Abstraksi
Prediksi laju suatu inflasi perlu dilakukan karena inflasi akan menyebabkan beberapa pengaruh negatif dan menjadi
masalah besar dalam perekonomian Indonesia. Tinggi rendahnya laju inflasi akan mengindikasikan baik buruknya
pertumbuhan ekonomi suatu Negara dan menjadikan inflasi sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Disamping itu juga,
hasil prediksi inflasi dimanfaatkan oleh pembuat kebijakan, investor maupun perusahaan untuk merencanakan strategi
ekonomi untuk mengantisipasi perkembangan laju inflasi dan perencanaan keuangan di waktu berikutnya.
Penelitian yang berhubungan dengan pengukuran prediksi laju inflasi telah banyak dilakukan.Pada perkembangan
terakhir dalam bidang teknologi informasi dengan telah diterapkannya beberapa model Teknologi Data Mining, guna
mendapatkan suatu hasil penelitian prediksi laju inflasi yang lebih cepat dan akurat. Salah satu model yang di terapkan pada
penelitian ini adalah Model Support Vector Machine. Untuk mendapatkan akurasi hasil prediksi laju inflasi yang lebih baik
maka parameter Support Vector Machine dapat dioptimasi dengan menggunakan Algortima Genetika.
Hasil pada penelitian ini, dengan Model Support Vector Machine yang dipadu dengan Algoritma Genetika dengan
menggunakan tipe Kernel Radial akan memiliki nilai RMSE sebesar 0,065 dan nilai akurasi sebesar 96,357% dan hasilnya
lebih baik dibanding dengan metode statistik ekonometrik yang digunakan . Hal ini dapat memberikan gambaran bagi
para pengambil keputusan yang berkaitan dengan prediksi laju inflasi di Indonesia serta dalam rangka mengembangkan model
dan memberikan kontribusi untuk perbaikan akurasi prediksi laju inflasi.
1. PENDAHULUAN
1
Draft Jurnal Ilmiah Nasional
2
Draft Jurnal Ilmiah Nasional
3
Draft Jurnal Ilmiah Nasional
4
Draft Jurnal Ilmiah Nasional
- Kuadratkan setiap keluaran kemudian hitung Kriteria MSE menyatakan besarnya kesalahan rata-rata
seluruhnya. kuadrat dari suatu metode peramalan ( Hansun, S., 2013 ),
dengan rumus perhitungan :
( 2.6 )
dimana :
n menyatakan jumlah data dan et adalah nilai kesalahan
(2.4) hasil ramalan yang diperoleh dari xt - t. Dalam hal ini, xt
adalah nilai data aktual dan t adalah nilai ramalannya.
b. MAPE (Mean Absolute Percentage Error)
b. Root Mean Square Error ( RMSE ) Nilai MAPE memberikan petunjuk tingkat ketepatan /
akurasi dan mengenai seberapa besar rata-rata kesalahan
Perhitungannya adalah: absolut peramalan dibandingkan dengan nilai sebenarnya
( Hansun, S., 2013 ), dan dinyatakan dengan rumus :
1. Hitung SSE
2. Hasilnya dibagi dengan perkalian antara
banyaknya data pada pelatihan dan banyaknya
keluaran, kemudian diakarkan. (2.7 )
dimana :
n adalah jumlah data dan et adalah nilai kesalahan ramalan
yang diperoleh dari xt - t .Nilai data aktual dinotasikan
dengan xt dan t adalah nilai ramalannya..
.
.........................(2.5) 3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
N = Banyaknya data pada pelatihan ini adalah penelitian eksperimen, yakni penelitian yang
K = Banyaknya Keluaran berfokus pada penyelidikan beberapa variabel dan
bagaimana cara variabel-variabel tersebut dapat
Model yang telah optimal akan digunakan untuk dipengaruhi oleh suatu kondisi tertentu. Biasanya
simulasi terhadap data yang telah disiapkan untuk penelitian eksperimen digunakan untuk melakukan
pengujian. Kinerja dari suatu model support vector verifikasi hipotesis yang sudah dirumuskan
machine setelah dilakukan suatu pelatihan dapat sebelumnya. Pada penelitian ini akan digunakan
diukur dengan melihat error hasil pelatihan, validasi metode Support Vector Machine dengan Algoritma
dan testing terhadap sekumpulan data input baru. Salah Genetika yang akan digunakan untuk melakukan
satu cara yang dapat digunakan untuk evaluasi ini optimasi parameter, dengan tahapan penelitiannya,
adalah menggunakan analisis regresi terhadap respon sebagai berikut
jaringan dan target yang diharapkan. a. Pengumpulan Data
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian
2.5 Metode Evaluasi Berdasarkan Statistik
ini yaitu data Inflasi dan Indeks Harga Konsumen
Ekonomterik
sejak Januari 1979 sampai Nopember 2013 yang
Metode Moving Average adalah salah satu metode diolah dengan formula tertentu. Data ini peroleh
statistic dari Biro Pusat Statistik Indonesia. Sedangkan
Ekonometrik yang dapat digunakan untuk melakukan data primer yang gunakan adalah data hasil
prediksi berdasarkan analisis data runtun waktu. Untuk pengolahan dengan Rapidminer ver 5.3 yang akan
menghitung tingkat akurasi dan kehandalan peramalan data dibandingakan dengan data aktual.
runtun waktu, digunakan kriteria MSE (Mean Square Error) b. Pengolahan Data Awal
dan MAPE (Mean Absolute Percentage Error). Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah
selanjutnya adalah melakukan pengolahan
a. MSE (Mean Square Error) terhadap data tersebut, sehingga kita mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan.
5
Draft Jurnal Ilmiah Nasional
Tahap awal pengolahan data ini dilakukan Hasil dalam penelitian dilakukan dalam dua
menjadi beberapa langkah yaitu: metode yaitu metode perhitungan dengan
1) Penentuan Input Dan Output menggunakan perhitungan Metode Support Vector
Machine tanpa dikombinasi dengan Algoritma
Data input dan output yang digunakan dalam Genetika dan Support Vector Machine yang
penelitian ini adalah data time series (data dikombinasi dengan Algoritma Genetika. Model
rentet waktu), yakni data laju Inflasi di pengujian dilakukan dengan menggunakan Tipe
Indonesia mulai Januari 1979 sampai Kernel Radial.
Nopember 2013
2) Penentuan data Training dan Testing Tabel 4.2
Pengujian Terbaik GA-SVM dan SVM Pada Tipe
Setelah melakukan penentuan data input dan Kernel Radial
data output, selanjutnya dilakukan penentuan
data training dan data testing. SVM GA-SVM
3) Normalisasi Data C 401.113 968.504
Gamma 0.233 0.181
Sebelum dilakukan pelatihan terhadap data set, Epsilon 0.004 0.000
data primer harus dilakukan normaliasi data Akurasi 98,90% 99.30%
terlebih dahulu. Normalisasi data dilakukan
RMSE 0,004 0.035
dengan tujuan agar proses pelatihn dapat
berjalan dengan cepat dan mampu digunakan
untuk melakukan pelatihan. Sedangkan Grafik perbandingan prediksi laju inflasi
pada SVM dan GA-SVM yang diterapkan pada data
c. Metode atau Model Yang Diusulkan training ditunjukkan oleh gambar 4.1.
Pada penelitian ini metode yang diusulkan untuk
melakukan prediksi laju inflasi adalah dengan
menggunakan model Support Vector Machine
dengan menerapkan Algoritma Genetika untuk
melakukan optimasi parameter Support Vector
Machine
d. Eksperimen dan Pengujian Model
6
Draft Jurnal Ilmiah Nasional
H0 : Ada perbedaan nilai RMSE sebelum dan Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang Model
sesudah dilakukan optimasi parameter SVM Support Vector Machine dengan optimasi parameter
pada Tipe Kernel Radial menggunakan Algoritma Genetika untuk prediksi laju
H1 : Tidak ada Ada perbedaan nilai RMSE sebelum inflasi di Indonesia, menyatakan bahwa dari hasil
dan sesudah dilakukan optimasi parameter SVM pengujian menggunakan Tipe Kernel Radial , nilai
pada Tipe Kernel Radial RMSE rata-rata dengan menggunakan metode SVM
sebelum dioptimasi sebesar 0,474 sedangkan rata-rata
Tabel 5.3 RMSE dengan menggunakan metode GA-SVM
sebesar 0,065. Sedangkan hasil rata-rata akurasi
Hasil uji statistic t-test Paired Two Sample for mean dengan menggunakan metode SVM sebelum
pada akurasi tipe kernel polynomial dioptimasi sebesar 91,953% selanjutnya rata-rata
akurasi pada metode GA-SVM sebesar 96,357%,
Variable
Variable 1 2 sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model
SVM yang dioptimasi parameter C, dan dengan
Mean 0,9195 0,9636
algoritma genetika meningkatkan akurasi dalam
Variance 0,0028 0,0011 prediksi laju inflasi di Indonesia yang sangat
Observations 30 30 bermanfaat bagi lembaga terkait untuk pengambilan
Pearson Correlation 0,6485 keputusan.
Hypothesized Mean Difference 0,00
5.2 Saran
Df 29,0000
Pada penelitian ini secara umum penerapan model
t Stat -5,9835 GA-SVM dapat meningkatkan akurasi prediksi laju
P(T<=t) one-tail 0,00 inflasi di Indonesia, akan tetapi perlu dilakukan
t Critical one-tail 1,6991 penelitian lebih lanjut dengan melakukan analisa
P(T<=t) two-tail 0,00 komparatif model-model prediksi baik dengan
t Critical two-tail 2,0452
teknologi data mining ataupun dengan metode
statistik ekonometrik yang lain untuk mendapatkan
hasil akurasi prediksi yang lebih baik.
Perlu dilakukan penelitian lain yang dengan
statistik ekonometrik untuk perbandingan keakurasian
Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas menunjukkan
dengan hasil penelitian teknologi datamining ini.
bahwa nilai t-hitung yang diperoleh, yang ditunjukkan
oleh variabel t-Stat sebesar -5,9835 sedangkan t-tabel
6. Daftar Pustaka
ditunjukkan oleh variabel t Critical one tail sebesar
1,6991, oleh karena t-hitung < t-tabel maka H 0
Adnan Haider and Muhammad Nadeem Hanif, (2007),
diterima dan H1 ditolak yaitu ada perbedaan rata-rata Inflation Forecsting in Pakistan Using Artificial
RMSE sebelum dan sesudah dilakukan optimasi Neural Network, MPRA Paper No. 14645, posted
parameter SVM dengan Algoritma Genetika pada tipe 16. April 2009 23:35 UTC Karachi, Pakistan.
kernel radial http://mpra.ub.uni-muenchen.de/14645/
Inflation and Growth, Canberra, Australia. 14, pp. 137). CRC Press.
ASARC Working Paper 2011/08, doi:10.1007/s10115-007-0114-2
https://cnnd.crawford.anu.edu.au/acde/asarc/p
df/papers/2011/WP2011_08 http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1 diunduh
14-12-2013.
Raharjo, Joko (2013), Model Artificial neural network
berbasis Particle swarm optimization untuk http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Pengenala
Prediksi laju inflasi, Jurnal Sistem Komputer - n+Inflasi/, diunduh 14-12-2013
Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-
ISSN: 2252-3456
Shi, Y., Tian, Y., Kou, G., Peng, Y., & Lia, J. (2011).
Optimization Based Data Mining Theory and
Application. Springer London, December 2010
doi:10.1007/978-0-85729-504-0
Wu, X., Kumar, V., Ross Quinlan, J., Ghosh, J., Yang,
Q., Motoda, H., McLachlan, G. J., et al.
(2007). Top 10 algorithms in data mining (Vol.