Anda di halaman 1dari 89

PEMERINTAH DAERAH

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA)
TAHUN 2012 - 2017

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
JUNI 2013

1
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah


SWT atas Rahmat-Nya sehingga Renstra DPPKA DIY Periode
2012-2017 dapat tersusun, sesuai dengan waktunya.
Renstra ini disusun untuk menentukan arah, tujuan
dan masa depan yang hendak dicapai sesuai tugas pokok
dan fungsi serta visi dan misi DPPKA DIY yang
memfokuskan pada optimalisasi kinerja Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset menuju good governance.
Secara konsisten diharapkan pelaksanaan pemerintahan
lebih berhasil guna, dan berdaya guna, bersih dan
bertanggungjawab, sejalan dengan tujuan yang hendak
dicapai dan sebagai bentuk upaya tranparasi terhadap
pelayanan publik.
Rencana Strategis bertujuan untuk menterjemahkan
visi dan misi kepala daerah ke dalam tujuan dan sasaran
yang akan dicapai selama tahun 2012-2017, yang disertai
dengan program prioritas Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun
pedoman yang dipakai adalah RPJMD DIY Tahun 2012-2017.
Renstra ini berisi perumusan strategi dan kebijakan
untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis dalam bentuk
program dan kegiatan beserta kerangka pendanaannya
selama tahun 2012- 2017.
Renstra ini terdiri dari Pendahuluan, Gambaran
Pelayanan, Isu - Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran, Strategi dan Kebijakan, Rencana Program dan
Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif. Dengan disusunnya Renstra ini dapat
digunakan sebagai acuan bagi peningkatan kualitas
kinerja, mengantisipasi permasalahan dan hambatan serta
mencari solusi terbaik guna menjawab dinamika dan
perkembangan keuangan baik target dan realisasinya.
Akhirnya semoga Renstra ini dapat bermanfaat
sebagai pijakan dalam pelaksanaan tugas membangun daerah
yang lebih maju.

Yogyakarta, Juni 2013


Kepala,

Drs Bambang Wisnu Handoyo


NIP.19601003 198803 1 006

2
DAFTAR ISI

Halaman judul......................................... i
Kata Pengantar....................................... ii
Daftar Isi ..........................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................1
1.2 LANDASAN HUKUM ...........................4
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN.........................6
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN.....................6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN,


PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
2.1 TUGAS,FUNGSI & STRUKTUR ORGANISASI SKPD...7
2.2 SUMBER DAYA .............................11
2.3 KINERJA PELAYANAN SKPD...................14
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN
PELAYANAN SKPD ......................... 22

BAB III ISU - ISU STRATEGIS


3.1 INDEKTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS
DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD ...............24
3.2 TELAAH VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH
TAHUN 2012-2017..........................41
3.3 TELAAH RENSTRA KEMENTRIAN/LEMBAGA DAN
RENSTRA SKPD TERKAIT ....................43
3.4 TELAAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH
DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS................................43
3.5 PENENTUAN ISU - ISU STRATEGIS.............44

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN
4.1 VISI DAN VISI SKPD........................45
4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SKPD ..47
4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD ..............50

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,


KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF......64

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD .......................80

LAMPIRAN
RENCANA STRATEJIK DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2017

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang


Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta telah
ditetapkan, maka status Keistimewaan Yogyakarta
diakui secara lebih jelas, lebih formal, dan lebih
utuh. Berdasarkan Undang undang Nomor 13 Tahun 2012
Pasal 7 ayat 2 , DIY memiliki kewenangan dalam urusan
Keistimewaan yang mencakup: (a) tatacara pengisian
jabatan, kedudukan, tugas, dan kewenangan Gubernur
dan Wakil Gubernur, (b) kelembagaan Pemerintah Daerah
DIY, (c) kebudayaan, (d) pertanahan, dan (e) tata
ruang.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah mengamanatkan kepada daerah untuk menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Dokumen RPJMD merupakan penjabaran visi, misi, dan
program kepala daerah yang berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta
memperhatikan RPJM Nasional.

Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah


Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta bersama para
pemangku kepentingan sesuai peran dan kewenangan
masing-masing, menyusun RPJMD Tahun 2012-2017 yang
merupakan dokumen perencanaan lima tahunan daerah;

4
yang memuat strategi, arah kebijakan, dan program
pembangunan daerah berdasarkan kondisi dan potensi
daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan semangat
keistimewaan di dalamnya.

Mengacu pada Dokumen Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017, Satuan Kerja
Perangkat Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta menyusun
Rencana Strategis Tahun 2012-2017.
Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset merupakan dokumen perencanaan yang
menggambarkan arah dan pengembangan unit kerja dan
program pelayanan publik yang bersifat strategis
dalam jangkauan perubahan kedepan dalam suatu
kerangka kerja pembangunan komprehensif dan
sistematis untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat.
Adapun fungsi dari Rencana Strategis ini
adalah untuk mengklarifikasikan secara eksplisit visi
dan misi Kepala Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), kemudian menterjemahkan
secara strategis sistematis dan terpadu kedalam
tujuan, strategi, kebijakan dan program prioritas
Satuan Kerja Perangkat Daerah serta tolok ukur
pencapaiannya.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset melalui proses yang
transparan, demokratis, partisipatif.

5
Alur Pikir Renstra
Gambar G.1.C.1

RPJPD DIY
VISI : Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara
dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera

MISI : Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang handal.

2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai
budaya secara berkesinambungan.

3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif.

4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan,
kemandirian, dan kesejahteraan rakyat.

RPJMD DIY Tahun 2012-2017

Visi :Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera
Menyongsong Peradaban Baru

Misi: 1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan

2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik


FAKTOR EKSTERNAL
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah

1. Perkembangan perekonomian global;


2. Perkembangan Teknologi Informasi;
3. Peraturan tentang Pengelolaan Keuangan
DPPKA DIY
sering berubah ;
VISI :
4. Kesadaran dan kondisi pada Wajib Pajak.
TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
ASET TERBAIK SE INDONESIA
MISI :
1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan
pendapatan daerah
2. Mengembangkan kapasitas pengelolaan
Keuangan Daerah
3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja 1. Potensi pendapatan pajak, retribusi, lain2 PAD
yang sah
BUMD
2. Kapasitas pengelolaan keuangan dan aset
4. Mengoptimalkam pengelolaan aset daerah
3. Kinerja BUMD
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
4. Optimalisasi aset
6. Meningkatkan profesionalisme SDM
5. Pelayanan publik
6. Kompetensi SDM

FAKTOR INTERNAL

6
1.2 LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa
Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 827);Perubahan Undang-
Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955
Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 827);
2. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
5. Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025;
7. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

7
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 5 Tahun2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 Nomor 3 Seri E),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta Nomor
3 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa I 6
Yogyakarta Nomor 5 Tahun2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 3);
14. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007 Nomor 4) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun2007 tentang
Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 11);
15. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007
Nomor 7);
16. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 2);

8
17. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 6 Tahun 2013 tanggal 30 April 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2012 2017 Daerah
Istimewa Yogyakarta.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud

Rencana Strategis Dinas Pendapatan,


Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2012-2017 adalah dokumen
perencanaan SKPD untuk periode lima tahun kedepan
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan dan
sasaran bagi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012-2017, yang
harus dilaksanakan secara terpadu, sinergis,
harmonis dan berkesinambungan.

1.3.2 Tujuan

Rencana Strategis DPPKA Daerah Istimewa


Yogyakarta Tahun 2012-2017 disusun dengan tujuan
sebagai berikut:

a. Menterjemahkan visi dan misi kepala daerah ke


dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai
selama tahun 2012-2017, yang disertai dengan
program prioritas Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan berpedoman pada RPJMD 2012-2017;

b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan


sasaran strategis dalam bentuk program dan
kegiatan beserta kerangka pendanaannya selama
tahun 2012- 2017.

c. Membantu dalam melakukan evaluasi kinerja Dinas


Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
periode Renstra yang lalu.

9
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I PENDAHULUAN
Bab II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN,
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
BAB III ISU ISU STRATEGIS
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI
DAN KEBIJAKAN
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD

10
BAB II

GAMBARAN PELAYANAN
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1.1 Tugas dan Fungsi

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan


Aset Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 12
Desember 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset sebelumnya adalah gabungan dari Bagian
Perlengkapan Biro Umum dan Badan Pengelola Keuangan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2008 tentang Rincian
Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset dan Unit Pelaksana Teknis Dinas
pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai
tugas : melaksanakan pengelolaan anggaran
pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan
administrasi keuangan daerah serta menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, akuntansi dan pengelolaan
barang daerah.
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana
tersebut diatas, DPPKA mempunyai fungsi :

11
1. Penyusunan program dibidang pengelolaan
anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas
daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah,
akuntansi dan pengelolaan barang daerah;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang
pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran
belanja, kas daerah, pembinaan administrasi
keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan
barang daerah;
3. Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah;
4. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah;
5. Pengelolaan kas daerah;
6. Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan
daerah;
7. Penyelenggaran akuntansi dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
8. Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
10. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program
dinas.
11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya;

2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan,


Pengelolaan Keuangan dan Aset terdiri dari
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat Dinas;
3. Bidang Anggaran Pendapatan;
4. Bidang Anggaran Belanja;
5. Bidang Pengelolaan Kas Daerah;

12
6. Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah;
7. Bidang Akuntansi;
8. Bidang Pengelolaan Barang Daerah;
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
10. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dengan cakupan wilayah operasional seluas


3.185,80 km yang terbagi dalam 4 kabupaten dan 1
kota, 78 kecamatan, serta 438 desa dan kelurahan,
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 5 Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), 2 Samsat Pembantu,
yang mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional
pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan
lain-lain.

Adapun Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)


yang dimiliki Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut :

1. Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kota


Yogyakarta;
2. Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten
Bantul;
3. Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten
Kulonprogo;
4. Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten
Gunungkidul;
5. Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten
Sleman.

Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan,


Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sesuai Gambar
dibawah :

13
Gambar G.II.C.2

Struktur Organisasi DPPKA DIY

LAMPIRAN:

DINAS PENDAPATAN, PERATURAN DAERAH DIY


PENGELOLAAN KEUANGAN KEPALA DINAS NOMOR: 06 Tahun 2008
TANGGAl: 15 Agustus 2008
DAN ASET
SEKRETARIAT

KELOMPOK JABATAN
SUBBAGIAN
FUNGSIONAL SUBBAGIAN SUBBAGIAN DATA DAN
UMUM PROGRAM TEKNOLOGI
INFORMASI

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


ANGGARAN ANGGARAN PENGELOLAAN BINA ADMINISTRASI
ADMINISTRASI BIDANG PENGELOLAAN UPT
PENDAPATAN BELANJA KAS DAERAH BARANG DAERAH
KEUANGAN AKUNTANSI D
DAERAH

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN BINA APBD DAN PEMERINTAHAN ADMINISTRASI
PAJAK DAERAH PERHITUNGAN BARANG DAERAH

KAB/KOTA SEKSI
SEKSI RETRIBUSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
KESEJAHTERAAN
DAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN BINA PENDAYAGUNAAN
RAKYAT
PENDAPATAN RAKYAT RAKYAT PENGELOLAAN BARANG DAERAH
LAIN-LAIN KEUANGAN
SEKSI
SEKSI SEKSI
FISIK, SARPRAS SEKSI
SEKSI FISIK, SARPRAS FISIK, SARPRAS SEKSI
MONITORING DAN
PERIMBANGAN ADMINISTRASI
EVALUASI
KEUANGAN DANA
DAERAH NON APBD SEKSI
SEKSI SEKSI
PEREKONOMIAN
PEREKONOMIAN PEREKONOMIAN

Gambar G.II.C.3

Struktur Organisas
KPPD Kabupaten/ Kota

Kepala Kantor

Kasubbag Kasi Pendaftaran Kasi Pembukuan


Tata Usaha dan Penetapan dan Penagihan

14
2.2. SUMBER DAYA

2.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Adapun Sumberdaya Manusia Dinas Pendapatan,


Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa
Yogyakarta per Maret 2013 sebanyak 261 orang dengan
perincian sebagai berikut :

1.1 Jumlah pegawai PNS berdasarkan Jenis Kelamin


1.1.1 Laki-laki : 171 orang
1.1.2 Perempuan : 90 orang

1.2 Jumlah pegawai berdasarkan Jenjang Pendidikan


1.2.1 Sarjana Strata 2 : 21 orang
1.2.2 Sarjana Strata 1 :104 orang
1.2.3 Sarjana Muda/Diploma: 15 orang
1.2.4 Sekolah Lanjutan Atas :106 orang
1.2.5 Sekolah Lanjutan Pertama : 10 orang
1.2.6 Sekolah Dasar : 5 orang

1.3 Jumlah pegawai berdasarkan Golongan


1.3.1 Golongan IV/c : 1 orang
1.3.2 Golongan IV/b : 7 orang
1.3.3 Golongan IV/a : 9 orang
1.3.4 Golongan III/d : 45 orang
1.3.5 Golongan III/c : 29 orang
1.3.6 Golongan III/b : 88 orang
1.3.7 Golongan III/a : 40 orang
1.3.8 Golongan II/d : 13 orang
1.3.9 Golongan II/c : 2 orang
1.3.10 Golongan II/b : 12 orang
1.3.11 Golongan II/a : 3 orang
1.3.12 Golongan I/d : 4 orang
1.3.13 Golongan I/c : 3 orang
1.3.14 Golongan I/b : 2 orang
1.3.15 Golongan I/a : 3 orang

1.4 Jumlah pegawai per bidang/sekretariat


1.4.1 Sekretariat : 30 orang
1.4.2 Bidang Anggaran Pendapatan :15 orang
1.4.3 Bidang Anggaran Belanja : 22 orang

15
1.4.4 Bidang Akuntansi : 18 orang
1.4.5 Bidang Pengelolaan Kasda : 20 orang
1.4.6 Bidang BAKD : 15 orang
1.4.7 Bidang Pengelolaan Aset : 20 orang

1.5 Jumlah pegawai Per KPPD


1.5.1 KPPD Kota Yogyakarta : 27 orang
1.5.2 KPPD Bantul : 25 orang
1.5.3 KPPD Kulonprogo : 18 orang
1.5.4 KPPD Gunungkidul : 18 orang
1.5.5 KPPD Sleman : 33 orang

Tabel T.II.C.1

Rekapitulasi Jumlah Pegawai


DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta
Per 31 Maret 2013
LAKI-LAKI PEREMPUAN
GOL JML JML.TOTAL
S2 S1 D3/SM SLTA SLTP SD JML S2 S1 D3/SM SLTA SLTP SD
IV/e 0 0 0
IV/d 0 0 0
IV/c 1 1 0 1
IV/b 2 4 6 1 1 7
IV/a 6 2 8 1 1 9
JML.GOLIV 8 7 0 0 0 0 15 1 1 0 0 0 0 2 17

III/d 3 24 27 4 14 18 45
III/c 2 12 6 20 5 3 1 9 29
III/b 11 42 53 3 6 2 24 35 88
III/a 11 1 8 20 13 3 4 20 40
JML.GOL.III 5 58 7 50 120 7 38 8 29 0 0 82 202

II/d 8 8 5 5 13
II/c 1 1 2 0 2
II/b 12 12 0 12
II/a 1 2 3 0 3
JML.GOL.II 0 0 0 21 2 2 25 0 0 0 5 0 0 5 30

I/d 4 4 0 4
I/c 3 3 0 3
I/b 2 2 0 2
I/a 2 2 1 1 3
JML.GOL.I 0 0 0 0 9 2 11 0 0 0 0 0 1 1 12
JML.TOTAL 13 65 7 71 11 4 171 8 39 8 34 0 1 90 261
Sumber : DPPKA data diolah

16
2.2.2 SARANA DAN PRASARANA

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset


menempati Kantor di Unit III dan IV Komplek
Kepatihan serta Jalan Tentara Pelajar 15
Yogyakarta.

Unit III digunakan untuk ruang kerja Sekretariat


di Lantai 1, bidang Bina Administrasi Keuangan
Daerah lantai 2, Bidang Akuntansi di Lantai 3.

Untuk Unit IV ditempati oleh bidang Anggaran


Belanja untuk Lantai 1, Unit IV lantai 2
ditempati bidang Pengelolaan Kas Daerah, Lantai
3 ditempati bidang Pengelolaan Barang Daerah.

Bidang Anggaran Pendapatan menempati Kantor di


Jalan Tentara Pelajar No.5 Yogyakarta.

Tabel T.II.C.2
Sarana dan Prasarana

LOKASI LANTAI BIDANG/SEKSI


1 2 3
Jl. Tentara I Aula Bidang Pendapatan
Pelajar Yka
II Bidang Anggaran Pendapatan :
- Kepala Bidang
- Seksi Pajak Daerah
- Seksi Retribusi dan PLL
- Seksi Dana Perimbangan
Unit III I Sekretariat :
- Kepala Dinas
- Sekretaris
- Subbag Umum
- Subbag Program
- Subbag Data dan TI

II Bidang BAKD :
- Kepala Bidang
- Seksi APBD & Perhitungan
Kab/Kota
- Seksi Bina Pengelolaan
Keuangan
- Seksi Administrasi dana Non
APBD

17
LOKASI LANTAI BIDANG/SEKSI
1 2 3
III Bidang Akuntansi
- Kepala Bidang
- Seksi pemerintahan
- Seksi Perekonomian
- Seksi Kesra
- Seksi Fisik dan Sarpras
Unit IV I Bidang Anggaran Belanja
- Kepala Bidang
- Seksi pemerintahan
- Seksi Perekonomian
- Seksi Kesra
- Seksi Fisik dan Sarpras
II Bidang Pengelolaan Kas Daerah
- Kepala Bidang
- Seksi pemerintahan
- Seksi Perekonomian
- Seksi Kesra
- Seksi Fisik dan Sarpras
III Bidang Pengelolaan Barang Daerah
- Seksi Administrasi Barang
Daerah
- Seksi Pendayagunaan Barang
Daerah
- Seksi Monitoring dan Evaluasi

Jalan Tentara - KPPD DIY di Kota Yogyakarta


Pelajar 15 Yka
Jalan Badegan - KPPD DIY di Bantul
Bantul
Jalan Bayangkara, - KPPD DIY di Kulonprogo
Terbah, Wates
Kulonprogo
Jalan Ki Hajar - KPPD DIY di Gunungkidul
Dewantoro,
Wonosari,
Gunungkidul
Jl. Magelang KM. - KPPD DIY di Sleman
13 Krapyak
Triharjo Sleman
Sumber : DPKA 2012

Pengembangan dan peningkatan sarana dan


prasarana Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta terus dilakukan
untuk mendukung kelancaran dan optimalnya pelayanan
dalam satu atap .
Untuk meningkatkan dan memudahkan pelayanan
kepada masyarakat wajib pajak dalam membayar pajak
kendaraan bermotor, retribusi maupun pajak air
permukaan telah dibangun gedung baru untuk Samsat
Pembantu Sleman di Jalan Solo, Maguwoharjo dan
Samsat Pembantu Bantul di Jalan Parangtritis Sewon
Bantul.

18
Selain itu juga dibuka dan beroperasi Samsat
Payment Point pada 6 lokasi yaitu Kantor Kas Bank
BPD Giwangan, Kantor Cabang Pembantu Bank BPD
Piyungan, Nanggulan, Karangmojo, Kalasan dan
Godean. Samsat Corner di Plza Mall Ambarukmo,
Samsat Drive Thru di Sewon.

Dalam rangka mendukung kelancaran tugas dan


operasional pelayanan untuk 6 bidang dan
Sekretariat maupun 5 KPPD, telah dilengkapi
peralatan dan perlengkapan kerja terdiri dari :
kendaraan roda 6 untuk Bus Satling sebanyak 1 unit,
kendaraan roda 4 berbagai merk 27 unit, kendaraan
roda 2 berbagai merk sebanyak 30 unit, komputer PC
berbagai merk dan type sebanyak 227 buah, Note Book
/ Laptop sebanyak 83 buah, UPS berbagai type
sebanyak 99 buah, Server sebanyak 45 unit, printer
berbagai merk sebanyak 310 unit, Scanner sebanyak 8
unit, Dump Terminal sebanyak 14 unit, Air
Conditioning sebanyak 165 buah, pesawat telepon
sebanyak 39 unit, LCD OHP sebanyak 11 unit, LCD
Proyektor sebanyak 11 unit, LCD Monitor sebanyak 26
unit, mesin ketik manual sebanyak 67 buah, Televisi
sebanyak 28 unit, Lemari es sebanyak 5 unit,
Faximile sebanyak 11 unit, Monitor sebanyak 11
unit, CPU sebanyak 16 unit dan komputer untuk
informasi layanan wajib pajak sebanyak 2 unit.

Adapun rincian peralatan dan perlengkapan kerja


adalah sebagaimana tabel dibawah.

19
Tabel T.II.C.3
Barang yang tersedia
No Jenis Barang Jumlah
1 Bus Satling 1 unit
2 Kendaraan roda empat 27 unit
3 Kendaraan roda dua 30 unit
4 Komputer PC 227 buah
5 Note Book 83 buah
6 UPS 99 buah
7 Server 45 unit
8 Printer 310 unit
9 Scanner 8 unit
10 Dum Terminal 14 unit
11 Air Conditioning 165 buah
12 Pesawat Telepon 39 unit
13 LCD OHP 11 unit
14 LCD Viewer 11 unit
15 LCD Monitor 26 unit
16 Mesin ketik 67 buah
17 Televisi 28 unit
18 Lemari Es 5 unit
19 Faximile 11 unit
20 Monitor 11 unit
21 CPU 16 unit
22 Komputer informasi layanan 2 unit
Sumber : SIMA Tahun 2012

2.3 KINERJA PELAYANAN SKPD

2.3.1 Capaian Kinerja Pelayanan.

Capaian Kinerja Pelayanan SKPD berdasarkan


pelaksanaan Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2009-2012, dapat digambarkan sesuai tabel dibawah.

20
Tabel T.II.C.4
Review Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD DPPKA
Daerah Istimewa Yogyakarta
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target Renstra SKPD Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
NO ***) 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
-1 -2 -6 -7 -8 -9 -11 -12 -13 -14 -16 -17 -18 -19
Indikator Kinerja Utama

1 Prosentase peningkatan pendapatan daerah 5,13 6,00 6,3 6,8 10,01 2,18 6,85 16,79 35.32 - 42,53 114.22 266.48 519.38 -

2 Prosentase Realisasi PAD terhadap target PAD 100 100 100 100 100 112.10 115.86 111.87 109,38 - 112.10 115.86 111.87 109 -
Prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan
48,86 48,86 48,86 44,87 41,88 50.16 53.86 54,03 46,23 - 103 110 110 103 -
3 daerah
Prosentase Realisasi Belanja terhadap Anggaran
100 100 100 100 100 89.79 91.30 91.42 89,88 - 95 78,79 89,41 89.88 -
4 Belanja Daerah
6 6 6 6 6 6 6 6 6 - 100 100 100 100 -
5 Jumlah Peraturan tentang APBD yang ditetapkan

6 Keberadaan laporan keuangan pemerintah daerah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - 100 100 100 100 -

7 Jumlah barang milik daerah yang dapat diinventarisasi n/a n/a 694.544 902.461 959.371 n/a n/a 903.180 940.401 - n/a n/a 130 104 -

8 Jumlah aset tanah Pemda yang dapat disertifikatkan n/a n/a 25 25 20 n/a na 19 22 - n/a n/a 76 90 -

9 Persentase Aset Pemda yang dapat dioptimalkan n/a 42 42 10 10 n/a 42 42 11,29 - n/a 100 100 113 -
Rasio Pendapatan BUMD dan LKM terhadap penyertaan
n/a n/a n/a 8 5,17 n/a n/a n/a 15,72 - n/a n/a n/a 197 -
10 modal BUMD dan LKM
11 Rasio PNS yang menguasai operasional SIPKD n/a n/a 4,33 5,97 100 n/a n/a 4,33 5,97 - n/a n/a 100% 100% -
Sumber : DPPKA, data diolah
Keterangan :
n/a : Not available

15
Sesuai tabel T.II.C.4 tentang Review Pencapaian
Kinerja Pelayanan DPPKA DIY untuk periode 2009-2013
ditinjau sasaran strategis, rasio capaian prosentase
peningkatan pendapatan rata-rata 235%, akan tetapi pada
tahun 2009 hanya mencapai 42,53% dari target Renstra
karena prediksi pendapatan di Renstra targetnya terlalu
tinggi sehingga realisasinya belum tercapai. Untuk tahun
2010 s/d 2012 capaiannya terus meningkat sesuai
realisasi capaian APBD-nya.

Untuk prosentase realisasi Pendapatan Asli Daerah


(PAD) terhadap pendapatan daerah, rasio capaian rata-
rata sebesar 112,30% dan setiap tahun realisasinya
melebihi yang ditargetkan baik dari target Renstra
maupun target APBD.

Capaian kinerja prosentase kontribusi PAD terhadap


pendapatan daerah, rasio capaian rata-rata 106,63% dan
setiap tahun realisasinya melebihi yang ditargetkan baik
Renstra maupun APBD.

Capaian kinerja prosentase realisasi belanja


terhadap anggaran belanja, rasio capaian rata-rata
90,59% dan dari tahun 2009 s/d 2012 kurang dari 100%
karena adanya efisiensi anggaran dan adanya kegiatan
yang belum selesai 100%.

Jumlah peraturan tentang APBD yang ditetapkan dan


keberadaan laporan keuangan daerah rasio capaian kinerja
sesuai yang ditargetkan di Renstra dan APBD.

Capaian kinerja jumlah barang milik daerah yang


dapat diinventarisasi ditargetkan di Renstra mulai tahun
2011, rasio capaian rata-rata 117%.

Jumlah aset tanah pemda yang dapat disertifikatkan


, di targetkan di IKU mulai tahun 2011, rasio capaian
rata-rata 83%, di tahun 2011 capaian 76% dan tahun
2012 capaiannya 90%.

Untuk Aset Pemda yang dapat dioptimalkan rasio


capaian rata-ratanya 104,33% dan setiap tahunnya dari
tahun 2010 s/d 2012 realisasinya melebihi yang
ditargetkan.

16
Rasio pendapatan BUMD dan LKM terhadap penyertaan
modal BUMD dan LKM dimasukkan dalam IKU mulai tahun 2012
dan rasio capaiannya 197%, sedang rasio PNS yang
menguasai operasional SIPKD rasio capaiannya 100%.

17
Tabel T.II.C.5

Anggaran dan realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD DPPKA


Daerah Istimewa Yogyakarta
Rata -rata
Anggaran pada tahun ke Realisasi Anggaran pada tahun ke Rasio antara Realisasi dan Anggaran tahun ke
Pertumbuhan
Uraian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pendapatan 1,213,220,909,412 1,275,220,502,557 1,504,464,260,295 2,078,185,750,549 2.286.855.095.445 1,286,067,485,169 1,374,205,096,491 1,604,910,831,406 2,171,734,307,663 - 106 108 107 105 - 216,241,210,284 221,416,705,624

Pendapatan Asli Daerah 575,516,509,511 638,881,411,884 775,117,447,989 917,957,788,795 1.014.089.544.450 645,145,551,076 740,202,076,369 867,112,885,353 1,004,063,125,812 112 116 112 109 85,610,319,821 89,729,393,684
885.217.610.000
- Hasil Pajak Derah 494,847,565,500 539,653,461,500 655,306,917,953 805,095,980,000 541,192,265,770 634,710,019,497 735,226,105,916 871,630,605,393 109 118 112 108 77,562,103,625 82,609,584,906
41.436.702.950
- Hasil Retribusi Daerah 32,591,963,785 31,556,968,029 33,575,099,081 32,149,648,150 34,785,228,681 32,836,503,244 35,985,658,458 34,115,157,619 107 104 107 106 (110,578,909) (167,517,765)
- Hasil Pengelolan Kekayaan Daerah yang 36.326.245.281
dipisahkan 19,736,868,047 26,953,742,568 29,200,366,955 35,572,913,845 20,094,713,176 26,333,869,885 28,961,383,473 35,492,532,563 102 98 99 100 3,959,011,450 3,849,454,847
51.106.986.219
- Lain - lain PAD yang Sah 28,340,112,179 40,717,239,787 57,035,064,000 45,139,246,800 49,073,343,450 46,321,683,744 66,939,737,506 62,824,830,237 173 114 117 139 4,199,783,655 3,437,871,697
961.190.992.745
Dana Perimbangan 630,650,143,691 627,947,119,673 715,166,925,806 873,661,154,754 631,011,121,384 626,677,339,122 722,339,653,053 894,544,324,851 100 100 101 102 60,752,752,766 65,883,300,867
98.360.324.745
- Bagi hasil pajak/ bagi hasil bukan pajak 73,320,193,691 89,091,772,673 74,864,997,806 97,551,718,754 73,681,173,384 87,821,992,122 82,037,725,053 118,434,888,851 100 99 110 121 6,057,881,266 11,188,428,867
828.334.768.000
- Dana Alokasi Umum 523,919,950,000 527,471,247,000 620,812,328,000 757,056,696,000 523,919,948,000 527,471,247,000 620,812,328,000 757,056,696,000 100 100 100 100 58,284,186,500 58,284,187,000
34.495.900.000
- Dana Alokasi Khusus 33,410,000,000 11,384,100,000 19,489,600,000 19,052,740,000 33,410,000,000 11,384,100,000 19,489,600,000 19,052,740,000 100 100 100 100 (3,589,315,000) (3,589,315,000)
311.574.558.250
Lain -lain Pendapatan daerah Yang Sah 7,054,256,210 8,391,971,000 14,179,886,500 286,566,807,000 9,910,812,710 7,325,681,000 15,458,293,000 273,126,857,000 140 87 109 95 69,878,137,698 65,804,011,073
8815.476.250
- Pendapatan hibah 7,054,256,210 4,501,471,000 5,037,565,500 5,775,867,000 7,124,862,710 5,232,631,000 6,315,972,000 6,568,977,000 101 116 125 114 (319,597,303) (138,971,428)
0
- Dana darurat
- Dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan 0
pemerintah lain
302.759.082.000
Dana Penyesuaian dan otonomi khusus 3,890,500,000 9,142,321,000 280,790,940,000 - 2,093,050,000 9,142,321,000 266,557,880,000 - 54 100 95 70,197,735,000 66,639,470,000
Bantuan keuangan dari Provinsi atau 0
pemerintah daerah lainnya
Pendapatan lainnya - 0 2,785,950,000 - - - -

18
Rata -rata
Anggaran pada tahun ke Realisasi Anggaran pada tahun ke Rasio antara Realisasi dan Anggaran tahun ke
Pertumbuhan
Uraian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18

BELANJA DAERAH 1,478,511,498,412 1,483,751,313,695 1,708,874,569,772 2,285,140,075,735 2.454.919.429.465 1,327,487,848,943 1,354,594,058,106 1,562,268,734,645 2,053,825,959,467 90 91 91 90 201,657,144,331 181,584,527,631
1.427.652.115.833
Belanja Tidak langsung 762,258,077,684 825,195,492,733 1,028,144,706,158 1,310,184,282,987 696,922,383,489 788,491,845,658 961,364,910,688 1,239,114,375,495 91 96 94 95 136,981,551,326 135,547,998,002
503.342.635.078
- Belanja Pegawai 329,142,837,472 361,608,925,696 431,785,979,061 479,688,076,525 310,260,955,405 335,693,915,466 414,966,135,024 455,794,239,590 94 93 96 95 37,636,309,763 36,383,321,046
-
-Belanja bunga 45,778,400 19,464,200 - - 45,778,400 19,464,200 - - 100 100 - - (11,444,600) (11,444,600)
-
- Belanja Subsidi - - - - - - - - - - - - - -

- Belanja Hibah 17,015,222,300 89,895,291,845 17,943,134,000 406,004,124,000 467.336.913.650 15,550,887,300 89,895,291,845 17,578,561,700 369,002,245,000 91 100 98 91 97,247,225,425 88,362,839,425

- Belanja bentuan Sosial 116,393,128,300 98,866,347,612 148,359,261,200 24,153,330,000 15.955.857.100 96,290,500,384 88,513,099,537 114,820,604,720 24,153,330,000 83 90 77 100 (23,059,949,575) (18,034,292,596)
- Belanja Bagi hasil kepada 306.120.014.000
Provinsi/Kab/Kota dan Pemdes 198,385,862,000 214,667,402,475 268,047,340,000 314,308,555,000 198,385,862,000 214,667,402,470 268,047,340,000 314,308,555,000 100 100 100 100 28,980,673,250 28,980,673,250
124.470.680.362
- Belanja Bantuan Keuangan 79,488,400,000 56,967,000,000 150,394,530,362 81,669,345,362 76,388,400,000 56,967,000,000 145,929,020,362 74,683,445,362 96 100 97 91 545,236,341 (426,238,660)
10.426.015.643
- Belanja Tidak Terduga 21,786,849,212 3,171,060,905 11,614,461,535 4,360,852,100 - 2,735,672,140 23,248,882 1,172,560,543 - 86 0 27 (4,356,499,278) 293,140,136
1.027.267.313.632
Belanja Langsung 716,253,420,728 658,555,820,962 680,729,863,614 974,955,792,748 630,565,465,454 566,102,212,448 600,903,823,957 814,711,583,972 88 86 88 84 64,675,593,005 46,036,529,630
125.019.270.760
- Belanja Pegawai 93,880,113,574 93,738,198,651 93,575,509,381 124,922,323,183 86,714,402,232 86,792,090,244 83,786,456,016 116,229,477,602 92 93 90 93 7,760,552,402 7,378,768,843
609.742.631.432
- Belanja Barang dan Jasa 401,326,275,210 405,181,835,763 426,372,440,757 569,954,139,742 350,913,011,793 355,885,366,573 374,323,534,963 482,062,123,930 87 88 88 85 42,156,966,133 32,787,278,034
292.505.411.440
- Belanja Modal 221,047,031,944 159,635,786,548 160,781,913,476 280,079,329,824 192,938,051,429 123,424,755,631 142,793,832,978 216,419,982,440 87 77 89 77 14,758,074,470 5,870,482,753

Surplus / Defisit (265,290,589,000) (208,530,811,138) (204,410,309,477) (206,954,325,186) (168.064.334.020) (41,420,363,774) 19,611,038,385 42,642,096,761 117,908,348,196 - - - - 14,584,065,954 39,832,177,993

19
Rata -rata
Anggaran pada tahun ke Realisasi Anggaran pada tahun ke Rasio antara Realisasi dan Anggaran tahun ke
Pertumbuhan
Uraian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

PEMBIAYAAN

Penerimaan Pembiayaan 292,705,153,850 257,674,320,409 252,317,210,530 282,729,902,186 213.738.934.020 285,824,680,009 256,568,355,188 254,231,963,782 293,608,592,856 98 100 101 104 (2,493,812,916) 1,945,978,212
- Sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya 279,499,643,186 231,489,751,385 232,076,541,506 269,529,213,644 190.048.264.996 279,499,643,186 231,489,751,385 232,076,541,506 269,529,213,643 100 100 100 100 (2,492,607,386) (2,492,607,386)
-
- Pencairan dana Cadangan - - - - - - - - - -
- Hasil penjualan kekayaan daerah yang -
dipisahkan - - - - - - - - - -
-
- Penerimaan pinjaman daerah - - - - - - - - - -
- Penerimaan kembali pemberian -
pinjaman 16,565,000,000 19,124,600,000 - - 23,947,092,976 20,885,008,000 - - 145 109 - - -
-
- Penerimaan Piutang Daerah 12,089,441,640 8,503,500,000 - - 5,445,531,350 - - (3,022,360,410) (1,361,382,838)
- Penerimaan kembali Investasi Dana
bergulir - 12,084,619,518 22.574.600.000 - - - 23,019,937,048 - - - 190 3,021,154,880 5,754,984,262
- Penerimaan dari biaya penyusutan
kendaraan 1,116,069,024 1,116,069,024 1,116,069,024 1,116,069,024 1.116.069.024 879,505,473 1,131,510,827 1,270,414,276 1,059,442,165 79 101 114 95 - 44,984,173

Pengeluaran pembiayaan 27,414,564,850 49,152,852,067 47,906,901,053 75,775,577,000 45.674.600.000 12,914,564,850 44,102,852,067 27,344,846,900 32,275,000,000 47 90 57 43 12,090,253,038 4,840,108,788

- Pembentukan dana cadangan 1,575,000,000 - - - - 1,575,000,000 - - - 100 - - - (393,750,000) (393,750,000)


- Penyertaan Modal ( Investasi)
pemerintah Daerah 24,700,000,000 21,187,852,067 2,600,000,000 75,775,577,000 45.674.600.000 10,200,000,000 21,187,852,067 2,600,000,000 32,275,000,000 41 100 100 43 12,768,894,250 5,518,750,000

Pembayaran Pokok Utang 100,000,000 50,000,000 - - 100,000,000 50,000,000 - - 100 100 - - (25,000,000) (25,000,000)
-
Pemberian Pinjaman Daerah 27,915,000,000 43,159,572,482 - - 22,865,000,000 23,225,000,000 - - 82 54 - - -
Pembayaran kewajiban tahun lalu yang -
blm diselesaikan 1,039,564,850 - 2,147,328,571 - 1,039,564,850 - 1,519,846,900 - 100 - 71 - (259,891,213) (259,891,213)
168.064.334.020
Pembiayaan Netto 265,290,589,000 208,521,468,342 204,410,309,477 206,954,325,186 272,910,115,159 212,465,503,121 226,887,116,882 261,333,592,856 103 102 111 126 (14,584,065,954) (2,894,130,576)
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN
TAHUN BERKENAAN - 231,489,751,385 232,076,541,506 269,529,213,643 379,241,941,053
Sumber : DPPKA 2012 diolah

20
Sesuai tabel T.II.C.5 capaian kinerja
untuk pendapatan untuk pelayanan SKPD
dalam kurun waktu 2009-2012 telah tercapai
dengan rata-rata capaian 106,5% atau rata
rata pertumbuhan target pendapatan Rp.
216.241.210.284,- dan rata-rata
pertumbuhan realisasi pendapatan adalah
Rp. 221.416.705.624,-.
Meskipun rata-rata pertumbuhan naik namun
sumber pendapatan dari retribusi mengalami
penurunan hal ini disebabkan karena
berdasarkan peraturan perundangan yang
baru khususnya UU.28/2009 banyak obyek
retribusi yang tidak diperkenankan untuk
dipungut, hal ini berdampak pada potensi
retribusi menjadi berkurang.
Dana Alokasi Khusus juga mengalami
penurunan karena sesuai dengan peraturan
pembagian DAK dari Pemerintah Pusat yang
bersifat given.
Pendapatan Hibah juga mengalami penurunan
karena komponen terbesar hibah sebelum
tahun 2009 berasal dari dana bantuan
bencana yang dikemudian hari komponen ini
mengalami penurunan seiring jogja bangkit.

Sedang capaian kinerja untuk belanja


daerah rata-rata realisasi belanja sampai
dengan tahun 2012 adalah 90,25% dengan
rata-rata pertumbuhan target belanja Rp.
201.657.144.331 dan rata-rata realisasi
belanja Rp. 181.584.527.631,-.
Belanja daerah meskipun rata rata
pertumbuhannya mengalami pertumbuhan naik,
namun belanja daerah dari belanja bunga
mengalami penurunan karena sudah tidak
punya kewajiban untuk membayar hutang
sekaligus bunganya.
Belanja Bansos rata-rata pertumbuhannya
juga mengalami penurunan karena Bansos
diberikan sesuai dengan kebutuhan.

21
Belanja tak terduga juga mengalami
penurunan karena posting belanja tak
terduga sesuai dengan kebutuhan.

Untuk pembiayaan rasio antara realisasi


dan anggaran adalah 100,75%, dengan rata-
rata pertumbuhan untuk penerimaan
pembiayaan minus Rp.2.493.812.916,-
, rata-rata realisasi penerimaan
pembiayaan Rp. 1.945.978.212,-.
Penurunan rata-rata pembiayaan dari
komponen SiLPA, hal ini dikarenakan daya
serap kegiatan baik.
Penurunan rata-rata pembiayaan juga
berasal dari piutang daerah karena
kewajiban dari pihak lain sudah dipenuhi.
Pembentukan dana cadangan juga mengalami
penurunan karena Perda tentang Pembentukan
Dana Cadangan telah dicabut.
Pembayaran Pokok hutang juga mengalami
penurunan dikarenakan hutang Pemda DIY
sudah lunas.
Pembayaran kewajiban tahun lalu mengalami
penurunan karena kegiatan yang bersifat
multi years sudah terselesaikan.

22
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD

Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Satuan


Kerja Perangkat Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset selama 5 tahun mendatang adalah
sebagai berikut :

2.4.1 Tantangan

1. Kurang optimalnya sistem pengawasan


pendapatan, kesadaran masyarakat dalam
pemenuhan kewajiban relatif rendah
2. Identifikasi, mengkaji, monitoring potensi
sumber-sumber penerimaan asli daerah
3. Keterbatasan penyediaan dana untuk prioritas
pembangunan yang berkesinambungan
4. Belum optimalnya penyediaan instrument
penganggaran berbasis kinerja yang efektif
efisien dan akuntabel
5. Akurasi data dan ketepatan waktu pencairan
anggaran kegiatan
6. Adanya tanah milik daerah namun bangunan
diatasnya terdapat rumah golongan III yang
sudah beralih kepemilikannya
7. Masih adanya aset di SKPD yang belum
dioptimalkan
8. Adanya aset pusat yang pengelolaannya oleh
daerah, namun belum diserahkan.
9. Kelembagaan BUKP belum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
10. Optimalisasi koordinasi dengan kabupaten/kota.
11. Penerapan system akuntansi berbasis accrual
12. Pelaksanaan e-audit dalam pemeriksaan laporan
keuangan oleh BPK
13. Profesionalisme dan kompetensi SDM pengelola
keuangan dan aset
14. Pengintegrasian system aplikasi pengelolaan
keuangan dan aset.
15. Tuntutan transparansi informasi publik menuju
good governance.

23
2.4.2 Peluang

1. Pajak Kendaraan Bermotor masih merupakan


sumber pendapatan yang mempunyai kontribusi
terbesar dalam peningkatan PAD
2. Lokasi pelayanan pajak dan retribusi yang
strategis, on-line dan mudah diakses oleh
masyarakat
3. Potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah
tersedia.
4. Sistem informasi pengelolaan keuangan lebih
memudahkan dan membantu dalam perencanaan
penganggaran, penatausahaan dan penyusunan
laporan keuangan yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
5. Pengembangan BUMD menjadi lokomotif
perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta dan
menjadi sumber pendapatan asli daerah.
6. Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola
keuangan dan aset yang masih bisa
dikembangkan.
7. Adanya website sebagai media informasi publik
8. Pertumbuhan ekonomi berakibat bertambahnya
kendaraan baru
9. Rencana kenaikan harga BBM
10. Tarif pungutan dalam pengelolaan retribusi
daerah dapat disesuaikan dengan masyarakat di
daerah
11. Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi
terhadap penggunaan Barang Milik Daerah
12. Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan
dan ditingkatkan.

24
BAB III

ISU - ISU STRATEGIS

3.1 INDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI PELAYANAN SKPD

Dinas pendapatan, Pengelolaan keuangan dan


Aset Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu
instansi di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan anggaran
pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan
administrasi keuangan daerah, akuntansi dan
pengelolaan barang daerah.

3.1.1 Kondisi sekarang


Kondisi realisasi pendapatan s/d tahun 2012
adalah sebagai berikut :

25
Tabel T.III.C.6
TARGET APBD TAHUN 2008-2012 DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN 2008 - 2012
2008 2009 2010 2011 2012
URAIAN TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI
( RENSTRA) ( RENSTRA) ( RENSTRA) ( RENSTRA) (RENSTRA)

JUMLAH PENDAPATAN 1,161,986,630,223 1,258,609,946,407 1,221,594,240,781 1,286,067,485,169 1,294,889,895,228 1,374,205,096,491 1,376,467,958,628 1,609,761,447,240 1,470,067,779,814 2.171.734.307.663

PENDAPATAN ASLI DAERAH 547,887,175,315 632,872,311,654 596,850,801,653 645,145,551,076 632,661,849,752 740,202,076,369 672,519,546,287 871,963,501,186 718,250,875,434 1.004.063.125.812
Pajak Daerah 486,168,175,841 525,185,354,193 524,567,434,500 541,192,265,770 556,041,480,570 634,710,019,497 591,072,093,846 735,226,105,916 631,264,996,227 871.630.605.393
Retribusi Daerah 33,144,872,640 29,259,898,276 32,935,463,785 34,785,228,681 34,911,591,612 32,836,503,244 37,111,021,884 35,985,658,458 39,634,571,372 34.115.157.619
Hsl Pengelolaan Kekayaan 12,768,526,834 12,481,050,739 14,071,903,368 20,094,713,176 14,916,217,570 26,333,869,885 15,855,939,277 28,961,383,473 16,934,143,148 35.492.532.563
Daerah yang Dipisahkan
Lain - lain Pendapatan Asli 15,805,600,000 65,946,008,447 25,276,000,000 49,073,343,450 26,792,560,000 46,321,683,744 28,480,491,280 71,790,353,339 30,417,164,687 62.824.830.237
Daerah yang Sah
DANA PERIMBANGAN 590,574,676,643 601,802,167,488 618,381,981,128 631,011,121,384 655,484,899,996 626,677,339,122 696,780,448,696 722,339,653,054 744,161,519,207 894.544.324.851
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
Bukan Pajak 59,333,281,643 70,560,773,088 61,052,031,128 73,681,173,384 64,715,152,996 87,821,992,122 68,792,207,635 82,037,725,054 73,470,077,754 118.434.888.851

Dana Alokasi Umum 511,773,395,000 511,773,394,400 523,919,950,000 523,919,948,000 555,355,147,000 527,471,247,000 590,342,521,261 620,812,328,000 630,485,812,707 757.056.696.000
Dana Alokasi Khusus 19,468,000,000 19,468,000,000 33,410,000,000 33,410,000,000 35,414,600,000 11,384,100,000 37,645,719,800 19,489,600,000 40,205,628,746 19.052.740.000

LAIN - LAIN PENDAPATAN 23,524,778,265 23,935,467,265 6,361,458,000 9,910,812,710 6,743,145,480 7,325,681,000 7,167,963,645 15,458,293,000 7,655,385,173 266.557.880.000
DAERAH YANG SAH
Sumber data : DPPKA DIY diolah

26
Belanja Daerah Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta bersumber dari Anggaran
Pemerintah Daerah DIY dan Dana Perimbangan dari
Pemerintah Pusat.

Dalam periode Tahun 2009 2012 terdapat


beberapa kebijakan penting yang diambil dalam
penganggaran Pemerintah Daerah; Pertama
Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan,
pelaksanaan hingga pertanggungjawaban harus
memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi,
transparansi dan akuntabilitas. Kedua Belanja
harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang
telah ditetapkan dengan memperhatikan
perbandingan antara masukan dan keluaran
(efisiensi). Ketiga Keluaran dari belanja
dimaksud seharusnya dapat dinikmati hasilnya
oleh masyarakat (efektifitas). Keempat alokasi
anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka
berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan
(transparansi). Kelima pengelolaan belanja
harus diadministrasikan dan dipertanggung
jawabkan sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku (akuntabilitas)

Penyerapan belanja Pemerintah Daerah


Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 2012
secara rata-rata mencapai 90,59%, yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL T.III.C.7

Penyerapan Belanja Daerah 2009-2012

TAHUN ANGGARAN REALISASI PENYERAPAN


2009 1.478.511.498.412 1.327.487.848.943 89,79%

2010 1.483.751.313.695 1.354.594.058.106 91,30%

2011 1.708.874.569.772 1.562.268.734.645 91,42%

2012 2.285.140.075.735 2.053.825.959.467 89,88%

Sumber: LRA Th 2008 -2012

27
Dari penyerapan sebesar 90,59% diketahui,
Belanja Barang dan Jasa merupakan belanja yang
terkecil penyerapannya dari anggaran. Setelah
itu Belanja Modal menempati urutan kedua dalam
penyerapan anggaran.

Dengan adanya sistem informasi


pengelolaan keuangan daerah, dalam proses
perencanaan, penganggaran, penatausahaan hingga
pelaporan, pengendalian pencairan anggaran
lebih cepat dan efektif.

Pelaporan keuangan pemerintah daerah


merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD selama periode satu tahun. Terkait dengan
hal tersebut, opini BPK terhadap pelaporan
keuangan pemerintah daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta selama 3 tahun (Tahun 2009 s.d.
2011) dapat dilihat pada tabel berkut:

Tabel T.III C.8


Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemda DIY

NO TAHUN OPINI KETERANGAN


1 2009 WDP Aset belum dapat diyakini
kewajaranya
2 2010 WTP Paragraf penjelas berupa
aset Dinas PUESDM yang
belum diserahkan
3 2011 WTP Paragraf penjelas berupa :
pencatatan Dana bergulir
belum sesuai SAP dan belum
diberlakukannya penyusutan
aset
Sumber : DPPKA, diolah

Jumlah barang milik daerah yang dapat di


inventarisasi s/d tahun 2012 yang tercatat
dalam Sistem Informasi Manajemen Aset adalah
940.401 unit dengan tafsiran harga
Rp.4.727.074.614.964,-.
Barang milik daerah tersebut terdiri dari
tanah, alat-alat, bangunan gedung, jalan,
jembatan, hewan ternak dan tanaman maupun
konstruksi dalam pengerjaan.

28
Dari barang milik daerah tersebut, aset
tanah yang dapat disertifikatkan sampai dengan
tahun 2012 adalah 41 bidang.

Aset daerah yang dapat dioptimalkan


berupa tanah, kendaraan dan bangunan, baik itu
dengan sistem sewa, pinjam pakai maupun
bangunan guna serah (BGS). Sampai dengan tahun
2012 Aset tanah Pemda DIY sebanyak 850 bidang
yang dapat dioptimalkan.

Bank BPD adalah bank umum dengan 197


jaringan di DIY, sesuai laporan keuangannya
telah menunjukkan perkembangan yang positif
dengan total aset s/d tahun 2012 sebesar Rp.
5.632 milyar, laba yang dihasilkan Rp. 149.439
milyar meningkat 68,47% dari tahun sebelumnya.

Modal dasar bank BPD sebesar Rp. 250


milyar dimana sebesar Rp. 127,50 milyar atau
51% adalah modal pemda. Setoran PAD dari BPD
tahun 2012 berupa deviden dan dana pembangunan
sebesar Rp. 31,76 milyar atau 24.90% dari modal
disetor.

PT. AMI bergerak dibidang percetakan dan


penerbitan, pertambangan, perdagangan,
pariwisata dan rekayasa industri. PT AMI juga
bekerjasama dengan pihak ketiga dengan PT Yogya
Indah Sejahtera mengelola Mall Malioboro, PT.
Adicandra Ghraha Misata mengelola Sagan Resto,
PT Kaidi Indojaya mengelola pembangunan pusat
perdagangan Jogjatronik dan PT Mirota Batik.
Modal PT AMI yang disetor Pemda Rp. 15,36
milyar, sampai tahun 2011, namun hingga tahun
2012 belum dapat memberikan kontribusi PAD
kepada pemda.
PD. Taru Martani bergerak dibidang usaha
prosesing tembakau, dengan tenaga kerja 255
orang. Pada tahun 2011 modal yang disetor Pemda
Rp. 3,4 milyar. Sampai tahun 2012 kontribusi
PAD Rp. 86 juta.

29
BUKP se DIY sebanyak 75 unit, sampai
tahun 2012 dengan modal disetor Pemda Rp. 17.64
milyar, kontribusi PAD kepada Pemda Rp. 10.12
milyar.

SDM pengelola keuangan dan aset terdiri


dari perencana program, Bendahara penerimaan,
bendahara pengeluaran, petugas akuntansi,
pengurus dan penyimpan barang yang ada disetiap
SKPD. Jumlah SDM pengelola keuangan dan aset di
Pemda DIY dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel T.III.C.9
SDM Pengelola Keuangan dan Aset Pemda DIY

NO URAIAN JUMLAH
1 2 3
1 Perencana Program 70 orang
2 Bendahara penerimaan 30 orang
3 Bendahara pengeluaran 68 orang
4 Petugas akuntansi 67 orang
5 Pengurus barang 117 orang
6 Penyimpan barang 95 orang
Sumber : DPPKA, diolah

Wajib pajak yang dilayani oleh Kantor


Pelayanan Pajak Daerah per hari adalah 4.460
wajib pajak dengan perincian sebagai berikut :

Tabel T.III.C.10
Wajib pajak yang dilayani per hari

No. KPPD JUMLAH WP/HARI


1 2 3
1. KPPD KOTA YOGYAKARTA 850 WP
2. KPPD BANTUL 1.000 WP
3. KPPD KULONPROGO 440 WP
4. KPPG GUNUNGKIDUL 470 WP
5. KPPD SLEMAN 1.700 WP
Sumber : DPPKA, diolah

Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan


publik khususnya wajib pajak pada pendaftaran
kendaraan bermotor, pajak kendaraan bermotor dan
balik nama kendaraan bermotor serta upaya untuk

30
meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah,
maka dilaksanakan layanan unggulan pada 5 Kantor
Pelayanan Pajak Daerah / Kantor Bersama Samsat di
seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta dan
pengembangan layanan antara lain :

1. Samsat Pembantu di Sewon Bantul dan Maguwoharjo


Sleman.

Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan


bermotor (pengesahan STNK Tahunan) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ).

2. Samsat Payment Point

Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan


bermotor (pengesahan STNK Tahunan) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ) yang pelaksanaannya berada pada
1 Kantor Kas dan 5 Cabang Pembantu Bank BPD
DIY, yaitu :

a. Kantor Kas Bank BPD Giwangan Kota Yogyakarta


b. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Piyungan
Bantul
c. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Nanggulan
Kulon Progo
d. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Karangmojo
Gunungkidul
e. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Kalasan
Sleman.
f. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Godean
Sleman.

31
3. Samsat Corner.

Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan


bermotor ( pengesahan STNK Tahunan ) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ) yang ditempatkan di Plaza /Mall
Ambarukmo.

4. Samsat Drive Thru

Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan


bermotor ( pengesahan STNK Tahunan ) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ) tanpa Wajib Pajak harus turun
dari kendaraan, terletak di Samsat Pembantu
Sewon Bantul.

5. Samsat Keliling

Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan


bermotor ( pengesahan STNK Tahunan ) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ) menggunakan 5 unit Bus pada
tempat-tempat strategis.

6. Samsat pada Acara Tertentu.

Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan


bermotor ( pengesahan STNK Tahunan ) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ) pada acara Pasar Malam Perayaan
Sekaten (PMPS) / Pameran Pembangunan di
Kabupaten / Kota.

Dalam memberikan pelayanan publik, KPPD /


SAMSAT se DIY telah memperoleh penghargaan Piala
Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi pada tahun 2009 untuk KPPD Gunungkidul
dan KPPD Bantul, sedang KPPD Kota Yogyakarta pada
tahun 2012, dan pengakuan pelayanan dengan Indek

32
Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan kategori Baik
untuk 5 KPPD serta Sertifikasi ISO 9001-2008 sejak
tahun 2009.

Untuk mendukung kelancaran tugas dan menjamin


tingkat akselerasi dan akurasi data pada proses
pelayanan di KPPD seluruh Daerah Istimewa
Yogyakarta telah menggunakan sistem pelayanan on-
line. Untuk menjamin transparansi pelayanan publik
telah dibangun berbagai fasilitas berbasis
teknologi informasi, antara lain :

1. SMS Informasi PKB.

Layanan informasi Pajak Kendaraan Bermotor


(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB) melalui SMS.

2. SMS Informasi Jatuh Tempo.

Layanan informasi jatuh tempo masa Pajak


Kendaraan Bermotor yang memberikan informasi
SMS, 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa
pajak.

Dalam rangka peningkatan Pelayanan Publik


sebagai tindak lanjut tuntutan masyarakat terhadap
mutu Pelayanan Prima, maka aparatur pemerintah
perlu mempersiapkan diri dengan memperbaiki
kinerja palayanan secara terus menerus dan
berkesinambungan diiringi dengan peningkatan
Sarana dan Prasarana dari tahun ke tahun.

3.1.2 Potensi

Potensi pendapatan Tahun 2012-2017 bersumber


dari Pajak daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain
pendapatan.
Potensi Pendapatan Daerah diukur dan diperoleh
berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
khusus untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
sifatnya closed listed. Hal ini sedikit membatasi
gerak di daerah untuk melakukan perbaharuan

33
penerimaan khususnya dari pajak dan retribusi karena
obyek baru yang dianggap sebagai potensi pendapatan
harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan
Pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan untuk
dipungut.

Sehingga potensi yang akan digalakkan untuk


beberapa tahun ke depan diarahkan berasal dari
sumber Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, komponen
dana perimbangan dan juga komponen dana hibah,
maupun dana-dana penyesuaian dari pusat.

Adapun potensi pendapatan dari pajak daerah adalah


sebagai berikut :

1. Pertumbuhan ekonomi sehingga bertambah kendaraan


baru (10-12%)
2. Potensi realisasi wajib pajak yang belum
mendaftar (40%)
3. Rencana kenaikan harga BBM (PBBKB)

Rata-rata peningkatan kendaraan roda empat sebesar


531 unit kendaraan roda empat setiap bulan sedang
rata-rata peningkatan kendaraan roda dua sebesar
8.949 unit setiap bulan.

Dengan menggunakan model estimasi jumlah kendaraan,


diperoleh proyeksi jumlah kendaraan untuk roda
empat, terbesar terdapat di Kabupaten Sleman,
diikuti oleh Kota Yogyakarta sedangkan untuk sepeda
motor, proporsi terbesar terdapat di Kabupaten
Sleman dan Kabupaten Bantul.

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti harga bahan
bakar kendaraan, rata-rata jarak yang ditempuh
kendaraan bermotor per hari, rata-rata jarak yang
mampu ditempuh oleh kendaraan per liter bahan bakar
yang digunakan, jumlah kendaraan bermotor, nilai
jual kena pajak yang telah di tentukan, dan tarif
pajak.

34
Potensi jenis bahan bakar yang tinggi adalah
premium dan solar karena kedua jenis BBM ini pula
yang memberikan kontribusi yang relatif paling
besar terhadap penerimaan PBBKB. Pertamax dan
Pertamax Plus bernilai sangat kecil sehingga dapat
diabaikan. Konsumsi bahan bakar jenis premium
diwakili oleh jenis kendaraan roda dua dan
kendaraan roda empat selain jenis truck, pick up,
dan bus (B1, B2, C1, C2) yang dianggap mewakili
konsumsi bahan bakar jenis solar.

Untuk mengestimasi potensi jenis pajak dari


pajak air permukaan ini dipergunakan rata-rata
pertumbuhan tertimbang sebesar rata-rata 5,58
persen. Presentase ini digunakan untuk mengestimasi
potensi pada tahun mendatang.

Potensi pelayanan kepada wajib pajak adalah


sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat untuk peningkatan


kualitas pelayanan publik cukup baik.
2. Adanya keberlanjutan pengembangan kualitas SDM
3. Komitmen Pemerintah Daerah DIY dalam
peningkatan kualitas pelayanan publik.

Sedang potensi pendapatan dari retribusi daerah


adalah sebagai berikut :

1. Retribusi jasa umum


2. Retribusi jasa usaha
3. Retribusi perijinan tertentu

Ketiga jenis retribusi ini dimungkinkan terjadi


penambahan jenis penerimaan disamping ada revisi
terhadap tarif yang menyesuaikan dengan harga pasar.

Nilai proyeksi potensi retribusi dihitung dengan


menggunakan dasar perhitungan nilai potensi moderat
dengan rumus sebagai berikut:
Potensi retribusi tahun ini = Potensi tahun lalu
(skenario modercit) x Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi

35
Rata-rata pertumbuhan ekonomi yang digunakan masih
sama dengan perhitungan potensi yaitu sebesar 4%
(skenario pesimis), 5% (skenario moderat) dan 6%
(skenario optimis). Dengan model perhitungan tersebut
terlihat ada kenaikan nilai potensi retribusi dari
tahun ke tahun.
Nilai pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan nilai
potensi sebesar 5% untuk ketiga skeniario. Dilihat
dari nilai nominalnya, nilai potensi retribusi untuk
tahun 2017 adalah sebesar Rp 50 miliar (nilai
pesimis), Rp 55 miliar (nilai moderat) atau Rp 60
miliar (nilai optimis).

Selain itu potensi pendapatan dari lain-lain


pendapatan yaitu :

1. Optimalisasi aset
Dapat diketahui kondisi dan penggunaan saat ini,
sehingga apabila penggunaan belum optimal dapat
lebih dioptimalkan

2. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,


Potensi pendapatan setiap tahun dari hasil
pengelolaan daerah yang dipisahkan tidak terlepas
dari jumlah penyertaan modal pemerintah daerah
kepada BUMD maupun kepada Swasta.
Untuk Potensi Badan Usaha Milik Daerah, Bank BPD
dapat ditingkatkan mejadi bank devisa, PT AMI
menjadi mitra kerja Pemda dalam memberikan
kontribusi PAD, PD. Taru Martani dengan badan
hukum jelas menjadi PT sebagai mitra kerja pemda
memberikan kontribusi PAD yang meningkat setiap
tahunnya, BUKP memberikan kontribusi PAD terhadap
Pemda setiap tahun.

36
3.1.3 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi Dinas


pendapatan, pengelolaan keuangan dan Aset
sesuai tugas dan fungsi pelayanan, antara lain
sebagai berikut :

1. Data base wajib pajak masih kurang valid


karena tidak ada sensus kendaraan
2. Perpanjangan STNK belum sesuai Peraturan
POLRI
3. Belum ada kaderisasi SDM
4. Lemahnya indentifikasi potensi retribusi
karena keterbatasan kewenangan pungutan
(closed list)
5. Penentuan harga satuan yang sangat cepat
berubah, sedangkan proses perundangan
membutuhkan waktu, sehingga antara target
dan realisasi terdapat gap yang tinggi.
6. Belum ada peraturan perundangan tentang
pendapatan dari lain-lain pendapatan yang
mengikat sebagai bahan pungutan
7. Jenis dan ragam lain-lain pendapatan
sangat banyak sehingga pemilahan juga harus
dikoordinasikan bersama dari pusat hingga
kabupaten dan kota.
8. Belum optimalnya penggunaan instrumen ( ASB
dan SPM) perencanaan penganggaran dalam
penyusunan anggaran
9. Belum adanya hasil evaluasi SPM sebagai
input perencanaan penganggaran tahun
berikutnya.
10. Belum adanya persamaan persepsi dalam
pengambilan kebijakan tentang indikator
kinerja dari TAPD terhadap implementasi
instrumen perencanaan penganggaran
11. Tingkat pemahaman penatausahaan keuangan di
masing-masing SKPD belum sama terutama
untuk pengajuan SP2D LS
12. Pencairan anggaran tidak sesuai dengan
aliran kas sehingga terjadi penumpukan
anggaran di triwulan IV

37
13. SDM petugas pengelola keuangan daerah perlu
ditingkatkan
14. Verifikator SKPD belum optimal dalam
pelaksanaan pekerjaan pengelolaan keuangan
secara administrasi maupun
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
15. Masih terdapat kesalahan input data dalam
SIPKD
16. Jaringan internet yang belum lancar/trouble
di SKPD
17. Data kepegawaian yang tidak valid sebagai
dasar penghitungan gaji
18. Proses pemeriksaan BPK terkadap laporan
keuangan Pemda kedepan juga dikembangkan
melalui elektronik audit (e-audit)hal ini
mengharuskan pemda untuk terus
mengembangkan proses pengelolaan keuangan
daerah yang terintegrasi dan berbasis
teknologi informasi.
19. Permasalahan yang timbul dalam penerapan
sistem penganggaran berbasis kinerja adalah
sulitnya merumuskan indikator kinerja
sebagai alat pendeteksi tercapainya output
dan outcome yang dikehendaki.
20. Terkait dengan Bentuk pemanfaatan aset yang
optimal, permasalahan yang dihadapi adalah
belum teridentifikasi asset idle yang
terdapat di SKPD/UPTD.
21. Dalam upaya Peningkatan penatausahaan
asset, khususnya Pengelolaan BMD dengan
menggunakan SIPKD modul asset, Pengurus dan
penyimpan barang belum terampil dalam
mengoperasionalkan aplikasi.
22. Penyusunan RKBMD maupun RKPBMD belum
mengacu daftar inventaris barang sebagai
dasar pengalokasian anggaran, perencanaan
kebutuhan BMD dan rencana kebutuhan
pemeliharaan BMD belum mengacu standar
sarana dana prasarana
23. Terdapat aset tanah yang belum
bersertifikat.

38
24. Perluasan usaha Badan Usaha Milik Daerah,
terkendala modal sehingga setoran minimal
sebagai akibat persaingan dunia perbankan
sangat ketat
25. Perseroan terbatas dan perusahaan daerah
mengalami Kesulitan likuiditas, disamping
bidang usaha yang dikelola tidak berjalan
dengan baik, beban operasional tinggi,
tekanan pasar, ruang gerak usaha dan
regulasi dibatasi.
26. Payung hukum Kelembagaan BUKP belum ada
bahkan terdapat 6 BUKP belum sehat.
27. Pemahaman SDM pengelolaan keuangan terhadap
regulasi pengelolaan keuangan belu memadai
hal ini disebabkan salah satunya oleh
sering terjadi perubahan regulasi.
28. Penguasaan SDM pengelola keuangan terhadap
teknologi informasi khususnya sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah masih
kurang memadai.
29. Adanya Mutasi PNS SDM pengelola keuangan
30. Sebagian SDM pelayan publik kualifikasinya
belum sesuai dengan kebutuhan.
31. Dengan bertambahnya tempat-tempat pelayanan
Wajib Pajak menyebabkan perbandingan
kuantitas SDM dengan Wajib Pajak tidak
seimbang.
32. Lahan parkir dan ruang tunggu untuk wajib
pajak kurang memadai

d. Target Pendapatan tahun 2013 s/d 2017 adalah


sebagai berikut:

39
Tabel T.III.C.11

Target Pendapatan 2013-2017

URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017

PENDAPATAN 2,822,069,129,115 2,984,169,114,501 3,648,949,719,135 3,930,844,900,784 4,245,609,201,460

PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,014,089,544,450 1,130,625,412,406 1,260,733,194,326 1,406,008,528,672 1,568,235,891,221

Pendapatan Pajak Daerah 885,217,610,000 991,443,723,200 1,110,416,969,984 1,243,667,006,382 1,392,907,047,148

Pendapatan Retribusi Daerah 41,436,702,950 44,751,639,186 48,331,770,321 52,198,311,947 56,374,176,902


Pendapatan Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yg Dipisahkan 36,328,245,281 39,234,504,903 42,373,265,296 45,763,126,519 49,424,176,641

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 51,106,986,219 55,195,545,117 59,611,188,726 64,380,083,824 69,530,490,530

DANA PERIMBANGAN 961,190,992,745 1,033,964,090,885 1,153,790,615,762 1,287,656,390,342 1,437,218,929,927

Dana Bagi Hasil pajak/Bagi Hasil bukan pajak 98,360,324,745 106,229,150,725 114,727,482,783 123,905,681,405 133,818,135,918

Dana Alokasi Umum 828,334,768,000 927,734,940,160 1,039,063,132,979 1,163,750,708,937 1,303,400,794,009

Dana Alokasi Khusus 34,495,900,000 - - - -

40
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 846,788,591,920 819,579,611,210 1,234,425,909,047 1,237,179,981,771 1,240,154,380,312

Pendapatan Hibah 8,815,476,250 6,216,033,150 6,713,315,802 7,250,381,066 7,830,411,551

Pendapatan Dana Darurat - - - - -

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 837,973,115,670 813,363,578,060 1,227,712,593,245 1,229,929,600,704 1,232,323,968,761

Dana Penyesuaian 23,759,082,000 25,659,808,560 27,712,593,245 29,929,600,704 32,323,968,761

Dana BOS Pusat 279,000,000,000

Dana Keistimewaan 535,214,033,670 787,703,769,500 1,200,000,000,000 1,200,000,000,000 1,200,000,000,000


Bantuan Keuangan dari Prov atau Pemda Lainya
- - - - -
Pendapatan lainnya
- - - - -
Sumber : DPPKA, data diolah

41
3.2 TELAAH VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH TAHUN
2012-2017.

Visi : Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih


Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera
Menyongsong Peradaban Baru

Misi

Misi 3 RPJMD adalah Meningkatkan tata kelola


pemerintahan yang baik kearah katalisator yang
mampu mengelola pemerintahan secara efisien,
efektif mampu menggerakkan dan mendorong dunia
usaha dan masyarakat lebih mandiri.

Tujuan Misi 3.

Mewujudkan pengelolaan pemerintahan secara efektif


dan efisien.

Sasaran Misi 3

1. Akuntabilitas kinerja pemerintah daerah


meningkat.
2. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
meningkat.

Program pembangunan daerah berdasarkan sasaran


diatas adalah :

a) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah


b) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH.

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran diatas


arah kebijakan pembangunannya adalah meningkatkan
nilai akuntabilitas kinerja pemerintah dari B
menjadi A, dan Mempertahankan Opini Pemeriksaan BPK
yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Strategi yang ditetapkan untuk dilakukan adalah


Meningkatkan efektifitas kinerja birokrasi dan
layanan publik yang responsif, transparan dan
akuntabel, dan Meningkatkan profesionalisme
pengelolaan keuangan daerah, optimalisasi
pemanfaatan aset daerah, perbaikan dan peningkatan
kinerja BUMD serta optimalisasi pendapatan daerah.

42
Strategi diatas sesuai dengan tugas dan fungsi yang
diemban oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset.

3.3 TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN / LEMBAGA DAN RENSTRA (


RENSTRA SKPD TERKAIT DIY, RENSTRA SKPD SEBELUMNYA )

Tabel T.III. C.12


Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Provinsi terhadap Sasaran Renstra SKPD
Kabupaten/Kota*) dan Renstra K/L
Capaian
Sasaran Sasaran pada Renstra
Sasaran pada Renstra
No Indikator Kinerja Renstra Kementerian Keuangan
SKPD Kabupaten/Kota*)
SKPD Republik Indonesia
Provinsi
(1
(2) (3) (4) (5)
)
1 Prosentase Tersusunnya rencana
Tingkat pendapatan yang
peningkatan 104% keuangan tahunan
optimal
pendapatan daerah pemda
2 Prosentase Tersusunnya rencana Tingkat kepatuhan wajib
Realisasi PAD 109% keuangan tahunan pajak, kepabeanan, dan
terhadap target PAD pemda cukai yang tinggi
3 Prosentase
Tersusunnya rencana Tingkat kepatuhan wajib
kontribusi PAD
103% keuangan tahunan pajak, kepabeanan, dan
terhadap pendapatan
pemda cukai yang tinggi
daerah
4 Prosentase Alokasi belanja negara
Tersusunnya rencana
Realisasi Belanja yang tepat sasaran, tepat
90% keuangan tahunan
terhadap Anggaran waktu, efektif, efisien
pemda
Belanja Daerah dan akuntabel
5 Jumlah Peraturan Alokasi belanja negara
Tersusunnya rencana
tentang APBD yang yang tepat sasaran, tepat
100% keuangan tahunan
ditetapkan waktu, efektif, efisien
pemda
dan akuntabel
6 Laporan keuangan Tersedianya laporan
Peningkatan transparansi
pemerintah daerah keuangan yang
dan akuntabilitas
100% relevan, andal, dapat
pengelolaan keuangan
dibandingkan dan
negara
dapat dipahami
7 Jumlah barang milik Terlaksananya Terlaksananya
daerah yang dapat penatausahaan aset penatausahaan kekayaan
104%
diinventarisasi sesuai peraturan negara yang handal dan
perundang-undangan akuntabel
8 Jumlah aset tanah Terlaksanya
Terwujudnya database
Pemda yang dapat pengamanan dan
90% nilai kekayaan negara
disertifikatkan penanganan sengketa
yang kredibel
aset
9 Persentase Aset Terwujudnya pemanfaatan
Terlaksananya
Pemda yang dapat 113% BMN berdasarkan prinsip
pemanfaatan aset
dioptimalkan the highest and best use
10 Rasio Pendapatan 197% Tersusunnya rencana Terwujudnya pasar modal
BUMD dan LKM keuangan tahunan dan lembaga keuangan non
terhadap penyertaan pemda bank sebagai sumber
modal BUMD dan LKM pendanaan yang
mudah diakses, efisien
dan kompetitif
11 Rasio PNS yang 100% Terlaksananya Terciptanya sistem
menguasai penatausahaan perbendaharaan negara
operasional SIPKD keuangan dan aset yang modern, handal dan
sesuai peraturan terpadu
perundang-undangan

43
3.4 TELAAHAN TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Rencana Tata Ruang Wilayah DIY disusun atas


dasar amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU Nomor: 15/PRT/M/2009
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi , telah dituangkan dan ditetapkan
melalui Perda No 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi DIY Tahun 2009-2029.

Berdasarkan amanat dari Undang-Undang No.


26 Tahun 2007, Peraturan Menteri PU Nomor:
16/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Peraturan Menteri
PU Nomor: 17/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi telah ditindaklanjuti oleh
Kabupaten/Kota dalam menyusun Rencana Tata Ruang
Wilayahnya. Sehingga Provinsi DIY berikut
Kabupaten/Kota nya telah memiliki Rencana Tata
Ruang Wilayah.

Dalam penyusunannya Rencana Tata Ruang


Wilayah DIY juga telah disesuaikan dengan RTRWN,
RTRW Jawa-Bali dan RTRW wilayah berbatasan (Jawa
Tengah). Sebagai tindak lanjut dari Rencana Tata
Ruang Wilayah DIY, telah disusun Rencana Rinci
dengan kedalaman 1:5000 khusus pada kawasan
strategis, baik kawasan strategis nasional, kawasan
strategis jawa-bali maupun kawasan strategis
provinsi.

3.5. PENENTUAN ISU ISU STRATEGIS

1. Potensi pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-


lain pendapatan daerah yang syah untuk meningkatan
PAD.

2. Peningkatan Kapasitas pengelolaan keuangan daerah

3. Perbaikan dan peningkatan kinerja BUMD

44
4. Peningkatan pemanfaatan dan penatausahaan asset

5. Peningkatan kompetensi SDM

6. Peningkatan kualitas layanan pajak.

45
BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI SKPD

4.1.1 VISI

Visi Organisasi berkaitan dengan pandangan kedepan


menyangkut kemana organisasi harus dibawa dan
diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan
tetap eksis, antisipatif, inovatif serta
produktif. Visi Dinas Pendapatan, pengelolaan
Keuangan dan Aset adalah TERWUJUDNYA PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA".

Dari visi yang telah ditetapkan tersebut, yang


dimaksud dengan Terwujudnya Pengelolaan Keuangan
dan Aset adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sebagai lembaga / institusi yang
mempunyai tugas menghimpun, menghasilkan
pendapatan untuk dan mengalokasikan keuangan
daerah dan mengelola kekayaan / aset daerah.

Terbaik se Indonesia dimaksudkan adalah Dinas


Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menjadi
instansi / lembaga / institusi yang mampu bersaing
dan komitmen tinggi dalam mewujudkan kemandirian
kemampuan keuangan daerah.

4.1.2 MISI

Misi adalah suatu upaya yang harus diemban atau


dilaksanakan oleh seluruh perangkat organisasi
untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan. Untuk
mewujudkan Visi : "Terwujudnya Pengelolaan
Keuangan dan Aset terbaik se Indonesia", Misi
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
yaitu :

46
1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan
pendapatan daerah
2. Mengembangkan kapasitas pengelolaan keuangan
daerah
3. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja BUMD
4. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
6. Meningkatkan profesionalisme SDM

Misi Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan


pendapatan daerah dimaknai bahwa pengelolaan
pendapatan harus dapat meningkatkan kemampuan
pendapatan yang digunakan untuk membiayai
pembangunan daerah.

Misi Mengembangkan kapasitas pengelolaan keuangan


daerah dimaknai bahwa setiap pengelolaan keuangan
daerah harus mampu meningkatkan kemampuan SDM,
berikut Sarana dan Prasarana serta system yang
mendukung pengelolaan keuangan daerah yang lebih
transparan dan akuntabel dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan penatausahaan,
pertanggungjawaban hingga pengawasan
(pengendalian).

Misi Memperbaiki dan meningkatkan kinerja BUMD


dimaknai sebagai Badan Usaha Milik Daerah yang
selama ini sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan
daerah kinerjanya masih belum optimal dan terdapat
Badan Usaha Milik Daerah karena belum menemukan
core busines sehingga belum menghasilkan
pendapatan, dan Badan Usaha Milik Daerah yang
telah eksis perlu dipertahankan keberadaannya agar
masyarakat memperoleh manfaat yang besar.

Misi Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah


dimaknai sebagai aset daerah dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan yang digunakan untuk
pelayananan kepada masyarakat. Optimalisasi aset
daerah dapat dicapai dengan perbaikan pengelolaan
aset, peningkatan kerjasama dengan pihak

47
lain/swasta baik dalam bentuk Bangun Guna Serah
maupun Kontrak Konsesi dan pembentukan badan usaha
baru yang khusus menangani pengoptimalan aset
daerah.

Misi Meningkatkan kualitas pelayanan publik


dimaknai sebagai segala bentuk jasa pelayanan
untuk publik, baik dalam bentuk barang jasa yang
menjadi tanggungjawabnya dan dilaksanakan oleh
instansi pemerintah dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Misi Meningkatkan profesionalisme SDM dimaknai


sebagai upaya meningkatkan kapasitas SDM
pengelolaan keuangan agar memiliki keahlian dan
inovasi untuk melaksanakan tugas-tugas dan
tanggungjawab yang dibebankan kepadanya serta
mempunyai inisiatif untuk selalu mengembangkan
kemampuan dirinya.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SKPD

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah yang akan


dicapai oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta
adalah sesuai tabel dibawah:

48
Tabel T.IV.C.13

TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SKPD


Target Kinerja Tahun ke
No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 (2013) 2 (2014) 3 (2015) 4 (2016) 5 (2017)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Meningkatkan 1.1 Meningkatnya 1.1.1 Prosentase kontribusi 44.34% 51.47% 51.48% 51.49% 51.49%
kemampuan pendapatan PAD terhadap pendapatan
keuangan daerah dari daerah
daerah untuk pajak retribusi
membiayai dan lain-lain
pembangunan pendapatan
daerah

2 Mewujudkan 2.1 Meningkatnya 2.1.1 Penurunan Temuan 12 temuan 12 temuan 12 temuan 12 temuan 12 temuan
pengelolaan kualitas Kelemahan Sistem
keuangan yang pengelolaan Pengendalian Akuntansi
transparan dan keuangan daerah dan pelaporan
akuntabel

3 Mengoptimalkan 3.1 Meningkatnya 3.1.1 Prosentase deviden BUMD 31,56% 26,13% 22,95% 24,45% 28,36%
peningkatan kinerja BUMD terhadap jumlah total
kinerja BUMD penyertaan modal BUMD

4 Meningkatkan 4.1 Meningkatnya 4.1.1 Prosentase aset daerah


kontribusi kualitas yang dapat dimanfaatkan 11.43% 11.57% 11.71% 11.86% 12%
pendapatan pengelolaan
asli daerah aset daerah
bagi pemda

49
4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD

Strategi adalah pernyataan yang menjelaskan


bagaimana tujuan akan dicapai. Untuk mencapai
tujuan dan sasaran organisasi harus dilakukan
melalui strategi yang tepat.

Suatu strategi dapat secara spesifik


dikaitkan dengan satu sasaran atau kelompok
sasaran dengan kerangka logis sebagaimana bagan
berikut :

Gambar G-IV.C.3
Keterkaitan Sasaran dengan Strategi

Sasaran 1
Sasaran 1 Strategi 1

Atau
Sasaran 2 Strategi 1

Sasaran 2 Strategi 2
Sasaran 3

Untuk menentukan alternative strategi


pencapaian dari setiap indikator sasaran dapat
dilakukan dengan analisis SWOT.

4.3.1 Analisis Eksternal.

Secara umum analisis eksternal bertujuan


untuk memetakan peluang dan ancaman yang
dihadapi DPPKA dalam kurun waktu 5 tahun
kedepan.

51
Peraturan tentang pajak dan retribusi
merupakan kewenangan pusat. Data base yang masih
kurang valid karena tidak ada sensus kendaraan.
Perpanjangan STNK belum sesuai peraturan
Kepolisian Republik Indonesia. Lemahnya
identifikasi potensi retribusi karena
keterbatasan kewenangan pungutan, belum adanya
peraturan perundangan yang mengikat sebagai
bahan pungutan untuk lain-lain pendapatan yang
sah, jenis dan ragamnya sangat banyak sehingga
pemilahan harus di koordinasikan bersama dari
pusat hingga kab dan kota.

Peraturan regulasi ditentukan pusat sering


berubah dan tidak ada sinkronisasi dan
menimbulkan multi tafsir. Belum adanya hasil
evaluasi SPM sebagai output perencanaan
penganggaran tahun berikutnya. Belum adanya
persamaan persepsi dalam pengambilan kebijakan
tentang indikator kinerja dari TAPD terhadap
implementasi instrumen perencanaan penganggaran.

Dalam pengelolaan kas daerah tingkat


pemahaman penatausahaan keuangan di masing-
masing SKPD belum sama terutama untuk pengajuan
SP2D LS. Pencairan anggaran tidak sesuai aliran
kas sehingga terjadi penumpukan anggaran di
triwulan IV. Data kepegawaian yang tidak valid
sebagai dasar penghitungan gaji. Proses
pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan Pemda
kedepan juga dikembangkan melalui audit
elektronik (e-audit), hal ini mengharuskan pemda
untuk terus mengembangkan proses pengelolaan
keuangan daerah yang terintegrasi dan berbasis
teknologi informasi.

Dalam pengelolaan aset daerah belum ada


peraturan perundangan yang mengikat sebagai
pedoman pungutan. Jenis dan ragam peraturan
perundangan tersebut sangat banyak sehingga
pemilihan harus dikordinasikan bersama dari
pusat hingga kabupaten/kota.

52
Dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah,
persaingan dunia usaha sangat ketat. Bank BPD
diperluas menjadi bank devisa dengan syarat
modal disetor Bank Indonesia minimal 1 trilyun,
sedangkan modal disetor sekarang 250 milyar.
Untuk Perusahaan Daerah Taru Martani dibatasi
regulasi untuk jenis usahanya karena belum ada
perubahan Peraturan Daerah, sedangkan Badan
Usaha Kredit Pedesaan payung hukum
kelembagaannya belum jelas.

4.3.1.1 Peluang.
1) Pertumbuhan ekonomi berakibat bertambahnya
kendaran baru
2) Rencana kenaikan harga BBM
3) Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi
daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan
masyarakat di daerah.
4) Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi
terhadap penggunaan barang milik daerah
5) Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan
dan ditingkatkan
6) Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola
keuangan dan aset masih bisa dikembangkan.

4.3.1.2 Ancaman

1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap


tahun naik sehingga akan mengalami titik
jenuh mengakibatkan stagnan dan terus
menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan
menurun.
2) Adanya pembatasan/kepemilikan KBM untuk
menekan penggunaan BBM; luasan/panjang
lintasan jalan yang terbatas menyebabkan
polusi.
3) Penentuan harga satuan sangat cepat berubah,
sedangkan proses perundangan membutuhkan
waktu, sehingga antara target dan realisasi
terdapat gap yang tinggi.
4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah
sering berubah.

53
4.3.2 Analisis Internal.

Analisis internal bertujuan untuk memahami


kondisi SKPD dengan memetakan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan
menjadi potensi modal pembangunan serta
mengenali dan memahami kelemahan, kekurangan
agar dapat di eliminir dampaknya.

Dalam pengelolaan pendapatan, SDM


pengelola pendapatan, Sarpras pendukung
pengelola pendapatan dan kualitas pelayanan
wajib pajak kurang.

Pengelolaan belanja daerah belum optimal


dalam penggunaan instrumen ASB dan SPM
perencanaan penganggaran serta penyusunan
anggaran; ferivikator SKPD belum optimal dalam
pelaksanaan pekerjaan pengelolaan keuangan
secara administrasi maupun pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan; masih terdapat kesalahan
input data dalam SIPKD; jaringan yang belum
lancar/ trobel di SKPD; permasalahan yang
timbul dalam penerapan sistem penganggaran
berbasis kinerja adalah sulitnya merumuskan
indikator kinerja sebagai alat pendeteksi
tercapainya output dan out come yang
dikehendaki; selain itu diperlukan masa
transisi untuk mengubah sistem anggaran
berimbang yang telah dilaksanakan masa lalu
menjadi sistem penganggaran berbasis kinerja.

Dalam pengelolaan aset belum


teridentifikasi "asset idle" yang terdapat di
SKPD/UPTD; pengurus dan penyimpan barang belum
terampil dalam mengoperasikan aplikasi;
penyusunan RKBMD dan RKPBMD belum mengacu
daftar inventaris barang sebagai dasar
pengalokasian anggaran; perencanaan kebutuhan
BMD dan RKPBMD belum mengacu standar sarana dan
prasarana.
Dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah
PT AMI kesulitan likuiditas, manajemen kurang

54
profesional, bidang usaha yang dikelola tidak
berjalan baik dan beban operasional tinggi.
Sedangkan PD Taru Martani selain kesulitan
likuiditas, juga terdapat 6 BUKP kurang sehat.

4.3.2.1 Kekuatan
1) Pajak Kendaraan Bermotor masih merupakan
sumber pendapatan yang mempunyai kontribusi
terbesar dalam PAD
2) Lokasi strategis dan pelayanan pajak dan
retribusi-online mudah diakses oleh
masyarakat
3) Potensi sumber-sumber PAD tersedia
4) Pengembangan BUMD menjadi lokomotif
perekonomian dan sumber PAD DIY
5) Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
untuk perencanaan, penganggaran,
penatausahaan dan pelaporan yang efektif dan
efisien, transparan dan akuntabel
6) Penyelenggaraan penatausahaan aset dengan
sistem aplikasi menertibkan administrasi
pengelolaan Barang milik daerah.
7) Adanya website sebagai media informasi

4.3.2.2 Kelemahan.

1) Meningkatnya tunggakan pajak kendaraan


bermotor yang tidak tertagih karena
terbatasnya SDM untuk penagihan tunggakan
pajak KBM.
2) Lemahnya identifikasi potensi karena
keterbatasan kewenangan pungutan untuk
retribusi daerah dan anggaran untuk
sosialisasi dan promosi terbatas dan sistem
pengawasan retribusi kurang optimal
3) Kewenangan pemda sebatas peningkatan kinerja
dan fasilitasi dalam pengelolaan BUMD
4) Pengurus dan penyimpan barang belum optimal
dalam pengoperasian aplikasi.
5) "Asset idle" pada SKPD belum
teridentifikasi.
6) Pengadaan barang belum mengacu pada
kebutuhan barang milik daerah, pemeliharaan
belum mengacu pada daftar kebutuhan
pemeliharaan barang milik daerah

55
Tabel T.IV.C.14
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

KEKUATAN KELEMAHAN
1)Pajak Kendaraan Bermotor 1)Meningkatnya tunggakan
menjadi sumber pendapatan pajak kendaraan bermotor
dengan kontribusi terbesar yang tidak tertagih
dalam PAD karena terbatasnya SDM
2)Lokasi strategis, pelayanan untuk penagihan
pajak dan retribusi on- tunggakan pajak KBM.
line,mudah diakses oleh
masyarakat

3)Potensi sumber-sumber PAD 2)Lemahnya identifikasi


tersedia potensi karena
keterbatasan kewenangan
pungutan untuk retribusi
daerah dan anggaran
sosialisasi dan promosi
terbatas, serta sistem
pengawasan retribusi
kurang optimal

4)BUMD menjadi lokomotif 3)Kewenangan pemda dalam


perekonomian dan sumber PAD pengelolaan BUMD sebatas
DIY peningkatan kinerja dan
fasilitasi dalam
pengelolaan BMD

5)Sistem informasi 4)Pengurus dan penyimpan


pengelolaan keuangan daerah barang belum optimal
untuk perencanaan, dalam pengoperasian
penganggaran, penatausahaan aplikasi.
dan pelaporan yang efektif
dan efisien, transparan dan
akuntabel.

6)Penyelenggaraan 5."Asset idle" pada SKPD


penatausahaan aset dengan belum teridentifikasi
sistem menertibkan
administrasi pengelolaan
Barang milik daerah.
7)Adanya website sebagai 6.Pengadaan barang belum
media informasi mengacu pada kebutuhan
barang milik daerah,
pemeliharaan belum
mengacu pada daftar
kebutuhan pemeliharaan
barang milik daerah

56
PELUANG ANCAMAN/TANTANGAN
1) Pertumbuhan ekonomi 1) Potensi pendapatan dari
menyebabkan bertambahnya pajak PKB setiap tahun
kendaran baru naik sehingga akan
2) Rencana kenaikan harga BBM mengalami titik jenuh
3) Tarif pungutan dalam mengakibatkan stagnan
Pengelolaan retribusi dan terus menurun,
daerah dapat disesuaikan sehingga sumber PAD dari
dengan kemampuan masyarakat pajak akan menurun
di daerah. 2) Adanya pembatasan /
4) Koordinasi, klarifikasi kepemilikan KBM selain
dan inventarisasi untuk menekan penggunaan
terhadap penggunaan BBM karena luasan dan
barang milik daerah panjang lintasan jalan
5) Badan Usaha Milik Daerah yang terbatas serta
potensi polusi.
dapat dikembangkan dan 3) Penentuan harga satuan
ditingkatkan yang sangat cepat
6) Kualitas dan kapabilitas berubah sedangkan proses
SDM pengelola keuangan perundangan membutuhkan
dan aset masih bisa waktu, sehingga antara
dikembangkan. target dan realisasi
terdapat gap yang tinggi
4) Regulasi tentang
pengelolaan keuangan
daerah sering berubah

57
Tabel T.IV.C.15
Analisis SWOT

STRENGHTS ( S ) WEAKNESSES (W)


1) Pajak kendaraan bermotor merupakan 1)Meningkatnya tunggakan pajak
Faktor Internal sumber pendapatan dengan kontribusi kendaraan bermotor yang tidak
terbesar dalam PAD tertagih karena terbatasnya
2) Lokasi strategis dan pelayanan pajak SDM untuk penagihan tunggakan
dan retribusi-online mudah diakses pajak KBM.
oleh masyarakat 2)Lemahnya identifikasi potensi
3) Potensi sumber-sumber PAD tersedia karena keterbatasan
4) BUMD menjadi lokomotif perekonomian kewenangan pungutan untuk
dan sumber PAD DIY retribusi daerah dan anggaran
5) Sistem informasi pengelolaan keuangan untuk sosialisasi dan promosi
daerah untuk perencanaan, terbatas serta sistem
penganggaran, penatausahaan dan pengawasan retribusi kurang
pelaporan yang efektif dan efisien, optimal.
transparan dan akuntabel 3)Kewenangan pemda sebatas
6) penyelenggaraan penatausahaan, aset peningkatan kinerja dan
Faktor Internal dengan sistem aplikasi menertibkan fasilitasi dalam pengelolaan
administrasi pengelolaan Barang milik BUMD.
daerah. 4)Pengurus dan penyimpan barang
7) Website sebagai media informasi belum optimal dalam
pengoperasian aplikasi
5)Aset idle pada SKPD belum
teridentifikasi
6)Pengadaan barang belum
mengacu pada kebutuhan barang
milik daerah, pemeliharaan
belum mengacu kepada daftar
kebutuhan pemeliharaan barang
milik daerah

58
OPPORTUNITIES - O STRATEGI S - O STRATEGI W - O
1)Pertumbuhan ekonomi menyebabkan 1)Intensifikasi dan ekstensifikasi 1)Jemput bola dan mendekatkan
bertambah kendaran baru pendapatan dari pajak retribusi dan lokasi pelayanan kepada wajib
2)Rencana kenaikan harga BBM lain-lain pendapatan pajak
3)Tarif pungutan dalam Pengelolaan 2)Penentuan tarif pungutan untuk Perda 2)Penggalian sumber pendapatan
reritribusi daerah dapat sebagai dasar regulasi pungutan dan penentuan besaran tarif
disesuaikan dengan kemampuan Retribusi retribusi
masyarakat di daerah 3)Pengembangan manajemen BUMD 3)Penataan kelembagaan BUMD
4)Badan Usaha Milik daerah dapat 4)Penguatan Modal dan pengembangan usaha 4)Verifikasi, klasifikasi dan
dikembang dan ditingkatkan 5)Monitoring dan investigasi aset daerah penilaian
5)Koordinasi, klarifikasi dan 6)Peningkatan Kualitas SDM 5)Diklat / Bimtek pengelolaan
inventarisasi terhadap penggunaan keuangan dan aset daerah
barang milik daerah
6)Kualitas dan kapabilitas SDM
pengelola keuangan dan aset masih
bisa dikembangkan
THREATS- T STRATEGI S - T STRATEGI W - T
1) Potensi pendapatan dari pajak PKB 1)Penggalian sumber-sumber pontensi 1)Perbaikan manajement terhadap
setiap tahun naik sehingga akan peningkatan PAD selain pajak. semua potensi pendapatan
mengalami titik jenuh mengakibatkan 2)Percepatan regulasi dasar pungutan daerah dari pajak, retribusi
stagnan dan terus menurun, sehingga 3)Perencanaan penganggaran daerah sesuai dan lain-lain pendapatan.
sumber PAD dari pajak akan menurun. peraturan perundang-undangan yang 2)Intensifikasi dan
2) Adanya pembatasan /kepemilikan KBM berlaku ekstensifikasi pendapatan
selain untuk menekan penggunaan BBM 4)Pelaporan keuangan sesuai ketentuan dari pajak retribusi dan
karena luasan dan panjang lintasan yang berlaku lain-lain pendapatan
jalan yang terbatas serta potensi
polusi.
3) Penentuan harga satuan yang sangat
cepat berubah sedangkan proses
perundangan membutuhkan waktu,
sehingga antara target dan
realisasi terdapat gap yang tinggi
4) Regulasi tentang pengelolaan
keuangan daerah sering berubah

59
1. Sasaran meningkatnya pendapatan dari pajak,
retribusi dan lain-lain pendapatan, strategi
yang dilakukan adalah Perbaikan manajemen dan
Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari
pajak dan, retribusi dan lain-lain pendapatan .
2. Sasaran Efisiensi dan efektifitas anggaran
daerah, strategi yang dilakukan adalah
perencanaan dan penganggaran belanja daerah
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku .
3. Sasaran meningkatnya transparansi dan
akuntabilitas penyusunan APBD Kab/Kota, strategi
yang dilakukan adalah perencanaan dan
penganggaran belanja daerah dan pelaporan
keuangan disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Sasaran meningkatnya kinerja BUMD, strategi
yang dilakukan adalah Penataan kelembagaan BUMD,
Pengembangan Manajemen BUMD, penguatan
permodalan dan pengembangan usaha
5. Sasaran meningkatnya pemanfaatan aset daerah
secara efektif, strategi yang dilakukan adalah
dengan verifikasi, klasifikasi dan penilaian,
monitoring dan investigasi aset daerah
6. Sasaran meningkatnya pelayanan kepada wajib
pajak dan wajib retribusi, dilakukan dengan
strategi jemput bola dan mendekatkan lokasi
layanan kepada wajib pajak dan wajib retribusi.
7. Sasaran meningkatnya kemampuan SDM pengelola
keuangan dan aset, strategi yang dilakukan
Diklat keuangan dan aset daerah.

60
Sedang kebijakan yang dilakukan adalah :
1. Peningkatan koordinasi dan kualitas SDM
pengelolaan pendapatan daerah
2. Peningkatan pelayanan, pemenuhan Sarpras dan
Sistem.
3. Perubahan bentuk badan hukum, penataan manajemen
dan penyehatan BUMD.
4. Pendayagunaan kekayaan daerah
5. Ketepatan waktu proses pengelolaan keuangan
6. Pemberian penghargaan dan sanksi

Hubungan antara tujuan, sasaran, strategi dan


kebijakan dapat digambarkan sebagaimana tabel
dibawah ini.

61
Tabel T.IV.C.16

Tujuan, Sasaran Strategi dan Kebijakan

Visi : Terwujudnya pengelolaan keuangan dan asset terbaik se Indonesia

Misi 1 : Mengoptimalkan peningkatan Pendapatan Daerah


Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan kemampuan Meningkatnya pendapatan 1. Perbaikan manajemen Peningkatan Koordinasi
keuangan daerah untuk daerah dari pajak, terhadap semua potensi dan Kualitas SDM
membiayai pembangunan retribusi dan lain-lain pendapatan daerah dari Pengelolaan Pendapatan
daerah pendapatan pajak, retribusi dan Daerah
lain-lain pendapatan
2. Intensifikasi dan
ekstensifikasi
pendapatan daerah dari
pajak retribusi dan
lain-lain pendapatan

Misi 2 : Mengembangkan kapasitas pengelolaan keuangan daerah


Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan pengelolaan Meningkatnya kualitas 1.Perencanaan penganggaran Ketepatan waktu proses
keuangan yang transparan pengelolaan keuangan penatausahaan dan Pengelolaan Keuangan
dan akuntabel daerah pelaporan keuangan
daerah sesuai peraturan
perundang-undangan uang
berlaku

62
Misi 3 : Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mengoptimalkan Meningkatnya kinerja BUMD 1. Penataan kelembagaan Perubahan bentuk badan
peningkatan kinerja BUMD hukum, penataan
Badan Usaha Milik Daerah 2. Pengembangan Manajemen manajemen dan penyehatan
BUMD BUMD.
3. Penguatan modal dan
pengembangan usaha

Misi 4 : Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah


Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan kontribusi Meningkatnya kualitas Verifikasi, klasifikasi Pendayagunaan kekayaan
Pendapatan asli daerah pengelolaan aset (tanah, dan penilaian, daerah
bagi pemda bangunan, kendaraan) Monitoring dan investigasi
aset daerah

63
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF.

Tabel T.V.C.17
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Indiaktor Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Bidang Urusan Kinerja Kinerja SKPD
Sasaran Pemerintahan dan Program Awal Kondisi Kinerja pada akhir Penangung
Tujuan Sasaran Kode Tahun-1 (2013) Tahun-2 (2014) Tahun-3 (2015) Tahun-4 (2016) Tahun-5 (2017) Jawab Lokasi
Program Prioritas (outcome) RPJMD periode RPJMD
Pembangunan dan kegiatan (Tahun 0)
( output) - 2012
target Rp000 target Rp000 target Rp000 target Rp000 target Rp000 target Rp000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Urusan Wajib
1.20 Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
keuangan daerah,
Perangkat Daerah,
Kepagawaian dan
persandian
1.20.09 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
Mewujudkan Akuntabilitas Prosentase 01 Program Peningkatan
pengelolaan kinerja pelayanan Pelayanan kualitas 100 100 4,326,568 100 5,496,921 100 6,004,327 100 6,604,760 100 7,265,236 100 29,697,812 DPPKA
keuangan Pemerintah administrasi Administrasi pelayanan
yang daerah perkantoran Perkantoran internal
transparan meningkat
dan
akuntabel
01.01 Penyediaan Jasa Prosentase 1 tahun 100 19,549 100 22,345 100 24,575 100 27,033 100 29,736 100 29,736 DPPKA DPPKA
Rurat Menyurat pelayanan DIY dan 5
administrasi KPPD se
perkantoran DIY

65
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
01.02 Penyediaan Jasa Prosentase 1 tahun 100 1,459,188 100 1,623,541 100 1,783,896 100 1,964,485 100 2,160,934 100 2,160,934 DPPKA DPPKA
Komunikasi, pelayanan DIY dan
Sumberdaya, Air administrasi 5 KPPD
dan Listrik perkantoran se DIY
01.05 Penyediaan Jasa Prosentase 40 gedung, 100 490,000 100 815,000 100 900,000 100 100 1,089,000 100 1,089,000 DPPKA DPPKA
Jaminan Barang pelayanan 55 990,000 DIY
Milik Daerah administrasi kendaraan
perkantoran

01.06 Penyediaan jasa Prosentase 1 tahun 100 23,295 100 29,307 100 32,196 100 35,416 100 38,957 100 38,957 DPPKA DPPKA
Pemeliharaan dan pelayanan DIY dan
Perijinan administrasi 5 KPPD
Kendaraan Dinas perkantoran se DIY
Operasional
01.07 Penyediaan Jasa Prosentase 85 orang 100 198,240 100 198,240 100 198,240 100 100 239,873 100 239,873 DPPKA DPPKA
Administrasi pelayanan 218,064 DIY dan
Keuangan administrasi 5 KPPD
perkantoran se DIY

01.08 Penyediaan Jasa Prosentase 1 tahun, 10 100 574,990 100 596,696 100 646,566 100 711,222 100 782,344 100 782,344 DPPKA DPPKA
Kebersihan Kantor pelayanan gedung DIY dan
administrasi 5 KPPD
perkantoran se DIY

01.10 Penyediaan Alat Prosentase 1 tahun, 65 100 336,098 100 368,997 100 403,697 100 100 488,473 100 488,473 DPPKA DPPKA
tulis kantor pelayanan jenis 444,066 DIY dan
administrasi 5 KPPD
perkantoran se DIY

01.11 Penyediaan Barang Prosentase 1 tahun 100 320,160 100 405,800 100 446,380 100 491,018 100 540,119 100 540,119 DPPKA DPPKA
Cetakan dan pelayanan DIY dan
penggandaan administrasi 5 KPPD
perkantoran se DIY

01.12 Penyediaan Prosentase 15 jenis 100 79,989 100 92,088 100 101,296 100 111,426 100 122,569 100 122,569 DPPKA DPPKA
komponen instalasi pelayanan DIY dan
listrik/penerangan administrasi 5 KPPD
bangunan kantor perkantoran se DIY

01.14 Penyediaan Prosentase 1 tahun 100 20,099 100 39,765 100 43,741 100 48,115 100 52,927 100 52,927 DPPKA DPPKA
peralatan rumah pelayanan DIY dan
tangga administrasi 5 KPPD
perkantoran se DIY

66
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
01.15 Penyediaan bahan Prosentase 1 tahun 100 68,865 100 74,805 100 80,817 100 100 97,788 100 97,788 DPPKA DPPKA
bacaan dan pelayanan 88,898 DIY dan
peraturan administrasi 5 KPPD
perundang- perkantoran se DIY
undangan

01.17 Penyediaan Prosentase 1 tahun 100 110,868 100 125,870 100 138,268 100 152,094 100 167,304 100 167,304 DPPKA DPPKA
Makanan dan pelayanan DIY dan
Minuman administrasi 5 KPPD
perkantoran se DIY
01.18 Rapat-rapat Prosentase 1 tahun 100 524,635 100 996,976 100 1,081,710 100 1,189,710 100 1,308,681 100 1,308,681 DPPKA DPPKA
Koordinasi dan pelayanan DIY dan
Konsultasi ke Luar administrasi 5 KPPD
Daerah perkantoran se DIY
01.22 Penyediaan Jasa Prosentase 6 orang 100 90,990 100 97,489 100 110,107 100 121,107 100 133,218 100 133,218 DPPKA Bangun
Keamanan pelayanan tapan,
Kantor/Gedung/Te administrasi Tegalre
mpat kerja perkantoran jo,
Kalasan

01.26 Penyediaan Prosentase 1 tahun 100 9,600 100 10,000 100 11,000 100 12,100 100 13,310 100 13,310 DPPKA 5 KPPD
Retribusi Sampah pelayanan se DIY
administrasi
perkantoran
Mewujudkan Akuntabilitas Prosentase 02 Program Peningkatan
pengelolaan kinerja penyediaan Peningkatan kualitas 100% 100 27,906,460 100 7,608,497 100 7,957,520 100 8,137,074 100 8,950,782 100 60,560,333 DPPKA
keuangan pemerintah dan Sarana dan sarana dan
yang daerah pemeliharaan Prasarana prasarana
transparan meningkat sarana dan Aparatur kerja
dan prasarana
akuntabel aparatur
02.02 Pengadaan Tanah Posentase 2 bidang 100 - 100 11,170,000 0 - 0 - 0 - 100 11,170,000 DPPKA Bantul,
penyediaan Sleman
dan
pemeliharaan
Sarpras
Aparatur
02.03 Pembangunan Posentase 2 gedung, 100 20,369,000 100 11,087,000 100 30,000,000 0 - 0 - 100 61,456,000 DPPKA Bantul,
Gedung kantor penyediaan 3.500 m2 Kulon
dan progo
pemeliharaan
Sarpras
Aparatur

67
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
02.05 Pengadaan Posentase 4 unit 100 1,650,000 100 1,059,463 0 - 100 530,000 100 583,000 100 583,000 DPPKA DPPKA
Kendaraan dinas penyediaan dan DIY
/operasional pemeliharaan
Sarpras
Aparatur

02.07 Pengadaan Posentase 6 jenis 100 363,887 100 691,855 100 718,690 100 790,559 100 869,615 100 869,615 DPPKA DPPKA
perlengkapan penyediaan dan DIY dan 5
gedung kantor pemeliharaan KPPD se
DIY
Sarpras
Aparatur

02.09 Pengadaan Posentase 6 jenis, 36 100 573,994 100 655,248 100 720,772 100 792,850 100 872,135 100 872,135 DPPKA DPPKA
peralatan gedung penyediaan dan unit DIY dan 5
kantor pemeliharaan KPPD se
DIY
Sarpras
Aparatur

02.10 Pengadaan Posentase 7 set, 11 100 216,583 100 234,030 100 257,176 100 283,176 100 311,493 100 311,493 DPPKA DPPKA
Mebeleur penyediaan dan buah DIY dan 5
pemeliharaan KPPD se
DIY
Sarpras
Aparatur

02.11 DED Pembangunan Posentase 2 set 100 150,000 100 400,000 0 - 0 - 0 - 100 550,000 DPPKA Bantul,
Gedung Kantor penyediaan dan gambar Sleman
pemeliharaan gedung, 2
set RAB
Sarpras
Aparatur

02.21 Pemeliharaan Posentase 7 PBB, 1 100 44,931 100 49,424 100 54,367 100 59,804 100 65,784 100 65,784 DPPKA Gondoku
Rutin/berkala penyediaan dan tahun suman,
rumah dinas pemeliharaan Kotagede
Sarpras ,
Aparatur Umbulha
rjo,
Wirobraj
an,
Depok

68
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
02.22 Pemeliharaan rutin Posentase 1 tahun 100 100 883,080 100 971,388 100 1,068,526 100 1,175,379 100 1,175,379 DPPKA DPPKA
berkala gedung penyediaan dan 530,850 DIY dan 5
kantor pemeliharaan KPPD se
Sarpras DIY
Aparatur

02.24 Pemeliharaan Posentase 1 tahun 100 652,118 100 785,020 100 863,522 100 949,874 100 1,044,862 100 1,044,862 DPPKA DPPKA
rutin/berkala penyediaan dan DIY dan 5
kendaraan dinas pemeliharaan KPPD se
operasional Sarpras DIY
Aparatur)
02.26 Pemeliharaan Posentase 1 tahun, 3 100 100 951,978 100 1,047,176 100 1,151,893 100 1,267,083 100 1,267,083 DPPKA DPPKA
rutin/berkala penyediaan dan jaringan, 849,850 DIY dan 5
perlengkapan pemeliharaan 65 unit KPPD se
gedung kantor Sarpras DIY
Aparatur
02.28 Pemeliharaan rutin Posentase 7 jenis, 130 100 167,250 100 195,885 100 215,473 100 237,020 100 260,722 100 260,722 DPPKA DPPKA
berkala peralatan penyediaan dan unit DIY dan 5
gedung kantor pemeliharaan KPPD se
Sarpras DIY
Aparatur

02.30 Pemeliharaan Arsip Posentase 695.000 100 1,407,797 100 1,111,334 100 1,222,467 100 1,344,714 100 1,479,185 100 1,479,185 DPPKA 5 KPPD
kendaraan penyediaan dan berkas, se DIY
bermotor pemeliharaan 15.000
Sarpras buah, 30
Aparatur buah

02.31 Pemeliharaan Arsip Posentase 17.500 100 154,000 100 169,400 100 186,340 100 204,974 100 225,471 100 225,471 DPPKA DPPKA
Keuangan penyediaan dan berkas, DIY
pemeliharaan 650 m2,
Sarpras 1.500 buah
Aparatur

02.32 Pemeliharaan Posentase 1 tahun 100 73,908 100 81,298 100 85,363 100 93,900 100 103,290 100 103,290 DPPKA DPPKA
Jaringan Sistem penyediaan dan DIY
Informasi pemeliharaan
Sarpras
Aparatur

02.40 Rehabilitasi Posentase 2 unit 100 90,000 100 170,650 100 187,715 100 206,486 100 227,135 100 227,135 DPPKA Sewon,
Sedang/Berat penyediaan dan Depok
Jabatan pemeliharaan
Sarpras
Aparatur

69
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
02.49 Perubahan Status Posentase 5 gedung, 100 133,300 100 169,828 100 186,811 100 205,492 100 226,042 100 226,042 DPPKA DPPKA
Hukum Barang penyediaan dan 100 R.4, 25 DIY
Daerah pemeliharaan R.2
Sarpras
Aparatur

02.57 Sensus Barang Posentase 34 SKPD, 100 330,000 0 0 - 0 - 0 - 100 330,000 DPPKA 34
Milik Daerah penyediaan dan 64 UPTD SKPD+
pemeliharaan UPTD se
Sarpras DIY
Aparatur
02.60 Monitoring dan Posentase 1 dokumen 100 148,990 100 149,260 100 198,000 100 217,800 100 239,580 100 239,580 DPPKA DPPKA
investigasi penyediaan dan DIY
pengelolaan barang pemeliharaan
milik daerah Sarpras
Aparatur
Mewujudkan Akuntabilitas Prosentase 05 Program Terwujudnya
pengelolaan kinerja PNS yang Peningkatan peningkatan 100% 100% 550,318 100% 606,959 100% 652,162 100% 717,378 100% 789,116 100% 3,315,933 DPPKA
keuangan pemerintah mengikuti Kapasitas kapasitas
transparan daerah diklat Sumberdaya sumberdaya
dan meningkat Aparatur aparatur
akuntabel
05.02 Sosialisasi Prosentase 675 orang 100 195,000 100 243,119 100 267,431 100 294,174 100 323,591 100 323,591 DPPKA 5 KPPD
peraturan PNS yang se DIY
perundang- mengikuti
undangan sosialisasi
/diklat
05.08 Bimtek Kasamsatan Prosentase 168 orang 100 70,000 100 58,910 100 64,801 100 71,281 100 78,409 100 78,409 DPPKA 5 KPPD
PNS yang se DIY
mengikuti
sosialisasi
/diklat
05.42 Pembinaan dan Prosentase 186 orang 100 255,389 100 275,000 100 290,000 100 319,000 100 350,900 100 350,900 DPPKA DPPKA
pelaksanaan PNS yang DIY
Bimtek bagi mengikuti
pengelola keuangan sosialisasi
/diklat
05.46 Pembinaan Teknis Prosentase 40 orang 100 29,929 100 29,930 100 29,930 100 32,923 100 36,215 100 36,215 DPPKA DPPKA
Penyusunan APBD PNS yang DIY
mengikuti
sosialisasi
/diklat

70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Mewujudkan Akuntabilitas Terlaksananya 06 Program Terwujudnya
pengelolaan pengelolaan pelaporan Peningkatan akuntabilitas 100% 100 155,730 100% 162,078 100 178,286 100% 178,115 100% 213,926 100% 888,135 DPPKA
keuangan keuangan daerah capaian Pengembangan pelaporan
transparan meningkat kinerja dan Sistem Pelaporan capaian kinerja
dan keuangan Capaian Kinerja dan keuangan
akuntabel dan Keuangan
06.02 Penyusunan LAKIP, Rencana 3dokumen 100 7,494 100 8,243 100 9,067 100 9,974 100 10,971 100 10,971 DPPKA DPPKA
Laporan Kinerja Kinerja DIY
SKPD Tahunan dan
Penetapan
Kinerja
06.17 Penyusunan Laporan 2 laporan 100 24,396 100 26,835 100 29,519 100 32,471 100 35,718 100 35,718 DPPKA DPPKA
Laporan Keuangan keuangan DIY
SKPD smesteran,
prognosis
realisasi dan
laporan
keuangan akhir
tahun SKPD
06.18 Penyusunan Sinkronisasi 3 dokumen, 100 92,245 100 92,245 100 101,469 100 93,616 100 120,978 100 120,978 DPPKA DPPKA
rencana program pengembangan 40 org, 3 DIY
dan kegiatan SKPD FGD kali
serta penyusunan
Pengembangan rencana
Data dan Informasi program dan
kegiatan
instansi
06.19 Monitoring dan Kompilasi 1 dokumen, 100 31,595 100 34,754 100 38,229 100 42,052 100 46,258 100 46,258 DPPKA DPPKA
evaluasi laporan dan 30 orang DIY
pelaksanaan rakor evaluasi
program kegiatan realisasi
SKPD pelaksanaan
kegiatan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17 Program Prosentase 10.26% 10.47% 8,306,453 11.49% 9,137,098 11.51% 10,050,808 11.52% 11,055,889 11.54% 12,161,478 11.54% 12,161,478 DPPKA
kemampuan pendapatan kontribusi PAD Peningkatan dan peningkatan
keuangan daerah dari terhadap Pengembangan PAD
daerah untuk pajak, retribusi pendapatan pengelolaan
membiayai dan lain-lain daerah keuangan Daerah
pembangunan pendapatan
daerah
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.04 Penyusunan Sisdur Pergub dan 2 Pergub, 1 100 90,000 0 0 - 0 - 0 - 0 - DPPKA DPPKA
pengelolaan kualitas temuan Pengelolaan Sosialisasi kali, 90 DIY
keuangan pengelolaan kelemahan keuangan Daerah Sistem dan orang
transparan keuangan daerah Sistem prosedur
dan pengendalian Pengelolaan
akuntabel Akuntansi keuangan
dan Daerah
pelaporan

71
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.06 Penyusunan Rancangan 1 Raperda, 100 699,048 100 713,208 100 738,208 100 812,029 100 893,232 100 893,232 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan Rancangan Perda peraturan 34 SKPD, penyusu
keuangan pengelolaan kelemahan tentang APBD daerah tentang 800 buku nan
transparan Sistem APBD APBD
keuangan daerah
dan pengendali
akuntabel an
Akuntansi
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.07 Penyusunan Rancangan 1 raperda, 100 727,524 100 757,524 100 782,524 100 860,776 100 946,854 100 946,854 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan Rancangan peraturan 500 SET penyusu
keuangan pengelolaan kelemahan Peraturan KDH Gubernur nan
transparan Sistem tentang Penjabaran tentang penjabar
keuangan daerah
dan pengendali APBD Penjabaran an APBD
akuntabel an APBD
Akuntansi
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.08 Penyusunan Rancangan 1 Raperda, 100 620,557 100 645,557 100 670,557 100 737,613 100 811,374 100 811,374 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan Rancangan Perda peraturan 500 buku penyusu
keuangan pengelolaan kelemahan tentang Perubahan daerah tentang nan
transparan Sistem APBD Perubahan perubah
keuangan daerah
dan pengendali APBD an APBD
akuntabel an
Akuntansi
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.09 Penyusunan Rancangan 1 Rapergub, 100 684,307 100 714,307 100 739,307 100 813,237 100 894,561 100 894,561 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan Rancangan peraturan 500 buku penyusu
keuangan pengelolaan kelemahan Peraturan Kepala gubernur nan
transparan Sistem Daerah tentang tentang penjabar
keuangan daerah
dan pengendali Penjabaran penjabaran an
akuntabel an Perubahan APBD perubahan perubah
Akuntansi APBD an APBD
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.10 Penyusunan Rancangan 1 Raperda, 100 412,272 100 453,500 100 498,850 100 548,735 100 603,608 100 603,608 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan Rancangan peraturan 34 SKPD, penyusu
keuangan pengelolaan kelemahan Peraturan Daerah daerah tentang 600 buku nan
transparan Sistem tentang pertanggungja pertangg
keuangan daerah
dan pengendali Pertanggungjawab waban ungjawab
akuntabel an an APBD pelaksanaan an
Akuntansi APBD pelaksan
dan aan
pelaporan APBD

72
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.11 Penyusunan Rancangan 1 100 100 133,096 100 100 161,046 100 177,151 100 177,151 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan Rancangan peraturan Rapergub, 120,996 146,406 penyusu
keuangan pengelolaan kelemahan Peraturan Kepala gubernur 150 buku nan
transparan Sistem Daerah tentang tentang penjabar
keuangan daerah
dan pengendalia Penjabaran penjabaran an
akuntabel n Akuntansi Pertanggungjawab pertanggungja pertangg
dan an Pelaksanaan waban ungjawab
pelaporan APBD pelaksanaan an
APBD pelaksan
aan
APBD
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.15 Bimbingan Teknis Pembinaan 120 orang, 100 199,352 100 219,287 100 241,216 100 265,337 100 291,871 100 291,871 DPPKA DPPKA
pengelolaan kualitas temuan Implementasi Paket teknis 4 akt DIY
keuangan pengelolaan kelemahan Regulasi tentang implementasi
transparan keuangan daerah Sistem Pengelolaan paket regulasi
dan pengendali Keuangan Daerah tentang
akuntabel an penyusunan
Akuntansi laporan
dan keuangan
pelaporan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.19 Intensifikasi dan Konsultasi, 5 100 537,715 100 564,600 100 591,486 100 650,635 100 715,698 100 715,698 DPPKA Proses
kemampuan pendapatan daerah peningkatan ekstensifikasi fasilitasi dokumen intensifik
keuangan dari pajak, PAD sumber-sumber penerimaan asi dan
daerah untuk retribusi dan lain- pendapatan dana ekstensif
membiayai lain pendapatan pendapatan daerah perimbangan, ikasi
pembangunan rekonsiliasi sumber-
daerah data DBH PBB sumber
dan BP PBB pendapat
an
daerah
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.20 Penatausahaan dan Pendampingan 34 SKPD 100 476,741 100 389,000 100 395,000 100 434,500 100 477,950 100 477,950 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan pengendalian gaji pencetakan penataus
keuangan pengelolaan kelemahan pegawai daerah daftar gaji, ahaan
transparan keuangan daerah Sistem laporan dan
dan pengendali tahunan pengend
akuntabel an realisasi gaji alian gaji
Akuntansi dan koordinasi pegawai
dan IWP dengan pemda
pelaporan pihak ketiga, DIY
pemerintah
pusat dan
provinsi lain

73
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.21 Intensifikasi dan Pemungutan Rp. 100 1,007,672 100 1,057,958 100 1,163,754 100 1,280,129 100 1,408,142 100 1,408,142 DPPKA 15
kemampuan pendapatan daerah peningkatan ekstensifikasi pajak 152.327.02 kecamat
keuangan dari pajak, PAD sumber-sumber kendaraan 2.000,- , an di
daerah untuk retribusi dan lain- pendapatan di bermotor, 250.000 Bantul
membiayai lain pendapatan KPPD Bantul Retribusi dan lembar
pembangunan lain-lain
daerah pendapatan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.22 Intensifikasi dan Pemungutan Rp. 100 547,131 100 495,000 100 544,500 100 598,950 100 658,845 100 658,845 DPPKA 18
kemampuan pendapatan daerah peningkatan ekstensifikasi pajak 49.839.50 kecamat
keuangan dari pajak, PAD sumber-sumber kendaraan 0.000,- , an di
daerah untuk retribusi dan lain- pendapatan di bermotor, 270.000 Gunungki
membiayai lain pendapatan KPPD Gunungkidul Retribusi dan lembar dul
pembangunan lain-lain
daerah pendapatan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.23 Intensifikasi dan Pemungutan Rp. 100 1,071,050 100 1,260,090 100 1,386,099 100 1,524,708 100 1,677,179 100 1,677,179 DPPKA 14
kemampuan pendapatan daerah peningkatan ekstensifikasi pajak 176.985.16 kecamat
keuangan dari pajak, PAD sumber-sumber kendaraan 3.000,- an di
daerah untuk retribusi dan lain- pendapatan di bermotor, Kota
membiayai lain pendapatan KPPD Kota Retribusi dan Yogyakar
pembanguna Yogyakarta lain-lain ta
n daerah pendapatan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.24 Intensifikasi dan Pemungutan Rp. 100 628,055 100 660,000 100 726,000 100 798,600 100 878,460 100 878,460 DPPKA 12
kemampuan pendapatan daerah peningkatan ekstensifikasi pajak 44.256.00 kecamat
keuangan dari pajak, PAD sumber-sumber kendaraan 0.000,- an di
daerah untuk retribusi dan lain- pendapatan di bermotor, Kulonpro
membiayai lain pendapatan KPPD Kulonprogo Retribusi dan go
pembanguna lain-lain
n daerah pendapatan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.25 Intensifikasi dan Pemungutan Rp. 100 1,658,419 100 1,500,000 100 1,650,000 100 1,815,000 100 1,996,500 100 1,996,500 DPPKA 16
kemampuan pendapatan daerah peningkatan Ekstensifikasi pajak 331.669.34 kecamat
keuangan dari pajak, PAD Sumber-sumber kendaraan 0.000,- , an di
daerah untuk retribusi dan lain- Pendapatan di bermotor, 250.000 Sleman
membiayai lain pendapatan KPPD Sleman Retribusi dan lembar
pembanguna lain-lain
n daerah pendapatan
Meningkatnya Penurunan 17.26 Pembinaan dan Keputusan 3 SK Gub, 1 100 75,000 100 165,000 100 181,500 100 199,650 100 219,615 100 219,615 DPPKA Proses
kualitas temuan Pengembangan pengguna Pergub, 5 penyusu
pengelolaan kelemahan Pengelolaan anggaran, bank nan
keuangan daerah Sistem Keuangan Daerah kuasa kebijakan
pengendali pengguna pengelol
an anggaran dan aan
Akuntansi bendahara
dan
pelaporan

74
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatkan Meningkatnya Penurunan 17.28 Pembinaan Penilaian dan 1 Pergub, 1 100 90,000 100 90,000 100 99,000 100 108,900 100 119,790 100 119,790 DPPKA Kab.
kemampuan kualitas temuan Pengelolaan workshop PPK SK Gub, 3 Sleman
keuangan pengelolaan kelemahan Keuangan BLUD BLUD SKPD dan Kota
daerah untuk keuangan daerah Sistem Yogyakar
membiayai pengendali ta
pembanguna an
n daerah Akuntansi
dan
pelaporan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.29 Pembinaan Pembinaan 50 orang 100 400,355 100 420,390 100 440,000 100 484,000 100 532,400 100 532,400 DPPKA DPPKA
kemampuan pendapatan daerah peningkatan Pengelolaan Pajak teknis aparat DIY
keuangan dari pajak, PAD Daerah pengelolaan
daerah untuk retribusi dan lain- pajak daerah
membiayai lain pendapatan
pembanguna
n daerah
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.31 Pelayanan Pelayanan 6 pameran, 100 717,475 100 753,349 100 789,000 100 867,900 100 954,690 100 954,690 DPPKA Proses
kemampuan pendapatan daerah peningkatan Kesamsatan wajib pajak 5 SKH, pelayana
keuangan dari pajak, PAD kendaraan spanduk, 3 n pajak
daerah untuk retribusi dan lain- bermotor, software kendaraa
membiayai lain pendapatan publikasi dan n
pembanguna software bermoto
n daerah aplikasi r
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.39 Penyusunan Dasar 1 Pergub, 1 100 168,870 100 177,870 100 185,000 100 203,500 100 223,850 100 223,850 DPPKA DPPKA
kemampuan pendapatan daerah peningkatan Penghitungan pengenaan tabel DIY
keuangan dari pajak, PAD Dasar Pengenaan PKB, BBNKB
daerah untuk retribusi dan lain- PKB dan BBNKB dan Tabel NJKB
membiayai lain pendapatan
pembanguna
n daerah
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.46 Perencanaan dan Dokumen 1 dokumen 100 173,490 100 182,164 100 190,443 100 209,487 100 230,436 100 230,436 DPPKA Proses
kemampuan pendapatan daerah peningkatan pengendalian perencanaan perencan
keuangan dari pajak, PAD pendapatan daerah dan aan dan
daerah untuk retribusi dan lain- pengendalian pengend
membiayai lain pendapatan pendapatan alian
pembanguna daerah pendapat
n daerah an
daerah
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.49 Penyusunan Laporan 2 laporan, 100 142,705 100 142,705 100 156,975 100 172,673 100 189,940 100 189,940 DPPKA DPPKA
pengelolaan kualitas temuan laporan keuangan keuangan dana 24 SKPD, DIY
keuangan pengelolaan kelemahan dekonsentrasi dan dekonsentrasi 25 SK Gub
yang keuangan daerah Sistem tugas pembantuan dan TP di
teransparan pengendali wilayah DIY
dan an
akuntabel Akuntansi
dan
pelaporan

75
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.50 Pembinaan Penyelenggara 36 kali 100 163,281 100 171,445 100 180,017 100 198,019 100 217,821 100 217,821 DPPKA Proses
kemampuan pendapatan daerah PAD Pengelolaan an koordinasi pembuin
keuangan dari pajak, terhadap Retribusi Daerah pembinaan aan
daerah untuk retribusi dan lain- APBD retribusi pengelol
membiayai lain pendapatan daerah aan
pembanguna retribusi
n daerah daerah
di DIY
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.60 Pengesahan dan Dokumen 34 SKPD, 100 312,965 100 332,965 100 352,965 100 388,261 100 427,087 100 427,087 DPPKA Kecamat
pengelolaan kualitas temuan Penetapan pelaksanaan 390 buku, an
keuangan pengelolaan kelemahan Dokumen laporan cash 4 triwulan Danureja
yang keuangan daerah Sistem Pelaksanaan bughet dan idle n
teransparan pengendali Anggaran cash, SPD
dan an SKPD
akuntabel Akuntansi
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.61 Pengesahan dan Dokumen 34 SKPD, 100 302,333 100 319,175 100 100 373,093 100 410,402 100 410,402 DPPKA Kecamat
pengelolaan kualitas temuan Penetapan pelaksanaan 390 buku, 1 339,175 an
keuangan pengelolaan kelemahan Dokumen perubahan, triwulan Danureja
yang keuangan daerah Sistem Pelaksanaan laporan cash n
teransparan pengendali Perubahan bughet dan idle
dan an Anggaran cash, SPD
akuntabel Akuntansi SKPD
dan
pelaporan
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.64 Penggalian Dokumen 1 dokumen 100 119,504 100 119,321 100 100 144,378 100 158,816 100 158,816 DPPKA Proses
kemampuan pendapatan daerah PAD sumber-sumber sumber- 131,253 penggali
keuangan dari pajak, terhadap potensi pendapatan sumber an
daerah untuk retribusi dan lain- APBD daerah potensi potensi
membiayai lain pendapatan pendapatan sumber
pembangunan daerah pendapat
daerah an
daerah
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.66 Peningkatan Sertifikasi ISO 1 sertifikat, 100 70,000 100 137,000 100 84,700 100 93,170 100 102,487 100 102,487 DPPKA KPPD
pelayanan pendapatan daerah PAD Kualitas 9001 : 2008 1 aplikasi, 1 Yogyakar
prima dari pajak, terhadap pemungutan pajak unit mobil, ta
kepada retribusi dan lain- APBD daerah di KPPD 2 unit SPM
masyarakat lain pendapatan Kota Yogyakarta
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.66 Peningkatan Sertifikasi ISO 1 sertifikat, 100 70,000 100 137,000 100 84,700 100 93,170 100 102,487 100 102,487 DPPKA KPPD
pelayanan pendapatan daerah PAD Kualitas 9001 : 2008 1 aplikasi, Sleman
prima dari pajak, terhadap pemungutan pajak 25 org, 1
kepada retribusi dan lain- APBD daerah di KPPD hr, 2 kl
masyarakat lain pendapatan Sleman

76
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.70 Penyusunan Kompilasi 2 laporan, 100 280.623 100 308,685 100 339.553 100 373.508 100 410.859 100 410.859 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan Laporan Keuangan laporan 34 SKPD penyusu
keuangan pengelolaan kelemahan Pemerintah Daerah keuangan nan
yang keuangan daerah Sistem smesteran dan laporan
transparan pengendali akhir tahun keuanga
dan an anggaran n
akuntabel Akuntansi pemerintah pemerint
dan daerah ah
pelaporan daerah
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.72 Pembinaan dan Software dan 3 aplikasi, 100 192,374 100 168,674 100 185,541 100 204,095 100 224,505 100 224,505 DPPKA DPPKA
kontribusi kualitas Aset Pengembangan pendampingan 194 orang DIY
Pendapatan pengelolaan aset Daerah pelaksanaan entri data
Asli Daerah daerah Yang dapat Program Sistem dalam aplikasi
bagi pemda dimanfaatk Informasi barang
an Manajemen Aset persediaan,
(SIMA) SIMA, SIPKD
Modul Aset
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.68 Pembinaan dan Program gaji 1 paket 100 150000 100 165,000 100 175.000 100 192.500 100 211.750 100 211.750 DPPKA Proses
pengelolaan kualitas temuan pengembangan pegawai program gaji
keuangan pengelolaan kelemahan program gaji daerah pegawai
yang keuangan daerah Sistem pegawai daerah terpelihara daerah
transparan pengendali sesuai
dan an peraturan
akuntabel Akuntansi
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.69 Peningkatan Penerbitan, 1 paket 100 105.000 100 115,000 100 125.000 100 137500 100 151.250 100 151.250 DPPKA DPPKA
pengelolaan kualitas temuan pelayanan sistem Pencetakan program DIY
keuangan pengelolaan kelemahan penerbitan SP2D dan
yang keuangan daerah Sistem pemeliharaan
transparan pengendali perangkat
dan an penerbitan
akuntabel Akuntansi SP2D
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.73 Implementasi Kebijakan 34 SKPD 100 150,000 100 265,000 100 100 199,650 100 219,615 100 219,615 DPPKA Kota
pengelolaan kualitas temuan Standar Akuntansi akuntansi 181,500 Yogyakar
keuangan pengelolaan kelemahan Pemerintahan berbasis ta
yang keuangan daerah Sistem Berbasis Acrual acrual
transparan pengendali tersosialisasi
dan an kepada semua
akuntabel Akuntansi SKPD
dan
pelaporan

77
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.74 Peningkatan Sertifikasi ISO 1 sertifikat, 100 70,000 100 137,000 100 84,700 100 93,170 100 102,487 100 102,487 DPPKA KPPD di
pelayanan pendapatan daerah PAD Kualitas 9001 : 2008 1 aplikasi Bantul
prima dari pajak, terhadap Pemungutan Pajak
kepada retribusi dan lain- APBD Daerah di KPPD
masyarakat lain pendapatan Bantul
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.75 Peningkatan Sertifikasi ISO 1 sertifikat, 100 100 137,000 100 84,700 100 93,170 100 102,487 100 102,487 DPPKA KPPD
pelayanan pendapatan daerah PAD Kualitas Pelayanan 9001 : 2008 1 aplikasi 70,000 Gunungki
prima dari pajak, terhadap Pemungutan Pajak dul
kepada retribusi dan lain- APBD Daerah di KPPD
masyarakat lain pendapatan Gunungkidul

Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.76 Peningkatan Sertifikasi ISO 1 sertifikat, 100 70,000 100 137,000 100 84,700 100 93,170 100 102,487 100 102,487 DPPKA KPPD
pelayanan pendapatan daerah PAD kualitas pelayanan 9001 : 2008 1 aplikasi Kulonpro
prima dari pajak, terhadap pemungutan pajak go
kepada retribusi dan lain- APBD daerah di KPPD
masyarakat lain pendapatan Kulonprogo
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 17.82 Penatausahaan Laporan 1 buku, 194 100 135,000 - - - - - - - - 100 135.000 DPPKA Proses
kontribusi kualitas Aset Barang Milik mutasi, daftar orang penata
PAD bagi pengelolaan aset Daerah Daerah kebutuhan, pengelola usahaan
Pemda daerah Yang dapat daftar barang barang
dimanfaatk kebutuhan milik
an pemeliharaan, daerah
rencana
kebutuhan dan
RKPBD
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 17.83 Penyusunan Sistem Aplikasi 1 program 100 58,959 0 0 0 - 0 - 100 58,959 DPPKA DPPKA
pengelolaan kualitas temuan Aplikasi Dana Hibah pengelolaan aplikasi - DIY
keuangan pengelolaan kelemahan dan Bansos dana keuangan
yang keuangan daerah Sistem hibah dan
transparan pengendali bansos
dan an
akuntabel Akuntansi
dan
pelaporan
Mewujudkan Meningkatnya Jumlah 18 Program Peningkatan 100% 100% 494,996 100% 350,653 100% 375,545 100% 419,340 100% 455,975 100% 2,096,509 DPPKA
pengelolaan transparansi dan Raperda Pembinaan dan pengelolaan
keuangan akuntabilitas APBD fasilitasi keuangan
transparan penyusunan APBD Kab/Kota Pengelolaan kabupaten/ko
dan Kab./Kota yang di Keuangan ta sesuai
akuntabel evaluasi Kabupaten/Kota peraturan
perundangan
yang berlaku
Mewujudkan Meningkatnya Jumlah 18.01 Evaluasi Evaluasi 5 Pergub, 100 396,000 100 460,000 100 506,000 100 556,600 100 612,260 100 2,530,860 DPPKA Kab/Kota
pengelolaan transparansi dan Raperda Rancangan Perda Raperda 5 se DIY
keuangan akuntabilitas APBD tentang APBD Pertanggungja kab/kota,
yang Kab/Kota Kab/Kota wabanan,
penyusunan APBD
transparan yang di Perubahan dan
dan Kab./Kota evaluasi perda APBD
akuntabel kab/Kota

78
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatnya Jumlah 18.02 Evaluasi Evaluasi 5 Pergub, 100 148,824 100 148,824 100 100 180,077 100 198,085 100 839,517 DPPKA Kab/Kota
transparansi dan Raperda Rancangan Rancangan 5 163,707 se DIY
akuntabilitas APBD Peraturan KDH Peraturan kab/kota,
Kab/Kota tentang Penjabaran Walikota/Bupati 2 kali
penyusunan APBD
yang di APBD Kab/Kota tentang
Kab./Kota evaluasi Penjabaran
Pertanggungjawa
ban, Penjabaran
Perubahan,
Penjabaran APBD
Meningkatnya Jumlah 18.06 Rapat Kerja Raker 2 kali, 75 100 54,858 0 0 0 0 - 0 - 100 54,858 DPPKA Kota
transparansi dan Raperda Pengelolaan pengelolaan orang - Yogyakar
akuntabilitas APBD Keuangan keuangan ta
penyusunan APBD Kab/Kota Kabupaten / Kota kab/kota
Kab./Kota yang di
evaluasi
Mewujudkan Akuntabilitas Prosentase 20 Program Persentase 75% 60% 3,144,764 45% 3,130,000 30% 3,150,00 15% 3,208,000 0% 3,230,000 0% 3,230,000 Inspektorat
pengelolaan pengelolaan penyimpan Peningkatan penyimpangan 0
keuangan keuangan daerah gan pada Sistem pada obyek
yang meningkat obyek Pengawasan pemeriksaan
transparan pemeriksa Internal dan
dan an Pengendalian
akuntabel Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Mewujudkan Akuntabilitas Prosentase 20.03 Pengendalian Monitoring dan 34 SKPD 100 118,009 100 123,909 100 130,000 100 143,000 100 157,300 100 157,300 DPPKA Kab/Kota
pengelolaan pengelolaan penyimpan Manajemen pengendalian se DIY
keuangan keuangan daerah gan pada Pelaksanaan manajemen
yang meningkat obyek Kebijakan Kepala pelaksanaan
transparan pemeriksa Daerah kebijakan
dan an kepala daerah
akuntabel
Mewujudkan Meningkatnya Penurunan 20.06 Tindaklanjut Hasil Laporan tindak 1 laporan, 100 65,753 100 72,328 100 100 87,517 100 96,268 100 96,268 DPPKA Pemda
pengelolaan kualitas temuan Temuan lanjut hasil 35 buku 79,561 DIY
keuangan pengelolaan kelemahan Pengawasan pemeriksaan
yang Sistem
keuangan daerah
transparan pengendali
dan an
akuntabel Akuntansi
dan
pelaporan
Meningkatnya Prosentase 20.13 Tuntutan Tuntutan 61 orang 100 75,000 100 91,688 100 100,856 100 110,942 100 122,036 100 122,036 DPPKA Proses
kualitas penyimpan Perbendaharaan perbendaharaan TPTGR
pengelolaan gan pada dan Tuntutan Ganti dan tuntutan
obyek Rugi ganti rugi
keuangan daerah
pemeriksa
an

79
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Mewujudkan Akuntabilitas Persentase 23 Program Persentase 20% 25% 35% 35,200 50% 36,960 70% 40,656 95% 44,721 95% 44,721 DPPKA
pengelolaan kinerja unit kerja Optimalisasi unit kerja 58,832
keuangan pemerintah yang Pemanfaatan yang
yang daerah meningkat menerapkan Teknologi menerapkan
transparan sistem Informasi sistem
dan administrasi administrasi
akuntabel naskah naskah dinas
dinas terpadu.
terpadu
23.05 Pengelolaan data Website, Data 1 paket 25% 58,832 35% 35,200 50% 36,960 70% 40,656 95% 44,721 95% 44,721 DPPKA DPPKA
dan Pengembangan base, Company DIY
Teknologi Informasi profile
Mewujudkan Akuntabilitas Prosentase 26 Program Prosentase 100% 100% 0% 0 0% 0% - 0% - 100% 41.950 DPPKA
pengelolaan kinerja rancangan Penataan Rancangan 41,950 -
keuangan pemerintah produk Peraturan produk hukum
yang daerah meningkat hukum yang perundang- yang
transparan terselesaikan undangan terselesaikan
dan
akuntabel
26.26 Penyusunan Rapergub 1 Rapergub, 100% 41,950 0% 0 0% 0% - 0% - 100% 41.950 DPPKA DPPKA
Rapergub tentang tentang Tata 60 orang - DIY
Tata Kelola kelola
Pendapatan dari Pendapatan
Jasa Layanan dari jasa
Layanan,
Sosialisasi
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 36 Program Prosentase PNS 5.97% 100% 600,000 100% 660,000 100% 726,000 100% 798,460 100% 878,460 100% 878,460 DPPKA
kualitas SDM kemampuan SDM PNS yang Peningkatan yang menguasai
Pengelola keuangan menguasai Kapasitas Keuangan operasional
dan aset operasional Pemerintah Daerah SIPKD
SIPKD

36.01 Pembinaan dan Pelatihan dan 34 SKPD, 100% 600,000 100% 660,000 100% 726,000 100% 798,460 100% 878,460 100% 878,460 DPPKA 34 SKPD
Pengembangan Pendampingan 63 PA/KPA se DIY
Pelaksanaan implementasi
Sistem Informasi SIPKD
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 39 Program Prosentase 11.29% 11.43% 382,920 11.57% 381,942 11.71% 401,938 11.86% 431,938 12.00% 469,386 12.00% 469,386 DPPKA
kontribusi kualitas Aset daerah Pengembangan Aset daerah
pendapatan pengelolaan aset yang dapat Investasi dan Aset yang
asli daerah daerah dimanfaatkan Daerah dioptimalkan
bagi pemda
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 39.01 Peningkatan Status Jumlah aset 41 bidang, 20 115,000 27 103,227 34 113,550 41 124,905 49 137,396 49 137,396 DPPKA Proses
kontribusi kualitas Aset daerah Atas Hak Tanah tanah pemda 125 warkah penyeles
pendapatan pengelolaan aset yang dapat yang di aian aset
asli daerah daerah dimanfaatkan sertifikatkan tanah
bagi pemda pemda
DIY

80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 39.02 Peningkatan Prosentase 30 unit 100 267,920 100 291,791 100 320,970 100 353,067 100 388,373 100 388,373 DPPKA Kab/Kot
kontribusi kualitas Aset daerah Manajemen Aset / aset daerah sewa, 29 a se DIY
pendapatan pengelolaan aset yang dapat Barang Daerah yang dapat unit pinjam
asli daerah daerah dimanfaatkan dioptimalkan pakai
bagi pemda
Meningkatkan Meningkatnya Prosentase 39.003 Penatausahaan Laporan 1 buku, 194 - - 100 522,951 100 575,246 100 632,770 100 696,047 100 696,047 DPPKA Proses
kontribusi kualitas Aset daerah Barang Milik mutasi, daftar orang penataus
pendapatan pengelolaan aset yang dapat Daerah kebutuhan, pengelola ahaan
asli daerah daerah dimanfaatkan daftar barang barang
bagi pemda kebutuhan milik
pemeliharaan, daerah
RK dan RKPBD
Mengoptimal Meningkatnya Prosentase 46 Program Prosentase 22% 22% 321,500 22% 350,000 23.10% 385,000 25.60% 400,000 28.30% 425,000 28.30% 425,000 DPPKA
kan kinerja BUMD deviden pengembangan dan deviden BUMD
peningkatan BUMD Pembinaan Badan terhadap total
kinerja BUMD terhadap Usaha Milik Daerah penyertaan
total modal BUMD)
penyertaan
modal
BUMD
Prosentase 46.01 Peningkatan dan Penyehatan 6 BUKP, 18 100 321,500 100 353,650 100 389,015 100 427,916 100 470,708 100 470,708 DPPKA Danurejan,
deviden Pengembangan BUKP, Training org, 5 kl, 1 Jetis,
BUMD Manajemen Badan Motivasi , Rapergub Kotagede,
terhadap Usaha Milik Daerah Penyusunan Mantrijeron
total Standar gaji ,Kalibawang
penyertaan BUKP, , Moyudan
modal RakerBUMD
BUMD dan BUKP
Prosentase 46.02 Pembinaan BUKP Keputusan 2 100 250,000 100 250,000 100 275,000 100 302,500 100 332,750 100 332,750 DPPKA 75
deviden Gubernur Keputusan kecamatan
BUMD tentang Gubernur, 1
terhadap laporan pedoman, 1
total Keuangan dokumen
penyertaan BUKP, RKAT
modal dan laporan
BUMD Perkembangan
BUKP
Prosentase 46.03 Peningkatan Sistem 1 software 100 500,000 - - - - - - - - 100 500,000 DPPKA 75
deviden Manajemen Informasi keuangan, kecamatan
BUMD Lembaga Keuangan Teknologi dan 75 BUKP,
terhadap Mikro Sertifikasi 20 orang,
total BUKP
penyertaan
modal
BUMD

81
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD

Indikator Kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan


Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta bertujuan
untuk memberikan gambaran pencapaian visi dan misi
instansi sekaligus mendukung dan mengukur keberhasilan
pencapaian visi dan misi Gubernur.

Adapun Indikator Kinerja Dinas Pendapatan,


Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut :

Tabel T.VI C.18


Indikator Kinerja SKPD
Kondisi Kinerja Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Awal RPJMD Kinerja pada
INDIKATOR KINERJA
(Tahun 0) Tahun-1 Tahun-2 Tahun -3 Tahun-4 Tahun-5 akhir periode
(2012) (2013) (2014) (2015) (2016) (2017) RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8

Prosentase kontribusi PAD terhadap


43.90% 44.34% 51.47% 51.48% 51.49% 51.49% 51.49%
pendapatan Daerah

Prosentase deviden BUMD terhadap 22% 26,13% 22,95% 24,45% 28,36% 28,36%
31,56%
jumlah total penyertaan modal BUMD

Prosentase Aset Daerah yang dapat


11,29% 11,43% 11,57% 11,71% 11,86% 12% 12%
dimanfaatkan

Penurunan Temuan Kelemahan Sistem


12 12 12 12 12 12 12
Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan

82
LAMPIRAN
PERENCANAAAN STRATEJIK
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2012-2017

Visi : Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset terbaik se Indonesia

Misi : 1. Mengoptimalkan peningkatan Pendapatan Daerah


2. Mengembangkan Kapasitas pengelolaan keuangan Daerah
3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD
4. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
6. Meningkatkan profesionalisme SDM

Kebijakan : 1. Peningkatan koordinasi dan kualitas SDM pengelola pendapatan daerah


2. Peningkatan pelayanan, Pemenuhan Sarpras, Sistem
3. Perubahan bentuk badan hukum,penataan manajemen dan penyehatan BUMD.
4. Pendayagunaan kekayaan daerah
5. Ketepatan waktu proses pengelolaan keuangan
6. Pemberian penghargaan dan sanksi

Target Kinerja Tahun ke


No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Meningkatkan 1.1 Meningkatnya 1.1.1 Prosentase Kontribusi % 44.34 51.47 51.48 51.49 51.49
kemampuan Pendapatan Pendapatan Asli Daerah
keuangan Daerah dari terhadap Pendapatan
daerah untuk Pajak, Daerah
membiayai Retribusi dan
pembangunan Lain-lain
daerah Pendapatan

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Mewujudkan 2.1 Meningkatnya 2.1.1 Penurunan Temuan Jumlah 12 12 12 12 12
pengelolaan kualitas Kelemahan Sistem
keuangan Pengelolaan Pengendalian Akuntansi
yang Keuangan
dan Pelaporan
transparan Daerah
dan
akuntabel

3 Mengoptimal 3.1 Meningkatnya 3.1.1 Prosentase deviden BUMD % 31,56 26,13 22,95 24,45 28,36
kan kinerja BUMD terhadap jumlah total
peningkatan penyertaan modal BUMD
kinerja BUMD

4 Meningkatkan 4.1 Meningkatnya 4.1.1 Prosentase aset daerah % 11.43 11.57 11.71 11.86 12
kontribusi kualitas yang dapat dimanfaatkan
pendapatan pengelolaan
asli daerah aset daerah
bagi pemda

2
3

Anda mungkin juga menyukai