4. DISTRIBUSI KARANG.
Karang di Atlantik, Pasifik, Indonesia, karena perbedaan proses geologi, pola arus
global, penghalang suhu kedalaman dan faktor biologis. Karang yang berada di Laut
Atlantik dan Laut Pasifik mempunyai kenampakan yang berbeda jika dilihat proses
geologi dan kekayaan marga karang yang 50% lebih kaya di laut Pasifik jika
dibandingkan laut Atlantik. Peta sebaran karang di dunia menunjkkan bahwa karang
tersebar dan terkonsentrasi di daerah Pasifik barat terutama di kepulauan Indonesia
dan kearah utara sampai kepulauan Phillipina dan keselatan sampai di Great Barrier
reef. Menuju ke arah timur kekayaan jenis karang semakin berkurang secara tajam
dan menuju kebarat menuju dari Australia barat ke laut Hindia dan Laut Merah
jumlah 50 marga relatif lebih stabil.
Anus dan suhu serta bentuk subtrat dasar berpengaruh pada pola sebaran karang dan
keduanya juga berpengaruh pada pola pertumbuhan karang
Faktor fisik dan lingkungan mempunyai pengaruh terhadap keberadaan karang dan
kekayaan jenis. Disamping itu karang juga di pengaruhi oleh adanya faktor biologi
yang pada akhimya mempengaruhi keberadaan dan kesehatan untuk ttap hidup.
Kekomplekan dan keanekaragaman ini tetap ada jika kesetimbangan secara ekologis
dapat dicapai diantara karang sendini dan biota yang berasosiasi dengannya. Asosiasi
ini misalnya dengan ekhinodermata, algac, ikan, lamun, Acanthaster planci dan biota
lainnya. Bagi karang mereka mempunyai strategi tersendini untuk tetap bertahan
hidup. Pengaturan strategi seperti bentuk pertumbuhan, kemampuan bereproduksi,
kebutuhan makanan specifik. Masing-masing juga mempunyai respon yang berbeda
terhadap penyakit, sikion, predator, kompetisi dalam memperebutkan ruang.
Pengaturan dalam faktor biologi meliputi:
Agresi : karang secara alami dapat serang-menyerang sesamanya dan secara alami
terbentuk suatu hierarki dimana karang yang satu mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi dari karang yang lain. Hal ini terlihat dengan jelas pada karang yang hidup
saling berdekatan mereka dapat mengeluarkan jaringan perutnya untuk mencerna
karang yang lain. Agresi dapat pula dilakukan dengan tumbuh saling menutupi satu
sama lainnya bagi karang-karang yang tidak mempunyai sifat agresif.
Bentuk pertumbuhan dan kecepatan tumbuh juga merupakn strategi karang untuk
tetap survive. Karang bercabang mempunyai kecepatan tumbuh yang jauh lebih cepat
sedangkan karang dengan pertumbuhan bentuk daun merupakan adaptasi untuk
menutupi karang yang lain dalam memperebutkan sinar matahari.
Predator: sifat predasi telah dimulai pada saat karang mulai tingkat larva. Anakan
karang sering dimakan oleh berbagai jenis moluska atau oleh ikan. Sedangkan pada
saat telah dewasa karang dimangsa oleh Acanthaster planci (bulu seribu). Terumbu
karang yang dimangsa oleh bulu seribu ini dapat berakibat fatal jika jumlah
Acanthaster planci melebihi 100 individu per kilometer persegi. Pada terumbu karang
dengan populasi Acanthanter planci kurang dan 20 per km2 masih dianggap normal.
8. PERTUMBUHAN KARANG
Karang tumbuh dan berkembang dalam berbagai ukuran. Karang dapat terdiri dari
satu individu dalam satu koloni dan ada yang terdiri dan berjuta-juta individu dalam
koloni. Bentuk pertumbuhan karang juga sangat bervaniasi dan bentuk yang
9. REPRODUKSI KARANG
Karang bereproduksi dengan dua cara yaitu secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual yaitu dilakukan dengan pertunasan atau dengan memisahkan diri dari koloni
induknya. Karang bercabang misalnya dengan adanya ombak besar menyebabkan
patah dan dari patahan-patahan karang tumbuh koloni baru. Karang suku fungiidae
juga sering menunjukkan reproduksi secara aseksual yaitu pada ukuran tertentu
karang memperbanyak dan memisahkan diri dengan cara fragmentasi dan kemudian
tumbuh menjadi individu baru sampai ukuran tertentu. Siklus ini berulang terus
menerus sehingga dalam satu area akan dipenuhi oleh jenis tertentu sebagai contoh
karang yang mempunyai pola reproduksi seperti ini adalah dari marga Diaseris.
Dalam satu koloni karang dapat terdiri dari individu-individu yang berbeda jenis.
Individu betina, jantan atau hermaprodite namun sebagian besar adalah hermaprodite.
Karang hermaprodite basanya tidak masak pada waktu yang bersamaan, dapat garnet
jantan masak lebih dahulu atau betina masak lebih dahulu. Dialam saat pemijahan
Harrison, P. 1984. Mass spawning in the tropcal reef corals. Science. 223: 1186-1189.
Newell, ND. 1971. An outline histoiy of tropical organic reefs. Amer. Mus. Novitates.
2465: 5-3 7.
Shlesinger, Y and Loya, Y. 1985. Coral community reproductive patterns : Red Sea
versusu the Great Barrier Reef. Science. 228:1333-1335.
Welinggton, G.M. and Glynn, P.W. 1993. Environmental influences on skeletal banding
in eastern Pacific (Panama) corals. Coral reefs.1 2 15-222.