Anda di halaman 1dari 19

I.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. LATAR Pemerintah Kabupaten Pinrang Propinsi Sulawesi Selatan dalam


BELAKANG hal ini, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pinrang , bermaksud untuk
melaksanakan pekerjaan pembangunan jalan di Kabupaten
Pinrang Propinsi Sulawesi Selatan, dalam upaya untuk menjaga
agar jaringan jalan tetap dalam keadaan/kondisi yang baik, dan
mengusahakan agar jalan yang bersangkutan tidak bertambah
rusak agar dapat menunjang perkembanan perekonomian, dan
menyediakan prasarana yang cukup bila terjadi adanya
perubahan pola pengangkutan dimasa yang akan datang.

2. MAKSUD DAN Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang tepat mutu sehingga
TUJUAN kondisinya dapat bertahan sampai akhir umur rencana dengan
biaya yang efesien, maka sebelum melaksanakan pekerjaan
tersebut diperlukan adanya persyaratan atau ketentuan-ketentuan
yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diterapkan, baik
dalam proses pelelangan maupun pada saat pelaksanaan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Pekerjaan Perencanaan dan


Pengawasan Teknis Jalan Kabupaten Pinrang Propinsi Sulawesi
Selatan memerlukan jasa Konsultan untuk pekerjaan
Perencanaan & Pengawasan Teknis teknis seperti tersebut pada
butir-6.b di bawah.

Untuk melaksanakan jasa dimaksud, kegiatan-kegiatan yang


harus dilaksakan oleh konsultan adalah sebagaimana tercantum
pada Kerangka Acuan Kerja.

3. SASARAN Konsultan wajib memberikan jasa-jasanya semaksimal mungkin


pada setiap tahapan proses pelaksanaan pekerjaan ini, dengan
maksud agar hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan guna
melaksanakan pekerjaan konstruksi pada ruas jalan yang
bersangkutan, serta mengusahakan sekecil mungkin adanya
perbaikan-perbaikan atau perencanaan tambahan di kemudian
hari.

Secara garis besarnya, proses perencanaan dan pembuatan


Dokumen lelang tersebut dapat dibagi menjadi beberapa tahap,
yaitu :

a. Pengumpulan data lapangan


b. Analisa data lapangan, Supervisi dan penggambaran
c. Penyusun Dokumen Laporan
4. NAMA DAN Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pinrang Propinsi
ORGANISASI Sulawesi Selatan
PENGGUNA
JASA

5. SUMBER Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih


PENDANAAN
termasuk PPN dibiayai oleh Dana Ad-Hoc Tahun Anggaran
2011.

6. LINGKUP, a. Lingkup Kegiatan


LOKASI
KEGIATAN, Lingkup jasa konsultan yang diperlukan dan persyaratan
DATA DAN teknis yang tercakup di dalam pekerjaan ini, secara garis
FASILITAS besarnya terdiri dari bagian-bagian pekerjaan sebagai
PENUNJANG berikut :
SERTA ALIH
PENGETAHUAN I. Survai lapangan
1. Penelitian Perkerasan Jalan
2. Inventarisasi Geometrik
3. Pengukuran Topografi
4. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material
II. Perencanaan Teknis
III. Penyusunan Dokumen Lelang

Selanjutnya, uraian selengkapnya dari masing-masing


bagian pekerjaan tersebut diatas adalah sebagai berikut :

I. SURVEI LAPANGAN
1.1. Penelitian Perkerasan Jalan
i. Pemeriksaan Benkelman Beam
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
mengetahui besarnya nilai lendutan balik dari
konstruksi perkerasan aspal yang ada.

Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Truk yang dipakai harus dibebani sehingga


tercapai beban gandar belakang sebesar 8.2
ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 psi
atau 5.5 kg/cm2.

- Pengukuran beban gandar belakang harus


dilakukan dengan menggunakan jembatan
timbang atau dengan menggunakan alat lain
yang telah terbukti dapat dipakai untuk
pengukuran beban gandar dan hasil
pengukuran beban gandar harus dicatat
dengan jelas pada formulir.

- Alat Benkelman Beam yang dipakai harus


mempunyai ukuran yang standar

- Misalnya perbandingan batang 1 : 2. dimensi


geometrik dan Benkelman Beam harus
dicatat dengan jelas pada formulir.

- Alat pembacaan (dial gauge) lendutan harus


dengan kondisi yang baik dan skala
ketelitian pembacaan jarum penunjuk harus
dicatat.

- Pemeriksaan lendutan balik dilakukan


dengan interval pemeriksaan setiap 100 m
sepanjang ruas jalan beraspal yang telah
ditetapkan

- Selama pemeriksaan, Konsultan harus


mencatat hal-hal khusus yang dijumpai
seperti kondisi darinase, nama daerah yang
dilalui, cuaca, waktu, peninggian permukaan
jalan dan sebagainya.

- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus


dicatat dengan jelas (patol Km., Sta.)

- Semua data yang diperoleh dicatat dalam


formulir pemeriksaan Benkelman Beam
D1..2.1.2.

ii. Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai


CBR lapisan tanah dasar badan jalan yang
dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum
beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil atau
jalan aspal yang telah rusak hingga tampak
lapisan pondasinya.

Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan


ketentuan-ketentuan ukuran seperti yang
diberikan dalam gambar I.
- Pemeriksaan dilakukan dengan interval
pemeriksaan 100 m.
- Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan
dan permukaan lapisan tanah dasar.
- Harus dicatat ketebalan dan setiap bahan
perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu,
lapisan Terlford, lapisan pasir dan
sebagainya.
- Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90
cm, dari permukaan lapisan tanah dasar,
kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang
sangat keras (lapis batuan)
- Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-
keadaan khusus yang perlu diperhatikan
seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca,
waktu dan sebagainya.
- Lokasi awal dan akhir harus dicatat dengan
jelas.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini,
dicatat dalam formulir, DL.2.2.

1.2. Investarisasi Geometrik


i. Investasi Geometrik Jalan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
mendapatkan data umum mengenai kondisi
perkerasan yang ada dan kondisi geometrik jalan
yang bersangkutan.

Perimeriksaan dilakukan dengan metoda yang


disederhanakan. Yaitu cukup mencatat kondisi
rata-rata setiap 1,0 km.

Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini


adalah :
- Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
- Kondisi daerah samping jalan serta sarana
utilitas yang ada seperti saluran samping,
gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase
samping, jarak pagar/bangunan
penduduk/tebing kepinggir perkerasan.
- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas
dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan
untuk jenis pemeriksaan lainnynya.
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir DL
3.1.
- Membuat foto dokumentasi inventarisasi
geometrik jalan minimal 1 (satu) buah foto per
200 meter.
- Foto ditempel pada formulir DL 3.2. dengan
mencantumkan hal-hal yang diperlukan seperti
nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan
foto, tanggal pengambilan foto dan tinggi
petugas yang memegang nomor station.

ii. Inventarisasi Geometrik Jembatan


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai kondisi
jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang
ditinjau dengan bentang < 10 meter,

Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan


ini adalah sebagai berikut :

- Nama dan lokasi jembatan


- Dimensi jembatan yang meliputi bentang,
lebar, kebebasan, jenis lantai dan kondisi
jembatan
- Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan
pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir DL
5.1.
- Foto yang didokumentasi sebanyak 2(dua)
lembar untuk setiap jembatan yang diambil
dari arah memanjang dan melintang.
Foto ditempel pada formulid DL 5.2.
1.3. Pengukuran Topografi
Pekerjaan pengukuran Tofografi adalah kegiatan
pengumpulan data permukaan bumi, penghitungan
dan memetakannya dengan skala tertentu serta
disajikan pada lembaran kertas.
Perkerjaan pengukuran topografi ini, terdiri dari :
i. Pekerjaan rintisan.
Pekerjaan ini berupa kegiatan merintis atau
membuka sebagian daerah yang akan diukur
sehingga pengukuran dapat berjalan lancar dan
tidak terhalang oleh pohon, semak belukar atau
tanaman umunnya.
Perintisan ini diusahakan mengikuti jalur atau
koridor yang telah direncanakan sebagai trase
yang dipilih atau atas petunjuk Pemimpin
Proyek/Pengawas
ii. Pekerjaan pengukuran.
Pekerjaan ini terdiri dari :
- Pengukuran titik kontrol horizontal dan
vertikal
- Pengukuran situasi
- Pengukuran penampang memanjang dan
melintang
- Pengukuran khusu
- Perhitungan dan penggambaran peta
Pekerjaan ini diusahakan mengikuti jalur atau
koridor rintisan dan mengadakan pengukuran
tambahan pada daerah persilangan dengan sungai
dan jalan lain, sehingga memungkinkan diperoleh
sumbu jalan yang sesuai dengan standar yang
ditentukan.
Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang
mudah dikenali dan aman.
Awal dan akhir proyek hendaknya diikatkan pada
titik-titik tetap.

Ketentuan dan tata-cara pelaksanaan pengukuran


dilapangan dan cara penggambarannya, adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
- Sebelum dilakukan pengukuran, harus
dilakukan pemeriksaan dan koreksi terhadap
alat-alat ukur yang akan digunakan.
Pemeriksaan harus dilakukan dilokasi
pekerjaan.
- Alat ukur theodolit harus memenuhi syarat-
syarat :
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo
kotak & nivo tabung.
Sumbu II tegak lurus sumbu I
Kesalahan kolimasi horizontal = 0
Kesalahan index vertikal = o

- Alat ukur waterpass, harus memenuhi


syarat-syarat :
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo
kotak & nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis
arah nivo.
Cara pemeriksaan dan koreksi alat
berdasarkan pada standar teori ilmu ukur
tanah, atau buku petunjuk pemakaian alat
Hasil pemeriksaan dan koreksinya serta
hasil akhir setelah dikoreksi harus dicatat
dalam buku ukur sesuai pekerjaannya,
dan dilampirkan dalam laporan
2. Pemasangann patok-patok
- Patok-patok beton dibuat dengan ukuran 10
x 10 x 75 cm atau 0 10 x 75 cm dan harus
dipasang pada tempat yang cukup aman
dengan jarak setiap 1 Km dan pada
perpotongan rencana jalan dengan sungai
(2 buah seberang menyebrang)
Patok-patok beton tersebut harus ditanam
kuat-kuat kedalam tanah sepanjang kurang
lebih 65 Cm (sisa di atas + 10 Cm)
- Patok-patok kayu yang digunakan untuk
pengukuran poligon, sipat datar dan detail-
detail situasi, harus dipilih kayu yang
cukup keras, lurus dengan diameter sekitar
5 Cm, panjang 50 Cm, bagian bawahnya
diruncingkkan, bagian atas dan bagian
tengahnya diratakan untuk penulisan
nomor patok. Patok harus ditanam cukup
kuat sedalam lebih kurang 30 Cm.
- Baik patok-patok beton (BM) maupun patok-
patok kayu diberi tanda cat kuning, dan
diberi nomor urut dengan tulisan hitam
yang diletakkan pada lokasi yang
diperkirakan aman dari kegiatan konstruksi
dikemudian hari.

- Untuk memudahkan pencarian patok-patok


sebaiknya pada pohon-pohon disekitar
patok diberi cat atau pita atau tanda-tanda
tertentu yang dapat terlihat dengan jelas.
- Khusus untuk profil memanjang yang titik-
titiknya terletak disumbu jalan, diberi paku
dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda
dan nomor urut/STA (bila badan jalannya
sudah beraspal)
3. Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal
dilakukan dalam bentuk poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimal 100 meter dan jarak ini diukur
dengan menggunakan alat ukur theodolit
dengan ketelitian dalam detik terbaca
- Patok-patok untuk titik-titik poligon ini
terbuat dari kyu dan patok-patok untuk titk
ikatnya terbuat dari beton
- Sudut-sudut poligon diukur menggunakan
alat ukur theodolit dengan ketelitian dalam
detik terbaca
- Tingkat ketelitian pengukuran poligon
tersebut adalah :
Kesalahan sudut horizontal yang
diijinkan adalah 10 detik kali akar
jumlah titik poligon
Batas kesalahan azimuth adalah tidak
lebih dari 5 detik
Pengamatan matahari dilakukan pada
titik awal dan akhir proyek serta pada
setiap jarak 5 kilometer jalur
pengukuran. Setiap pengamatan
matahari dilakukan dalam 4 seri
rangkap (4 biasa dan 4 luar biasa)
4. Pengukuran titik kontrol vertikal.
- Pekerjaan pengukuran titik kontrol vertikal
menggunakan alat pengukur ketinggian
(waterpas) orde H.
- Pelaksanaan pengukurannya di lakukan
dengan cara dua kali mendirikan alat.
- Batas ketelitian yang dicapai tidak lebih
besar dari 10 kali akar D (milimeter). D
adalah panjang pengukuran (km) dalam 1
(satu) hari.
- Menggunakan rambu ukur yang baik
kondisinya.
- Setiap kali pembacaan, dicacat bacaan
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan
Benang Bawah (BB) dalam satuan milimeter.
5. Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan cara
Tachymetri.
- Ketelitian alat digunakan adalah 30 detik
terbaca.
- Pengukuran mencakup samua keterangan
yang ada di daerah sepanjang rencana jalan
tersebut.
- Pada tempat-tempat yang merupakan
perpotongan dengan sungai atau dengan
jalan lain, pengukurannya di perluas.
- Tempat-tempat yang merupakan sumber
material jalan yang terdapat di sekitar jalur
pengukuran, dilakukan pengukurannya dan
dicatat dipetakan serta di foto.
6. Pengukuran Penampang Memanjang dan
Melintang
Tujuan pengukuran ini adalah untuk
menentukan volume galian dan timbunan.
- Pengukuran Penampang Memanjang
o Pengukuran ini dilakukan sepanjang
sumbu rencana jalan.
o Peralatan yang digunakan sama dengan
peralatan yang digunakan pada
pengukuran situasi.
o Peralatan yang digunakan, sama dengan
peralatan yang digunakan, sama dengan
peralatan yang digunakan pada
pengukuran situasi.
- Pengukuran Penampang Melintang
o Pengukuran ini dilakukan setiap 25 meter
baik pada jalur lurus maupun pada jalur
menikung atau pegunungan.
o Rentang atau lebar pengukuran
penampang melintang 15 meter ke kiri
dan ke kanan dari sumbu rencana atau
sampai batas daerah milik jalan.
o Peralatan yang digunakan sama dengan
peralatan yang digunakan sama dengan
peralatan yang digunakan pada
pengukuran situasi.

7. Perhitungan dan Penggambaran

- Perhitunngan sipat datar/Waterpass :


Perhitungan sipat datar/waterpass dengan 3
desimal harus dilakukan kontrol pada setiap
halaman, yaitu jumlah beda tinggi harus
sama dengan jumlah pembacaan benang
tengah rambu belakang dikurangi dengan
jumlah pembacaan benang-benang tengah
rambu muka.

- Perhitungan ketinggian detail :


Ketinggian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail, dihitung secara
tachymetris.

- Penggambaran detail situasi :


o Gambar ukur yang berupa gambar situasi
harus digambar berdasarkan titik-titik
poligon dengan skala 1 : 1000 dan
interval kontur 1 meter.
o Ketinggian titik-titik detail harus
tercantum dalam gambar ukur, begitu
pula semua keterangan-keterangan yang
penting.
o Penulisan data ketinggian dengan dua
desimal (sampai dengan centimeter)

1.4. Periksaan Lokasi Sumber Material


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
informasi mengenai bahan-bahan perkerasan yang
dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi pada ruas jalan yang akan dikerjakan.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini
adalah :

- Jenis bahan untuk perkerasan yang ada,


misalnya pasir, kerikil, tanah timbunan, batu.
- Lokasi quarry setiap jenis bahan perkerasan
berikut perkiraan jumlah yang ada.
- Perkiraan harga satuan tiap jenis perkerasan.
- Perkiraan jarak pengangkutan bahan dari quarry
ke base camp proyek.
- Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya
(Km,Sta)
- Data yang diperoleh dicatat dalam formulir DL
4.

II. PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN TEKNIS


II.1. Standard Perencanaan Geometrik

Dalam merencanakan geometrik jalan, sejauh


mungkin berpegang pada buku peraturan Standard
Spesifikasi Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.
13/1970 dari Direktorat Jenderal Bina Marga

II.2. Perencanaan Perkerasan jalan

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan,


konsultan harus mengadakan analisa data dan
perencanaan perkerasan jalan dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
i. Analisa lendutan ballik atau CBR
Lendutan balik rencana atau CBR rencana,
ditentukan dengan menggunakan program
komputer yang tersedia, dimana untuk :
Lendutan balik (D) ditentukan berdasarkan
formula :
D = x + 1.0 s
Dimana : D = lendutan balik rencana pada section
tertentu
x = lendutan balik rata-rata pada
section tertentu
s = standar deviasi pada section
tertentu
Nilai CBR rencana ditentukan dengan formula :
CBR (disain) = CBR (rata-rata) 1 Standar
Deviasi

ii. Analisa data lalu lintas, untuk menghitung besarnya


beban gandar kumulatif selama umur rencana dan
menghitung besarnya ADT pada pertengahan
umur rencana.

iii. Penentuan unique section, yaitu suatu seksi jalan


yang mempunyai karakteristik kurang lebih
seragam dalam beberapa variabel desain seperti :
- Lebar perkerasan yang ada
- Lendutan balik rencana tau
- Nilai CBR rencana
- Nilai beban lalu lintas
- Perubahan camber/kemiringan

iv. Mempelajari kemungkinan pemakaian tipe bahan


perkerasan yang sesuai untuk suatu daerah
tertentu.
Type perkerasan yang diijinkan dalam perkerjaaan
ini adalah tpe yang sekarang dipakai Direktorat
Jenderal Prasarana Wilayah.

v. Melakukan disain tebal perekerasan tambahan


menurut metoda Road Design System yaitu
program komputer yang dikembangkan oleh
Ditjen Prasarana Wilayah (dahulu Ditjen Bina
Marga) dengan menggunakan umur rencana 10
(sepuluh) tahun.

vi. Menyiapkan gambar-gambar khusus y ang


diperlukan untuk setiap ruas jalan tertentu/setiap
paket proyek yaitu :
a. Gambar 1.01 : Alignment dan Cakupan
Kontrak
b. Gambar 1.04 : Jadwal/Daftar Kuantitas
c. Gambar 1.06 : Sumber Material
d. Gambar 2.01 : Ukuran Perkerasan
II.3. Konsep Detail Perencanaan (Draft Desain)

Konsultan wajib membuat konsep perencanaan teknis


(Draft Design) dari setiap detail perencanaan
kemudian melaporkannya kepada Koordinator
Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
Konsep perencanaan tersebut digambar di atas kertas
milimeter atau langsung di atas kertas standard sheet
yang telah ditetapkan oleh Pemberi Tugas

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan


konsep perencanaannya, antara lain :

i. Plan (alinymen horizontal0 digambar di atas peta


situasi skala I : 1000 dengan interval garis tinggi 1
(satu) meter dan dilengkapi dengan index, antara
lain :
- Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol
horizontal/vertikal
- Lokasi dari semua data topografis yang penting
seperti batas rawa, kebun, hutang lindung,
rumah, sungai dan lain-lain.
- Elemen-elemen lengkung horizontal (curva data)
yang direncanakan dengan bentuk tikungan full
circle atau lengkung peralihan untuk sudut
lengkung > 200
- Lokasi dari gorong-gorong dan jembatan

Setelah disetujui Koordinator Pengawas maka draft


desin tersebut dapat langsung dipindahkan ke kertas
standard sheet.

ii. Profil (alinyemen vertikal)

Konsep alinyemen vertikal dapat langsung


digambar (dengan pensil) di atas standard sheet
dibagian bawah dari gambar alinyemen horizontal

Alinyemen vertikal digambar dengan skala


horizontal 1 : 1000 dan skala vertikal 1 : 100 yang
mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Tinggi elevasi sumbu jalan dan tinggi nomor
potongan melintang.
- Kondisi dan rencana kemiringan maksimum
dari lengkung horizontal (diagram
superelevasi)
- Elemen-elemen/data-data lengkung vertikal

iii. Potongan melintang (Cross Section)

Gambar potongan melintang dibuat menurut peta


topografi sesuai keadaan pada lokasi yang
ditentukan di atas kertas standard sheet dengan
skala horizontal 1 : 100 dan skala vertikal 1 : 50
Stationing dilakukan setiap interval 25 50 meter.

iv. Bangunan Standard Pelengkap dan Drainase


(Skala 1 : 100)

Gambar ini mencakup semua detail bangunan-


bangunan lengkap dengan bangunan-bangunan
Drainase seperti turap pelindung talud, gorong-
gorong, saluran pasangan batu dan lain-lain.

II.4. Gambar Perencanaan Akhir (Final Design)

Pembuatan gambar trase jalan selengkapnya,


dilakukan setelah Draft Design mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas dengan mencantumkan koreksi-
koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh Pemberi
Tgas, berikut posisi alternatif trase yang pernah
diteliti.
Final Design digambar di atas kertas standard sheet

Gambar perencanaan akhir tersebut selengkapnya


terdiri dari :
i. Sampul luar (cover) dan sampul dalam
ii. Lembar judul yang memuat lay-out jalan skala....
menggunakan kertas A3
iii. Lembar simbol dan singkatan
iv. Lembar daftar volume pekerjaan
v. Typical cross section skala ........ dilengkapi
dengan detail konstruksi perkerasan dann saluran
samping.
vi. Plan dan profil
- Skala horizontal ....., skala vertikal ......
- Dilengkapi dengan detail situasi yang ada,
letak dan tanda patok kayu dan beton, letak
dan ukuran jembatan/gorong-gorong, tanda-
tanda lalu-lintas dan sebagainya.
vii. Potongan Melintang (Cross Section) :
- Skala horisontal ......, skala vertikal ......
- Dibuat setiap jarak ....... m

II.5. Perhitungan Volume Pekerjaan Fisik


- Daftar volume pekerjaan disusun menurut pay
item/mata pembayaran didalam Dokumen Kontrak
- Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar
cross section

II.6. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Fisik


- Perhitungan Harga Satuan untuk setiap pay item
- Perkiraan biaya untuk setiap segmen jalan
- Daftar harga Satuan Bahan dan Upah dilampirkan
- Menggunakan analisa K

III. PENYUSUNAN DOKUMEN LELANG

Penyajian dokumen lelang, berpedoman pada Surat


Keputusan Menteri PU No. 38/KPTS/1998 tanggal 26
Februari 1998 tentang Standar Dokumen Lelang
Pengadaan Barang dan Jasa Dilingkungan Departemen
Pekerjaan Umum mengenai Standar Dokumen Lelang
untuk Pengadaan Jasa Kontraktor dengan Pelelangan
Nasional Kontark Harga Satuan

Sesuai pedoman tersebut, Dokumen Lelang yang


diperlukan untuk setiap paket perkerjaan, terdiri dari :

Bab I Instruksi kepada peseta lelang


Bab II Bentuk penawaran dan informasi kualifikasi
Bab III Syarat-syarat kontrak
Bab IV Data Kontrak
Bab V Spesifikasi
Bab VI Daftar kuantitas
Bab VII Gambar-gambar
Bab VIII Contoh bentuk jaminan

Khusus mengenai Bab VII, terdiri dari gambar standard


dan gambar perencanaan akhir.

Dokumen lelang tersebut dibuat dan diserahkan sebanyak


8 (delapan) set untuk setiap paket pekerjaan.

Semua gambar perencanaan akhir dibuat sallinannya di


atas kertas ukuran A3 atau 50 % sebanyak 1 (satu) set.

b. Lokasi Kegiatan
Tersebar di 12 Kecamatan di Kabupaten Pinrang

c. Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh pengguna jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa
yang dapat digunakan harus dipelihara oleh penyedia
jasa :
a). Laporan dan Data (bila ada)
kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi
terdahulu serta photografi (bila ada)
(nyatakan bila ada laporan dan data/informasi yang
dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa)

b). Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada)


(Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan
ruangan kantor yang akan disediakan oleh
kantor/satuan kerja/proyek/bagian proyek misalnya,
ruangan kantor luas/ukurannya dan keadaannya
atau harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri
dengan cara sewa).
c). Staf Pengawas/Pendamping
(Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau
pendamping (counterpart), aatu project officer (PO)
dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi).
d). Fasilitas oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara
semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(Cantumkan disini barang-barang yang harus
disediakan oleh penyedia jasa dan tetapkan juga
apakah harus dibeli atas nama kantor/satuan
kerja/proyek/bagian proyek ataukah harus dengan
cara sewa.
d. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
proyek.

7. METODOLOGI Penawaran Konsultan Harus Menggambarkan Cara Pendekatan


Dan Metodologi Yang Akan Dilaksanakan Oleh Konsultan Yang
Tercakup Dalam Rencana Kerja. Rencana Kerja Dilengkapi
Dengan Jadwal Pekerjaan Dan Jadwal Penugasan Personil,
Tugas Masing-Masing Tenaga Ahli, Tempat Tugas, Serta
Pengaturan Logistik/Fasilitas Pendukung.

Tanggung Jawab Masing-Masing Tenaga Ahli Dan Hubungan


Kerja Antar Tenaga Ahli Dalam Melaksakan Tugas
Digambarkan Dalam Organisasi Pelaksanaan Yang Mencakup
Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas Organisasi Konsultan
Harus Menggambarkan Juga Hubungan Kerja Konsultan
Dengan Organisasi Pekerjaan Perencanaan Dan Pengawasan
Teknis Jalan Sulawesi Selatan.

Seandainya Konsultan Ingin Membuat Ulasan Mengenai


Kerangka Acuan Kerja Atau Mengusulkan Perubahan Atau
Tambahan Isi Kerangka Acuan Kerja, Hal Tersebut Dapat
Dilakukan, Asalkan Usulan Dasarnya Mematuhi Persyaratan
Seleksi Umum.

8. JANGKA WAKTU Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ini Diperkirakan 1 (Satu)


PELAKSANAAN Bulan
TENAGA AHLI
9. Tidak adanya tenaga asing yang dikaryakan dalam pekerjaan ini
karena tenaga dari dalam negeri sudah cukup mampu untuk
melaksanakannya..

Jabatan/posisi-posisi personil dan keahliannya yang diperlukan


untuk melaksanakan pekerjaan ini, serta tugas dan tanggung
jawabnya yaitu sebagai berikut :

1. Team Leader

Sarjana/Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil/Jalan Raya dengan


pengalaman minimal 5 (lima) tahun (S1), sedangkan
Sarjana Muda (D3) 9 (sembilan) tahun setelah lulus dalam
bidang perencanaan jalan dan pekerjaan lain yang
menunjang/terkait, mengetahui dengan baik proses
perencanaan dengan segala permasalahannya.

Sudah biasa bekerja dengan metoda desain yang


dikembangkan oleh Ditjen. Prasarana Wilayah dahulu
Ditjen. Bina Marga, maupun metode teknik perkerasan
khusus yang dipakai pada kondisi tertentu.
Tugas dan tanggung-jawabnya meliputi :
a. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam
pekerjaan ini sehingga bisa mencapai sasaran seperti
yang termuat dalam butir 2.1.
b. Mempersiapkan petunjuk teknis dan mengendalikan
setiap kegiatan pekerjaan baik pengembalian data,
pengelohan maupun penyajian akhir seluruh seluruh
hasil pekerjaan.
c. Bertanggung-jawab penuh terhadap seluruh hasil
pekerjaan sesuai Kerangka Acuan Kerja.
2. Highway Engineer.
Sarjana/Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil/Jalan Raya dengan
pengelaman minimal 3 (tiga) tahun (S1), sedangkan Sarjana
Muda (D3) 7 (tujuh) tahun setelah lulus dalam bidang
perencanaan teknik jalan dan pekerjaan lain yang
menunjang/terkait dengan pekerjaan ini.

Menguasai dan mampu menjalankan metoda desain yang


telah dikembangkan oleh Ditjen. Prasarana Wilayah dahulu
Ditjen. Bina Marga.

Tugas dan tanggung-jawabnya meliputi :


a. Bekerja dengan Geodetic Engineer dalam
mengendalikan semua personil yang terlibat pada
pelaksanaan pengukuran di lapangan.
b. Memeriksa hasil pengumpulan data lapangan dan
menganalisanya .
c. Membantu menghitung kuantitas dan pembuatan
Dokumenasi Lelang.
d. Bertanggung-jawab atas semua hasil perhitungan dan
gambar-gambar perencanaan.

3. Soil/Material Engineer

Sarjana/Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil dengan pengalman


minimal 3 tahun (S1), sedangkan Sarjana Muda (D3) 7
(tujuh) tahun setelah lulus dalam bidang pengujian dan
pengambilan data lapangan untuk bahan-bahan bangunan,
khususnya bahan jalan/jembatan.

Tugas dan tanggung-jawabnya meliputi :

a. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam


pekerjaan penyelidikan badan/material di lapangan.
b. Memeriksa dan membuat laporan analisanya serta
rekomendasi tentang pemanfaatan bahan/material yang
tersedia.
c. Bertanggung-jawab atas semua hasil penyelidikan
material/bahan disekitar rencana trace jalan.

4. Cost & Quantity Engineer.

Sarjana/Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil dengan


pengalaman minimal 3 tahun (S1), sedangkan Sarjana Muda
(D3) 7 (tujuh) tahun setelah lulus dalam bidang perhitungan
biaya dan estimasi kuantitas pekerjaan bangunan sipil,
terutama pekerjaan jalan/jembatan setelah lulus.

Tugas dan tanggung-jawabnya meliputi :

a. Membuat analisa dan perhitungan harga satuan setiao


mata pembayaran, pengumpulan data harga
bahan/material serta peralatan pada proyek-proyek yang
sedang berjalan terutama yang terdekat dengan rencana
pekerjaan ini, untuk digunakan sebagai pembanding.
b. Menghitung kuantitas bahan dan kebutuhan lain
berdasarkan hasil perencanaan yang ada.
c. Membantu pembuatan Dokumentasi Lelang.
d. Bertanggung-jawab atas semua perhitungan harga dan
biaya konstruksi berdasarkan pada perencanaan yang
ada.
5. Surveyor

10. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
1 (satu) set laporan-laporan perencanaan teknis jalan lengkap
termasuk dokumen pelanggannya.

11. LAPORAN Setiap laporan di upayakan disuusn dalam bahasa Indonesia


kecuali istilah-istilah atau parameter-parameter yang belum
dibakukan dalam bahasa indonesia.

Setiap laporan dibuat 2(dua) rangkap dan masing-masing


rangkap dijilid dengan rapi serta diberi sampul sesuai Petunjuk
Pemberi Tugas dengan ukuran kertas A4.

Laporan dimaksud dan syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :

1. Laporan kemajuan pekerjaan, berupa ringkasan


dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan,
total kemajuan sejak awal kegiatan dan melaporkan
keterlambatan-keterlambatan yang terjadi serta sebab-
sebabnya.

Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasi


keadaan tersebut di atas.

Juga termasuk semua review yang diperlukan (bila ada) dan


rencana kerja bulan berikutnya.

2. Lapoaran Akhir Perencanaan Teknis terdiri dari :


a. Umum
- pengumpulan dan pengelohan data-data
lapangan
- Alasan pemilihan perencanaan relokasi
alinyemen (bila ada).
- Daerah / Lokasi-lokasi yang kritis dan cara
penanggulangannya.
- Analisa volume dan harga satuan (Engineers
Coat Estimate)
- Uraian / saran-saran untuk menangani setiap
item pekerjaan
- Lampiran-lampiran antara lain :
Foto-foto lapangan
asli
- Dan lain-lain

b. Laporan hasil penelitian perkerasan jalan dan


inventarisasi geometrik.

3. Foto-foto Lapangan
Pekerjaan ini untuk mendapatkan Dokumentasi mengenai
kondisi medan dari proyek serta proses pekerjaan lapangan
yang dilakukan oleh konsultan.
Konsultan harus memilih dan mengambil foto-foto pada
lokasi-lokasi penting yang diperiksakan akan banyak
menolong dalam pemikiran perencanaan.

Pengembalian foto harus dapat menggambarkan orientasi


dilapangan dengan mencantumkan tempat pengambilan
gambar berikut arahnya serta adanya beberapa objek pada
foto yang dapat diidentifikasikan pada peta.

Lay-out setiap foto sedapat mungkin mencantumkan objek


berikut garis horizontal atau batas langit dengan daratan.
Ukuran foto adalah kartu pos (3R) serta harus berwarna.

Hasil cetakan semua foto-foto dokumentasi di file dalam


album tersendiri.

Secara umum lokasi-lokasi yang perlu diambil fotonya


antara lain :
- Geometrik/kondisi jalan seperti tersebut pada butir
2.3.2.a.2 di atas
- Patok-patok beton dan patok-patok yang dianggap
perlu
- Titik awal dan akhir proyek
- Dan lain-lain

Setelah selesainya seluruh pekerjaan sesuai isi Kerangka


Acuan Kerja ini, Konsultan juga harus menyerahkan antara
lain :

- Gambar asli ukuran A3


- BQ sejumlah 3 (tiga) rangkap beserta filenya
dalam bentuk CD

Anda mungkin juga menyukai