Pemerintah tentu ingin memberikan kebijakan yang bermanfaat dan dapat membantu masyarakat, terutama bantuan-bantuan yang berguna bagi kalangan yang kurang mampu dalam segala segi. Mulai dari segi ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, jaminan sosial hingga bantuan langsung kepada masyarakat, baik itu berupa uang tunai hingga bahan makanan. Bantuan-bantuan tersebut tentu saja tidak mudah untuk dapat diterima atau disalurkan dengan baik dan merata, mengingat Negara kita yang sangat luas dan penduduk yang sangat banyak. Bukan tidak mungkin apabila bantuan dari pemerintah mengalami kendala dalam pendistribusiannya kepada masyarakat. Banyak faktor penyebab tidak lancarnya pendistribusian bantuan pemerintah, mulai dari masalah birokrasi yang menyulitkan hingga kurangnya sosialisasi dari pemerintah yang membuat masyarakat tidak mengetahui adanya program tersebut, kurangnya informasi yang menyebabkan masyarakat tidak memahami prosedur untuk mengikuti program, dimana hal itu cukup menyusahkan masyarakat yang memang benar-benar membutuhkan. Selain kurangnya pengetahuan masyarakat, pemerintah seringkali juga tidak serius untuk mensosialisasikan program tersebut kepada pihak-pihak lain yang terlibat, contohnya jika ada program kesehatan diberlakukan, pemerintah terkadang lalai untuk mensosialisasikan program tersebut kepada rumah sakit-rumah sakit yang memang seharusnya diikutsertakan dalam program kesehatan, sehingga seringkali terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pasien ditolak oleh rumah sakit hingga pasien tidak diperlakukan dengan sewajarnya. Semua semata karena pihak rumah sakit tidak mendapatkan informasi dengan jelas tentang program kesehatan yang ditawarkan oleh pemerintah. Namun karena kurangnya informasi, masyarakat sering sekali menyalahkan pemerintah karena dinilai tidak serius dalam menjalankan program tersebut, padahal sebenarnya banyak sekali faktor lain yang menyebabkan kurangnya pendistribusian informasi kepada masyarakat. Seperti misalnya masih banyak masyarakat di pedalaman yang belum mengenal internet, sehingga mereka tidak tahu tentang perkembangan program jaminan sosial dari pemerintah. Salah satu penyelenggara jaminan sosial dari pemerintah adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau yang biasa disingkat BPJS, yang merupakan pembaharuan dari Askes (Asuransi Kesehatan) yang dikelola oleh PT Askes Indonesia, kemudian berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak 1 Januari 2014 dan Jamsostek yang berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak 1 Juli 2014. BPJS merupakan lembaga jaminan sosial kesehatan milik pemerintah yang wajib di ikuti semua masyarakat Indonesia dengan membayar iuran perbulan yang sudah ditentukan besarnya. Namun bagi masyarakat Indonesia yang tidak mampu akan diberikan subsidi dari pemerintah. Setiap warga negara Indonesia dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia selama minimal 6 bulan maka wajib untuk menjadi anggota dari BPJS. Selain itu setiap perusahaan wajib untuk mendaftarkan karyawannya untuk menjadi anggota BPJS, jika tidak maka ada sangsi yang diberikan kepada perusahaan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Jaminan Kesehatan Nasional atau yang biasa disingkat JKN merupakan program dari BPJS Kesehatan, sedangkan BPJS Kesehatan adalah badan penyelenggaranya, dimana kinerja dari BPJS nantinya akan diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional) sehingga kualitas dari BPJS akan selalu diawasi. Belum lama setelah diluncurkan, BPJS Kesehatan menemui cukup banyak kendala dalam penerapannya, seperti kurangnya sosialisasi ke pihak-pihak yang terlibat seperti masyarakat dan pihak rumah sakit, sehingga terjadi penolakan pasien hingga tidak layaknya pelayanan kepada pasien dengan alasan kamar yang selalu penuh, kemudian masalah transisi dari peserta Askes ke BPJS Kesehatan yang cukup menjadi kendala karena kurangnya informasi yang jelas. Oleh karena itu BPJS Kesehatan menerapkan kegiatan Public Relations dengan menggunakan jasa salah satu PR agency yaitu AsiaPR. AsiaPR merupakan salah satu PR agency terletak di Ibu Kota yang menerapkan strategi-strategi Public Relations yang handal bagi klien. Dari latar belakang dan aspek-aspek diatas maka penulis membuat penelitian berjudul Pengaruh Program Humas Terhadap Citra Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) untuk mengetahui adakah pengaruh dan hubungan dari kegiatan Public Relations terhadap citra dari BPJS Kesehatan tersebut 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, bahwa dari berbagai macam masalah yang dihadapi BPJS dalam penerapannya di masyarakat tentu akan mempengaruhi citra dari BPJS Kesehatan. Dimana citra tersebut akan berdampak pada keinginan masyarakat untuk turut serta mengikuti program BPJS Kesehatan, jika citra dari BPJS itu sendiri negatif tentu saja masyarakat enggan berpartisipasi dalam program tersebut karena khawatir mereka tidak mendapatkan fasilitas yang selayaknya. Masalah pokok dalam penelitian ini ialah: 1. Apakah terdapat hubungan kegiatan Public Relations dengan citra BPJS Kesehatan? 2. Seberapa besar pengaruh antara kegiatan Public Relations dengan citra BPJS Kesehatan?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kegiatan Public Relations terhadap citra BPJS Kesehatan 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kegiatan Public Relations terhadap citra BPJS Kesehatan
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menambah referensi ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa lain. Selain itu agar bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi yang berhubungan dengan Public Relations. Sedangkan secara teoritis, penulis dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menjadi mahasiswi Marketing Communication Universitas Bina Nusantara. 2. Secara Praktis a.Sebagai bahan pertimbangan atau saran bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam penerapannya di masyarakat agar menjadi lebih baik lagi. b. Sebagai informasi bagi BPJS Kesehatan mengenai pengaruh Public Relations terhadap citra perusahaan. 3. Secara Umum Agar penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi masyarakat dalam melihat citra BPJS Kesehatan.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini memberi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup dari penelitian, tujuan serta manfaat penelitian.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari sejumlah teori-teori yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar dari penelitian yang dilakukan.
BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN
Bab ini berisi metode pengumpulan data, instrument penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, jenis dan sumber data penelitian, pengukuran variabel, teknik pengumpulan data penelitian, rancangan uji hipotesa menggunakan analisis regresi uji T dan uji F, uji reliabilitas dan uji validitas. BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada bab keempat ini berisi tentang sejarah dari AsiaPR serta hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan hasil penelitian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian serta masukan bagi perusahaan yang ditulis oleh peneliti.