BAB I
PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif
dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Teori Specificity suggest menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul
karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral
melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord
Secara umum keperawatan mendefinisikan nyeri sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg
dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada kapanpun individu mengatakannya
ISTILAH DALAM NYERI
Nosiseptor : serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri
Non-nosiseptor : serabut syaraf yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri
Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yg individu ingin untuk dpt ditahan
System nosiseptif : system yang teribat dalam transmisi dan persepsi terhadap nyeri
Ambang nyeri : stimulus yg paling kecil yg akan menimbulkan nyeri
2.6 SISTEM PENEKAN RASA NYERI (ANALGESIA) DALAM OTAK DAN MEDULA
SPINALIS
Derajat reaksi seseorang terhadap rasa nyeri sangat bervariasi. Keadaan ini sebagian
disebabkan oleh kemampuan otak sendiri untuk menekan besarnya sinyal nyeri yang masuk
ke dalam sistem saraf, yaitu dengan mengaktifkan sistem pengatur rasa nyeri, disebut sistem
analgesia.
Sistem ini terdiri atas tiga komponen utama (ditambah dengan komponen tambahan): (1)
Area periakunduktus grisea dan periventrikular dari mesensefalon dan bagian atas pons
yang mengelilingi akuaduktus Sylvius dan bagian yang berdekatan dengan ventrikel ketiga
dan keempat. Neuron-neuron dari daerah ini akan mengirimkan sinyalnya ke (2) nukleus
rafe magnus, yang merupakan nukleus tipis di garis tengah yang terletak di bagian bawah
pons dan bagian atas medula oblongata, dan nukleus retikularis paragigantoselularis yang
terletak di sebelah lateral dari medula. Dari nuklei ini, sinyal-sinyal dijalurkan ke bawah
kolumna dorsolatcrulis di medula spinalis menuju ke (3) kompleks penghambat rasa nyeri di
dalam radiks dorsalis medula spinalis. Pada tempat ini, sinyal analgesia dapat menghambat
sinyal rasa nyeri sebelum dipancarkan ke otak.
di mana mereka bersinaps di kornu dorsalis. Serabut ini mungkin mencapai inhibisi
presinaptik dengan penghambatan saluran kalsium dalam membran ujung saraf.
Penghambatan kalsium akan menghasilkan inhihisi presinaptik, karena ion kalsiumlah yang
menyebabkan pelepasan transmiter pada sinaps. Selanjutnya, penghambatan tampaknya
berlangsung lama karena setelah mengaktivasi sistem analgesia, maka analgesia seringkali
berlangsung selama bermenit menu bahkan berjam-jam.Ada beberapa bahan transmiter
yang ikut terlibat dalam sistem analgesia; khususnya enkefalin dan serotonin. Kebanyakan
ujung serabut saraf yang berasal dari nuklei periventrikel dan area periakueduktal kelabu
menyekresi enkefalin. Jadi, sebagian besar ujung-ujung serabut yang terdapat dalam nukleus
rafe magnus melepaskan enkefalin. Ujung serabut-serabut yang berasal dari nukleus ini tapi
berakhir pada radiks dorsalis medula spinalis menyekresi serotonin. Sebaliknya, serotonin
menyebabkan neuron-neuron lokal medula spinairs menyekresi enkefalin. Enkefalin
dianggap dapat menimbulkan hambatan presinaptik dan hambatan postinaptik pada serabut-
serabut nyeri tipe C dan tipe A
Jadi, sistem analgesia ini dapat memblok sinyal nyeri pada tempat masuknya ke medula
spinalis. Ternyata, sistem ini juga dapat memblok sebagian besar refleks-refleks medula
spinalis yang timbul akibat sinyal nyeri, khususnya refleks penarikan (withdrawal reflex.
Sistem analgesia ini mungkin juga dapat menghambat penjalaran rasa nyeri pada beberapa
titik dalam jaras nyeri, khususnya nuklei retikula dalam batang otak dan nuklei intralaminar
talami.
a.Penghambat penjalaran nyeri oleh sinyal sensorik taktil
yang berasal dari reseptor taktil di perifer, akan dapat menekan penjalaran sinyal nyeri. Efek
ini diduga merupakan akibat dari jenis inhibisi lateral setempat. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa gerakan-gerakan yang sederhanaPeristiwa lain yang penting dalam kisah
pengaturan rasa nyeri adalah penemuan yang menjelaskan bahwa perangsangan serabut-
serabut sensorik tipe A saja, seperti tindakan menggaruk kulit dekat daerah yang nyeri
seringkali efektif untuk mengurangi rasa nyeri. Dan hal ini mungkin juga dapat menjelaskan
mengapa obat-obat gosok seringkali berguna untuk mengurangi rasa nyeri. Mekanisme ini
dan tindakan perangsangan psikogenik yang berurutan pada sistem analgesia pusat mungkin
juga merupakan dasar proses menghilangkan rasa nyeri dengan akupunktur.
b. Pengobatan Rasa Nyeri dengan Perangsangan Listrik
Telah dikembangkan beberapa tindakan klinik guna menekan rasa nyeri, yaitu dengan
merangsang serabut-serabut saraf sensorik besar dengan listrik, Elektroda perangsangnya
ditempatkan pada suatu daerah kulit yang dipilih atau pada kesempatan lain, elektroda
perangsang ini ditanam pada medulla spinalis untuk merangsang kulumna sensorik dorsalis.
Pada beberapa penderita, dengan metode stereotaksik dilakukan penempatan suatu elektroda
ke dalam nuklei intralaminar talamus atau pada area paraventrikular atau periakuaduktal
diensefalon. Dengan demikian penderita akhirnya dapat mengatur seberapa besar
rangsangan yang diberikan. Ternyata, dilaporkan bahwa tindakan ini dapat menghilangkan
rasa nyeri secara dramatis. Juga, rasa nyeri itu akan hilang, seringkali setelah 24 jam sejak
pemberian rangsangan selama beberapa menit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari pembahasan makalah ini adala sebagai berikut:
1. Makna rasa nyeri. Rasa nyeri terutama merupakan makanisme pertahanan tubuh.
2. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi, Nyeri bersifat subyektif dan
individual, Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah, Perawat
hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari
pernyataan klien, Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya,
Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis, Nyeri merupakan tanda peringatan
adanya kerusakan jaringan, Nyeri mengawali ketidakmampuan, Persepsi yang salah tentang
nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal.
3. Rasanyeri dapat dibagi menjadi dua rasa nyeri utama: rasanyeri lambat dan rasa nyeri
cepat.
4. Nyeri Alih (REFERRED PAIN) adalah rasa nyeri di bagian tubuh yang letaknya jauh dari
jaringan yang menyebabkan rasa nyeri.
5. Ada beberapa rasa nyeri klinis abnormal dan sensasi somatik lainnya antara lain: 1,
sindrom talamikus 2, herpes zoster (shingles) 3, tic douloureux 4, sindrom brown-sequard.
6. Nyeri lepala merupakan nyeri alih pada permukaan kepala yang berasal dari struktur
bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala disebabkanoleh stimulus nyeri yang berasal dari
kranium, tapi yang lainnya mungkin juga dari luar kranium, misalnya dari sinus nasalis.