Pemeriksaan Fisik
a. Dapat ditemukan demam
b. Pemeriksaan dengan otoskopi untuk melihat membran
timpani:
1. Pada stadium oklusi : retraksi membran timpani, warna
membran timpani suram dengan reflex cahaya tidak
terlihat.
2. Pada stadium hiperemis : membran timpani tampak
hiperemis serta edema.
3. Pada stadium supurasi : membran timpani menonjol ke
arah luar (bulging) berwarna kekuningan.
4. Pada stadium perforasi : terjadi ruptur membran timpani
dan keluar nanah ke liang telinga luar.
5. Pada stadium resolusi: bila membran timpani tetap
utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali.Bila
telah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan
mengering.
c. Tes Penala ditemukan tuli konduktif, yaitu: Rinne (-),
Schwabach memendek pada telinga yang sakit, Weber
lateralisasi ke telinga sakit
Diagnosis Banding
Otitis media serosa akut
Otitis eksterna
Kriteria Rujukan:
1. Jika indikasi miringotomi.
2. Bila membran timpani tidak menutup kembali setelah 3
bulan.
10. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
PENANGANAN SERUMEN
OBTURANS
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT. Kesmas dr. I.G.N Gede Putra
Payangan NIP.19801031200903 1 003
Pemeriksaan Fisik
a. Otoskopi: adanya obstruksi serumen pada liang telinga.
b. Pemeriksaan penala : normal tuli konduktif
Diagnosis Banding
Benda asing di liang telinga
PENANGANAN HIPERTENSI
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT. Kesmas dr. I.G.N Gede Putra
Payangan NIP.19801031200903 1 003
Kriteria rujukan
1. Hipertensi dengan komplikasi.
2. Resistensi hipertensi.
3. Krisis hipertensi (hipertensi emergensi dan urgensi)
CR = {Ya/(ya + tidak)}x100%
= {/(..+)} x100%
=
Pemeriksa :
Yang diperiksa :
Tanggal :
Nama Pasien :
No. Rekam medik :
Diagnosis Banding
1. Gastroesofageal Refluks Disease (GERD)
2. Gastritis Akut
8. Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Thorax foto
9. Penatalaksanaan Penatalaksanaan :
1. ISDN 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg
peroral sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di
Pelayanan sekunder.
2. Beta bloker:
- Propanolol 20-80 mg dalamdosis terbagi atau
- Bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam.
3. Calcium Channel Blocker (CCB)
Dipakai bila Beta Blocker merupakan kontraindikasi.
- Verapamil 80 mg (2-3 kali sehari)
- Diltiazem 30 mg ( 3-4 kali sehari)
4. Antipletelet:
Aspirin 160-320 mg sekali minum pada akut.
5. Oksigen dimulai 2-4 L/menit
6. Segera rujuk ke RS yang memiliki fasilitas lebih lengkap
untuk tatalaksana lebih lanjut
PENANGANAN INFARK
MIOKARD
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT. Kesmas dr. I.G.N Gede Putra
Payangan NIP.19801031200903 1 003
Pemeriksaan Fisik
Hampir selalu normal, termasuk pemeriksaan thoraks, auskultasi
danpengukuran laju jantung serta tekanan darah. Tujuan
pemeriksaan fisik ini untuk menyingkirkan penyebab nyeri dada
nonkardiak, penyakit kardiak non iskemik (perikarditis, penyakit
valvular), penyebab ekstra kardiak yang mencetuskan nyeri dada
serta mencari tanda-tanda ketidakstabilan hemodinamik dan
disfungsi ventrikel kiri.
Klasifikasi
a. STEMI
b. NSTEMI
Diagnosis Banding
a. Angina pectoris prinzmetal
b. Unstable angina pectoris
c. Ansietas
d. Diseksi aorta
e. Dispepsia
f. Miokarditis
g. Pneumothoraks
h. Emboli paru
9. Penatalaksanaan Penatalaksanaan
a. Segera rujuk setelah pemberian MONACO:
M : Morfin, 2,5-5 mg IV
O : Oksigen 2-4 L/menit
N : Nitrat, bisa diberikan nitrogliserin infus dengan dosis
mulai dari 5mcg/m (titrasi) atau ISDN 5-10 mg
sublingual maksimal 3 kali
A : Aspirin, dosis awal 320 mg dilanjutkan dosis
pemeliharaan 1 x 160 mg
CO : Clopidogrel, dosis awal 300-600 mg, dilanjutkan
dosis pemeliharaan 1 x 75 mg
Rujuk dengan terpasang infus dan oksigen
b. Pengobatan farmakologis (dilakukan di layanan rujukan):
1. Antikoagulan: Heparin 20.000-40.000 U/24 jam IV tiap
4-6 jam
2. Streptokinase/trombolisis
3. PCI (Percutaneous coronary intervention)
PENANGANAN GAGAL
JANTUNG AKUT AKUT
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT. Kesmas dr. I.G.N Gede Putra
Payangan NIP.19801031200903 1 003
5. Penyebab
6. Gambaran Klinis Tanda dan gejala GJA:
1. Sesak napas saat istirahat
2. Sesak saat aktivitas ringan (perburukan dari gagal jantung
kronik)
3. Orthopnoe (sesak memberat saat berbaring)
4. Ronki basah di basal paru atau seluruh lapang paru
5. Takikardi
6. Takipnoe
7. Tekanan vena jugularis / JVP meningkat
PENANGANAN GAGAL
JANTUNG AKUT KRONIK
(DEKOMPENSASI KORDIS)
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT. Kesmas dr. I.G.N Gede Putra
Payangan NIP.19801031200903 1 003
5. Penyebab
6. Gambaran Klinis a. Sesak napas saat aktivitas,
b. Edema tungkai
c. Mudah kelelahan
d. Takikardia
e. Takipneu
f. Ronkhi basah
g. peningkatan tekanan vena jugular
h. Bunyi jantung gallop
i. Ascites
j. Hepatomegali
Diagnosis Banding
1. Penyakit paru: obstruktif kronik (PPOK), asma, pneumonia,
infeksi paruberat (ARDS), emboli paru
2. Penyakit Ginjal: Gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik
3. Penyakit Hati: sirosis hepatik