Rawan Pelanggaran Etika
Rawan Pelanggaran Etika
MA : ETIKA KEPERAWATAN
DOSEN : Sisilia Lily, S.Kep. Ners
Salah satu kasus yang menyita perhatian publik Indonesia pada awal bulan April tahun 2005
adalah kasus Mulyana W Kusumah, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diduga
melakukan tindakan usaha penyuapan terhadap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Ada tiga pihak utama yang terlibat dalam kasus ini, yaitu (1) pihak pemberi kerja berperan
sebagai principal, dalam hal ini adalah rakyat Indonesia yang direpresentasikan oleh
pemerintah Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), (2) pihak penerima kerja untuk menjalankan tugas berperan sebagai agen, dalam hal
adalah KPU, dan (3) pihak independen, dalam hal ini adalah BPK sebagai auditor, yang
perannya diharapkan sebagai pihak independen, berintegritas, dan kredibel, untuk
meyakinkan kepada dua pihak sebelumnya, yaitu pemerintah dan DPR sebagai pemberi kerja,
dan KPU sebagai penerima kerja.
Dalam konteks kasus Mulyana W Kusumah, kesimpulan yang bisa dinyatakan adalah bahwa
tindakan kedua belah pihak, pihak ketiga (auditor), maupun pihak penerima kerja, yaitu KPU,
sama-sama tidak etis. Tidak etis seorang auditor melakukan komunikasi kepada pihak yang
diperiksa atau pihak penerima kerja dengan mendasarkan pada imbalan sejumlah uang
sebagaimana terjadi pada kasus Mulyana W Kusumah, walaupun dengan tujuan mulia, yaitu
untuk mengungkapkan indikasi terjadinya korupsi.
*Referensi : www.suaramerdeka.com