Anda di halaman 1dari 22

KAYU

LAMINASI
Oleh :

Yudi .K. Mowemba


F 111 12 040
Pendahuluan

Kayu merupakan bahan konstruksi tertua yang dapat
diperbaharui dan merupakan salah satu sumber daya
ekonomi yang penting. Seiring dengan perkembangan
zaman, kebutuhan akan kayu baik untuk aspek
arsitektural maupun structural semakin meningkat,
padahal ketersediaan kayu di alam sangat terbatas.
Pendahuluan

Pemanfaatan kayu baru terbatas pada jenis kayu atau kayu
dengan diameter besar saja. Padahal, masih banyak jenis
kayu yang belum dikenal dan dimanfaatkan secara
maksimal, yaitu kayu yang pada umumnya berdiameter
kecil. Disamping itu, dari industri pengolahaan kayu yang
dihasilkan limbah berupa potongan-potongan kecil, sabetan
dan sebagainya yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Pendahuluan

Alternatif pemanfaatan kayu berdiameter kecil atau kayu limbah, baik dari hutan

ataupun industry kayu antara lain dengan pembuatan pulp, papan balok, papan

artikel atau kayu lamina (glued-laminated timber). Kayu lamina merupakan satu

langkah efisiensi dengan mengoptimalkan kayu dari jenis yang kurang dikenal baik

untuk kebutuhan arsitektural maupun structural, serta untuk mengatasi

keterbatasan dimensi kayu untuk bangunan dan mekanika yang bekerja.


Pembahasan

Sejarah Penggunaan Kayu Laminasi
Teknologi kayu laminasi sudah dikenal di Amerikan selama 66 tahun dan di Eropa pada
akhir abad 19. Teknologi kayu laminasi ini pertama kali digunakan di Amerika pada
tahun 1934 pada bangunan Laboratorium USDA di Madison, Wiscosin. Teknologi ini
berkembang karena jumlah hutan yang ada semakin menipis, sehingga dianggap perlu
untuk memanfaatkan kayu berdiameter kecil dan pertumbuhannya cepat. Di Amerika
sudah banyak industry yang memproduksi kayu lamina dengan mengikuti standar
ANSI/AITC A190.1-1993. Produknya antara lain LSL (Lamintaed Strand Lumber), PSL
(Parallel Strand Lumber) dan LVL (Laminated Venner Lumber).
Pembahasan

Kayu laminasi (glued laminated timber = glulam) dibuat dengan cara merekatkan

papan dengan perekat tertentu yang sesuai jenis konstruksinya secara

bersama-sama dengan arah serat parallel. Dimensi kayu laminasi tidak

terbatas karena dari potongan-potongan kayu yang kecil dapat dibuat kayu

lamina sesuai dengan panjang, lebar dan tebal yang dinginkan, yaitu dengan

menyambung ujung-ujung papan dan merekatkan sisi-sisinya.


Pembahasan

Unmatched
Versatility
Kelebihan kayu
laminasi
Consistency of
Performance
Pembahasan

Kelebihan yang beragam (Unmatched Versatility)
Kayu laminasi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari pada kayu utuh.
Kayu laminasi dapat mencukupi untuk bentang yang besar, dengan intermediate support
yang lebih kecil dari pada baja, sehingga secara khusus lebih kuat daripada baja.
Hal ini juga berarti perencana konstruksi tidak terbatas dimensi dan fleksibel ketika
memakai kayu laminasi baik untuk perencanaan rumah, atap gedung atau jembatan jalan
raya.
Ringan, kuat, tahan terhadap api dan bahan kimia.

Penampilan yang menarik (Consistency of Performance)


Kayu laminasi mengurangi cacat kayu seperti pada kayu utuh (Solid Wood). Produk kayu
laminasi harus memenuhi persyaratan penampilan sehingga pemakai tidak kecewa dan
tampilan tetap baik dan bagus.
Kayu laminasi dapat diaplikasikan pada berbagai struktur bangunan, antara lain: rumah,
sebagai balok atap (Rafter), gelagar jembatan dan papan penutup jembatan.
Pembahasan

Sifat Fisis
Kayu
Pembahasan
Sifat Mekanis Kayu :

Modulus Elastisitas Keteguhan Geser
Kekuatan Lentur Patah Keteguhan Tarik
Keteguhan Lentur Keteguhan Belah
Statis Keteguhan Pukul
Keteguhan Tekan Kekerasan
Pembahasan
MODULUS ELASTISITAS

Menurut Haygreen dan Bowyer (1993) kekuatan lentur atau Modulus of


Elasticity (MOE) adalah suatu nilai yang konstan dan merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan dibawah batas proporsi.
Makin tinggi MOE akan semakin kurang defleksi balok atau gelagar
dengan ukuran tertentu pada beban tertentu dan semakin tahan terhadap
perubahan bentuk (Haygreen dan Bowyer, 1993)
Pembahasan

Kekuatan Lentur Patah
Menurut kollman dan Cote (1968) kekuatan lentur patah atau
Modulus of Rupture (MOE) merupakan sifat mekanis kayu yang
berhubungan dengan kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan
kayu untuk menahan beban atau gaya luar yang bekerja padanya
dan cenderugn merubah bentuk dan ukuran kayu tersebut.
Modulus of Rupture (MOR) dihitung dari beban maksimum
(beban pada saat patah) dalam uji keteguhan lentur dengan
menggunakan pengujian yang sama untruk MOE (Haygreen dan
Bowyer, 1993).
Pembahasan
Kekuatan Lentur Statis
Menurut Dumanauw (2001),
keteguhan lentur atau lentur adalah
kekuatan kayu untuk menahan gaya-
gaya yang berusaha melengkungkan
kayu. Pada balok sederhana yang
dikenai beban maka bagian bawah
akan mengalami bagian tarik dan
bagian atas mengalami tegangan tekan
maksimal. Tegangan ini secara
perlahan-perlahan menurun kebagian
tengah dan menjadi nol pada sumbu
netral.
Pembahasan

Keteguhan Tekan
Keteguhan tekan suatu jenis kayu adalah
kekuatan kayu untuk menahan muatan jika
kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam hal ini dibadakan dua macam tekan,
yaitu tekan tegak lurus arah serat dan yekan
sejajar arah serat. Keteguhan tekan tegak lurus
serat menentukan ketahanan kayu terhadap
beban. Keteguhan ini mempunyai hubungan
juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan
geser. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat
pada semua kayu lebih kecil dibandingkan
keteguhan sejajar arah serat.
(Dumanauw,2001)
Pembahasan
Keteguhan Geser

Menurut Dumanauw (2001), keteguhan geser


adalah ukuran kekuatan kayu dalam hal
kemampuannya menahan gaya-gaya yang
membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser
kebagian lain di dekatnya. Dalam hubungan
ini dibedakan tiga macam keteguhan yaitu,
keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan
geser tegak lurus serat, dan keteguhan geser
miring. Keteguhan geser tegak lurus arah
serat jauh lebih besar dari pada keteguhan
geser sejajar arah serat.
Pembahasan
Keteguhan Tarik (Tension Strength)

Kekuatan atau Keteguhan tarik suatu


jenis kayu ialah untuk menahan gaya-
gaya yang berusaha menarik kayu itu.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat
lebih kecil dari pada kekuatan tarik
sejajar arah serat. Keteguhan tarik ini
mempunyai hubungan dengan
ketahanan kayu terhadap pembelahan
(Dumanauw,2001)
Pembahasan
Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan


kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat
keteguhan belah yang rendah sangat
baik dalam pembuataan sirap dan kayu
bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang
tinggi sangat baik untuk pembuatan
ukiran-ukiran (patung). Pada umumnya
kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari
(arah radial daripada arah tangensial)
Pembahasan

Keteguhan Pukul
Keteguhan pukul adalah kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara mendadak, misalnya pukulan (Dumanauw,2001).
Menurut Mardikanto (1979), sifat kekuatan kayu dapat dikatakan
kekuatan pukul karena beban yang diberikan berupa beban pukul,
dalam arti sehari-hari kayu ulet adalah kayu yang sukar pecah, atau
masih tetap tahan meski dibebani sampai beban maksimum, atau kayu
masih melekat satu dengan yang lainnya meski sudah mengalami
kerusakan akibat pembebanan sepanjang jari-jari (arah radial daripada
arah tangensial)
Pembahasan

Kekerasaan (Hardnesss)

Kekerasan merupakan ukuran kekerasan kayu untuk menahan kikisan pada

permukaannya, sifat kekerasan ini dipengaruhi oleh kerapatan kayu, keuletan

kayu,ukuran serat, daya ikat antar serat Nilai yang di dapaat dari hasil pengujian

merupakanuji pembanding, yaitu besar gaya yang dibutuhkaan untuk

memasukan bola baaja berdiameter 0.444 inchi pada kedalamaan 0.22 inchi
Kesimpulan

Dari literature diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kayu
laminasi pada zaman sekarang ini sangat penting dikarenakan sumber
daya akan kayu sudah sangat terbatas walaupun dalam hal ini kayu
merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui. Kayu laminasi
memberikan sumbangsih dapat hal pengurangan limbah-limbah kayu
akibat penggunaan kayu utuh dengan diameter besar saja, yang
kemudian menghasilkan limbah yang lebih besar. Disamping itu
ternyata, kayu laminasi memiliki kekakuan maupun tegangan izin lebih
besar dibandingkan dengan kayu utuh pada umumnya.
Saran

Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu
dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.
Diharapkan dengan memahami sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu
untuk penggunaan tertentu akan semakin mengurangi ketergantungan
konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga pemanfaatan
jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis yang
belum dikenal umum) akan semakin meningkat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai