Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

A. KONSEP GAYA SEBAGAI PENYEBAB GERAK

1. Pengertian Gaya
Dalam bahasan sehari-hari gaya diartikan sebagai suatu tarikan atau dorongan
yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Namun, dalam fisika pengertian mengenai
perlu didefinisikan secara terperinci dan tepat. Dalam Fisika gaya dinyatakan dalam
percepatan yang dialami suatu benda standar. Dalam gambar 2.1.1.a diperlihatkan
bahwa suatu balok yang diberikan gaya sebesar F . Secara umum dapat diartikan ,
bahwa jika dalam suatu lingkungan standar benda mendapat percepatan sebesar a ,
berarti lingkungan memberikan gaya F pada benda . Dalam hal ini gaya dikatakan
sebagai suatu alat untuk menghubungkan lingkungan dengan gerak partikel ; gaya
yang muncul baik dalam hukum-hukum gerak (yang menyatakan bagaimana
percepatan sebuah benda yang mengalami gaya tertentu) maupun dalam hukum gaya (
yang menyatakan bagaimana menghitung gaya yang akan bekerja pada benda pada
suatu lingkungan tertentu )

(Gambar . 2.1.1.a Gambar suatu percobaan yanng menunjukkan gaya-gaya yang


diberikan pada neraca yang ditarik dengan sudut terhadap sumbu horisontal)
Maka dapat disimpulkan bahwa gaya merupakan besaran vektor yang memiliki besar ,
arah dan besarnya dapat ditentukan dengan aturan jajaran genjang dalam konsep
vektor
a. Satuan Gaya
Satuan gaya adalah Newton , satu Newton adalah besarnya gaya yang
diperlukan untuk menimbulkan percepatan 1 m/s 2 pada benda bermassa 1
kg.Disamping Newton, satuan gaya sering ditulis juga dalam bentuk kg m/s2. 1
Newton = 1 kg m/s2 Newton sering disingkat dengan N.

b. Macam Macam Gaya

Dalam kajian ini kita akan berbagai macam jenis gaya diantaranya:

1) Gaya Berat

Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu
benda. Gaya berat selalu mengarah ke pusat bumi dimana pun posisi benda
diletakkan, apakah dibidang horizontal, vertikal ataupun bidang miring.

2) Gaya Normal

Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan, dan arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh.

3) Gaya Gesek

Gaya gesek muncul jika permukaan dua benda bersentuhan secara


langsung secara fisik. Arah gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh
dan berlawanan dengan arah kecendrungan gerak.

4) Gaya Tegang Tali

Gaya tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali
karena tali itu tegang. Jika tali dianggap ringan maka gaya tegangan tali pada
kedua ujung tali yang sama, dianggap sama besarnya.

B. MASSA DAN BERAT

1. Massa
Satuan Sistem Internasional untuk massa adalah Kilogram (kg). Lambang
massa adalah m, yang merupakan inisial dari kata mass (dalam bahasa inggris).
Lambang ini merupakan ketetapan yang dibuat untuk penyeragaman. Massa
merupakan besaran skalar, yakni besaran yang hanya mempunyai nilai.
Massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu benda (kemampuan
mempertahankan keadaan suatu gerak). Semakin besar massa benda, semakin sulit
menggerakannya dari keadaan diam, atau menghentikannya ketika sedang bergerak
serta merubah gerakannya keluar dari lintasannya yang lurus. Kita dapat
mengatakan bahwa semakin besar massa benda, semakin besar hambatan benda
tersebut untuk dipercepat.
2. Berat
Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan oleh bumi
kepada benda tersebut. Berat memiliki vektor berat yang selalu berarah tegak lurus
pada permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan demikian vector berat suatu
benda di Bumi selalu digambarkan tegak lurus ke bawah dimana pun posisi benda
diletakkan.
Jika sebuah benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas , percepatannya adalah
percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W , baik g
dan W merupakan vektor sehingga dapat diambil sebuah persamaan:

W = mg

3. Perbedaan Massa dan Berat


Massa dan Berat dapat dibedakan seperti dibawah ini:
Massa benda selalu sama dimanapun benda itu diletakkan, tetapi Berat benda
tergantung pada gaya gravitasi, maka berat suatu benda tergantung pada dimana
benda itu berada. Inilah yang membedakan dengan massa.
Sebagai contohnya adalah ketika kita membawa sebuah benda ke bulan. Benda itu
akan mempunyai berat seperenam dari beratnya di bumi, karena gaya gravitasi lebih
lemah, tetapi massa akan tetap sama.
4. Hubungan Massa dan Berat
Hubungan antara massa dan berat dapat dilihat dari suatu benda yang
dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Jika sebuah benda bermassa
m dibiarkan jatuh bebas dengan menganggap tidak ada gaya gesekan udara
diabaikan , percepatannya adalah percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja
padanya adalah gaya berat W , baik g dan W merupakan vektor sehingga dapat
diambil sebuah persamaan
W = mg
Keterangan:
W = berat benda ( N)
m = massa benda (Kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s)

C. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

1. Hukum I Newton

Aristoteles, seorang filsuf Yunani pernah menyatakan bahwa diperlukan


sebuah gaya agar benda tetap bergerak pada bidang datar. Menurut Aristoteles,
keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh karena itu perlu ada gaya untuk
menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga mengatakan bahwa laju benda sebanding
dengan besar gaya, di mana makin besar gaya, maka makin besar laju gerak benda
tersebut.

Kemudian, seorang berkebangsaan Italia yang bernama Galileo Galilei (1564-


1642), mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kesalahan-kesalahan
dalam memandang hakikat benda diam, seperti yang terungkap di atas. Dia mencoba
menggerakkan suatu benda pada permukaan yang licin. Telah diamati bahwa makin
licin permukaan bidang di mana benda bergerak, maka benda itu cenderung
bergerak lebih lama tanpa mengalami perubahan gerak. Akhirnya disimpulkan
bahwa jika permukaan licin sempurna, atau gesekan antara bidang horizontal dengan
permukaan benda dihilangkan sama sekali, maka benda cenderung bergerak lurus
beraturan, dan hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip Galileo. Dengan perkataan
lain, Galileo menyatakan bahwa untuk mengubah kecepatan suatu benda diperlukan
gaya luar.
Gambar 2.3.1.b Isaac Newton

Prinsip Galileo kemudian dikembangkan oleh seorang yang berkebangsaan


Inggris bernama Isaac Newton (1642-1727) sebagai suatu hukum, yang kemudian
dikenal sebagai hukum I Newton, yang menyatakan bahwa:

Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya adalah nol.
Secara matematis dapat ditulis:

F= 0
Keterangan:

F = Resultan Gaya (N)

Jika resultan gaya pada pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang mula-
mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak
dengan kecepatan tetap.
Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan diam
dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal juga dengan julukan Hukum
Inersia atau Hukum Kelembaman. Sifat lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika
mengeluarkan saus tomat dari botol dengan mengguncangnya. Pertama, kita memulai
dengan menggerakan botol ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus
akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan sebuah benda
yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan oleh inersia atau kelembaman. Misalnya
ketika kita menarik selembar kertas yang ditindih oleh tumpukan buku tebal dan
berat. Jika lembar kertas tadi ditarik dengan cepat, maka tumpukan buku tersebut
tidak bergerak.
Gambar 2.3.1.c ketika mobil tiba-tiba direm

Contoh lain yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil. Apabila
mobil bergerak maju secara tiba-tiba, maka tubuh kita akan sempoyongan ke
belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba direm, tubuh kita akan sempoyongan
ke depan. Hal ini diakibatkan karena tubuh kita memiliki kecenderungan untuk tetap
diam jika kita diam dan juga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita
telah bergerak. Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada
saat berada di luar angkasa. Ketika seorang astronout mendorong sebuah pensil
(pensil mengambang karena tidak ada gaya gravitasi),pensil tersebut bergerak lurus
dengan laju tetap dan baru berhenti setelah menabrak dinding pesawat luar angkasa.
Hal ini disebabkan karena di luar angkasa tidak ada udara, sehingga tidak ada gaya
gesek yang menghambat gerak pensil tersebut.

2. Hukum II newton

Apa yang terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak sama dengan
nol ? Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau
dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda
yang diam akan bergerak, demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah
kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka
gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda
dengan arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan
mungkin besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan
percepatan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada
benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah percepatan
tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total tetap, maka besar
percepatan yang dialami benda juga tetap atau tidak berubah.

a. Hubungan antara percepatan dan resultan gaya


Bayangkan anda sedang mendorong sebuah balok es di atas permukaan
mendatar yang licin (gaya gesekan diabaikan) satu-satunya gaya yang bekerja
pada balok es adalah gaya dorongan dari anda. Misalkan ketika anda
mendorong dengan gaya P dihasilkan percepatan 2 m/s 2. Ketika anda
memperbesar gaya dorongan dua kali lipat menjadi 2P ternyata dihasilkan
percepatan yang juga dua kali lipat yaitu 4 m/s 2. Ketika anda meningkatkan
gaya dorongan tiga kali lipat yaitu 6 m/s2, dapat disimpulkan bahwa
percepatan berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja

Gambar 2.3.2.a ketika es balok didorong.


b. Hubungan antara percepatan dan massa benda
Ukuran kemampuan benda mempertahankan keadaan diam atau keadaan
gerakannya adalah kelembaman. Ini sama saja artinya bahwa percepatan benda
dipengaruhi oleh kelembamannya. Sedangkan kuantitas kelembaman benda
diukur oleh massanya. Dengan demikian percepatan berhubungan dengan massa.
Untuk menentukan hubungan percepatan dengan massa benda, gaya dorong harus
dijaga tetap. Seperti kasus sebelumnya, ketika anda mendorong sebuah balok es
dengan gaya P dihasilkan percepatan 2 m/s 2. Ketika massa anda diperbesar dua
kali lipat yaitu menjadi dua balok es ternyata dihasilkan percepatan 1 m/s 2 atau
setengah kali semula. Dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding terbalik
dengan massa benda.
Kedua Hubunagan yang diperoleh dari eksperimen tersebut dapat diringkaskan
dalam Hukum Newton II yaitu :
percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda
besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya tersebut,
dan berbanding terbalik dengan massanya.

Secara matematis dapat dinyatakan sebagai :


F
A a=
m
Keterangan:
F = Resultan Gaya (N)
m = Massa (Kg)
a = Percepatan (m/s2)
Dengan F adalah jumlah vektor semua gaya luar yang bekerja pada benda.

Anda mungkin juga menyukai