TINJAUAN TEORITIS
melakukan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
perasaan kesal dan marah yang tidak konstruktif (Stuart & Sudden, 2007).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang
yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada
diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam
bentuk penelantaran diri. Perilaku kekerasan pada orang adalah tindakan agresif yang
ditujukan untuk melukai atau membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada
lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting, dan
marah yang berlebihan atau perasaan ketakutan (panik) sebagai respon terhadap
perasaan terancam,baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri. Perasaan
terancam ini dapat berasal dari stressor eksternal (penyerangan fisik,k ehilangan orang
bearti dan kritikan dari orang lain) dan internal (perasaan gagal ditempat
2. Penyebab
Menurut Stuart & Sudden (2007) kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu
yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang
5
mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan
cemas.Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itudengan cara lain tanpa
mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak,l ekas tersinggung, lekas
marah, dan sebagainya. Kebutuhan akan status dan prestise. Manusia pada
3. Rentang Respon
Menurut Iyus Yosep (2007) bahwa respon kemarahan berfluktuasi dalam rentang
adaptif maladaptif.
Skema 2.1 Rentang Respon Kemarahan
Respon Adaptif Respons Maladaptif
I________________I_________________I__________________I_____________I
Menyalahkan Frustasi Pasif Agresif PK
a. Menyalahkan atau menyakiti orang lain, hal ini dapat menimbulkan kelegaan pada
individu
b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang
6
dengan ancaman,memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai.Umumnya klien
ancaman,melukai pada tingkat ringan sampai pada yang paling berat. Klien tidak
Banyak hal yang dapat menimbulkan stress,marah,cemas dan harga diri rendah
Dengan cara tersebut akan menimbulkan perasaan bermusuhan. Bila cara ini
berlangsung terus menerus maka dapat terjadi penyerangan dengan kekerasan disertai
kata-kata yang dapat dimengerti dan direspon tanpa menyakiti orang lain,serta
5. Mekanisme Koping
7
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
kemarahannya pada objek lain seperti meremas adonan kue,meninju tembok dan
yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang
tidak disukainya.Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh
melupakannya.
d. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,dengan
obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
8
6. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
Harga Diri Rendah
Skema 2.2 Pohon Masalah Perilaku Kekerasan
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan
keluarga (pelaku rawat). Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat
Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan yang dapat ditemukan melalui
kekerasan adalah:
1) Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
perilaku kekerasan.
2) Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
9
c. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien
1) Tujuan
a) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
c) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
d) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya.
e) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya.
f) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
lalu.
c) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
- Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
d) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada
- Obat
10
g) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, yaitu latihan
1) Tujuan
2) Tindakan
dan gejala, serta perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut).
lain.
d. Evaluasi
1) Pada pasien
11
a) Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku
pasien
c) Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol
perilaku kekerasan
d) Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus dilaporkan
pada perawat
B. HALUSINASI
1. Pengertian
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal
atau eksternal) disertai dengan suatu pengurangan, berlebih lebihan, distorsi atau
rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Halusinasi adalah persepsi
12
pasien terhadap lingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata, artinya pasien
mengidentifikasi sesuatu yang nyata tanpa stimulus dari luar (Stuart and Laraia,
2005).
2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak
atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
kondisi psikologis pasien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
putus asa dan tidak berdaya (Keliat, 2006). Menurut Stuart (2007), faktor
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
dalam rentang respon neurobiologis dan termasuk respon persepsi paling maladaptif
(Stuart & Laraia, 2005). Rentang respon halusinasi dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan Gambar :
14
a. Respon Adaptif yaitu respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh
norma-norma sosial budaya yang berlaku, dengan kata lain individu tersebut
dalam batas normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan
masalah tersebut.
a. Pikiran logis adalah ide yang berjalan sesuai dengan akal sehat dan koheren.
budaya umum yang berlaku. Sikap dan tingkah laku dalam batas kewajaran.
e. Hubungan sosial harmonis : yaitu hubungan yang dinamis menyangkut
15
c. Respon Maladaptif adalah respon indikasi dalam menyelesaikan masalah yang
berdasarkan kesimpulan yang keliru tetang kenyataan luar dan dengan kokoh
yang nyata.
b) Halusinasi adalah adalah keadaan dimana individu mengalami perubahan
sensori atau kesan yang salah terhadap stimulus baik secara internal maupun
eksternal
c) Kerusakan proses pikir emosi adalah tidak dapat mengontrol perasaannya
d) Pikiran tidak terorganisasi adalah cara berpikir tidak realistis.
e) Isolasi sosial : menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi.
Stuart (2005) membagi fase halusinasi dalam 4 fase berdasarkan tingkat ansietas
yang dialami dan kemampuan pasien mengendalikan dirinya. Semakin berat fase
halusinasi, pasien semakin berat mengalami ansietas dan makin dikendalikan oleh
halusinasinya.
6. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman
7. Pohon Masalah
Gangguan Persepsi
Isolasi Sensori
Sosial : Halusinasi
Skema 2.3 Pohon Masalah Halusinasi
halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi dengar
19
dilakukan dengan mengevaluasi perilaku pasien dan menanyakan secara
apabila halusinasi yang dialami adalah halusinasi dengar. Atau apa bentuk
bayangan yang dilihat oleh pasien, bila jenis halusinasinya adalah halusinasi
penglihatan, bau apa yang tercium untuk halusinasi penghidu, rasa apa yang
halusinasi yang dialami oleh pasien. Hal ini dilakukan untuk menentukan
dikaji dengan menanyakan apa yang dilakukan oleh pasien saat mengalami
20
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan terkait dengan klien halusinasi
adalah:
1) Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi
2) Perubahan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik diri
c. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien
1) Tujuan
a) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
b) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
2) Tindakan
a) Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan
berikut:
- Menghardik halusinasi
- Bercakap-cakap dengan orang lain
- Melakukan aktivitas yang terjadwal
- Menggunakan obat secara teratur
Tindakan keperawatan untuk keluarga
1) Tujuan
a) Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit
maupun di rumah
b) Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
2) Tindakan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
b) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
pasien
b) Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah
c) Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien
d) Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
1. Pengertian
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan
2. Penyebab
22
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Potter
dimandikan.
e. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat
dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan dari piring.
d. Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defekasi atau
4. Proses Terjadinya
23
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan
toileting (buang air besar [BAB] atau buang air kecil [BAK]) secara mandiri (Yusuf
dkk, 2015).
5. Pohon Masalah
Defisit Perawatan
Gangguan Diri
Proses Pikir
Skema 2.4 Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
dan keluarga (pelaku rawat) tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat
dan BAK
10) Apakah pasien mengetahui cara perawatan diri yang benar
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang ditemukan melalui observasi
24
1) Ganguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki laki tidak
BAK tidak pada tempat nya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
perawatan diri adalah: Defisit perawatan diri kebersihan diri, makan, berdandan,
dan BAK/BAB.
c. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien
1) Tujuan
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
2) Tindakan keperawatan
a) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri.
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, Anda dapat
25
- Untuk pasien laki-laki latihan meliputi: berpakaian,menyisir rambut
dan bercukur.
- Untuk pasien wanita, latihannya meliputi: berpakaian, menyisir
berikut:
berikut:
- Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
- Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
1) Tujuan
2) Tindakan
diri yang baik, maka Anda harus melakukan tindakan kepada keluarga agar
telah disepakati).
d. Evaluasi
2) Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal berikut.
a) Kebersihan diri
b) Berdandan
c) Makan
d) BAB/BAK
27
28