Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang diterapkan pada tahun pelajaran
2013/2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum yang telah ada
sebelumnya, seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) maupun Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hanya saja yang menjadi titik tekan utama pada
kurikulum 2013 ini yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard
skills yang meliputi berbagai aspek, diantaranya : a) aspek kompetensi sikap, b) aspek
keterampilan, dan c) aspek pengetahuan. Kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Selain itu, pembelajaran lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran.
Dengan kata lain, kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai antara soft
skills dan hard skills dapat tertanam secara seimbang, dan dapat dipalikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Proses Pembelajaran
(a) Proses pembelajaran yang dulunya terdiri dari eksplorasi,elaborasi, dan
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, mengolah, menanya dan
menyimpulkan.
(b) Belajar tidak hanya di dalam ruang kelas tapi lingkungan sekolah dan
masyarakat.
(c) Guru bukan hanya menjadi salah satu sumber belajar.
(d) Pembelajaran lebih tematik dan terpadu.
3) Penilaian
(a) Penilaian berbasis kompetensi
(b) Penilaian yang semula melalui tes saja, sekarang lebih menuju pada
penilaian otentik dimana mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
(c) Lebih memanfaatkan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrument
penilaian siswa.
Disamping itu, berbagai hal kontra terkait kurikulum 2013 terus bermuculan.
Seperti pada halnya kekurangan yang terdapat dalam kurikulum baru ini, diantaranya:
1) Kurangnya kesiapan pendidik atau guru dalam penerimaan kurukulum 2013
2) Kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan scientific dan tematik
3) Kurangnya keterampilan merancang RPP
4) Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap
materi bisa tersampaikan dengan baik.
5) Apabila kurikulum di terapkan pada daerah yang kurang terjamah
sosialisasi ataupun daerah pelosok, maka sangat sulit untuk menerapkan
kurikulum 2013 karena disamping membutuhkan pengetahuan baru, siswa
dituntut memenuhi bahan portofolio yang telah di tugaskan.
Dari penjabaran diatas, tentunya tidak mudah kita yang diposisikan sebagai
seorang pendidik untuk mengimplementasikan secara langsung kurikulum yang baru
kepada peserta didik. Dikarenakan dalam pengimplementasian kurikulum yang baru
harusnya lebih banyak sosialisasi ke seluruh penjuru mulai dari kota sampai dengan
pelosok, yang mungkin belum mengetahui lebih dalam bagaimana penerapan
kurikulum 2013.Sehingga pemerataan implementasi kurikulum 2013 dapat terealisasi
dan berjalan dengan baik menggantikan kurikulum yang sebelumnya.
Bukan hanya sekedar dari sosialisasi yang secara merata, tetapi didukung
dengan tenaga SDM (Sumber Daya Manusia) dalam hal ini pengajar yang dituntut
memperdalam ilmu pendidikan baru, terkait perkembangan kurikulum baru yang akan
muncul ataupun kurikulum yang sedang dipergunakan saat ini. Memang menjadi
tantangan sebagai seorang pendidik apabila keberhasilan suatu proses pembelajaran
dapat dikatakan berhasil. Maka bukan hanya dari faktor pemerintahan saja, tetapi dari
prndidik, siswa sampai dengan lingkungan keluarga yang semestinya membantu
menyukseskan adanya perubahan kurikulum baru yang tujuannya sama-sama ingin
memberikan pembaharuan yang lebih, terutama dalam hal pendidikan yang ada di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA