Anda di halaman 1dari 10

BUKU PETUNJUK

BAGI PENGAJAR PELATIHAN METODOLOGI


PENILAIAN TERUMBU KARANG

Dr. Suharsono, APU

PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI


LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Buku petunjuk ini merupakan buku untuk pegangan bagi pengajar dalam
pemberian materi latar belakang bagi pelatihan metodologi penilaian kondisi
terumbu karang. Buku ini memuat garis besar serta keterangan singkat.
Pengajar dapat mengembangkan lagi untuk memberi ilustrasi dan berbagai
keterangan serta contoh-contoh yang berhubungan secara Iangsung dengan
masalah-masalah yang ada.

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 2 dari 10


PROGRAM PEMANTAUAN KONDISI TERUMBU
KARANG DI INDONESIA

1. PENDIDIKAN DAN LATIHAN SELAM DAN METODOLOGI


2. PEMBENTUKAN JARINGAN PEMANTAUAN TERUMBU KARANG
3. PENGEMBANGAN DATA DASAR TERUMBU KARANG SECARA NASIONAL
4. PEMANTAUAN KONDISI TERUMBU KARANG JANGKA PANJANG

1. PENDIDIKAN DAN LATIHAN SELAM DAN METODOLOGI


- Konsep pembagian tujuh wilayah
- Diklat bagi pengajar selam dan metodologi (6 grup)
- Diklat bagi staf lapangan dan teknisi (210 orang)
- Diklat selesai tahun 1995/1996

2. PEMBENTUKAN JARINGAN PEMANTAUAN TERUMBU KARANG


- Pembentukan simpul-simpul jaringan terumbu karang
- Pengamatan kondisi terumbu karang di tujuh wilayah
- Pembentukan wadah bagi kegiatan studi terumbu karang
- Dukungan peralatan untuk setiap simpul
- Penentuan lokasi untuk pemantauanjangka panjang
- Jaringan terbentuk dan evaluasi status terumbu karang tahun anggaran
1996/1997

3. PENGEMBANGAN DATA DASAR TERUMBU KARANG SECARA


NASIONAL
- Data dan informasi dasar tentang struktur, distribusi dan keanekaragaman jenis
karang.
- Data dan informasi tentang kerusakn, penyebab, identifikasi lokasi rentan
terhadap ancaman kerusakan.
- Petunjuk alamat dan kegiatan semua instansi, swasta yang bergerak di bidang
kelautan dan keahliannya.
- Bibliografi publikasi tentang karang di Indonesia dan dunia pada khususnya
serta masalah laut pada umumnya.
- Semua data dan informasi akan disusun dalam format yang dapat dengan
mudah dimengerti dan digunakan oleh pengambil keputusan dan peneliti.
- Data dan informasi akan selalu diperbaharui dan akan disebarkan secara
berkala agar komunikasi antar pengambil keputusan, masyarakat dan peneliti
dapat berjalan lancar.
- Pusat data terumbu karang secara nasional akan terbantuk pada akhir 1997.

4. PEMANTAUAN KONDISI TERUMBU KARANG JANGKA PANJANG


- Pemantauan secara periodik pada lokasi yang telah dipilih pada tahap pertama
diharapkan dapat memberi tanda awal terjadi degradasi fungsi terumbu
karang, Dengan berfungsinya seluruh simpul secara baik maka adanya
kerusakan lingkungan dapat segera diketahui dan dicegah secara dini.
- Jika semua berjalan dengan lancar dan 15 % dari jumlah peserta tetap
menekuni bidang penelitian sumber daya karang, maka tahun 2000 Indonesia
dapat mengelola sumber daya hayati laut secara lestari dan berkembang.

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 3 dari 10


1. PERBEDAAN KARANG DAN TERUMBU KARANG, HERMATYPIC DAN
AHERMATYPIC.
Terumbu karang dibangun oleh skeleton yang terdiri dan kapur yang dihasilkan oleh
binatang yang termasuk dalam filum Cnidaria, class Anthozoa dan ordo Scleractinia.
Karang pembentuk terumbu rnempunyai zooxanthella (algae bersel tungg1) didalam
jaringan tubuhnya dan disebut sebagai karang hermatypik, sedangkan yang tidak
mempunyai zooxanthella disebut karang ahermatypik. Berbagai biota yang berasosiasi
dengan karang yang juga menghasilkan skeleton kapur antara lain : Coraline algae,
Alcynoceae (karang lunak), gorgonia, sponge, polychaeta dan gastropoda serta
beberapa biota lainnya (Gambar ).

2. TYPE TERUMBU KARANG; ATOLL, FRINGING REEF, BARRIER REEF


Terumbu karang pembentuk terumbu terdapat dilaut dangkal didaerah tropis. Dilihat
dari bentuk dan proses terbentuknya terumbu karang dibedakan menjadi tiga bentuk
dasar yaitu: Fringing reef (Terumbu karang tepi). Terumbu karang yang tumbuh dan
berkembang ditepi suatu pulau yang umumnya mempunyai lebar yang bervariasi
antara 0,1 - 1 Km. Barrier reef atau terumbu karang penghalang tumbuh dan
berkembang terpisah dan pulau yang umumnya dipisahkan oleh alur atau goba yang
dalam. Misalnya Great Barrier Reef.
Atoll : terumbu karang yang membentuk lingkaran dan ditengah terdapat goba yang
dalam. Atol biasanya terbentuk ditengah laut yang dalam dan muneul kepermukaan
akibat proses penengelam suatu gunung. Atol Takabonrate mempunyai luas 3600
km2 dan merupakan atol terbesar ketiga didunia, setelah atol Kwajelin di Kepulauan
Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa (Gambar ).

3. KOMUNITAS KARANG POPULASI, REEF FLAT, REEF SLOPE, RAMPAT,


REEF FRONT AND BACK REEF.
Terumbu karang secara keseluruhan strukturnya yang biasanya disebut sebagai
komunitas yang terdiri dan berbagai ekosistem. Terumbu karang dilaut hutan tropis di
darat keduanya mempunyai fungsi dan peran yang hampir sama. Masing-masing
ekosistem kelihatannya terpisah akan tetapi sebenarnya saling berhubungan secara
lansung dan sangat komplek secara ekologi. Misalnya ekosistem lamun, ekosistem
mangrove dan ekosistem yang lainnya. Disamping itu terumbu karang juga
mempunyai karaktenistik tersendiri berdasar tempat tumbuhnya yang sangat
dipengaruhi oleh sifat fisik subtratnya. Sehingga dapat kita bedakan menjadi Reef flat
(rataan terumbu), Moat (kalenan), Rampart (gudus), reef slope (tubir dan lereng
terumbu) (Gambar ).

4. DISTRIBUSI KARANG.
Karang di Atlantik, Pasifik, Indonesia, karena perbedaan proses geologi, pola arus
global, penghalang suhu kedalaman dan faktor biologis. Karang yang berada di Laut
Atlantik dan Laut Pasifik mempunyai kenampakan yang berbeda jika dilihat proses
geologi dan kekayaan marga karang yang 50% lebih kaya di laut Pasifik jika
dibandingkan laut Atlantik. Peta sebaran karang di dunia menunjkkan bahwa karang
tersebar dan terkonsentrasi di daerah Pasifik barat terutama di kepulauan Indonesia
dan kearah utara sampai kepulauan Phillipina dan keselatan sampai di Great Barrier
reef. Menuju ke arah timur kekayaan jenis karang semakin berkurang secara tajam
dan menuju kebarat menuju dari Australia barat ke laut Hindia dan Laut Merah
jumlah 50 marga relatif lebih stabil.

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 4 dari 10


Adanya perbedaan sebaran jumlah marga disebabkan proses geologi masa lalu,
pada jaman dulu sekitar 240 juta tahun yang lalu di daerah tropis merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan. Karang tumbuh dan berkembang di daerah
tropis yang semuanya mempunyai kenampakan yang serupa. Pada 25 juta tahun yang
lalu terjadilah penutupan laut Tethys sehingga daerah tropis menjadi dua bagian yang
terpisah dan terumbu karang berkembang secara terpisah-pisah menjadi laut Pasifik,
Laut Hidia dan laut Atlantik Terjadinya penutupan selat Panama secara geologi dan
adanya jaman es semakin memisahkan kedua lautan tersebut. Sesudah jaman es
berakhir karang yang dapat bertahan hidup di laut atlantik hanya sebanyak 7 marga
sedangkan yang di Laut Pasifik jauh lebih banyak. Sehingga kesamaan antara kedua
karang ada di laut Pasifik dan laut Atlantik hanya sebanyak 7 marga. Marga karang
yang lain berkembang dan berevolusi sendiri-sendiri yang pada akhirnya seperti apa
yang terlihat dimasa sekarang.
Selain proses geologi sebaran karang juga dibatasi oleh faktor fisik seperti pola
anus dunia dan temperatur serta kedalaman laut. Jika kita perhatikan hubungan pola
arus dan pola suhu global akan dapat kita pahami kedua faktor tersebut merupakan
penghalang sebarpn karang secara global. Sedangkan faktor kedalaman laut lebih
berpengaruh pada jaman es mencair dimana terjadi penenggelaman secara besar-
besaran. Kenampakan karang yang tumbuh dimasa sekarang yang ada dilaut Atlantik
tumbuh di pulau-pulau yang berada dilaut dalam dan terpisah-pisah dalam jarak yang
relatif jauh. Sedangkan yang berada dilaut Pasifik umumnya tumbuh dan berkembang
dilaut yang relatif dangkal dan saling berdekatan. Disamping faktor fisik dan faktor
geologi maka faktor bologi juga mempengaruhi sebaran karang didunia. Hal ini
disebabkan adanya sifat larva karang yang dapat bertahan hidup dan menyebar dalam
jarak yang jauh dan induknya dan ada larva yang hanya bertahan dalam hitungan jam
dan menyebar berkembang didekat induknya.

5. FAKTOR PENGONTROL KOMUNIKASI TERUMBU KARANG


Cahaya, Gelombang, Sedimentasi, Salinitas, Pasang surut dan temperatur, arus,
tersedianya makanan, nutrien anorganik dan subtrat dasar.

Cahaya merupakan faktor penting yang mengontrol pertumbuhan karang karena


matahari dibutuhkan untuk fotosintesa oleh algae yang berada di dalam jaringan
karang. Gelombang laut umumnya menentukan pola dan dominasi dan suatu jenis
karang yang hidup pada suatu daerah. Pada energi gelombang yang cukup besar akan
terjadi pertumbuhan karang yang didominasi oleh pertumbuhan karang dan kelompok
Pocilloporoid, energi gelombang menengah akan banyak didominasi oleh
pertumbuhan kelompok Acroporoid sedangkan pada lokasi yang terlindung dan
hempasan ombak pertumbuhan karang akan didominasi oleh kelompok Porites.

Sedimentasi : berbagai sedimen yang ada disekitar terumbu sangat berpengaruh


terhadap pertumbuhan karang Asal sedimen dapat dipengaruhi oleb pola arus dan
gelombang dan kondisi lokal dan dapat berasal dari daratan atau dan dasar perairan
setempat. Karang yang tumbuh dekat daratan sedimen dapat berasal dan darat yang
dibawa oleh aliran sungai. Sedimen yang berada di perairan akan mengurangi
penetrasi matahari dan sedimen yang jatuh dan melekat ke permukaan karang
mennyebabkan karang bekerja ekstra untuk membersihkannya. Sedimen dapat
menghalangi atau membunuh anakan karang yang baru melekat. Secara keseluruhan
sedimen akan mempengaruhi pertumbuhan karang.

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 5 dari 10


Salinitas: Salinitas berpengaruh pada daerah diniana karang tumbuh dan berkembang
didekat dengan pulau atau ditempat dangkal atu disebuah teluk. Penurunan salinitas
mempunyai efek yang lebih besar dan pada kenaikan salinitas. Misalnya terjadinya
banjir akan menurukan salinitas laut disekitar pulau atau pada saat surut rendah
dimana karang muncul kepermukaan pada saat yang bersamaan turun hujan lebat juga
akan menurunkan salinatas yang dapat berakibat kematian bagi karang.
Pasang surut berpengaruh pada kenampakan dan komunitas terumbu karang karena
pertumbuhan karang keatas sangat dibatasi oleh pola pasang surut. Hal ini dapat
dilihat beberapa karang yang mati pada bagian permukaan atas tetapi masih tetap
hidup dibagian samping dan karang akhirnya tumbuh melebar kearah samping. Pola
pasang surut juga berpengaruh terhadap tersedianya nutrien dan zat-zat hara
anorganik bagi pertumbuhan karang.

Anus dan suhu serta bentuk subtrat dasar berpengaruh pada pola sebaran karang dan
keduanya juga berpengaruh pada pola pertumbuhan karang

6. INTERAKSI BIOLOGI KA1ANG DENGAN ALAM DAN LINGKUNGAN


Agresi, Predasi, Bentuk pertumbuhan, dan kecepatan turnbuh, konsep komunitas
klimak, R-strategis dan K -strategis.

Faktor fisik dan lingkungan mempunyai pengaruh terhadap keberadaan karang dan
kekayaan jenis. Disamping itu karang juga di pengaruhi oleh adanya faktor biologi
yang pada akhimya mempengaruhi keberadaan dan kesehatan untuk ttap hidup.
Kekomplekan dan keanekaragaman ini tetap ada jika kesetimbangan secara ekologis
dapat dicapai diantara karang sendini dan biota yang berasosiasi dengannya. Asosiasi
ini misalnya dengan ekhinodermata, algac, ikan, lamun, Acanthaster planci dan biota
lainnya. Bagi karang mereka mempunyai strategi tersendini untuk tetap bertahan
hidup. Pengaturan strategi seperti bentuk pertumbuhan, kemampuan bereproduksi,
kebutuhan makanan specifik. Masing-masing juga mempunyai respon yang berbeda
terhadap penyakit, sikion, predator, kompetisi dalam memperebutkan ruang.
Pengaturan dalam faktor biologi meliputi:

Agresi : karang secara alami dapat serang-menyerang sesamanya dan secara alami
terbentuk suatu hierarki dimana karang yang satu mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi dari karang yang lain. Hal ini terlihat dengan jelas pada karang yang hidup
saling berdekatan mereka dapat mengeluarkan jaringan perutnya untuk mencerna
karang yang lain. Agresi dapat pula dilakukan dengan tumbuh saling menutupi satu
sama lainnya bagi karang-karang yang tidak mempunyai sifat agresif.
Bentuk pertumbuhan dan kecepatan tumbuh juga merupakn strategi karang untuk
tetap survive. Karang bercabang mempunyai kecepatan tumbuh yang jauh lebih cepat
sedangkan karang dengan pertumbuhan bentuk daun merupakan adaptasi untuk
menutupi karang yang lain dalam memperebutkan sinar matahari.

Predator: sifat predasi telah dimulai pada saat karang mulai tingkat larva. Anakan
karang sering dimakan oleh berbagai jenis moluska atau oleh ikan. Sedangkan pada
saat telah dewasa karang dimangsa oleh Acanthaster planci (bulu seribu). Terumbu
karang yang dimangsa oleh bulu seribu ini dapat berakibat fatal jika jumlah
Acanthaster planci melebihi 100 individu per kilometer persegi. Pada terumbu karang
dengan populasi Acanthanter planci kurang dan 20 per km2 masih dianggap normal.

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 6 dari 10


Pada waktu terjadi ledakan populasi jumlah bulu seribu dapat mencapai 20 per m2.
Untuk pulih kembali dan serangan bulu seribu dibutuhkan waktu antara 10-15 tahun.
Di samping itu karang juga mempunyai strategi untuk mengahadapi faktor alami yang
disebut dengan r-strategi dan k-strategi. Karang dengan sifat r-startegi mempunyai
kemampuan untuk menempati daerah yang terbuka dalam waktu yang relatif singkat,
mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi, menjadi dewasa lebih awal dan
mempunyai sikius reproduksi sepanjang tahun dan mempunyai sebaran vertikal dan
horizontal yang sangat luas. Akan tetapi jenis-jenis karang ini juga mempunyai sifat
yang lemah dalam berkompetisi, mempunyai ukuran yang relatif kecil dengan harapan
hidup yang rendah. Jenis karang yang demikian diwakili oleh karang-karang dan
kelompok Pocilloporoid. Sedangkan sifat sifat kebalikan yang umumnya dimiliki
karang karang masive yaitu mempunyai daya kompetisi tinggi, dengan harapan hidup
yang panjang, mempunyai kemampuan penyebaran yang terbatas dan kecepatan
pertumbuhan yang lambat serta siklus reproduksi terbatas disebut sebagai karang
dengan sifat K-strategis.

7. TINGKAH LAKU CARA MAKAN KARANG


Karang mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk makan. Mereka ada1ah
temasuk binatang karnivora sekaligus herbivora dan mereka juga dapat menyerap
asam amino dan laut secara langsung serta dapat menangkap material organik via
mucus atau langsung mencerna dengan mengeluarkan filamen mesenteri. Di seluruh
jaringan ektoderm karang diselimuti oleh nematocyt yang dapat digunakan untuk
menangkap mangsa. Mangsa yang terkena sengat akan jatuh dan ditangkap oleh
tentakel dan dimasukkan ke dalam mulut.
Karang makan dengan menggunakan tentakel. Polip selalu keluar dan tentekel
selalu dijulurkan keluar untuk menangkap makanan. Beberapa karang aktif
menangkap makanan pada siang hari dan yang lainnya menangkap makanan pada
malam han.
Beberapa jenis karang tidak mempunyai tentakel yang cukup panjang mereka
makan dengan mengeluarkan mukus dan makanan yang jatuh ditangkap dengan
mukus dan dialirkan kedalam mulut, misalnya dan marga Pachyseris.
Beberapa karang makan dengan cara mengeluarkan mukus dan menangkap
makanan dengan tentakel. Mereka umumnya makan secara terus menerus dan
mengeluarkan tentakel hanya pada malam hari.
Di dalam jaringan endoderm banyak ditemukan algae bersel tunggal yang disebut
zooxanthella dan jenis Symbiodinium microadriaticum yang membutuhkan sinar
matahari untuk berfotosintesa dan hasil fotosintesa sebagian digunakan oleh karang.
Dan hasil penelitian menyebutkan bahwa 98% kebutuhan energ karang dipenuhi dan
hasil fotositesa zooxanthella. Disamping itu zooxanthella jug mempunyai peran yang
saugat penting bagi karang yaitu sebagai media untuk mempercepat proses klasifikasi,
absorbsi nutrisi dan mmproduksi berbagai bentuk komponen lemak sebagai energi
cadangan bagi karang.
Di dalam proses fotosintesa karang kehilangan 51% energi untuk respirasi, 0,9%
digunakan untuk pertumbuhan karang dan 48% energi hilang dan karang dikeluarkan
sebagai mukus dan aktivitas lainnya.

8. PERTUMBUHAN KARANG
Karang tumbuh dan berkembang dalam berbagai ukuran. Karang dapat terdiri dari
satu individu dalam satu koloni dan ada yang terdiri dan berjuta-juta individu dalam
koloni. Bentuk pertumbuhan karang juga sangat bervaniasi dan bentuk yang

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 7 dari 10


bercabang, massive, merayap, melebar seperti daun dan bentuk-bentuk kombinasi
diantara bentuk-bentuk dasar tersebut. Beberapa koloni dapat tumbuh sangat besar
dan mempunyai umur yang sangat panjang sedangkan yang lain ukurannya terbatas
dan mempunyai umur tertentu.
Kerangka karang pada dasarnya terdiri dari aragonite yang sebagian besar berupa
CaCO3 yang mempunyai komponen Mg dan Sr yang tinggi. Kecepatan tumbuh
karang ditentukan dan kecepatan deposisi dan CaCO3 dalam skeleton. Oleh sebab itu
pertumbuhan karang dapat diukur melalui pengukuran berat kerangka karang dan
penambahan volume dan koloni karang. Pengukuran dengan alizanin sebagai tanda.
Penggunaan sinai X dan densito meter serta pengukuran dengan karbon active.
Pertumbuhan karang Acropora yang mempunyai bentuk pertumbuhan bercabang
mempunyai kecepatan antara 10-15 Cm per tahun. Sedangkan karang massive
umumnya pertumbuhannya sangat lambat yaitu hanya 0,8 - 1,0 Cm per tahun.
Kecepatan tumbuh mi bervaniasi tergantung jenis, tempat dan kondisi lingkungan
setempat. Pada kerangka karang masive terlihat adanya semacam lingkaran tahun
yang disebabkan oteh perbedaan densitas dan deposisi CaCO3. Adanya perbedaan
densitas dan deposisi kapur mi dapat dipakai sebagai pengukur umur dan karang. Satu
pasang densitas gelap dan agak terang mewakili pertumbuhan satu tahun. Di beberapa
jenis karang dapat dilihat pola pertumbuhan bulanan dengan memperhatikan secara
skala mikro dan lingkaran tahun in.
Lingkaran tahun semacam mi dapat terekam selama ratusan tahun sehingga dapat
dipakai sebagai perekam iklim masa silam. Faktor alami yang berpengaruh dalam
pembentukan lingkaran tahun pada karang antara lain adalah perubahan musim
termasuk perubahan penyinaran matahari, suhu, curah hujan, dan faktor dan dalam
dan karangnya sendiri seperti reproduksi, diet makanan dll. Di samping itu kerangka
karang juga menunjukkan adanya suatu refleksi gambaran lingkaran tahun jika
disinari dengan sinar ultraviolet. Gambaran sinar ultra violet mi ternyata terbentuk
dan adanya endapan hurnic acid dikerangka karang.
Humic acid yang berada dalam jaringan karang ini berasal dari daratan atau dari
mikroba yang hidup di air laut. Humic acid yang berasal dan daratan bisanya terbawa
kelaut oleh aliran sungai. Sehingga jika pada masa lalu terjadi perubahan iklim atau
terjadi banjir akan terekam dalam kerangka karang. Dengan melihat lingkaran tahun
kita akan dapat mendeteksi kapan terjadinya banjir dan perubahan-.perubahan iklim
masa lalu.

9. REPRODUKSI KARANG
Karang bereproduksi dengan dua cara yaitu secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual yaitu dilakukan dengan pertunasan atau dengan memisahkan diri dari koloni
induknya. Karang bercabang misalnya dengan adanya ombak besar menyebabkan
patah dan dari patahan-patahan karang tumbuh koloni baru. Karang suku fungiidae
juga sering menunjukkan reproduksi secara aseksual yaitu pada ukuran tertentu
karang memperbanyak dan memisahkan diri dengan cara fragmentasi dan kemudian
tumbuh menjadi individu baru sampai ukuran tertentu. Siklus ini berulang terus
menerus sehingga dalam satu area akan dipenuhi oleh jenis tertentu sebagai contoh
karang yang mempunyai pola reproduksi seperti ini adalah dari marga Diaseris.
Dalam satu koloni karang dapat terdiri dari individu-individu yang berbeda jenis.
Individu betina, jantan atau hermaprodite namun sebagian besar adalah hermaprodite.
Karang hermaprodite basanya tidak masak pada waktu yang bersamaan, dapat garnet
jantan masak lebih dahulu atau betina masak lebih dahulu. Dialam saat pemijahan

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 8 dari 10


biasanya terjadi dalam waktu yang bersamaan sehingga kemungkinan untuk dapat
bertemu antara garnet jantan dan betina lebih besar.
Beberapa jenis karang fertilisasi antara garnet jantan dan garnet betina dapat
terjadi diluar. Sedangkan beberapa karang fertilisasi dapat terjadi didalam tubuh
induknya dan larva tinggal beberapa larva didalam tubuh induknya. Jenis karang ini
dikenal sebagai karang yang mengerami anaknya. Anakan yang dilepaskan biasanya
berbentuk buah pear dan mempunyai kemampuan bertahan dalam beberapa hari
hingga beberapa minggu. Anakan karang dapat bertahan lama karena mempunyai
tetes-tetes lemak yang dapat dipakai sebagai cadangan makanan. Pelepasan garnet
jantan dan betina atau fertilisasi pada karang di daerah tropis umumnya terjadi
sepanjang tahun, sedangkan di daerah Great Barrier reef terjadi secara spontan dalam
waktu malam hari kira-kira 5 hari sesudah bulan purnama dimusim semi.
Karang yang tidak mengerami anaknya melepaskan garnet jantan dan betina dan
fertilisasi terjadi diluar. Anakan yang terbetuk akan berenang-renang sebelum
menempel pada subtrat tertentu. Individu karang mernpunyai strategi sendiri-sendiri
beberapa anakan karang setelah keluar dari induknya ada yang langsung menempel
disekitar induknya sedangkan yang lain berenang-renang untuk beberapa hari atau
terbawa arus dan menempel dalam jarak yang cukup jauh dari induknya. Dalam waktu
yang relatif singkat anakan yang menempel akan membentuk kerangka kapur dan
membentuk individu karang yang sempurna.

10. TERUMBU KARANG FUNGSI DAN NILAI PENTING


Terumbu karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting baik dari segi
sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal
di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal. Mereka
umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional dan terbatas di daerah yang
relatif dangkal yang umumnya berupa terumbu karang.
Terumbu karang mempunyai berbagai fungsi yang antara lain : sebagai gudang
keanekaragaman hayati biota-biota laut. Tempat tinggal sementara atau tetap, tempat
mencari makan, berpijah, daerah asuhan dan tempat berlindung bagi hewan laut
lainnya. Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya siklus
biologi, kimiawi dan fisik secara global yang mempunyai tingkat produktivitas yang
sangat tinggi. Terumbu karaug merupakan sumber bahan makanan langsung maupun
tidak lansung dari sumber obat-obatan. Terumbu karang sebagai pelindung pantai dan
hempasan ombak dan sumber utama bahan-bahan kontruksi.
Di samping itu terumbu karang mempunyai nilai yang penting sebagai pendukung
dan penyedia bagi perikanan pantai termasuk didalamya sebagai penyedia lahan dan
tempat budidaya berbagal hasil laut Terumbu karang juga dapat berfungsi sebagai
daerah rekreasi, baik rekreasi pantai maupun rekreasi bawah laut lainnya. Terumbu
karang juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana penelitian dan pendidikan serta
sebagai tempat perlindungan biota-biota langka.

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 9 dari 10


DAFTAR PUSTAKA
Chappell, J. 1980. Coral morphology, diversity and growth. Nature. 286 249-252.

Grigg. R. 1983 Community structure, Succession and development of coral reefs in


Hawaii. Mar. Ecol. Prog. Ser. 11: 1-14.

Harrison, P. 1984. Mass spawning in the tropcal reef corals. Science. 223: 1186-1189.

Newell, ND. 1971. An outline histoiy of tropical organic reefs. Amer. Mus. Novitates.
2465: 5-3 7.

Shlesinger, Y and Loya, Y. 1985. Coral community reproductive patterns : Red Sea
versusu the Great Barrier Reef. Science. 228:1333-1335.

Spencer. D.P. 1984. The role of zooxanthellae in the nutritional requirements of


Pocillopcra eydouxi. Coral reef. 2: 181-186.

Welinggton, G.M. and Glynn, P.W. 1993. Environmental influences on skeletal banding
in eastern Pacific (Panama) corals. Coral reefs.1 2 15-222.

Metodologi Penilaian Terumbu Karang Hal 10 dari


10

Anda mungkin juga menyukai