Anda di halaman 1dari 3

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7

Surabaya, 25 Pebruari 2012

POSTER

ADSORPSI ION LOGAM BESI DALAM AIR SUNGAI BRANTAS

OLEH SERBUK BIJI KELOR (Moringa oleifera)

Wahyudi Kurniawan1, Siti Tjahjani2


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
e-mail : siti_tjahjani@yahoo.com

Abstrak
Telah dilakukan penelitian adsorpsi ion logam besi dalam air sungai Brantas oleh
serbuk biji kelor (moringa oleifera) dengan tujuan mengetahui penurunan maksimum kadar
ion besi. Penelitian ini dilakukan dengan variasi masa serbuk biji kelor 0,0000 g; 0,2001 g;
0,4000 g; 0,6001 g; 0,8001 g dan 1,0000 g. Penentuan kadar ion besi yang teradsorpsi
dilakukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif menggunakan persamaan adsorpsi isoterm.
Kadar ion besi hasil penelitian untuk variasi masa serbuk biji kelor tersebut di atas
berturut turut 6,0036 %; 69,0342 %; 85,0429 %; 89,0443 %; 91,5456 dan 92,5467 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan maksimum kadar ion besi yang
teradsorpsi serbuk biji kelor diperoleh pada masa 1,0000 g yakni 92,5467 % dan sesuai
dengan adsorpsi isoterm Langmuir dengan persamaan y = 0,7644 x + 0,001.

Kata kunci : adsorpsi, serbuk biji kelor, SSA

Pendahuluan isothiocyanate yang juga mampu


Air sungai sebagai bahan baku air mengadsorpsi partikel lumpur yang ada
bersih untuk kehidupan sehari-hari harus dalam air.Zat ini merupakan derivat protein
memenuhi syarat ambang batas yang dengan adanya ikatan polipeptida yang
ditetapkan. Air sungai bisa tercemar oleh mengandung gugus OH- bebas pada
logam dan berbahaya bagi kesehatan, salah permukaan rantai.
satu diantaranya ialah besi dalam keadaan Struktur kimia 4-alfa-4- rhamnosyloxy-
terlarut. Upaya untuk menurunkan kadar benzil isothiocyanate
ion besi dalam air sungai telah banyak
dilakukan misal dengan cara adsorpsi
menggunakan adsorben tertentu. Biji kelor
(Moringa Oleifera)dengan kulit merupakan
bahan tumbuhan yang juga dapat berfungsi
sebagai adsorben untuk menurunkan kadar
ion logam dalam air. Kemampuan biji kelor
Mekanisme interaksi zat aktif biji kelor
berfungsi sebagai adsorben karena
dengan ion besi.
mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil

D - 23
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7
Surabaya, 25 Pebruari 2012

4. Penentuan konsentrasi ion besi


dilakukan dengan menyiapkan masing-
masing 100 mL sampel air sungai ke
dalam 16 gelas kimia dan berturut-
turut ditambah adsorben (gram)
sebesar 0,000; 0,2000; 0,4000; 0,6000;
0,8000 dan 1,000 kemudian masing-
masing diaduk dengan shaker selama
12 menit dan 100 rpm. Setelah
didiamkan 2 jam disaring filtrat
dimasukkan ke dalam gelas kimia
ditambah 5 mL asam nitrat pekat,
Beberapa penelitian terkait, belum dipanaskan perlahan sampai hampir
memberikan informasi banyaknya serbuk kering. Selanjutnya ditambah 50 mL
biji kelor tertentu yang digunakan agar aquabides dan dimasukkan kedalam
menurunkan kadar ion besi secara labu ukur 100 mL (penambahan
maksimal. aquabides sampai tanda batas). Larutan
siap ditentukan konsentrasi ion besi
Metode Penelitian nya dengan SSA.
Alat dan Bahan. Hasil dan Pembahasan
Alat dan bahan yang digunakan Serbuk biji kelor dengan ukuran
ialah mortar, gelas kimia, erlenmeyer, 115 mesh mengandung air sebesar9,7269 %
pengaduk mekanik (shaker), neraca sehingga memenuhi syarat untuk digunakan
analitik, pipet ukur, labu ukur, ayakan, biji sebagai adsorben.
kelor, air sungai Brantas, aquabides, HNO3 Berdasarkan data absorbansi sampel
65 %, serbuk Fe(NH4)2SO4, H2SO4. dan kurva standar didapat data ion besi
yang teradsorpsi seperi dalam tabel berikut.
Prosedur (SNI 06-6989.4-2004)
1. Pembuatan adsorben diawali dengan Tabel Rata-rata konsentrasi ion besi pada
menumbuk 50 gram biji kelor dan kulit, variasi masa adsorben.
diayak ukuran 115 mesh. Selanjutnya Masa Rata- Rata- Rata-rata Rata-rata
ditentukan kadar airnya dengan cara adsorben rata rata teradsorpsi teradsorpsi
(gram) awal sisa (ppm) (%)
dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C (ppm) (ppm)
selama 2 jam sampai didapat nilai yang 0,0000 6,5327 6,1405 0,3922 6,0036
sesuai standar adsorben yakni 0,2001 6,5327 2,0229 4,5098 69,0342
maksimum 10 % (SII No. 0258-79). 0,4000 6,5327 0,9771 5,5556 85,0429
0,6001 6,5327 0,7157 5,8170 89,0443
2. Pembuatan larutan pengencer dengan 0,8001 6,5327 0,5523 5,9804 91,5456
cara menambahkan asam nitrat pekat ke 1,0000 6,5327 0,4869 6,0458 92,5467
dalam aquabides sampai pH 2.
3. Pembuatan larutan standar besi dengan Tabel di atas menunjukkan bahwa mula-
cara melarutkan 5,0836 gram ferro mula ion besi yang teradsorpsi naik tajam
ammonium sulfat dan 2 tetes asam sulfat sejalan dengan naiknya masa adsorben,
di dalam labu ukur 1000 mL, ditambah namun kemudian kenaikan tersebut kecil
larutan pengencer sampai tanda batas. dan dapat dikatakan hampir konstan. Pada
Selanjutnya dari larutan baku ini dibuat saat permukaan adsorben belum jenuh
berturut-turut larutan dengan kosentrasi dengan adsorbat maka peningkatan
1, 2, 4, 6 dan 8 ppm dan diukur konsentrasi adsorbat yang dipaparkan akan
absorbansinya dengan SSA untuk meningkat secara linier dengan jumlah
keperluan membuat kurva standar. adsorbat yang teradsorpsi. Selanjutnya jika

D - 24
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7
Surabaya, 25 Pebruari 2012

situs aktif permukaan adsorben telah Masa serbuk biji kelor yang diperlukan
ditempati adsorbat dan jenuh maka untuk mengadsorpsi ion besi air sungai
peningkatan konsentrasi adsorbat yang sebesar 1 gram. Ion besi yang teradsorsi
dipaparkan berikutnya tidak meningkatkan sebesar 6,0458 ppm atau 92,5456 %.
jumlah adsorbat yang teradsorpsi. Jenis adsorpsi isoterm ion besi dalam air
Jenis adsorpsi isoterm ditentukan sungai oleh serbuk biji kelor ialah
dengan menggunakan data konsentrasi ion Langmuir dengan persamaan y = 0,7644 x
besi sisa seperti dalam tabel di atas dan + 0,001.
diuji dengan persamaan Langmuir,
Freundlich serta BET. Kurva masing- Daftar Pustaka
masing adsorpsi isoterm tersebut seperti Clesceri, L. S., Greenbere, A.E., Trussel,
berikut. R.R. 1989, Standard Methods for the
Examination Water and Waste Water.
APHA, American Public Health
Association, New York.
Dwirianti, Dewi. 2005. Penggunaan Biji
Moringa Oleifera Lam dan Membran
Mikrofiltrasi sebagai Alternatif
Pengolahan Lindi. Jurnal Kimia
Lingkungan, Vol. 7 No. 1.
Esti, Haryanto sabar, 2000. Penjernihan Air
dengan Biji Kelor (Moringa Oleifera).
Jakarta: Deputi Menristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Harvey, David, 2000. Modern Analytical
Chemistry. Boston : Mc. Graw-Hill
Book Company.
Muharto, dkk, 2004. Penurunan Kadar
Deterjen dengan menggunakan Serbuk
Biji Kelor (Moringa Oleifera). Jurnal
Purifikasi Volume 5, Nomor 2.
Oscik, J. 1982. Adsorption. New York : John
Weley & Sons.
SNI 06-6989-2004. Air dan Air Limbah-
bag.4 : Cara Uji Besi (Fe) dengan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Jakarta : BAPPEDAL.
Sudarmadji, 2005. Pencemaran Logam Berat
di Kali Surabaya dan Dampaknya Pada
Berdasarkan ketiga grafik tersebut dapat Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kimia
diketahui dengan R2 terbesar bahwa Lingkungan, Vol. 6.
adsorpsi ion besi dalam air sungai Brantas Wafiroh, Siti, 2005. Aplikasi Membran
oleh serbuk biji kelor mengikuti adsorpsi Selulosa Asetat dari Pulp Abaka (Musa
isoterm Langmuir. textilis) untuk Mengurangi Kada Fe
dan Kekeruhan air Sungai. Jurnal Kimia
Simpulan Lingkungan, vol. 7, No. 1

D - 25

Anda mungkin juga menyukai