Sukarni : Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri
kita. Kita harus memanfaatkan momen ini !
Moh. Hatta : Jepang adalah masa yang silam. Belum lagi kita harus
menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di negeri ini. Jika Saudara
tidak setuju dengan apa yang saya katakan, dan mengira diri Saudara telah
sanggup menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada Soekarno dan
memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?
Chairul Shaleh : Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar
terhindar dari ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.
Yusuf Kunto : Maaf, saya, Pak ? Baik, kalau begitu naiklah (Mr. Soebardjo
naik ke mobil beserta Wikana dan Sudiro kemudian berangkat menuju
Rengasdengklok)
BABAK 3 : Perundingan dengan Soekarno di Rengasdengklok
Moh. Hatta : Bukankah tempo hari sudah kami katakan kepada kalian,
masalah kemerdekaan masih akan dibicarakan dalam sidang PPKI ?
Soekarno : Pendapat itu benar. Namun, kita masih terlalu dini untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Selain itu kita belum siap dan masih
membutuhkan bantuan dari Jepang untuk merdeka.
Syodanco Singgih : Tentu mungkin, Bung . Asal kita berusaha tentu akan kita
temukan jalan keluarnya. Lagipula, para pemuda di Jakarta sedang menyusun
strategi pertahanan untuk mencegah serangan dari Jepang ataupun sekutu yang
tidak menerima proklamasi bangsa kita.
Mr. Soebardjo : Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira
Jepang, Laksamana Maeda.
Chairul Shaleh : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat
tadi untuk melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Moh.Hatta : Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari
bangsa lain.
Soekarno : Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-
baik.
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman
mereka dan berbincang sejenak.
Ibu Fatmawati : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan
pada bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah
kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?
Ibu Fatmawati : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain
merah dan putih. Apa tidak apa-apa?
Ibu Fatmawati : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja
bendera nya Sang Saka Merah Putih. Bagaimana ?
Soekarno : Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka Sang Saka dan
warna nya merah putih , menjadi Sang Saka Merah Putih , Brilian !
Ibu Fatmawati : Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang
nanti akan bapak bacakan.
Hari Jumat pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan
Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Trimurti : Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik
bendera ini. Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk
pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud : Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
Pidato Soekarno :
PROKLAMASI
Soekarno-Hatta
Thanks for Dinar and M.Irsyad who helped me writing this text.
NAMA NAMA PEMERAN :
Narator :