Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu profesi yang memberikan pelayanan
secara mandiri dengan dasar ilmu pengetahuan yang terus berkembang
seiring dengan perkembangan zamannya, perkembangan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan melakukan salah
satu tugas perawat yaitu sebagai peneliti. Dengan adanya penelitian-penelitian
yang dilakukan akan memperluas perkembangan ilmu keperawatan sesuai
dengan fenomena yang ada di masyarakat. Ada banyak bentuk pengetahuan
dan ketrampilan berfikir secara kritis yang harus dilakukan pada setiap situasi
klien, antara lain dengan menerapkan model-model praktek keperawatan
dalam proses keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Ilmu keperawatan kontemporer dewasa ini mengalami peningkatan baik
dalamsegi ilmu pengetahuan maupun teknologi keperawatan terbarukan, hal
ini berbanding lurus dengan berbagai perkembangan di semua bidang ilmu.
Perkembangan keilmuan khususnya ilmu keperawatan kontemporer
dimaksudkan agar teori-teori mudah diaplikasikan. Teori tersebut mampu
memetakan teori secara spesifik dan terbatas darisebuah keadaan yang
menggambarkan model konceptual. Fawcett, J, (2006). Menyampaikan
banyak terdapat fungsi-fungsi dalam sebuah teori diantaranya digunakan
untuk menyediakan sebuah dasar pemikiran yang spesifik dalam
menginterpretasikan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban,
menunjukkan situasi dan kejadian-kejadian.
Ada beberapa model konsep teori menurut para ahli sesuai dengan
spesifikasi atau konsep mayor dari tiap model sesuai dengan fokus dari
perawatan konsep tersebut. Dari beberapa model konsep teori yang ada, salah
satu diantaranya adalah model konsep yang dikembangkan oleh Dorothea
Orem yang menjelaskan tentang model konsep Self Care. Dimana model
konsep ini dikembangkan oleh Orem pada tahun awal 1971 yang ia
publikasikan dengan judul Nursing Concept of Practice Care yaitu

1
pengembangan definisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan klien
tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang
keperawatan dengan cara menjelaskan bahwa keperawatan memiliki
perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan
dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus
dalam rangka mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari
penyaikit, atau cidera dan mengatasi gejala yang ditimbulkannya.
Teori Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai
bahwa pelaksanaan pelayanan keperawatan berdasarkan atas kemampuan.
Self Care disini merupakan pedoman dalam tindakan, dimana setiap manusia
menghendaki adanya self care, setiap orang mempunyai hak dan tenggung
jawab terhadap perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara
kesejahteraan. Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tundakan keperawatan mandiri
serta mengatur kebutuhan dasar kehidupannya sehari-hari. Dalam teori ini
akan mampu memberikan bentuk asuhan tertentu pada individu dengan
keadaan tertentu, proses pelayanan bertumpu pada pelayanan terapeutik yang
mandiri dengan melibatkan setiap individu agar mampu melakukan
pemenuhan kebutuhannya secara mandiri.

1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pemahaman melalui analisa teori tentang teori keperawatan
menurut Dorothea Orem yaitu Self Care Defisit dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa keaslian atau asal-usul dari teori Self Care Defisit.
b. Menjelaskan fokus atau keunikan dari teori secara umum tentang Self
Care Defisit.
c. Mendeskripsikan definisi metaparadigma dan hubungannya antar
konsep menurut Dorothea Orem
d. Mendeskripsikan isi atau konten dari teori keperawatan Self Care
Defisit menurut Dorothea Orem.
1.3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah:
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, dan

2
sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan konsep meliputi keaslian atau asal-usul teori,
sejarah dan landasan filososfinya, focus atau keunikan
dari teori Self Care Defisit, dan mendeskripsikan definisi
metaparadigma dan hubungan antara konsep, isi atau
konten dari teori model Self Care Defisit meurut Dorothea
Orem.
BAB III : Penutup meliputi kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Keaslian atau Asal-usul Teori


Dorothea Elizabeth Orem, merupakan salah satu ahli teori
keperawatan terkemuka di Amerika, lahir di Baltimore, Maryland, pada
tahun 1914. Dia memulai karir keperawatan di Providence Hospital School
of Nursing di Washington DC. DC, Di sekolah tersebut dia menerima
diploma keperawatan di awal 1930-an. Orem menerima gelar Sarjana (BS)
dalam Pendidikan Keperawatan dari Catholic University of America
(CUA) pada tahun 1939, dan dia menerima gelar Master (MS) dalam
Pendidikan Keperawatan dari universitas yang sama pada tahun 1946.

3
Pengalaman keperawatan awal Orem dimulai di perawatan ruang
operasi, perawat pribadi (di rumah dan rumah sakit), staf perawatan pada
unit penyakit dalam dan bedah baik anak maupun dewasa, pengawas
malam di ruang gawat darurat, serta mengajar ilmu biologi. Orem pernah
menjabat Direktur Sekolah Perawat dan Kepala Departemen Keperawatan
di Providence Hospital, Detroit, dari tahun 1940 sampai 1949. Setelah
meninggalkan Detroit, dia menghabiskan 8 tahun (1949-1957) di Indiana
bekerja di Divisi Rumah Sakit dan Institusi Pelayanan Dewan Kesehatan
Negara Bagian Indiana. Orem bertujuan untuk meningkatkan kualitas
keperawatan di rumah sakit umum di seluruh negara bagian Amerika.
Selama kurun waktu tersebut, Orem mengembangkan pemahamannya
tentang praktik keperawatan (Orem, 1956).
Pada tahun 1957, Orem pindah ke Washington, DC, untuk
mengambil posisi sebagai konsultan kurikulum di Kantor Pendidikan,
Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Amerika Serikat,
Dari tahun 1958 sampai 1960, dia bekerja pada sebuah proyek pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan perawat praktisi. Proyek itu merangsang
keingintahuan untuk menjawab pertanyaan: Apakah masalah pokok
keperawatan itu? Sebagai upaya menjawabnya, Orem menulis buku
dengan judul Guides for Developing Curricula for the Education of
Practical Nurses (Orem, 1959). Pada akhir tahun tersebut, Orem menjadi
asisten profesor pendidikan keperawatan di CUA. Dia kemudian menjabat
sebagai dekan pada Sekolah Keperawatan dan sebagai Profesor
pendidikan keperawatan. Dia melanjutkan mengembangkan konsep
keperawatan dan perawatan diri di CUA. Pematangan konsep kadang
dilakukan sendirian dan kadang bersama orang lain. Para anggota Komite
Model Keperawatan di CUA dan Grup Peningkatan Keperawatan, yang
kemudian menjadi Grup Konferensi Pengembangan Keperawatan
(NDCG), semua berkontribusi untuk pengembangan teori. Orem
memberikan kepemimpinan intelektual dalam seluruh upaya kolaboratif
ini.

4
Pada tahun 1970, Orem meninggalkan CUA dan memulai
perusahaan konsultan sendiri. Buku Orem yang diterbitkan pertama kali
adalah Nursing: Concepts of Practice (Orem, 1971). Dia adalah editor
untuk NDCG ketika mereka mempersiapkan dan kemudian merevisi
Concept Formalization in Nursing: Process and Product (NDCG, 1973,
1979). Pada tahun 2004, cetak ulang dari edisi kedua diproduksi dan
distribusikan oleh International Orem Society for Nursing Science and
Scholarship (IOS). Edisi berikutnya Nursing: Concepts of Practice
diterbitkan pada tahun 1980, 1985, 1991, 1995, dan 2001. Orem pensiun
pada tahun 1984 dan terus bekerja, kadang sendirian dan kadang dengan
rekan-rekannya dalam mengembangkan Teori Keperawatan Defisit
Perawatan Diri (SCDNT).
Menurut Orem, keperawatan dapat dibedakan dengan pelayanan
kesehatan lainnya berdasarkan bantuan yang masing masing berikan.
Sumber utama untuk ide Orem tentang keperawatan adalah
pengalamannya dalam keperawatan. Melalui refleksi pada situasi praktik
keperawatan ia mampu mengidentifikasi objek atau fokus yang tepat pada
keperawatan. Selain pengalamannya dalam situasi praktek keperawatan,
Orem fasih dalam literature dan pemikiran keperawatan kontemporer.
Orem banyak mengutif karya perawat lain dalam hal kontribusi mereka
untuk keperawatan, termasuk tidak terbatas pada Abdellah, Henderson,
Jhonson, King, Levine, Nightingale, Orlando, Peplau, Riehl, Roger, Roy,
Travelbee dan Wiedanbach.
Orem juga terlibat dalam literature non keperawatan. Orem
mengutif penulis dari sejumlah disiplin ilmu lainnya untuk ide ide Orem,
seperti Allport (1995), Arnold (1960a, 1960b), Barnard (1962), Fromm
(1962), Haree (1970) dan lain lain. Keakraban dengan sumber sumber ini
membantu mempromosikan pemahaman yang komprehensif tentang hasil
karya Orem.
Dasar untuk SCDNT adalah system filsafat realisme moderat. Teori
SCDNT orem diteliti oleh beberapa ahli yaitu Banfield (1998,2008,2011)
dengan pertanyaan filosofis untuk menjelaskan dasar metafisik dan

5
epistemologis karya Orem. Taylor, geden, Isaramalai dan Wongvatunyu
(2000) juga telah meneliti dasar filosofis SCDNT.

2.2. Fokus atau Keunikan


Pertanyaan yang merangsang pemikiran Orem (2001) adalah
kondisi seperti apa yang ada dalam diri seseorang ketika dibutuhkan
seorang perawat dalam situasi tersebut?. Kondisi yang menunjukkan
perlunya bantuan keperawatan adalah ketidakmampuan orang untuk
memberikan diri mereka sendiri peraatan diri yang diperlukan karena
situasi kesehatan pribadi. Ini adalah fokus atau objek yang tepat yang
menentukan domain dan batas keperawatan baik sebagai pengetahuan
ataupun bidang praktik.
Fokus unik dari farmwork teori self care adalah tindakan sengaja
perawat terkait dengan tindakan yang diperlukan untuk merancang
perencanaaan, pelaksanaaan, dan evaluasi terhadap sistem terapi
perawatan diri bagi individu dan kelompok yang memiliki keterbatasan
dalam kemampuan mereka untuk terus memberikan terapi perawatan diri
atau perawatan yang tergantung kepada orang lain. Keterbatasan dalam
kemampuan untuk menyediakan perawatan diri lengkap yang efektif atau
tergantung kepada perawatan induk dari individu atau tergantung kepada
kesehatan tahap perkembangan atau kesehatan kondisi terkait (Orem,
1997, 2001).
Orem (1995) menunjukkan bahwa "alasan mengapa orang membutuhkan
bantuan melalui keperawatan yang mendefinisikan alam semesta atau
domain keperawatan sebagai layanan dilembaga kesehatan. Unsur-unsur
domain keperawatan secara konsep dan dinyatakan sebagai framwork self
care. Domain keperawatan adalah individu dan kelompok yang
memiliki keterbatasan dalam kemampuan mereka untuk terus memberikan
terapi perawatan diri secara mandiri ataupun dengan bantuan.
Orem memandang keperawatan sebagai pengetahuan dan praktik
keperawatan. Meleis (1997) dalam Aligood (2014) menganggap kerangka
self care sebagai contoh model kategori kebutuhan dan juga
menempatkannya di kategori terapi keperawatan. Marriner-Tomey (1989)

6
Orem menempatkan kerangka kerjanya dalam kategori humanistik.
Barnum (1998) menganggap Kerangka model Perawatan Diri sebagai
contoh yang baik kategori skema klasifikasinya. Kerangka Self-Care
diklasifikasikan sebagai sistem Model oleh Riehl dan Roy (1980). Riehl-
Sisca (1989) mengubah klasifikasi untuk kategori interaksi. Tidak ada
alasan untuk klasifikasi yang baik sebagai sistem ataupun model interaksi
yang diberikan. Selanjutnya, pemeriksaan secara mendalam mengenai
Kerangka konsep Self-Care tidak berhasil mengungkapkan kecocokan
antara konten dan karakteristik sistem atau model interaksi sebagai
kategori pengetahuan yang diinterprestasikan dalam buku tersebut.
Sebaliknya, kerangka teori self care tepat ditempatkan di perkembangan
kategori pengetahuan. Pembenaran klasifikasinya jelas dalam
perbandingan isi Kerangka teori self care dengan karakteristik
perkembangan kategori pengetahuan yang diberikan di sini.
Kerangka Perawatan Diri dengan karakteristik perkembangan kategori
pengetahuan yang diberikan di sini.
Pertumbuhan, Pengembangan, dan Pematangan: mereka yang akan
ditangani perawatan dirinya akan disesuaikan dengan perkembangan dan
pertimbangan perawatan diri secara individu berdasarkan usia dan status
perkembangan (Orem, 2001).
Perubahan: Perubahan agen perawatan diri terjadi sepanjang hidup. Arah
perubahan dipandang sebagai tingkat yang lebih tinggi dari integrasi dan
asumsi perawatan diri agen tergantung perawatannya. "Titik pandang
manusia sebagai pribadi adalah bergerak daripada diam. Ini adalah
pandangan personalisasi individu, yaitu, gerakan menuju pematangan dan
pencapaian individu manusia yang nyata. Ada sesuatu hal yang
perjuangan oleh individu untuk mencapai potensi alami mereka untuk
fungsi fisik dan rasional sementara hidup beragama berubungan dengan
hal-hal yang harapkan, dan perjuangan untuk menyempurnakan diri
sebagai manusia yang bertanggung jawab untuk membuat pertanyaan,
mencari jawaban, mencerminkan, sehiangga akan tumbuh kesadaran

7
mengenai hubungan antara apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka
lakukan ". (Orem, 2001 : 187188).
Status diidentifikasi : Perbedaan agen perawatan diri terjadi sepanjang
hidup. Anak dipandang dalam tahap ketergantungan perawatan, dan
dewasa yang sehat dalam tahap total agen perawatan diri dan ketergantung
perawatan. Tergantung dari tingkat ketergantungannya, termasuk orang-
orang yang sakit dan cacat, pada tahap ini termasuk ketergantungan
perawatan. "Bayi dan anak-anak memerlukan perawatan dari orang lain
karena mereka berada dalam tahap awal pengembangan fisik, psikologis,
dan psikososial. Orang yang berusia lanjut membutuhkan perawatan total
atau bantuan karena terjadi penurunan kemampuan fisik dan mental yang
membatasi aktivitas atau kinerja tindakan perawatan diri. Orang yang sakit
atau cacat membutuhkan perawatan parsial atau total dari orang lain (atau
bantuan dalam bentuk pengajaran atau bimbingan) tergantung pada
keadaan kesehatannya dan persyaratan langsung atau masa depan untuk
perawatan diri. Perawatan diri adalah kontribusi terus menerus yang dapat
dilakukan untuk diri sendiri untuk mencapai kesehatan, dan kesejahteraan.
Perawatan lain adalah kontribusi manusia untuk kesehatan dan
kesejahteraan anggota tergantung dari kelompok sosial manusia itu sendiri
"(Orem, 2001: 4344).
Bentuk Kemajuan pengembangan : Siklus perubahan terjadi pada agen
perawatan diri; meskipun arah keseluruhan terhadap peningkatan
kemampuan untuk merawat diri dan perawatan ketergantungan, beberapa
kehilangnya terjadi di berbagai kali kehidupan, seperti ketika sakit atau
kecacatan dapat melakukan perawatan diri secara langsung maupun
ketergantungan perawatan. (Orem 2001)
Kekuatan yang Menghasilkan Pertumbuhan dan Pengembangan:
perawatan secara mandiri dan ketergantungan perawatan meningkat karena
orang dewasa, dan orang-orang memiliki, potensi secara tidak langsung
melakukan pengembangan terhadap perawatan diri mereka sendiri

2.3. Definisi dan Deskripsi Konsep dalam Paradigma

8
1. Keperawatan
Keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan untuk memberikan perawatan langsung kepada orang
orang yang memiliki kebutuhan perawatan langsung akibat gangguan
kesehatan mereka atau secara alamiah membutuhkan perawatan kesehatan.
Keperawatan memiliki karakteristik sosial dan interpersonal yang
mencirikan hubungan bantuan antara mereka yang membutuhkan
perawatan dan mereka yang memberikan perawatan.
Konsep metaparadigma keperawatan dipresentasikan dalam
kerangka konsep keperawatan agen. Konsep ini memiliki tiga dimensi
yaitu sistem sosial, sistem interpersonal, dan sistem technologic
professional.
2. Manusia
Manusia adalah mahluk yang dinamis dan menyatu yang hidup di
lingkungan mereka, yang berada dalam proses menjadi dan yang memiliki
kehendak bebas sebagaimana kualitas manusia penting yang lain.
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal
sebagai suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan social. Manusia
membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri
secara berkelanjutan. Orem mengidentifikasi lima pandangan yang luas
tentang manusia yang diperlukan untuk mengembangkan teori perawatan
diri (self care) yaitu sebagai orang, agen, pengguna symbol, organisme dan
objek

3. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia,
baik fisik, kimia biologi dan sosial yang dapat mempengaruhi individu
dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri secara optimal.
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta
perkembangan lingkungan. Lingkungan sekitar individu yang membentuk
sistem terintegrasi dan interaktif. Lingkungan dianggap sebagai situasi
tempat terjadinya perawatan diri atau kurangnya perawatan diri.

4. Kesehatan :

9
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi
saling terintegrasi dengan baik. Ini memungkinkan manusia mampu
menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis, fisiologis
serta melakukan interaksi dengan orang lain.
Individu yang sehat merupakan agent dan dapat memenuhi
perawatan dirinya, sebaliknya individu yang sakit akan bergeser dari status
sebagai agent menjadi status pasien. Kesejahteraan adalah kondisi persepsi
individu terhadap keberadaannya, dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan. Kesejahteraan
berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber
yang memadai.
Ide sakit dan penyakit juga ada, namun dibahas dalam kaitannya
dengan perawatan diri. Alasannya bahwa dalam hal ini berarti sehat sakit
tidak dibahas dalam konsep yang berbeda. Akan timbul masalah/sakit jika
orang sehat tidak dapat melakukan perawatan untuk dirinya sendiri.

5. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu


melakukan perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan,
mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta
mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi
yang kronis atau kondisi ketidakmampuan

6. Gambaran praktek keperawatan


Orem menyatakan bahwa pelayanan praktik keperawatan dapat
dibedakan dengan bentuk pelayanan praktik lainnya, yaitu berdasarkan
bentuk bantuan yang masing masing berikan. Keperawatan adalah suatu
ilmu dan bidang praktik yang memerlukan tubuh pengetahuan
keperawatan yang terstruktur dan terorganisasi. Ketidakmampuan orang
untuk memberikan diri mereka sendiri perawatan diri yang diperlukan
karena karena situasi kesehatan pribadi merupakan objek atau fokus
praktik keperawatan. Situasi praktik keerawatan digunakan untuk
mengembangkan dan menyempurnakan teori self care deficit.

10
7. Statemen tentang hubungan diantara 4 konsep metaparadigma yang
merupakan premis yang mendasari teori umum keperawatan yaitu :
a) Manusia membutuhkan masukan yang terus menerus dan disengaja
untuk diri mereka sendiri dan lingkungan mereka agar tetap sehat
dan berfungsi sesuai dengan sifat alamiah manusia
b) Agen manusia, kekuatan untuk bertindak sengaja dilaksanakan
dalam bentuk perawatan untuk diri dan orang lain dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan membuat input yang dibutuhkan
c) Manusia dewasa mengalami penderitaan penderitaan dalam bentuk
keterbatasan tindakan dalam perawatan untuk diri dan melibatkan
orang lain mencpitakan hidup berkseinambungan dan masukan
fungsi keteraturan
d) Agen manusia diuji dalam menemukan, mengembangkan, dan
mentransmisikan cara dan sarana untuk mengidentifikasi kebutuhan
dan membuat masukan untuk diri dan orang lain
e) Group manusia dengan hubungan yang terstruktur mengelompokkan
tugas dan mengalokasikan tanggung jawab untuk memberikan
perawatan kepada anggota kelompok yang mengalami keterbatasan
hidup sehat untuk mendapatkan pertolongan yang diperlukan baik
untuk dirinya maupun orang lain.

2.4. Konten/ Isi Teori (Konsep Utama)


Teori SCDNT (self care deficit nursing teory) terdiri sejumlah
elemen dan teori konseptual yang menentukan hubungan antar konsep ini.
SCDNT adalah teori umum yang menjelaskan keperawatan secara
deskriptif di semua situasi praktik (Orem, 2001:22). Awalnya ada tiga teori
spesifik yang dijelaskan yaitu teori perawatan diri (self care), defisit
perawatan diri (deficit self care) dan system keperawatan (nursing system).
Kemudian dikembangkan satu teori lagi yaitu teori ketergantungan diri.
Teori ini dianggap sejajar dengan tiga teori terdahulu. Dan berfungsi untuk
menggambarkan pengembangan SCDNT yang terus menerus.
Digambarkan pada bagan di bawah ini

11
Self care
defisit

self care nursing dependent


self care (SC)
defisit system care

universal SC 5 method of wholly


requisites helping compensatory

devolepment partly
SC requisites compensatory

deviation
suporting
health
educational
requisites

Gambar 2.1. Teori SCDNT Orem.


Dimodifikasi oleh penulis.

1. Teori Perawatan diri (self care)


Teori ini menjelaskan mengapa dan bagaimana orang merawat diri
mereka sendiri. Perawatan diri terdiri dari kegiatan praktik yang
mendewasakan dan orang dewasa memulai dan melakukan dalam
kerangka waktu, atas nama mereka sendiri dalam rangka kepentingan
mempertahankan hidup, memfungsikan kesehatan, melanjutkan
pengembangan pribadi dan kesejahteraan dengan memenuhi syarat yang
dikenal untuk pengaturan fungsional dan perkembangan (Orem,2001:522
dalam Alligood )
Teori ini menerangkan bahwa hubungan antara therapeutic self care
demand dengan kekuatan self care agency yang tidak adekuat dimana
kemampuan self care agency lebih kecil dibanding dengan therapeutic
self care sehingga self care individu tidak terpenuhi, maka kondisi
tersebut akan menetukan adanya kebutuhan perawat melalui sistem
pelayanan yaitu keperawatan yang meliputi:

12
a. Self care (perawatan diri), yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari
individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi
dan mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
b. Self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
c. Therapeutic Self Care Demand (permintaan pelayanan diri) adanya
tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
d. Nursing Agency (Agen Keperawatan) kebutuhan self care merupakan
suatu tindakan yang ditujukan pada peyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam mempertahankan fungsi tubuh, self
care yang bersifat universal tersebut meliputi aktivitas sehari-hari
(ADL) dengan mengelompokkan kedalam kebutuhan dasar
manusianya. Sifat dari self care selanjutnya adalah untuk
perkembangan kepercayaan diri serta ditujukan pada penyimpangan
kesehatan yang memiliki ciri perawatan yang diberikan dalam kondisi
sakit atau dalam proses penyembuhan.
e. Self Care Defisit, adalah hubungan antara self care agency dengan self
care demand menggunakan dimana self care agency tidak cukup
mampu untuk menggunakan self care demand yang merupakan
totalitas dari upaya untuk perawatan diri sendiri.
f. Agent, adalah pihak atau perawat yang bisa memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan
keterampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk
memeberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistic
g. Dependent Care Agent
Merupakan perawat profesional yang telah memiliki tanggung
jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien termasuk didalamnya adalah pasien yang
berada pada derajat kesehatan yang masih baik atau masiih mampu
atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian

13
kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh pasien. Perawatan yang
diberikan bisa bersifat promotif, preventif rehabilitatif dan lain-lain
sesuai kondisi pasien.
Adapun kerangka keterkaitan dari teori ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Keperawatan. R, hubungan :< hubungan deficit, saat
ini atau proyeksi. (Dari Orem, D.E.2001. Nursing Concepts of practice, 6 th ed.,p491. St
Louis: Mosby

Gambar di atas menunjukkan Self Care adalah kemampuan individu


untuk memenuhi perawatan diri secara mandiri, dimana perawatan diri
akan terganggu atau mengalami hambatan jika individu tersebut jatuh
pada kondisi sakit atau kondisi-kondisi yang ada kaitannya dengan
gangguan psikologis, stress fisik, pada kondisi self care defisit jika agent
self care atau orang yang memberikan pelayanan tidak dapat memenuhi
kebutuhan perawata diri individu dan lebih memberikan perawatan self
care terapeutik. Sedangkan nursing agency menggunakan kegiatan

14
gabungan dari segala segi, dengan demikian dapat diartikan kegiatan
pelayanan asuhan keperawatan harus diberikan dengan cara
berkoordinasi, dilakukan secara serentak dengan pelayanan asuhan
kesehatan lainnya yang akan diberikan. Orang yang memberikan
pelayanan asuhan keperawatan ini hendaknnya harus memiliki
pengetahuan yang baik sehingga mampu untuk memberi keputusan
asuhan keperawatan seperti apa yang akan diberikan.

Terdapat tiga tipe kebutuhan self care menurut Orem, yaitu kebutuhan
universal dan perkembangan perawatan diri serta penyimpangan
kesehatan.
a. Kebutuhan universal self care
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
pemeliharaan dalam pengambilan udara (oksigenasi)
pemeliharaan pengambilan air
pemeliharaan dalam pengambilan makanan
pengambilan kebutuhan dalam proses eliminasi
pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat
pemeliharaan terhadap kehidupan kesendirian dan interaksi social
pencegahan resiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan
kebutuhan dalam perkembangan kelompok sosial sesuai dengan
potensi, pengetahuan dan keinginan manusia untuk menjadi normal
(Orem, 1985 dalam Meleis,1997)
b. Kebutuhan perkembangan/kemajuan self care
Menyeimbangkan kondisi kehidupan yang mendukung proses kehidupan
dan perkembangan, dimana manusia berproses menuju tingkat yang lebih
tinggi dan matang.
Keterlibatan dalam pengembangan diri
Pencegahan atau penanggulangan efek efek dari kondisi atau situasi
kehidupan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia secara
negatif.
c. Kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan (deficit self care
requisite)
Secara efektif mengembalikan individu dari kondisi patologis seperti
deformitas atau abnormalitas, dimana perawat berupaya
mengkompensasi gangguan yang terjadi

15
2. Teori Defisit Keperawatan Diri (Self Care Defisit)
Teori ini menjelaskan mengapa orang dapat dibantu melalui keperawatan.
Self care defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum
dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak belum dewasa, atau kebutuhan
yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan
dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu
dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses
tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain. Sebagai
pembimbing orang lain, memberi support meningkatkan pengembangan
lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik
orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek
dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan masalah,
menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan keperawatan,
bertanggung jawab terhadap keinginan, pemintaan serta kebutuhan pasien,
mempersiapkan bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta
mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan sehari-hari pada pasien dan
asuhan keperawatan diperlukan jika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan
biologis, psikologis, perkambangan, dan sosial.

3. Teori Sistem Keperawatan (Nursing system)


Teori ini yang menguraikan secara jelas bagaiamana kebutuhan perawatan
diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien itu sendiri yang didasari pada
Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri
kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan
mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini, Orem memberikan identifikasi
dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya:
a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan
secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan

16
dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi
gerakan. Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang tidak
mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada
pasien yang sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan
penilaian tentang cidera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu
dalam melakukakan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi
gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak
mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self-care
nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin
masih dapat melakukan beberapa tindakan self care nya melalui bimbingan
secara continue seperti pada pasien retardasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja
dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal pada
pasien yang post operasi abdomen di mana pasien ini memiliki kemampuan
seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan
perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
c. Sistem suportif dan edukatif (Suportive and Educative System)
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem inidilakukan agar pasien
mampu melakuan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang membutuhkan
informasi dalam pengaturan kelahiran.
Secara ringkas penjelasan di atas, dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

17
Gambar 2.3. Teori Sistem keperawatan (dari Orem, 2001). Nursing Concepts of practice.
6th.,p.351. St. Louis: Mosby.

4. Teori Ketergantungan Perawatan


Teori ini menjelaskan bagaimana anggota keluarga dan atau teman teman
memberikan perawatan untuk orang yang ketergantungan secara social.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Ada banyak teori keperawatan yang selalu berkembang sesuai
dengan kemajuan perkembangan zamannya, ilmu teknologi dan ilmu
pengetahuan dimana teori-teori tersbut merupakan hasil pikir dari para ahli
keperawatan yang telah dibuktikan dengan kajian-kajian ilmiah penelitian.
Pada dasarnya semua teori ilmu keperawatan merupakan sebuah petunjuk
yang digunakan untuk melakukan praktek dalam pemenuhan kebutuhan
pemenuhan dasar pasien. Banyaknya teori-teori keperawatan tidaklah

18
saling bertentangan namun ada saling keterkaitannya dengan tujuan untuk
pelayanan yang lebih baik.
Salah satu teori keperawatan yang dikembangkan sebagai petunjuk
dalam keperawatan adalah teori Orem dengan konsep teorinya tentang
Self-care Dependent-care Nursing Theory nya mencoba memberikan
pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi potensi yang ada
pada diri pasien yang terganggu karena kondisi sakitnya. Teori Orem
menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi ketika klien tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dikarenakan terganggu.
Dalam teori yang dikemukakan oleh Orem menyatakan bahwa
kemampuan individu dalam pemenuhan kebutuhan kesehatannya untuk
memenuhi pelayanan pada dirinya sendiri akan dipengaruhi oleh
kebutuhan dasar tentang dependen, yang artinya disini dalam kondisi
apapun pasien tetap tergantung pada kondisinya sendiri.
Kebutuhan self care agency juga mempengaruhi kebutuhan self
care individu, yaitu kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya
sendiri. Dengan demikian kemampuan kebutuhan klien akan terganggu
jika keadaan tubuh klien terganggu, misalnya kondisi sakit. Sehingga
kebutuhan pemenuhan pelayanan kesehatan terhadap dirinya sendiri tidak
dapat optimal, dalam kondisi seperti ini maka dituntut peran nursing
agency, maksudnya disni adalah ketika self care tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhannya secara mandiri maka yang bertindak sebagai
pemberi pelayanan pemenuhan kesehatan adalah nursing agency, namun
dalam nursing agency tidak semata-mata pemenuhan kebutuhan klien
dibantu sepenuhnya oleh nursing agency akan tetapi tetap memperhatikan
kemampuan pasien secara optimal sampai batas mana.

3.2. Saran
1. Untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai teori-teori para ahli
khususnya dalam makalah ini adalah teori yang diterapkan oleh Orem,
maka diperlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mendalam
tentang teori keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan secara

19
optimal, sebab setiap teori memiliki konsep mayor sebagai tujuan dan
pencapaiannya.
2. Untuk dapat menerapkan teori ini perawat harus melakukan pengkajian
terhadap pasien secara tepat, sehingga perawat dapat menetukan bantuan
yang harus diberikan untuk pasien apakah total, parsial atau bahkan masih
bisa mandiri.
3. Pada saat memberikan pelayanan perawatan pada pasien hendaknya
perawat melibatkan pasien seoptimal mungkin.
4. Hendaknya pemberian pelayanan tidak hanya fokus terhadap satu teori,
namun dapat dimodifikasi dengan teori-teori keperawatan lainnya
sehingga dapat tercapai hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A,. (2014). Nursing Theorists and Their
Work 8th ed. St. Louis : Mosby Inc, USA

Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary Nursing Knowledge; Analisys and


Evaluation of Nursing Models and Theories. Philadelphia : Davis Company,
USA.

20

Anda mungkin juga menyukai