Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Mampu menentukan kelarutan suatu zat dalam suatu zat pelarut
Mampu menggambarkan fase diagram tiga komponen

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Larutan
Suatu larutan adalah campuran homogen dari atom ataupun ion dari dua
zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya
dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya dapat begitu
seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian atau fasa-fasa
yang terpisah.
Meskipun semua campuran fase gas bersifat homogen namun dapat
disebut juga sebagai larutan. Molekul-molekulnya begitu terpisah sehingga
tak dapat saling tarik-menarik dengan efektif. Larutan fase padat sangat
berguna dan di kenal baik, contoh perunggu.
1.2.2 Kelarutan

Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada


suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih
solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang
homogeni. Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan
sebagai like dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai
akan saling melarutkan, yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara
solven dan solute yang dinyatakan dengan tetapan dielektrikum, atau momen
dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau ikatan
elektrostatik yang lain.

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 1
Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu
dari momen dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan
tentang dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat
polar dalam air. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih
merupakan faktor yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan
polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehida, keton, dll yang
mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen
dalam air. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik
antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut
yang rendah.
Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit
yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan
pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non
elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya
dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut
dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam
lemak larut dalam pelarut nonpolar (Martin, 1993 dalam Sida, 2012).

1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

Salah satu faktor yang memperngaruhi kelarutan adalah pengaruh


dari jenis zat terlarut dan jenis pelarutnya. Zat-zat dengan struktur kimia
yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-
zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur (like dissolves like).
Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar,
sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar.
Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air
dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan air
tidak bercampur (completely immiscible). (Anonim, 2012)
Praktikum Kimia Fisika
Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 2
1.2.4 Senyawa Polar, Semipolar, Non Polar dan Perbedaannya
Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini
terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang
sama/hampir sama.
Senyawa semipolar adalah ikatan yang terjadi apabila pasangan
elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang
membentuknya. Jadi disini terdapat satu atom pemberi pasangan elektron
bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai penerimanya.
Contoh : ion hidronium, CH3COOH
Ciri -ciri senyawa polar :
Dapat larut dalam air dan pelarut lain
Memiliki kutub + dan kutub -, akibattidak meratanya distribusi elektron
Memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau
memiliki perbedaan keelektronegatifan.
Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5.
Ciri ciri senyawa non polar :
tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
tidak memiliki kutub + dan kutub , akibat meratanya distribusi
elektron
tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul
diketahui ) atau keelektronegatifannya sama.
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2.

Perbedaan senyawa polar dan non polar:


1. Senyawa polar:
dapat larut dalam air

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 3
memiliki pasangan elekton bebas (bentuk tidak simetris)
berakhir ganjil , kecuali BX3 dan PX5
Contoh : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr,
2. Senyawa non polar:
tidak dapat larut dalam air
tidak memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris )
berakhir genap
Contoh : F2, BR2, O2, H2
(Anonim, 2012)

1.2.5 Diagram Tiga Komponen


Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat-zat lain dalam
suatu bejana inert, yang menjadi pusat perhatian dan mengamatipengaruh
perubahan temperature, tekanan serta konsentrasi zat tersebut. Sedangkan
komponen adalah yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut dan pelarut
dalam senyawa biner. Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah
minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi
semua fase yang ada dalam sistem. Definisi ini mudah diberlakukan jika
spesies yang ada dalam sistem tidak bereaksi sehingga kita dapat
menghitung banyaknya. (Anonim, 2010)
Untuk sistem tiga komponen,derajat kebebasan, F = 3 P + 2 = 5 P.
untuk P = 1, ada 4 derajat kebebasan. Tak mungkin menyatakan sistem
seperti ini dalam bentuk grafik yang lengkap dalam tiga dimensi, apalagi
dalam dua dimensi. Oleh karena itu biasanya sistem dinyatakan pada suhu
dan tekanan yang tetap, dan derajat kebebasan menjadi F = 3 P, jadi derajat
kebebasannya paling banyak ada dua, dan dapat dinyatakan dalam satu
bilanhan pada suhu dan tekanan tetap, variabel yang dapat digunakan untuk
menyatakan sistem tinggal yaitu Xa, Xb dan Xc yang dihubungkan molekul
Xa + Xb + Xc = 1. Komposisi salah satu komponen lainnya diketahui antara
dua komponen.

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 4
Untuk fasa tunggal bagi sistem tiga komponen terdapat 4 derajat
kebebasan.
F =CD+2
=31+2
= 4 (temperatur dan tekanan susunan 2 dan 3 komponen)
Sistem tiga komponen sebenarnya banyak kemungkinan yang paling umum.
a. Sistem tiga komponen yang terdiri atas zat cair yang sebagian saling
campur
b. Sistem tiga komponen yang terdiri atas dua komponen padat dan satu
komponen cair
Cara terbaik untuk menggambarkan sistem tiga komponen adalah
dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga. Konsentrasi dapat
dinyatakan dengan istilah % berat atau fraksi mol. Puncak-puncak
dihubungkan dengan titik tengah dari sisi yang berlawanan yaitu Aa, Bb dan
Cc. titik nol dimulai dari a, b, c dan titik tengah A, B dan C. lebih lanjut
segitiga adalah sama sisi jumlah jarak-jarak garis tegak lurus dari sembarang
titik dengan segitiga ke sisi-sisi adalah konstan dan sama dengan panjang
garis tegak lurus antara sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan, yaitu
100% atau 1.
Pada ekstraksi eluen maupun solven sedikit larut maka baik komponen
di eluen maupun solven terdapat di kedua fase, yaitu fase ekstrak dan rafinat.
Oleh karena itu data kesetimbangan harus menunjukkan hubungan ketiga
komponen di kedua fase tersebut, atau dikenal dengan dengan diagram
terner.
Dua fase dalam kesetimbangan harus selalu bertemperatur sama. Lebih
dari itu harus bertekanan sama, asalkan tidak terpisah oleh dinding keras
atau lebih oleh suatu permukaan yang memiliki lengkung berarti. Akhirnya
sembarang zat yang dapat lalu lalang dengan bebas di antara kedua fase itu
harus memiliki potensial kimia yang sama di dalamnya. Kriteria penting bagi
kesetimbangan ini yang dinyatakan oleh sifat-sifat intersep T, p dan ,
langsung menuju kepada aturan fase Willard Gibbs.

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 5
Dengan fase merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat
sebagai fungsi suhu dan tekanan. Contoh khas diagram fase tiga komponen
air, kloroform dan asam asetat. Dalam diagram fase bahwa tersebut diisolasi
dengan baik dan tidak ada zat lain yang masuk maupun keluar dari sitem
ini.
Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kloroform oleh karena
bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan
dengan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat lebih lanjut
akan membawa sistem bergerak ke daerah atau satu fase (fase tunggal).
Namun demikian saat komposisi mencapai titik a3, ternyata masih ada dua
lapisan maupun sedikit. Setelah penambahan asam asetat diteruskan, pada
saat akan menjadi satu fase yaitu pada titik p. titik p disebut pliet atau titik
jalin yaitu semacam titik kritis. (Anonim, 2011)
Diagram terner atau diagram tiga sudut atau diagram segitiga
berbentuk segitiga sama sisi dimana sudut sudutnya ditempati oleh
komponen zat. Sisi sisinya itu berbagi dalam ukuran yang menyatakan
bagian 100% zat yang berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak
titik dalam diagram segitiga yang menggambarkan jumlah kadar dari masing
masing komponen, dilakukan sebagai berikut.
Pada salah satu sisinya ditentukan dengan dua titik yang
menggambarkan jumlah kadar zat dari masing masing zat yang menduduki
sudut pada kedua ujung sisi itu. Dari dua titik ini ditarik garis yang sejajar
dengan sisi yang dihadapannya, titik dimana kedua garis itu menyilang,
menggambarkan jumlah kadar masing masing.
Titik dimana terjadi kesetimbangan antara wujud satu fasa dengan dua
fasa dari campuran ketiga komponen tersebut, apabila dihubungkan akan
membentuk suatu diagram yang menunjukkan batas-batas antara daerah
(region) satu fasa dengan daerah (region) dua fasa. Dua macam campuran
pada titik kesetimbangan dapat dihubungkan dengan tie line apabila

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 6
keduanya dicampurkan menghasilkan campuran akhir yang berada pada
daerah dua fasa. (Anonim. 2010)

BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat

a. 6 buah botol timbang labu erlenmeyer 50 ml

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 7
b. Piknometer
c. Pipet ukur 10 ml
d. Bulp
e. Neraca digital
f. Klem dan statif
g. Buret
h. Pipet volume 10

2.2 Bahan

a. Kloroform (CHCl3)
b. Asam asetat glasial (CH3COOH)
c. Aquades (H2O)

2.3 Prosedur Kerja


a. Menghitung densitas dari masing-masing zat (CH3COOH, CHCl3, H2O)
b. Membuat campuran antara aquades dan asam asetat glasial dengan komposisi
yang divariasikan
c. Menambah masing-masing campuran dengan CHCl3 melalui buret hingga
terbentuk dua fase
d. Mencatat volume CHCl3 yang terpakai dan menghitung masing-masing
komposisi zat dalam setiap campuran dan dibuat diagram terner
2.4 Diagram Alir

Kloroform (CHCl3) Aquadest (H2O)


Dicampurkan

Asam Asetat(CH3COOH) Ditambahkan

Hingga Terbentuk Satu Fasa

Dicatat Volume
Asam Asetat

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 8
Dihitung Persen
Massa masing
masing komponen

Dibuat diagram terner

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


Tabel 3.1.1 Data Pengamatan

Volume CH3COOH (ml) Volume CHCl3 (1) (ml) Volume H2O (ml)
10 1 12,45
9 2 6,3
8 3 4,7
7 4 3,1
6 5 1,95
5 6 1,4

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 9
4 7 1,1
3 8 0,9
2 9 0,75
1 10 0,70

3.2 Hasil Perhitungan


Tabel 3.2.1 Perhitungan Massa CH3COOH, CHCl3 dan H2O
Massa CH3COOH (gram) Massa CHCl3 (gram) Massa H2O (gram)

10,3 1,425 12,201


9,27 2,85 6,174
8,24 4,275 4,606
7,21 5,7 4,038
6,18 7,125 1,911
5,15 8,55 1,372
4,12 9,975 1,078
3,09 11,4 0,882
2,06 12,825 0,735
1,03 14,25 0,685

Tabel 3.2.2 Komposisi Masing-masing Zat


% massa CH3COOH % massa CHCl3 % massa H2O
43 6 51
51 16 33
48 25 27
45 36 19
41 47 12
34 56 10
27 66 7
20 74 6
15 80 5
7 89 4

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 10
3.3 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan percobaan mengenai diagram terner sistem
zat cair tiga komponen dengan metode titrasi. Percobaan ini bertujuan untuk
menentukan kelarutan suatu zat dalam suatau pelarut dan menggambarkan fasa
diagram tiga komponen. Dimana dalam hal ini cairan yang dipergunakan adalah
CHCl3, Aquadest, dan asam asetat.
Dalam hal ini, metode yang digunakan ialah metode titrasi. Metode titrasi
dilakukan dengan menambahkan zat ketiga yang mampu menambahkan, atau
mengurangi campuran dari kedua larutan tersebut. Selain itu, metode titrasi juga
digunakan untuk menentukan volume titran pada titik akhir titrasi, yang biasanya
ditandai dengan perubahan warna pada akhirnya. Metode titrasi ini digunakan
CHCl3 dan asam asetat yang saling melarut yang kemudian dititrasi dengan zat
yang tidak larut dengan campuran tersebut yaitu aquadest.
Pada percobaan pertama, asam asetat dan CHCl3 dicampur dengan
variasi perbandingan volume, yaitu: 10:1 ; 9:2 ; 8:3 ; 7:4 ; 6:5 ; 5:6 ; 4:7 ; 3:8 ;
2:9 dan 1:10 ml. Dari percobaan, cairan asam asetat dan CHCl3 mampu melarut
dengan baik. Hasil tersebut diperoleh karena antara CHCl3 dengan asam asetat
dapat saling berikatan. Dimana, CHCl3 dapat berikatan di sekitar gugus metil dari
CH3COOH yang bersifat non-polar pada gugus CH3-nya.
Ketika titrasi dengan aquades dilakukan, terjadi pemisahan diantara
campuran CHCl3 dengan asam asetat, hal ini dikarenakan asam asetat
membentuk ikatan hidrogen yang lebih kuat dengan molekul air pada bagian
OH dari gugus COOH asam asetatnya. Oleh karena itu, asam asetat yang
awalnya berikatan dengan CHCl3 akan terpisahkan dan berikatan dengan air.
Hal ini disebabkan karena sifat CHCl3 yang tidak melarut dengan air
sehingga CHCl3 yang mulanya berikatan dengan CH3COOH akan terlepas dan
terpisah membentuk 2 larutan terner terkonjugasi yang ditandai dengan
terbentuknya larutan yang keruh, karena kemampuannya yang dapat melarut
Praktikum Kimia Fisika
Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 11
dengan air dan juga CHCl3, maka Asam Asetat Glasial (CH3COOH) dikenal
sebagai pelarut yang bersifat semi-polar.
Ketika campuran asam asetat dan CHCl3 dititrasi dengan aquades,
volume titran I= 12,5 ml ; volume titran II= 6,3 ml ; volume titran III= 4,7 ml ;
volume titran IV= 3,1 ml ; volume titran V= 1,95 ml ; volume titran VI = 1,4
ml ; volume titran VII = 1,1 ml ; volume titran VIII = 0,9 ml ; volume titran IX :
0,75 ml dan volume titran X : 0,7 ml ditemukan keadaan campuran dalam
keadaan keruh.
Dari hasil perhitungan berdasarkan data-data yang telah diperoleh, maka
% kloroform pada perbandingan campuran 10:1 = 6 %. ; 9:2 = 16%. ; 8:3 = 25%.
; 7:4 = 36%. ; 6:5 = 47% ; 5:6 = 56% ; 4:7 = 66% ; 3:8 = 74% ; 2:9 = 80% ; dan
10:1 = 89%. Hal ini menunjukkan semakin besar komponen kloroform di dalam
campuran, % massa kloroform nya makin naik.
Untuk % asam asetat glacial pada campuran dengan perbandingan 10:1 = 43 %. ;
9:2 = 51%. ; 8:3 = 48%. ; 7:4 = 45%. ; 6:5 = 41% ; 5:6 = 34% ; 4:7 = 27% ; 3:8 =
20% ; 2:9 = 15% ; dan 10:1 = 7%. Sedangkan untuk % aquadest pada campuran
dengan perbandingan 10:1 = 51 %. ; 9:2 = 33%. ; 8:3 = 27%. ; 7:4 = 19%. ; 6:5 =
12% ; 5:6 = 10% ; 4:7 = 7% ; 3:8 = 6% ; 2:9 = 5% ; dan 10:1 = 4%.
Dari hasil percobaan tersebut dapat dilihat bahwa konsentrasi cairan
Asam Asetat ternyata justru sebanding dengan naik-turunnya konsentrasi cairan
yang dipakai sebagai titran pada titrasi campuran. Pada percobaan pertama,
besarnya fraksi mol asam asetat sebanding dengan penurunan fraksi mol
aquades.
Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh keunikan asam asetat yang memiliki
sifat semi-polar, dimana dapat melarutkan CHCl3 dengan baik, begitu juga
halnya dalam melarut dengan air (aquades). Untuk cairan-cairan yang saling
melarutkan, konsentrasinya akan saling berkebalikan karena larutan tersebut
akan membentuk daerah berfase tunggal. Sedangkan cairan yang tidak melarut
(larut sebagian) akan membentuk daerah berfase 2. Untuk membuktikannya lebih
lanjut, maka akan digambarkan diagram terner-nya agar tampak lebih jelas titik
kritisnya ketika titrasi dilarutkan sehingga terlihat batas kelarutan dari masing-
masing komponen campuran tersebut.
Ada beberapa dari campuran larutan yang ketika dititrasi ternyata
warnanya menjadi tidak berwarna, saat sebelumnya telah keruh. Hal ini
disebabkan karena telah melewati titik akhir titrasi (terlalu jenuh), sehingga
campuran larutan akan kembali pada warna awal campuran larutan tersebut.
Semakin banyak asam asetat glasial yang dicampurkan dengan kloroform maka

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 12
semakin banyak pula aquadest yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir
titrasi. Jadi asam asetat glasial dapat menaikan kelarutan kloroform dalam air.

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kloroform larut dalam asam asetat glasial dan tidak larut dalam air
2. Semakin banyak volume asam asetat glasial semakin banyak pula volume
kloroform agar dua fase dapat terlihat
3. % kloroform pada perbandingan campuran asam asetat dengan kloroform 6 %,
16%, 25%, 36%, 47%, 56%, 66%, 74%, 80% dan 89%. Hal ini menunjukkan
semakin besar komponen kloroform di dalam campuran, % massa kloroform
nya makin naik.Untuk % asam asetat glacial pada campuran dengan
perbandingan 43%, 51%, 48%, 45%, 41%, 34%, 27%, 20%, 15% dan 7%.
Sedangkan untuk % aquadest pada campuran adalah 51 %, 33%, 27%. 19%,
12% ,10% ,7%, 6%, 5% dan 4%.

4.2 Saran
Diharapkan agar dalam melakukan percobaan Kelarutan Zat dapat
memperhatikan dalam penggunaan safety. Hal ini dikarenakan terdapat bahan yang
memiliki bau yang khas dan dapat mengganggu pernapasan.

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Diagram Terner. (http://ginaangraeni10.wordpress.com/2010/05/03/


diagram-terner-sistem-tiga komponen),27 Mei 2016, 22:04

Anonim. 2011. Praktikum Kelarutan Zat Diagram Terner.


(http://chemistapolban.blogspot.co.id/2011/06/praktikum-kelarutan-zat-diagram-
terner.html), 27 Mei 2016, 22:20

Anonim. 2012. Kelarutan. (https://kimia149.wordpress.com/kelarutan/),25 Mei 2016,


19:22

Anonim. 2012. Senyawa Polar- Non Polar (https://fitrimarwaningsih.wordpress.com/


2012/12/09/senyawa-polar-dan-non-polar/)25 Mei 2016, 19:40

Anonim. 2013. Diagram Terner. (http://evviwulandari.blogspot.com/2013/05/diagram-


ter ner.html) 27 Mei 2016, 20:45

Sida, N.A. 2012. Sifat-Sifat Kelarutan Senyawa Organik. (https://iinfarmasi011.


wordpress.com/2012/12/24/laporan-kimia-organik-sifat-sifat-kelarutan-senyawa-
organik/)27 Mei 2016, 18:04

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 15
PERHITUNGAN
Massa H2O
1. Densitas m =xv
Densitas H2O = 0,98 g/ml x 6,3 ml =
9,8 g
H2O = 10 ml 6,174 g
Massa CH3COOH
= 0,98 g/ml m =xv
= 1,03 g/ml x 9 ml = 9,27
Densitas CH3COOH
g
10,3 g
Massa CHCl3
CH3CHOOH = 10 ml m=xv
= 1,03 g/ml = 1,425 g/ml x 2 ml =

Densitas CHCl3 2,85 g


Massa Total
14,25 g (9,27+2,85+6,174)g = 18,294 g
CHCl3 = 10 ml
Data 3
= 1,425 g/ml
2. Massa Massa H2O
Data 1 m =xv
Massa H2O = 0,98 g/ml x 4,7 ml = 4,606 g
m =xv Massa CH3COOH
= 0,98g/ml x 12,45 ml= m =xv
= 1,03 g/ml x 8 ml =
12,201 g
8,24 g
Massa CH3COOH Massa CHCl3
m =xv m=xv
= 1,03 g/ml x 10 ml = = 1,425 g/ml x 3 ml =

10,3 g 4,275 g
Massa CHCl3 Massa total
m=xv (8,24+4,275+4,606)g = 17,121g
= 1,425 g/ml x 1 ml =
1,425 g
Massa total Data 4
(10,3+1,425+12,201)g =
Massa H2O
23,926 g
m =xv
Data 2 = 0,98 g/ml x 3,1 ml = 3,038 g

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 16
Massa CH3COOH Massa CHCl3
m =xv
m =xv
= 1,425 g/ml x 6 ml = 8,55 g
= 1,03 g/ml x 7 ml = 7,21 g
Massa total
Massa CHCl3
(5,15+8,55+1,372) =
m =xv
= 1,425 g/ml x 4 ml = 5,7 g 15,072g
Massa total
(7,21+5,7+3,038) = 15,948g Data 7
Massa H2O
Data 5
m =xv
Massa H2O
= 0,98 g/ml x 1,1 ml =
m =xv
1,078 g
= 0,98 g/ml x 1,95 ml = 1,911 g
Massa CH3COOH
Massa CH3COOH
m =xv
m =xv
= 1,03 g/ml x 4 ml = 4,12 g
= 1,03 g/ml x 6 ml = 6,18 g
Massa CHCl3
Massa CHCl3
m=xv
m=xv
= 1,425 g/ml x 7 ml =
= 1,425 g/ml x 6 ml =
9,975 g
7,125 g
Massa Total
Massa Total
(4,12+9,975+1,078)g =
(6,18+7,125+1,911)g =
15,173g
15,216g

Data 8
Data 6
Massa H2O
Massa H2O
m =xv
m =xv
= 0,98 g/ml x 0,9 ml =
= 0,98 g/ml x 1,4 ml =
0,882 g
1,372 g
Massa CH3COOH
Massa CH3COOH
m =xv
m =xv
= 1,03 g/ml x 3 ml = 3,09 g
= 1,03 g/ml x 5 ml = 5,15
Massa CHCl3
g m=xv

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 17
= 1,425 g/ml x 8 ml = 11,4 = 1,425 g/ml x 10 ml =
g 14,25 g
Massa Total Massa Total
(3,09+11,4,125+0,882)g = (1,03+14,25+0,686)g =
15,372g 15,966g

Data 9
3. % Massa
Massa H2O Data 1
m =xv % massa H2O
= 0,98 g/ml x 0,75 ml = 12, 201 g
% massa= 23,926 g x
0,735 g
Massa CH3COOH
100 %=51%
m =xv % Massa CH3COOH
= 1,03 g/ml x 2 ml = 2,06 g 10,3 g
Massa CHCl3 % massa= 23,926 g
m=xv
= 1,425 g/ml x 9 ml = 11,4
x100%= 43,6
g
Massa Total % massa CHCl3
(2,06+12,825+0,735)g = 8,2156 g
% massa= 23,926 g
15,62g
x100%= 6 %

Data 10
Massa H2O
m =xv
Data 2
= 0,98 g/ml x 0,7 ml =
% massa H2O
0,685 g 6,174 g
% massa= 18,294 g x
Massa CH3COOH
m =xv 100 %=33%
= 1,03 g/ml x 1 ml = 1,03 g % Massa CH3COOH
Massa CHCl3
m=xv

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 18
9,27 g 5,7 g
% massa= 18,294 g % massa= 15,948 g

x100%=51 x100%= 36 %
% massa CHCl3
2,85 g
% massa= 18,294 g

x100%= 16 % Data 5
% massa H2O
Data 3 1,911 g
% massa H2O % massa= 15,216 g x
4,606 g
% massa= 17,121 g x 100 %=12%
% Massa CH3COOH
100 %=27% 6,18 g
% Massa CH3COOH % massa= 15,216 g
8,24 g
% massa= 17,121 g x100% = 41
% massa CHCl3
x100% = 48 7,125 g
% massa CHCl3 % massa= 15,216 g
4,275 g
% massa= 17,121 g x100%= 47 %

x100%= 25 % Data 6
Data 4 % massa H2O
% massa H2O 1,372 g
3,038 g % massa= 15,072 g x
% massa= 15,948 g x
100 %=10%
100 %=19% % Massa CH3COOH
% Massa CH3COOH 5,15 g
7,21 g % massa= 15,072 g
% massa= 15,948 g
x100% = 34
x100% = 45 % massa CHCl3
% massa CHCl3 8,55 g
% massa= 15,072 g

x100%= 56 %

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 19
Data 7
% massa H2O
1,078 g
% massa= 15,173 g x

100 %=7% Data 9


% Massa CH3COOH % massa H2O
1,078 g 0,735 g
% massa= 15,173 g % massa= 15,62 g x

x100% = 27 100 %=5%


% massa CHCl3 % Massa CH3COOH
9,975 g 2,06 g
% massa= 15,173 g % massa= 15,62 g x100%

x100%= 66 % = 15
% massa CHCl3
12,2825 g
Data 8 % massa= 15,62 g
% massa H2O
0,882 g x100%= 80 %
% massa= 15,372 g x Data 10
% massa H2O
100 %=6% 0,686 g
% Massa CH3COOH % massa= 15,966 g x
3,09 g
% massa= 15,372 g 100 %=4%
% Massa CH3COOH
x100% = 20 1,03 g
% massa CHCl3 % massa= 15,966 g
11,4 g
% massa= 15,372 g x100% = 7
% massa CHCl3
x100%= 74 % 14,25 g
% massa= 15,966 g

x100%= 89%

Praktikum Kimia Fisika


Teknologi Kimia Industri S1 Terapan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Samarinda 20
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. DIAGRAM TERNER
12.

This is an unregistered copy of ZetaTernary.

% CHCl3 sampel 1
sampel 2
10 90
Sampel 3
20 80
Sampel 4
30 70 Sampel 5
40 60
50 50
60 40
70 30
80 20
90 10

% CH3COOH 10 20 30 40 50 60 70 80 90 % H2O

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.
21.

22.

23.

24.
This is an unregistered copy of ZetaTernary.

Sampel 10
25. % CHCl3
Sampel 9
10 90 Sampel 8
26.
20 80 sampel 7
sampel 6
27. 30 70
40 60
28. 50 50
60 40
29. 70 30
30. 80 20
31. 90 10

32. % CH3COOH 10 20 30 40 50 60 70 80 90 % H2O


33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
This is an unregistered copy of ZetaTernary.

% CHCl3 sampel 1
sampel 2
10 90
Sampel 3
20 80
Sampel 4
30 70 Sampel 5
40 60
50 50
60 40
70 30
80 20
90 10

% CH3COOH 10 20 30 40 50 60 70 80 90 % H2O

This is an un regist ered copy of ZetaTer nary.

Sampel 1 0
% CHCl3
Sampel 9
10 90 Sampel 8
20 80 sampel 7
30 70 sampel 6
40 60
50 50
60 40
70 30
80 20
90 10

% CH3COOH 10 20 30 40 50 60 70 80 90 % H2O

40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51. Gambar Alat
52.
53. Buret piknometer bulp
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61. Erlemneyer Neraca Digital
pipet volume
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69. statif dan klem pipet ukur

Anda mungkin juga menyukai