Anda di halaman 1dari 29

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No.

25 15 Desember 2009
(revisi 2009)

PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN


ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

IKATAN AKUNTAN INDONESIA


PSAK No. PERNYATAAN

25 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


(revisi 2009)
KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI
AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

Hak cipta 2009, Ikatan Akuntan Indonesia

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:


Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982
tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-
perbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara pa-
ling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah).

Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jalan Sindanglaya No. 1
Menteng
Jakarta 10310
Telp: (021) 3190-4232
Fax : (021) 724-5078
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id

Desember 2009
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

PSAK 25 (revisi 2009) tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan


Estimasi Akuntansi, Dan Kesalahan telah disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 15 Desember 2009

PSAK 25 (revisi 2009) merevisi PSAK 25 tentang Laba atau Rugi


Bersih, untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan
Kebijakan Akuntansi yang telah dikelaurkan pada 7 September
1994.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang


tidak material.

Jakarta, 15 Desember 2009


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua
Agus Edy Siregar Anggota
Etty Retno Wulandari Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Meidyah Indreswari Anggota
Riza Noor Karim Anggota
Setiyono Miharjo Anggota
Saptoto Agustomo Anggota
Jumadi Anggota
Ferdinand D. Purba Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Ludovicus Sensi Wondabio Anggota
Eddy R. Rasyid Anggota
Liauw She Jin Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA iii


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan


Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan mengadopsi seluruh
pengaturan dalam IAS 8 Accounting Policies, Changes
in Accounting Estimates and Errors per 1 Januari 2009,
kecuali:
1. IAS 8 paragraf 05 yang menjadi PSAK 25 paragraf 07
tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan dengan
adanya tambahan peraturan regulator pasar modal, sesuai
dengan definisi yang digunakan di PSAK 1 (revisi 2009):
Penyajian Laporan Keuangan.

2. IAS 8 paragraf 54 yang menjadi PSAK 25 paragraf 54


tentang tanggal efektif.

iv Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

DAFTAR ISI
Paragraf

PENDAHULUAN ............................................... 01-06


Tujuan ................................................................. 01-02
Ruang Lingkup..................................................... 03-04
Definisi ................................................................ 05-06

KEBIJAKAN AKUNTANSI ............................. 07-31


Pemilihan dan Penerapan
Kebijakan Akuntansi ..................................... 07-12
Konsistensi Kebijakan Akuntansi ........................ 13
Perubahan Kebijakan Akuntansi .......................... 14-31
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi .. 19-21
Penerapan Retrospektif .................................. 22
Keterbatasan Penerapan Retrospektif ............ 23-27
Pengungkapan ............................................... 28-31

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI ....... 32-40


Pengungkapan ............................................... 39-40

KESALAHAN .................................................... 41-49


Keterbatasan Penyajian Kembali Retrospektif .... 43-48
Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu ............... 49

KETIDAKPASTIAN PENERAPAN
RETROSPEKTIF DAN PENYAJIAN
KEMBALI RETROSPEKTIF .................... 50-53

TANGGAL EFEKTIF ....................................... 54

PENARIKAN ..................................................... 55

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA v


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


2 NO. 25 (REVISI 2009)
3
4 KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI
5 AKUNTANSI, DAN KESALAHAN
6
7 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 25 (revisi 2009):
8 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
9 dan Kesalahan terdiri dari paragraf 1-55. PSAK 25 (revisi
10 2009) dilengkapi dengan pedoman implementasi yang
11 bukan merupakan bagian dari PSAK 25 (revisi 2009).
12 Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang
13 sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal mengatur
14 prinsip-prinsip utama. PSAK 25 (revisi 2009) harus dibaca
15 dalam konteks prinsip-prinsip utama dan Kerangka Dasar
16 Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan
17 ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak
18 material.
19
20 PENDAHULUAN
21
22 Tujuan
23
24 01. Tujuan Pernyataan ini adalah menentukan kriteria
25 dalam pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama
26 dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan
27 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi
28 kesalahan. Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
29 relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas, daya banding
30 laporan keuangan sepanjang waktu, dan daya banding laporan
31 keuangan entitas dengan laporan keuangan entitas lainnya.
32
33 02. Pengungkapan yang disyaratkan untuk kebijakan
34 akuntansi, kecuali perubahan kebijakan akuntansi, diatur dalam
35 PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan.
36
37
38

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.1


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Ruang lingkup
2
3 03. Pernyataan ini diterapkan dalam pemilihan dan
4 penerapan kebijakan akuntansi, serta pencatatan perubahan
5 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan
6 koreksi kesalahan periode lalu.
7
8 04. Dampak pajak dari koreksi kesalahan periode
9 lalu dan penyesuaian retrospektif untuk perubahan kebijakan
10 akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK
11 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
12
13 Definisi
14
15 05. Berikut ini pengertian istilah yang digunakan
16 dalam Pernyataan ini:
17
18 Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi,
19 peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam
20 penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
21
22 Kesalahan periode lalu adalah kelalaian untuk mencantumkan,
23 dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan
24 entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari
25 kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan,
26 informasi andal yang:
27 (a) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk
28 periode tersebut; dan
29 (b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan
30 dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian
31 laporan keuangan.
32 Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan perhitungan
33 matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
34 kekeliruan (oversights) atau kesalahan interpretasi fakta,
35 dan kecurangan.
36
37 Material. Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
38 dalam mencatat pos-pos laporan keuangan adalah

25.2 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 material jika, baik secara sendiri maupun bersama, dapat


2 memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan
3 keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat
4 dari kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
5 mencatat tersebut dengan memperhatikan kondisi terkait.
6 Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan, atau gabungan
7 dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
8
9 Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan
10 akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain
11 seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
12
13 Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi
14 dan pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi,
15 masing-masing adalah:
16 (a) penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
17 peristiwa dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal
18 perubahan kebijakan tersebut; dan
19 (b) pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi
20 pada periode berjalan dan periode mendatang yang
21 dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
22
23 Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan,
24 pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur
25 laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu tidak
26 pernah terjadi.
27
28 Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah
29 tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik
30 aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan
31 ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait
32 dengan, aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi
33 dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan,
34 oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
35
36 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan
37 Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
38 Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.3


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah


2 pengawasannya.
3
4 Tidak praktis Penerapan suatu pengaturan adalah tidak
5 praktis ketika entitas tidak dapat menerapkannya setelah
6 seluruh usaha yang rasional dilakukan. Untuk suatu
7 periode lalu tertentu, tidak praktis untuk menerapkan suatu
8 perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
9 menyajikan kembali secara retrospektif untuk mengoreksi
10 kesalahan jika:
11 (a) dampak penerapan retrospektif atau penyajian kembali
12 retrospektif tidak dapat ditentukan;
13 (b) penerapan retrospektif atau penyajian kembali
14 retrospektif memerlukan asumsi mengenai maksud
15 manajemen yang ada pada periode lalu tersebut;
16 atau
17 (c) penerapan retrospektif atau penyajian kembali
18 retrospektif memerlukan estimasi signifikan atas
19 jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan secara
20 obyektif informasi mengenai estimasi yang:
21 (i) menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada
22 tanggal di saat jumlah tersebut diakui, diukur
23 atau diungkapkan; dan
24 (ii) tersedia ketika laporan keuangan periode lalu
25 diselesaikan dengan informasi lain.
26
27 06. P e n i l a i a n a p a k a h s u a t u k e l a l a i a n u n t u k
28 mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat
29 memengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dan menjadi
30 material, memerlukan pertimbangan karakteristik pengguna
31 tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
32 Keuangan paragraf 25 menyatakan pengguna diasumsikan
33 memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
34 dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
35 informasi dengan ketekunan yang wajar. Oleh karena itu,
36 penilaian tersebut perlu mempertimbangkan bagaimana
37 pengguna yang dimaksud diperkirakan terpengaruh secara
38 rasional dalam pengambilan keputusan ekonomi.

25.4 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 KEBIJAKAN AKUNTANSI
2
3 Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
4
5 07. Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk
6 suatu transaksi, peristiwa atau kondisi lain, kebijakan
7 akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan
8 PSAK tersebut.
9
10 08. SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk
11 menghasilkan laporan keuangan yang berisi informasi relevan
12 dan andal atas transaksi, peristiwa dan kondisi lain. Kebijakan
13 akuntansi tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak
14 penerapannya tidak material. Namun, adalah tidak tepat untuk
15 membuat, atau membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan
16 dari SAK untuk mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi
17 keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas.
18
19 09. SAK dilengkapi dengan panduan untuk membantu
20 entitas dalam menerapkan persyaratan dalam SAK. Panduan
21 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SAK bersifat
22 wajib diterapkan (mandatory). Sementara panduan yang bukan
23 bagian tidak terpisahkan dari SAK tidak berisi pengaturan
24 untuk laporan keuangan.
25
26 10. Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik
27 berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain,
28 maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam
29 mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi
30 yang menghasilkan informasi yang:
31 (a) relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan
32 ekonomi pengguna; dan
33 (b) andal, dalam laporan keuangan yang:
34 (i) menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja
35 keuangan, dan arus kas;
36 (ii) mencerminkan substansi ekonomi transaksi,
37 peristiwa, atau kondisi lainnya, dan bukan hanya
38 bentuk hukum;

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.5


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 (iii) netral, yaitu bebas dari bias;


2 (iv) pertimbangan sehat; dan
3 (v) lengkap dalam semua hal yang material.
4
5 11. Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di
6 paragraf 10, manajemen mengacu, dan mempertimbangkan
7 keterterapan dari, sumber-sumber berikut ini sesuai dengan
8 urutan menurun:
9 (a) persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan
10 dengan masalah serupa dan terkait; dan
11 (b) definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran
12 untuk aset, liabilitas, penghasilan, dan beban dalam
13 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
14 Keuangan.
15
16 12. Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di
17 paragraf 10, manajemen juga mempertimbangkan standar
18 akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun
19 standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar
20 yang sama untuk mengembangkan standar akuntansi,
21 literatur akuntansi lain, dan praktik akuntansi industri yang
22 berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber di
23 paragraf 11.
24
25 Konsistensi Kebijakan Akuntansi
26
27 13. Entitas memilih dan menerapkan kebijakan
28 akuntansi secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan
29 kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik
30 mengatur atau mengijinkan pengelompokan pos-pos dengan
31 kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal yang tepat. Jika
32 suatu PSAK mengatur atau mengijinkan pengelompokan
33 tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan
34 diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.
35
36
37
38

25.6 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Perubahan Kebijakan Akuntansi


2
3 14. Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi
4 hanya jika perubahan tersebut:
5 (a) disyaratkan oleh suatu PSAK; atau
6 (b) menghasilkan laporan keuangan yang memberikan
7 informasi yang andal dan lebih relevan tentang
8 dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya
9 terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau
10 arus kas entitas.
11
12 15. Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu
13 membandingkan laporan keuangan entitas sepanjang waktu
14 untuk mengidentifikasi kecenderungan dalam posisi keuangan,
15 kinerja keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan
16 akuntansi yang sama diterapkan pada setiap periode dan
17 dari suatu periode dengan periode berikutnya, kecuali suatu
18 perubahan kebijakan akuntansi memenuhi kriteria di paragraf
19 14.
20
21 16. Berikut ini bukan merupakan perubahan
22 kebijakan akuntansi:
23 (a) penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi,
24 peristiwa atau kondisi lain yang berbeda secara
25 substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
26 (b) penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk
27 transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang tidak pernah
28 terjadi sebelumnya atau tidak material.
29
30 17. Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilai-
31 kembali aset sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset
32 Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu
33 perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
34 dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007)
35 atau PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
36
37 18. Paragraf 19-31 tidak diterapkan untuk perubahan
38 kebijakan akuntansi yang dijelaskan di paragraf 17.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.7


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi


2
3 19. Bergantung pada paragraf 23:
4 (a) entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi
5 akibat dari penerapan awal suatu PSAK sebagaimana
6 yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK
7 tersebut, jika ada; dan
8 (b) jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk
9 penerapan awal suatu PSAK yang tidak mengatur
10 ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau
11 perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela,
12 maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
13 retrospektif.
14
15 20. Untuk tujuan Pernyataan ini, penerapan dini suatu
16 PSAK bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang
17 bersifat sukarela.
18
19 21. Dalam hal PSAK tidak secara spesifik diterapkan
20 untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen,
21 sesuai dengan paragraf 12, menerapkan suatu kebijakan
22 akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan pembuat standar
23 akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama
24 dalam mengembangkan standar akuntansi. Jika, selanjutnya
25 pengaturan (pronouncement) tersebut diamandemen, dan
26 entitas memilih untuk mengubah suatu kebijakan akuntansi,
27 maka perubahan tersebut dicatat dan diungkapkan sebagai
28 perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela.
29
30 Penerapan Retrospektif
31
32 22. Bergantung pada paragraf 23, ketika perubahan
33 kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif sesuai
34 dengan paragraf 19(a) atau 19 (b), maka entitas menyesuaikan
35 saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk
36 periode sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya
37 diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan
38 akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya.

25.8 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Keterbatasan Penerapan Retrospektif


2
3 23. Ketika penerapan retrospektif disyaratkan oleh
4 paragraf 19(a) atau 19(b), maka perubahan kebijakan
5 akuntansi diterapkan secara retrospektif kecuali sepanjang
6 tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik-periode
7 atau dampak kumulatif perubahan tersebut.
8
9 24. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
10 spesifik-periode akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam
11 informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian,
12 maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk
13 jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling
14 awal dimana penerapan retrospektif adalah praktis, mungkin
15 periode berjalan, dan membuat penyesuaian saldo awal setiap
16 komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu.
17
18 25. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
19 kumulatif dari, pada awal periode berjalan, penerapan
20 kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode lalu,
21 maka entitas menyesuaikan informasi komparatif dengan
22 menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif
23 sejak tanggal praktis paling awal.
24
25 26. Ketika entitas menerapkan kebijakan akuntansi
26 baru secara retrospektif, maka entitas menerapkan kebijakan
27 akuntansi baru tersebut untuk informasi komparatif untuk
28 periode lalu sejauh mungkin ke belakang selama hal itu
29 praktis. Penerapan retrospektif untuk periode lalu adalah tidak
30 praktis kecuali praktis untuk menentukan dampak kumulatif
31 atas jumlah awal dan akhir laporan posisi keuangan untuk
32 periode itu. Jumlah yang dihasilkan dari penyesuaian terkait
33 dengan periode sebelum periode sajian laporan keuangan,
34 menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang
35 terpengaruh dari periode sajian paling awal. Biasanya
36 penyesuaian dilakukan atas saldo laba. Namun, penyesuaian
37 dapat dilakukan ke komponen ekuitas lainnya (misalnya, untuk
38 mematuhi suatu PSAK). Informasi lain mengenai periode lalu,

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.9


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 seperti ringkasan data keuangan historis, juga disesuaikan ke


2 belakang sejauh mungkin dapat dilakukan dengan praktis.
3
4 27. Ketika tidak praktis bagi entitas untuk menerapkan
5 kebijakan akuntansi baru secara retrospektif karena entitas tidak
6 dapat menentukan dampak kumulatif penerapan kebijakan
7 untuk semua periode lalu, maka entitas sesuai dengan paragraf
8 25 menerapkan kebijakan baru secara retrospektif dari periode
9 praktis paling awal. Oleh karena itu, porsi penyesuaian
10 kumulatif atas aset, liabilitas, dan ekuitas yang timbul sebelum
11 tanggal itu diabaikan. Perubahan kebijakan akuntansi bahkan
12 diijinkan, jika tidak praktis, untuk menerapkan kebijakan
13 secara prospektif untuk periode lalu manapun. Paragraf 50-53
14 memberikan panduan ketika tidak praktis untuk menerapkan
15 kebijakan akuntansi baru untuk satu atau lebih periode lalu.
16
17 Pengungkapan
18
19 28. Ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki
20 dampak pada periode berjalan atau periode lalu, akan
21 memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak
22 praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau
23 mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, maka
24 entitas mengungkapkan:
25 (a) judul PSAK;
26 (b) bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan
27 sesuai dengan ketentuan transisinya, ketika dapat
28 diterapkan;
29 (c) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
30 (d) penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat
31 diterapkan;
32 (e) ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak
33 pada periode mendatang, ketika dapat diterapkan;
34 (f) untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian,
35 sepanjang praktis, jumlah penyesuaian:
36 (i) untuk setiap pos laporan keuangan yang
37 terpengaruh; dan
38 (ii) laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK

25.10 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 56: Laba per Saham diterapkan atas entitas,;


2 (g) jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode
3 sebelum periode tersebut disajikan, sepanjang praktis;
4 dan
5 (h) jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf
6 19(a) dan 19(b) tidak praktis untuk suatu periode lalu
7 tertentu, atau periode-periode sebelum periode tersebut
8 disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan
9 kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan
10 perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.
11 Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu
12 mengulang pengungkapan di atas.
13
14 29. Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela
15 memiliki dampak pada periode berjalan atau periode lalu,
16 akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali
17 tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau
18 mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, maka
19 entitas mengungkapkan:
20 (a) sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
21 (b) alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru
22 memberikan informasi yang andal dan lebih relevan;
23 (c) jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap
24 periode lalu sajian, sepanjang praktis:
25 (i) penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan
26 yang terpengaruh; dan
27 (ii) penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian
28 jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan atas
29 entitas;
30 (d) jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode-
31 periode sebelum periode tersebut disajikan, sepanjang
32 praktis; dan
33 (e) keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan
34 penjelasan bagaimana dan sejak kapan perubahan
35 kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan
36 retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu,
37 atau untuk periode-periode sebelum periode-periode
38 tersebut disajikan.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.11


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu


2 mengulang pengungkapan ini.
3
4 30. Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK
5 baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka
6 entitas mengungkapkan:
7 (a) fakta tersebut; dan
8 (b) informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar
9 atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang
10 mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada
11 laporan keuangan pada periode awal penerapannya.
12
13 31. Sesuai dengan paragraf 30, entitas mempertimbangkan
14 untuk mengungkapkan:
15 (a) judul PSAK baru;
16 (b) sifat dari perubahan yang belum berlaku efektif atau
17 perubahan kebijakan akuntansi;
18 (c) tanggal di mana penerapan PSAK disyaratkan;
19 (d) tanggal di saat entitas berencana untuk menerapkan
20 PSAK pertama kali; dan
21 (e) apakah: (i) suatu pembahasan mengenai dampak
22 penerapan awal PSAK atas laporan keuangan; atau (ii)
23 jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara
24 wajar, maka suatu pernyataan atas hal itu.
25
26 PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
27
28 32. Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam
29 aktivitas bisnis, banyak pos dalam laporan keuangan tidak dapat
30 diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi. Estimasi
31 melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang
32 tersedia dan andal. Misalnya, estimasi mungkin diperlukan
33 untuk:
34 (a) piutang tidak tertagih;
35 (b) persediaan yang usang;
36 (c) nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;
37 (d) umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi dari
38 manfaat ekonomi masa depan yang melekat pada, aset

25.12 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 terusutkan; dan
2 (e) kewajiban garansi.
3
4 33. Penggunaan estimasi rasional merupakan bagian
5 mendasar dalam penyiapan laporan keuangan dan hal tersebut
6 tidak mengurangi keandalan laporan keuangan.
7
8 34. Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi
9 perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat
10 informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya,
11 revisi estimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan
12 koreksi suatu kesalahan.
13
14 35. Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang
15 digunakan merupakan perubahan kebijakan akuntansi, bukan
16 perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk membedakan
17 suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan
18 estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut diperlakukan
19 sebagai perubahan estimasi akuntansi.
20
21 36. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain
22 perubahan penerapan paragraf 37, diakui secara prospektif
23 dalam laporan laba rugi pada:
24 (a) periode perubahan, jika dampak perubahan hanya
25 pada periode itu; atau
26 (b) periode perubahan dan periode mendatang, jika
27 perubahan berdampak pada keduanya.
28
29 37. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi
30 mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait
31 dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi
32 tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset,
33 liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
34
35 38. Pengakuan secara prospektif dampak perubahan
36 estimasi akuntansi berarti bahwa perubahan diterapkan untuk
37 transaksi, peristiwa dan kondisi lain sejak tanggal perubahan
38 estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat berakibat

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.13


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 hanya pada laba atau rugi periode berjalan, atau laba atau
2 rugi periode berjalan dan periode mendatang. Misalnya, suatu
3 perubahan estimasi akuntansi piutang tidak tertagih berdampak
4 hanya pada laba atau rugi periode berjalan dan oleh karena itu
5 diakui pada periode berjalan. Namun, suatu perubahan estimasi
6 umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat
7 ekonomi masa mendatang yang melekat pada, suatu aset
8 tersusutkan berdampak pada beban penyusutan untuk periode
9 berjalan dan setiap periode mendatang selama sisa umur
10 manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak perubahan yang
11 terkait dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau
12 beban pada periode berjalan. Dampak pada periode mendatang
13 diakui sebagai penghasilan atau beban pada periode mendatang,
14 jika ada.
15
16 Pengungkapan
17
18 39. Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah
19 perubahan estimasi akuntansi yang berdampak pada periode
20 berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode
21 mendatang, kecuali untuk pengungkapan dampak pada
22 periode mendatang ketika tidak praktis untuk mengestimasi
23 dampak tersebut.
24
25 40. Jika jumlah dampak pada periode mendatang tidak
26 diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas
27 mengungkapkan fakta tersebut.
28
29 KESALAHAN
30
31 41. Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan,
32 pengukuran, penyajian, atau pengungkapan unsur-unsur
33 laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan
34 SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material
35 yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian laporan posisi
36 keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu. Potensi
37 kesalahan periode berjalan yang ditemukan pada periode
38 tersebut dikoreksi sebelum laporan keuangan diselesaikan.

25.14 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Namun, kesalahan material yang kadangkala tidak ditemukan


2 sampai suatu periode kemudian, dan kesalahan periode lalu
3 dikoreksi pada informasi komparatif sajian pada laporan keuangan
4 periode selanjutnya tersebut (lihat paragraf 42-47).
5
6 42. Bergantung pada paragraf 43, entitas mengoreksi
7 kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada
8 laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah
9 ditemukannya dengan:
10 (a) menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode
11 lalu sajian dimana kesalahan terjadi; atau
12 (b) jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian
13 paling awal, maka menyajikan kembali saldo awal aset,
14 liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling
15 awal.
16
17 Keterbatasan Penyajian Kembali Retrospektif
18
19 43. Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan
20 menyajikan kembali secara retrospektif kecuali sepanjang
21 tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode
22 atau dampak kumulatif kesalahan.
23
24 44. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
25 spesifik periode dari kesalahan pada informasi komparatif
26 untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menyajikan
27 kembali saldo pembuka aset, liabilitas, dan ekuitas untuk
28 periode paling awal di saat penyajian kembali retrospektif
29 adalah praktis (mungkin periode berjalan).
30
31 45. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak
32 kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan
33 pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan kembali
34 informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara
35 prospektif dari tanggal praktis paling awal.
36
37 46. Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk
38 dari laba atau rugi pada periode dimana kesalahan ditemukan.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.15


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Setiap informasi sajian atas periode lalu, termasuk ringkasan


2 data keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin ke
3 belakang selama hal itu praktis.
4
5 47. Ketika tidak praktis untuk menentukan jumlah
6 kesalahan (misalnya kesalahan penerapan kebijakan akuntansi)
7 untuk semua periode lalu, maka entitas, sesuai dengan paragraf
8 45, menyajikan kembali informasi komparatif secara prospektif
9 sejak tanggal praktis paling awal. Hal ini mengabaikan porsi
10 kumulatif penyajian kembali aset, liabilitas, dan ekuitas yang
11 timbul sebelum tanggal itu. Paragraf 50-53 memberikan
12 panduan kapan menjadi tidak praktis untuk mengoreksi
13 kesalahan dalam satu atau lebih periode lalu.
14
15 48. Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan
16 estimasi akuntansi. Estimasi akuntansi sesuai dengan sifatnya
17 merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat tambahan
18 informasi yang diketahui kemudian. Misalnya, keuntungan
19 atau kerugian yang diakui akibat hasil suatu kontinjensi adalah
20 bukan koreksi kesalahan.
21
22 Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu
23
24 49. Dalam penerapan paragraf 42, entitas mengungkapkan
25 hal-hal berikut:
26 (a) sifat dari kesalahan periode lalu;
27 (b) jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang
28 praktis:
29 (i) untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang
30 terpengaruh; dan
31 (ii) laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56:
32 Laba Per Saham diterapkan atas entitas;
33 (c) jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal;
34 dan
35 (d) jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis untuk
36 suatu periode lalu tertentu, keadaan yang membuat
37 keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan
38 sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.

25.16 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu mengulang


2 pengungkapan ini.
3
4 KETIDAKPRAKTISAN PENERAPAN RETROSPEKTIF
5 DAN PENYAJIAN KEMBALI RETROSPEKTIF
6
7 50. Dalam beberapa keadaan adalah tidak praktis untuk
8 menyesuaikan informasi komparatif untuk satu atau lebih
9 periode lalu untuk mencapai daya banding dengan periode
10 berjalan. Misalnya, data belum diperoleh pada periode lalu
11 dengan suatu cara yang memungkinkan baik penerapan
12 retrospektif suatu kebijakan akuntansi baru (termasuk, untuk
13 tujuan pada paragraf 51-53, penerapan retrospektif untuk
14 periode lalu) maupun penyajian kembali untuk mengoreksi
15 kesalahan periode lalu, dan tidak praktis untuk mencipta ulang
16 informasi tersebut.
17
18 51. Seringkali diperlukan membuat estimasi dalam
19 menerapkan suatu kebijakan akuntansi untuk unsur laporan
20 keuangan yang diakui atau disajikan atas transaksi, peristiwa
21 atau kondisi lain. Estimasi secara melekat bersifat subyektif,
22 dan estimasi mungkin dikembangkan setelah periode
23 pelaporan. Mengembangkan estimasi berpotensi lebih sulit
24 ketika menerapkan kebijakan akuntansi atau penyajian kembali
25 retrospektif untuk mengoreksi kesalahan periode lalu, karena
26 periode waktu yang lebih lama telah berlalu sejak terjadinya
27 transaksi, peristiwa, atau kondisi lain. Namun, tujuan estimasi
28 periode lalu adalah sama dengan estimasi yang dilakukan pada
29 periode berjalan, yaitu agar estimasi dapat mencerminkan
30 keadaan yang ada ketika terjadinya transaksi, peristiwa atau
31 kondisi lain.
32
33 52. Oleh karena itu, penerapan retrospektif kebijakan
34 akuntansi baru atau koreksi kesalahan periode lalu mensyaratkan
35 pembedaan informasi yang:
36 (a) menyediakan bukti keadaan yang ada pada tanggal
37 terjadinya transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya, dan
38 (b) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan periode

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.17


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 lalu,
2 dari informasi lainnya. Untuk beberapa jenis estimasi (misalnya
3 estimasi nilai wajar yang tidak didasarkan pada harga atau
4 input yang dapat diobservasi), maka menjadi tidak praktis
5 untuk membedakan jenis-jenis informasi ini. Ketika penerapan
6 retrospektif atau penyajian kembali retrospektif memerlukan
7 estimasi signifikan sehingga tidak mungkin untuk membedakan
8 kedua jenis informasi ini, maka menjadi tidak praktis untuk
9 menerapkan kebijakan akuntansi baru atau koreksi kesalahan
10 periode lalu secara retrospektif.
11
12 53. Peninjauan ke belakang tidak digunakan ketika
13 menerapkan kebijakan akuntansi baru atau koreksi jumlah
14 pada periode lalu. Entitas juga tidak membuat asumsi maksud
15 manajemen yang terjadi di periode lalu atau estimasi jumlah
16 yang diakui, diukur, atau diungkapkan pada periode lalu.
17 Misalnya, ketika entitas mengoreksi kesalahan periode
18 lalu dalam pengukuran aset keuangan yang sebelumnya
19 diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo sesuai
20 PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan
21 dan Pengukuran, entitas tidak mengubah dasar pengukuran
22 untuk periode lalu jika manajemen memutuskan kemudian
23 untuk tidak memiliki instrumen keuangan hingga jatuh tempo.
24 Sebagai tambahan, ketika entitas mengoreksi kesalahan periode
25 lalu dalam perhitungan liabilitas atas cuti sakit terakumulasi
26 pegawai sesuai dengan PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja,
27 maka entitas mengabaikan informasi musim influenza akut
28 tidak normal selama periode mendatang yang informasinya
29 tersedia setelah tanggal penyelesaian laporan keuangan periode
30 lalu. Fakta bahwa estimasi signifikan adalah sering disyaratkan
31 ketika mengubah informasi komparatif sajian untuk periode
32 lalu tidak mencegah penyesuaian atau koreksi yang andal atas
33 informasi komparatif.
34
35 TANGGAL EFEKTIF
36
37 54. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
38 tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari

25.18 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 2011.
2
3 PENARIKAN
4
5 55. Pernyataan ini menggantikan PSAK 25 (1994):
6 Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan
7 Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi.
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.19


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 PEDOMAN IMPLEMENTASI
2
3 Panduan implementasi ini melengkapi, tetapi bukan merupakan
4 bagian dari PSAK 25.
5
6 CONTOH 1 PENYAJIAN KEMBALI RETROSPEKTIF
7 KESALAHAN
8
9 1.1. Selama 20X2, PT Beta menemukan beberapa
10 produk yang telah dijual pada 20X1 salah tercatat pada
11 persediaan per 31 Desember 20X1 sebesar Rp6.500.
12
13 I.2 Catatan akuntansi PT Beta untuk 20X2 menunjukkan
14 penjualan Rp104.000, harga pokok penjualan Rp86.500
15 (termasuk kesalahan Rp6.500 pada saldo awal persediaan),
16 dan pajak penghasilan Rp5.250.
17
18 1.3 Dalam 20X1, PT Beta melaporkan:
19 Rp
20 Penjualan 73.500
21 Beban pokok penjualan (53.500 )
22 Laba sebelum pajak penghasilan 20.000
23 Pajak penghasilan (6.000 )
24 Laba 14.000
25
26 1.4 Saldo laba awal 20X1 adalah Rp20.000 dan saldo
27 laba akhir adalah Rp34.000
28 PT Beta
29 Disarikan dari laporan laba rugi komprehensif
30
Disajikan kembali
31
32 20X2 20X1
33 Rp Rp
34 Penjualan 104.000 73.500
35 Beban pokok penjualan (80.000) (60.000)
36 Laba sebelum pajak penghasilan 24.000 13.500
37 Pajak penghasilan (7.200) (4.050)
38 Laba 16.800 9.450

25.20 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 1.5 Tarif pajak sebesar 30% untuk 20X2 dan 20X1.


2 Tidak ada penghasilan dan beban lainnya.
3
4 1.6 PT Beta memiliki modal saham Rp5.000 dan tidak
5 ada komponen ekuitas lainnya kecuali saldo laba. Saham
6 perusahaan tidak diperdagangkan secara publik dan tidak
7 mengungkapkan laba per saham.
8
9 PT Beta
10 Laporan Perubahan Ekuitas
11 Modal Saldo Total
Saham Laba
12
Rp Rp Rp
13
Saldo per 31 Desember 20X0 5.000 20.000 25.000
14
Laba untuk tahun yang berakhir
15 31 Desember 20X1 disajikan-kembali
- 9.450 9.450
16
Saldo per 31 Desember 20X0 5.000 29.450 34.450
17
18 Laba untuk tahun yang berakhir
- 16.800 16.800
31 Desember 20X2
19
20 Saldo per 31 Desember 20X2 5.000 46.250 51.250
21
22 Disarikan dari catatan atas laporan keuangan
23
24 1. Beberapa produk yang telah terjual pada 20X1 tercatat salah
sebesar Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1
25 disajikan kembali untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari
26 penyajian kembali laporan keuangan tersebut diringkaskan berikut ini.
27 Tidak ada dampak pada 20X2.
28 Dampak pada 20X1
29 Rp
30 (Peningkatan) dalam harga pokok penjualan (6.500)
31 Penurunan beban pajak penghasilan 1.950
32
(Penurunan) dalam laba (4.550)
33
34 (Penurunan) dalam persediaan (6.500)
35
Penurunan dalam utang pajak penghasilan 1.950
36
37 (Penurunan) dalam ekuitas (4.550)
38

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.21


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 CONTOH 2 PENERAPAN PROSPEKTIF UNTUK


2 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KETIKA
3 PENERAPAN RETROSPEKTIF TIDAK PRAKTIS
4
5 2.1 Selama 20X2, PT. Delta mengubah kebijakan
6 akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga menerapkan lebih
7 banyak pendekatan komponen secara penuh, dan pada saat
8 yang sama menerapkan model revaluasi.
9
10 2.2 Pada tahun sebelum 20X2, catatan PT. Delta
11 tidak cukup detail untuk menerapkan pendekatan komponen
12 secara penuh. Pada akhir 20X1, manajemen membuat survei
13 teknis, yang mana menyediakan informasi tentang komponen
14 yang dimiliki dan nilai wajarnya, umur manfaat, nilai
15 residu estimasian, dan jumlah tersusutkan pada awal 20X2.
16 Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup
17 untuk mengestimasi secara andal biaya untuk komponen
18 yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah, dan catatan
19 yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini
20 direkonstruksi.
21
22 2.3 Manajemen mempertimbangkan bagaimana men-
23 catat untuk setiap dua aspek perubahan akuntansi. Mereka
24 menentukan bahwa tidak praktis untuk mencatat perubahan
25 tersebut dengan pendekatan komponen yang lebih penuh secara
26 retrospektif, atau mencatat perubahan secara prospektif dari
27 tanggal yang lebih awal daripada awal 20X2. Juga, perubahan
28 dari model biaya ke model revaluasi dipersyaratkan berlaku
29 secara prospektif. Oleh karena itu, manajemen menyimpulkan
30 menerapkan kebijakan baru secara prospektif mulai dari
31 20X2.
32
33
34
35
36
37
38

25.22 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1 2.4 Informasi tambahan:


2
3 Tarif pajak adalah 30 persen.
4
Rp
5
Aset tetap pada akhir 20X1:
6 Biaya perolehan 25.000
7 Penyusutan (14.000)
8 Nilai buku neto 11.000
9 Beban penyusutan prospektif untuk 20X2
10 (dasar lama) 1.500
11
Beberapa hasil survei rekayasa:
12
Penilaian 17.000
13 Nilai residu estimasian 3.000
14 Sisa umur aset rata-rata (tahun) 7
15
16 Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada
2.000
17 untuk 20X2 (dasar baru)
18
19
20 Disarikan dari catatan atas laporan keuangan
21 1. Mulai dari 20X2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi
22 untuk penyusutan aset tetap, sehingga menerapkan pendekatan komponen
23 yang lebih penuh, dan pada saat yang sama menerapkan model revaluasi.
24 Manajemen berpendapat kebijakan ini menyediakan informasi yang
25 andal dan lebih relevan karena komponen aset tetap menjadi lebih
akurat dan didasarkan pada nilai kini. Kebijakan ini diterapkan secara
26 prospektif mulai 20X2 karena tidak praktis untuk mengestimasi dampak
27 penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau secara prospektif dari
28 tanggal yang lebih awal. Oleh karena itu, penerapan kebijakan baru tidak
29 mempunyai dampak atas periode sebelumnya. Dampak tahun berjalan
adalah meningkatkan jumlah tercatat aset tetap pada awal tahun sebesar
30 Rp6.000; meningkatkan provisi pajak tangguhan awal sebesar Rp1.800;
31 menghasilkan surplus revaluasi pada awal tahun sebesar Rp4.200;
32 meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp500; dan mengurangi beban
33 pajak sebesar Rp150.
34
35
36
37
38

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 25.23


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 25 (revisi 2009)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

25.24 Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Anda mungkin juga menyukai