Anda di halaman 1dari 8

PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

PEDOMAN PELAYANAN

Susunan Pedoman Pelayanan PONEK meliputi hal-hal sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan.

1. Latar Belakang

2. TujuanPedoman

3. Ruang Lingkup Pelayanan

4. Ponek Rumah Sakit Kelas C

5. Pelayanan Penunjang Medik.

6. BatasanOperasional

7. Landasan Hukum.

BAB II. STANDAR KETENAGAAN.

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.

2. Distribusi Ketenagaan.

3. Pengaturan Jaga / Dinas.

BAB III. STANDARFASILITAS.

1. DenahRuang.

2. Standar Fasilitas PONEK.

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN.

1. Pelayanan Rawat Jalan.

2. Pelayanan Rawat Inap.


BAB V. LOGISTIK

1. Definisi.

2. Tujuan.

3. Standar Patient Safety.

BAB VII. KESELAMATANKERJA.

1. Pengertian.

2. Tujuan.

3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan.

BAB VIII.Pengendalian Mutu

1. Persalinan Dan Perinatologi (Kecuali Rumah Sakit Khusus Diluar

Rumah Sakit Ibu & Anak) 37

BAB IX. PENUTUP.


BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi indikator kualitas kesehatan
masyarakat di suatu negara,masih tergolong tinggi di Indonesia yaitu AKI:307/100.000 KH (SDKI
2002/2003) dan AKB : 35/10000 KH (SDKI2002/2003).

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas diantara negara-negara Asia
Tenggara.Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 28%,Eklampsia 24%,Infeksi 11%,partus
macet/lama 8% dan aborsi 5% (SKRT2001).

Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal,dimana kematian karena gangguan
perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 1986 adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1
bulan.Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu
dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan Maternal dan Perinatal sebagai kegiatan
integrative di Rumah Sakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.

Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama
kehamilan,kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang
bermasalah.

Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil
yang diidentifikasi normal.Oleh karena itu perlu strategi penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal
dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan
pembekalan pelatihan secara berkala. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya
penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi

baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.

Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam
maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi,
prasarana,sarana dan manajemen yang handal.

Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.
1.2. TUJUAN PEDOMAN.

a. Umum

Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia

b. Khusus

1. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek administrasi &
manajemen,kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di RS.

2. Terklaksananya system rujukan pelayanan maternal dan perinatal.

3. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di RS.

1.3. RUANG LINGKUP PELAYANAN.

Upaya Pelayanan PONEK:

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif.

2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.

3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sectio caesaria.

4. Perawatan intensif ibu dan bayi.

5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi.

1.4. PONEK RUMAH SAKIT KELAS C.

1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan NeonatalFisiologis.

a. Pelayanan Kehamilan.

b. Pelayanan Persalinan.

c. Pelayanan Nifas.

d. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level1).

e. Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang(SDIDTK)

2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi:

Masa antenatal :

Perdarahan pada kehamilan muda.

Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut.


Gerak janin tidak dirasakan.

Demam dalam kehamilan dan persalinan.

Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan EktopikTerganggu (KET).

Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan/koma, tekanan darah tinggi.

Masa intranatal :

Persalinan dengan parututerus

Persalinan dengan distensi uterus

Gawat janin dalam persalinan

Pelayanan terhadap syok

Ketuban pecah dini

Persalinan lama

Induksi dan akselerasi persalinan

Aspirasi vakummanual

Seksiosesarea

Epiotomi

Malpresentasi danmalposisi

Distosiabahu

Prolapsus talipusat

Plasenta manual

Perbaikan robekanserviks

Perbaikan robekan vagina dan perineum

Perbaikan robekan dindinguterus

Histerektomi

Sukarbernapas

Kompresi bimanual danaorta

Dilatasi dankuretase
Ligase arteriuterina

Bayi baru lahir denganasfiksia

BBLR

Resusitasi bayi barulahir

Anestesia umum dan lokal untuk seksiosesaria

Anestesia spinal (bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSIA/ RSU)

Masa Post Natal Masanifas

Demam pascapersalinan :

Perdarahan pascapersalinan.

Nyeri perut pascapersalinan.

Keluarga Berencana.

Asuhan bayi baru lahir sakit (level2).

3. Pelayanan Kesehatan Neonatal

hiperbilirubinemi,

asfiksia,

traumakelahiran,

hipoglikemi

kejang,

sepsis neonatal

gangguan keseimbangan cairan danelektrolit.

gangguanpernapasan,

kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA),

gangguan pendarahan,

renjatan (shock),

aspirasi mekonium,

koma,
Inisiasi dini ASI (BreastFeeding),

Kangaroo MotherCare,

Resusitasi Neonatus,

Penyakit Membran Hyalin,

Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,

4. Pelayanan Ginekologis

Kehamilanektopik

Perdarahan uterusdisfungsi

Perdarahan menoragia

Kista ovariumakut

Radang Pelvikakut

AbsesPelvik

Infeksi SaluranGenitalia

5. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah.


Pedoman Tatalaksana Rujukan Pasien Tuberkulosis

Aspek Tatalaksana pasien TB Dilaksanakan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL).

a. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) FKTP dalam hal ini adalah fasilitas kesehatan
tingkat pertama yang mampu memberikan layanan TB secara menyeluruh mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Fasilitas kesehatan yang termasuk dalam FKTP adalah
Puskesmas, DPM, Klinik Pratama, RS Tipe D dan BKPM. Dalam layanan tatalaksana TB, fasilitas
kesehatan yang mampu melakukan pemeriksaan mikroskopis disebut FKTP Rujukan Mikroskopis
(FKTP-RM). FKTP Rujukan Mikroskopis (FKTP-RM) menerima rujukan pemeriksaan mikroskopis
dari FKTP yang tidak mempunyai fasilitas pemeriksaan mikroskopis yang disebut sebagai FKTP
Satelit (FKTP-S).

b. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) FKRTL dalam hal ini adalah fasilitas
kesehatan RTL yang mampu memberikan layanan TB secara menyeluruh mulai dari promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif untuk kasus-kasus TB dengan penyulit dan kasus TB
yang tidak bisa ditegakkan diagnosisnya di FKTP. Fasilitas kesehatan yang termasuk dalam FKRTL
adalah RS Tipe C, B dan A, RS Rujukan Khusus Tingkat Regional dan Nasional, Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) dan klinik utama. Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
pasien TB secara berkualitas dan terjangkau, semua fasilitas kesehatan tersebut diatas perlu bekerja
sama dalam kerangka jejaring pelayanan kesehatan baik secara internal didalam gedung maupun
eksternal bersama lembaga terkait disemua wilayah.

Anda mungkin juga menyukai