ABSTRAK
ABSTRAK
Dibuat:
Rizki Nuursirullah
NIM. H2A412005
Pembimbing I:
Dr. Syahril Taufik, M,Sc.Eng
Pembimbing II:
Darmansyah Tjitradi, MT
ABSTRAK
Bagian beton yang retak di daerah yang tertarik tidak bekerja efektif dan
merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapat
diciptakan struktur beton bertulang dengan bentang balok yang panjang dan ekonomis.
Untuk mempelajari lebih dalam tentang permasalahan retak di daerah tarik beton maka di
kembangkan model balok prategang metode pratarik dua kali panjang bentang
experimental dan tinggi penampang 1,6 m dengan pembebanan sebanyak 6 titik beban
gandar truk. Pengembangan berdasarkan pengujian experimental bentang 12 m dengan
pembebanan dua titik beban (Choi, 2006). Perilaku keruntuhan balok beton prategang
pada jembatan terhadap pembebanan truk dapat dianalisis dengan parameter lendutan,
tegangan dan pola retak (lentur, geser dan tekan) menggunakan metode elemen hingga
dengan bantuan program komputasi.
Penggunaan Metode Elemen Hingga 3D memberikan kemudahan dalam hal
simulasi terhadap benda uji sebelum melakukan pengujian experimental dengan catatan
harus ada validasi dan koreksi terlebih dahulu. Permodelan girder beton prategang
dilakukan secara bertahap dengan memberikan variasi dalam hal kuat tekan beton sebesar
70 MPa, 80 MPa dan 90 MPa. Tahap berikutnya variasi gaya prategang sebesar 1550 kN,
1600 kN dan 1650 kN, sedangkan kuat tekan beton di gunakan berdasarkan nilai lendutan
terkecil pada pengujian tahap sebelumnya. Tahap ketiga variasi diameter strand prategang
dari diameter 9,8 mm, 12,7 mm dan 15,2 mm dengan kuat putus strand prategang sesuai
dengan ukuran diameter prategang, sedangkan kuat tekan beton dan gaya prategang tetap
sama.
Perilaku dari keruntuhan balok prategang pada jembatan didapatkan rekomendasi
dari hasil FEA ANSYS yang paling efektif adalah model dengan penggunaan kuat tekan
beton sebesar 90 MPa, gaya prategang 1700 kN dan strand diameter 12,7 mm.
Keruntuhan yang terjadi semuanya keruntuhan lentur (tarik) pada daerah lapangan, pada
daerah tumpuan juga terjadi retak akibat adanya gaya penegangan awal (initial strain)
yang mengakibatkan balok terjadi chamber di awal-awal step pembebanan. Kondisi pada
jembatan pada saat girder mengalami retak pertama (first crack) sudah bisa dikatakan
mengalami keruntuhan, Penambahan diameter strand prategang paling efektif dalam hal
menambah kekuatan yang besar, mereduksi nilai tegangan dan juga mengurangi lebar dan
tinggi retak.
By:
Rizki Nuursirullah
NIM. H2A412005
Advisor I:
Dr. Syahril Taufik, M,Sc.Eng
Advisor II:
Darmansyah Tjitradi, MT
ABSTRACT