseorang (mens rea atau mental elements)
yang sering disebut sebagai kesalahan si pelaku (schuld-verband). Niat
batin seseorang di dalam pertanggungjawaban pidana di dalam hukum
lingkungan dibedakan atas kesengajaan dan kelalaian.
13
JALUR HUKUM PERDATA
GUGATAN ATAS PERKARA LINGKUNGAN HIDUP DAPAT
DILAKUKAN OLEH:
14
Selain ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Kitab
Undang--Undang Hukum Pidana dan Undang-
Undang Undang-undang ini
ini,,
terhadap pelaku tindak pidana lingkungan hidup dapat pula
dikenakan tindakan tata tertib berupa:
berupa:
15
Penerapan Sanksi administrasi dapat berupa upaya paksa
pemerintah yang berupa segala tindakan tertentu bagi para pelaku
usaha untuk mencegah dan mengakhiri terjadinya pelanggaran
lingkungan,, menanggulangi akibat yang ditimbulkan oleh suatu
lingkungan
pelanggaran,, pemulihan lingkungan kepada keadaan semula atas
pelanggaran
biaya pelaku usaha
(Berupa paksaan pemerintah,
pemerintah, uang paksa,
paksa, penutupan tempat
usaha,, penghentian kegiatan mesin perusahaan,
usaha perusahaan, dan pencabutan
izin))
izin
16
Terimakasih
33
17