Anda di halaman 1dari 18

Undang-undang no 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen

Nama : Maria Missa

Nim : 7152017

Kelas : A/3

Mata Kuliah : Profesi Pendidikan

Fakultas FKIP Bahasa Inggris

Universitas Tri Buana Kalabahi

2015

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Guru dan Dosen Merupakan sebuah Pekerjaan yang sangat mulia dan

membutuhan Kesabaran, ketrampilan,dan Kesungguhan dalam Menjalan

Tugas Dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Dalam Hal ini

kesuksesan seorang anak Didikan semaunya berawal dari didikan seorang

Guru dan Dosen Kepada anak didikanya.

Guru dan Dosen juga merupakan penggerak utama untuk Kualifikasi

akademik dan Sehat jasmani dan rohan baginpendidik karna pendidik perlu

untuk mendapatkan bakal pengetahuan ketrampilan yang benar dalam

melakukan kegiatan belajar.

Upaya meningkatkan kualitas dalam proses mengajar, guru dan dosen

harus meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan pendidik sehingga ilmu

yang didapat cepat sekali berkembang dan peranan pentingnya dalam

pengembangan proses belajar pendidik semakin diakui. Cakupannya sangat

luas termasuk aspek teori dan penerapan.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-

baiknya.

PEMBAHASAN
B. Isi dari UU no 14 Tahun 2005 Pasal 8-23
a. Pasal 8

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat


pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Penjelasan : Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
dan atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain memiliki kualifikasi akademik seorang guru juga harus memiliki
beberapa kompetensi, kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
seperti yang dijelaskan dalam pasal 10 ayat 1.
Sehat jasmani dan rohani . Guru harus sehat jasmani, tidak
berpenyakit terutama penyakit menular. Hal ini penting karena pekerjaan
guru sehari hari berinteraksi dengan peserta didik. Pernah terjadi kasus,
seorang guru SD X terkena penyakit menular. Guru tersebut tidak
diperkenankan mengajar dan diberikan tugas tugas administrasi. Selain
tidak berpenyakit, guru juga tidak cacat fisik (pincang misalnya) yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas. Termasuk ke dalam
persyaratan kesehatan jasmani adalah buta warna. Guru seharusnya tidak
buta warna. Guru juga harus sehat rohani (mental), tidak terganggu
mentalnya (neurose) dan sakit jiwanya (psychose). Tugas guru tidak
mungkin dilaksanakan oleh orang orang yang mengidap neurose dan
psychose.
Seorang guru juga harus memiliki kamampua untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional Persyaratan ini lebih mengarah pada tugas guru
sebagai pengajar. Guru harus mampu mengutarakan peserta didiknya
mencapai tujuan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan
berpegang pada herarki tujuan pendidikan, tercapainya tujuan pembelajaran
mengandung arti tercapainya tujuan kurikuler. Tercapainya tujuan kurikuler
mengandung arti tercapainya tujuan lembaga dan tercapainya tujuan
lembaga memiliki makna tercapainya tujuan pendidikan nasional.
b. Pasal 9

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
empat.
Penjelasan : Mencermati pasal 9 undang undang ini, tersirat adanya
persyaratan untuk menjadi guru minimal berijazah sarjana (S1) atau
diploma empat (D4), dengan tidak membedakan apakah itu guru SD, guru
SMP atau guru pada jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan
pengalaman, Persyratan ini memiliki sifat dinamis dalam arti dapat berubah
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnilogi serta seni.

c. Pasal 10
1. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 10 ayat 1
Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini dapat
dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar,
kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses
belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Misalnya
sebelum mengajar guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran terlebih dahulu yang didalamnya mencakup
bagagaimana proses belajar mengajar nantinya akan
dilaksanakan sehingga guru tidak akan bingung dalam mengelola
kelas dan memberikan penilaian
Kemampuan Pribadi. Guru sebagai tenaga pendidik yang
tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan
sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak
didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai
sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya)
dan ditiru (di contoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru
merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.
Misalnya dalam bertutur kata atau dalam bertingkah laku harus
sopan sehingga guru tersebut mampu menjadi panutan bagi
peserta didik.
Kemampuan Sosial. Guru yang efektif adalah guru yang
mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan
pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan
interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang
Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar. Misalnya pada saat guru menjelaskan
materi didepan kelas, ada interaksi dengan siswa
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam.Kompetensi
profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya
yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta
metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa
kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Misalnya Guru
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang
diajarkannya serta mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal
ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Guru
bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa
sampai tes hasil belajar.

Pasal 10 ayat 2
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi
kompetensi pedagogik,kepribadian,sosial dan profesional
sebagaimana telah dijelaskan pada ayat 1.

d. Pasal 11
1. Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
2. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan
ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan
akuntabel.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 11 ayat 1
Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan
syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan
yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi. Seseorang yang tidak
memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian tetapi memiliki keahlian
khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi
pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
Pasal 11 ayat 2
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan
syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan
yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi
sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang
diberikan kepada guru sebagai tenanga profesional.
pasal 11 ayat 3
Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat
pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar
pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses
sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku
kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi
tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses
sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku
kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan
akademik.
pasal 11 ayat 4
Secara umum tujuan sertifikasi guru adalah untuk
meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan
kompetensi peserta agar mencapai standar kompetensi yang
ditentukan. Ketentuan-ketentuan mengenai sertifikasi lebih lanjut
telah dijelaskan pada ayat 1 sampai ayat 3.

e. Pasal 12
Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki
kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan
pendidikan tertentu.
Penjelasan :Maksudnya setiap orang yang telah memiliki sertifikat
pendidik memiliki hak untuk menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang diselenggarakan
oleh masyarakat.

f. Pasal 13
1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk
peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru
dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 13 ayat 1
Maksudnya pemerintah menyediakan anggaran yang akan
digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia salah
satunya adalah penyelenggaraan beasiswa untuk guru atau calon
pendidik yang berprestasi supaya memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi yang diharapkan sebagai seorang pendidik yang
profesional.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
g. Pasal 14

1. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:


a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial.
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;memiliki
kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan.
f. Penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-
undangan.
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi, akademik dan kompetensi.
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai hak guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 14 ayat 1
a. Yang dimaksud dengan penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum adalah pendapatan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup guru dan keluarganya secara wajar, baik sandang,
pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi, maupun jaminan
hari tua.
b. Setiap pendidik yang profesional dan berprestasi memiliki
kesempatan untun untuk mendapatkan penghargaan dari
pemerintah.
c. Guru dalam melaksanakan tugasnya memperoleh perlindungan dari
pemerintah. Misalnya ketika guru tersebut mengajar atau mendapat
tugas di daerah rawan (rawan bencana atau rawan konflik)
d. Guru memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan atau
kompetensi dalam menjalankan keprofesionalitasnya untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
e. Dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik guru bisa
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di satuan pendidikan
yang menaunginya untuk membantu kelancaran proses
pembelajaran yang ia lakukan.
f. Guru diberikan kewenangan untuk memberikan penilaian hasil
belajar pada peserta didik dan guru juga berperan dalam penentuan
kelulusan peserta didik.selain itu guru memiliki kewenangan untuk
memberikan penghargaan (reward) kepada peserta didik yang
memiliki prestasi baik serta guru berhak memberikan
hukuman/sanksi kepada siswa yang berperilaku buruk atau yang
melanggar tata tertib
g. Guru dalam melaksanakan tugasnya memperoleh jaminan
keselamatan . Misalnya ketika guru tersebut mengajar atau
mendapat tugas di daerah rawan (rawan bencana atau rawan konflik)
h. Guru memiliki kebebasan untuk menjadi anggota suatu organisasi
profesi. Misalnya menjadi anggota PGRI
i. Memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya dalam
rangka untuk menentukan kebijakan pendidikan
j. Memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi yang dimilikinya
k. Guru berhak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan
pengembangan profesi untuk lebih meningkatkan keterampilan
profesinya sebagai guru

h. Pasal 15
1. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang
melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang
terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi.Guru yang diangkat oleh satuan
2. daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan
kerja bersama.

Penjelasan :
Pasal 15 ayat 1
a. Yang dimaksud dengan gaji pokok adalah satuan penghasilan yang
ditetapkan berdasarkan pangkat, golongan, dan masa kerja.
b. Yang dimaksud dengan tunjangan yang melekat pada gaji adalah
tambahan penghasilan sebagai komponen kesejahteraan yang
ditentukan berdasarkan jumlah tanggungan keluarga.
c. Yang dimaksud dengan tunjangan profesi adalah tunjangan yang
diberikan kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai
penghargaan atas profesionalitasnya.
d. Yang dimaksud dengan tunjangan khusus adalah tunjangan yang
diberikan kepada guru sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang
dihadapi dalam melaksanakan tugas di daerah khusus.
e. Yang dimaksud dengan maslahat tambahan adalah tambahan
kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk asuransi, pelayanan
kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain
pasal 15 ayat 2
guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah besarnya gaji yang diterima
setiap bulannya telah diatur dalam perundang-undangan
pasal 15 ayat 3
guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat gaji yang diterima setiap bulan
didasarkan pada perjanjian atau yang kesepakatan yang telah
dibuat sebelum dimulai masa kerja.

i. Pasal 16
1. Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
2. Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah
daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
3. Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan profesi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 16 ayat 1
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak
mendapatkan tunjangan profesi dari pemerintah
Pasal 16 ayat 2
Tunjangan profesi yang diterima guru adalah sama dengan
satu kali gaji pokok yang diperoleh guru setiap bulannya
Pasal 16 ayat 3
Tunjangan profesi dapat diperhitungkan sebagai bagian
dari anggaran pendidikan selain gaji pendidik dan anggaran
pendidikan kedinasan
Pasal 16 ayat 4
Untuk tunjangan profesi guru yang lebih jelas telah dibahas
dalam ayat (1) (2) (3)

j. Pasal 17
1. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru
yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah.
2. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan subsidi tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru
yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
3. Tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan subsidi
tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
Penjelasan :
Pasal 17 ayat 1
Tunjangan Fungsional adalah tunjangan yang diberikan
kepada guru di sekolah negeri atau di sekolah swasta yang
melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah berdasarkan
pangkatnya , diberikan meliputi guru yang diangkat oleh
Pemerintah, Pemda, yang diangkat oleh satuan pendidikan yg
diselenggarakan oleh masyarakat. Pemerintah & Pemda yang
memberikan memberikan subsidi tunjangan fungsional (ayat 2).
Pasal 17 ayat 2
Program subsidi tunjangan fungsional adalah program
pemberian subsidi kepada guru bukan pegawai negeri sipil
(GBPNS) yang bertugas di sekolah negeri atau swasta yang
melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar.
Pasal 17 ayat 3
Tunjangan fungsional dapat diperhitungkan sebagai bagian
dari anggaran pendidikan selain gaji pendidik dan anggaran
pendidikan kedinasan untuk tunjangan ini dialokasikan minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
pada sector pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

k. Pasal 18
1. Pemerintah memberikan tunjangan khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang bertugas di daerah khusus.
2. Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah
daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
3. Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah di daerah
khusus, berhak 1 atas rumah dinas yang disediakan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 18 ayat 1
Yang dimaksud dengan tunjangan khusus adalah
tunjangan yang diberikan kepada guru sebagai kompensasi atas
kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan tugas di
daerah khusus.
Pasal 18 ayat 2
Tunjangan Khusus diberikan kepada guru yg bertugas di
daerah khusus setara dengan 1 X gaji pokok guru yang diangkat
oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
dan pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi
yang sama.
Pasal 18 ayat 3
Guru yang bertugas di daerah khusus mendapatkan
fasilitas dari pemerintah yang berwenang brupa rumah dinas yang
bisa digunakan untuk tempat tinggal selama masa penugasan.
Pasal 18 ayat 4
Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan seorang
guru telah diatur dalam peraturan pemerintah

l. Pasal 19
1. Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk
tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan
bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra
dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
2. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin terwujudnya
maslahat tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai maslahat tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 19 ayat 1
Maslahat Tambahan yang merupakan tambahan
kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan
kependidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, penghargaan,
pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh pendidikan bagi
putera puteri guru dan bentuk kesejahteraan lain. Yang
dimaksud dengan kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi
putra-putri guru adalah berupa kesempatan dan keringanan biaya
pendidikan bagi putra-putri guru yang telah memenuhi syarat-
syarat akademik untuk menempuh pendidikan dalam satuan
pendidikan tertentu
Pasal 19 ayat 2
Maksudnya maslahat tambahan berupa bentuk tunjangan
kependidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, penghargaan,
pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh pendidikan bagi
putera puteri guru dan bentuk kesejahteraan lain dijamin oleh
pemerintah dan pemerintah daerah.
Pasal 19 ayat 3
Ketentuan lebih lanjut maslahat diatur oleh peraturan
pemerintah

m. Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Penjelasan :
supaya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berjalan
dengan lancar seorang guru harus mampu memuat perencanaan
pembelajaran supaya saat PBM guru tidak bingung dengan apa
yang akan di lakukannya, serta mampu memberikan penilaian
serta mengevaluasi kegiatan belajar dan hasil belajar yang telah
dilakukan siswa
Guru harus mampu meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang seiring
dengan perkembangan zaman
Dalam proses pembelajaran guru harus bisa meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
pada siswa dengan tanpa adanya diskriminatif. Contohynya guru
tidak boleh membeda-bedakan antara siswa yang miskin dan
yang kaya.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik guru harus tetap
patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika, selain itu guru juga
harus mampu menanamkan nilai-nilai positif pada siswa
Sebagai pendidik guru harus bisa memberikan contoh kepada
siswanya bagaimana memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa supaya tidak ada rasa saling membenci diantara
siswa maupun guru dan masyarakat.

Bagian Ketiga
Wajib Kerja dan Ikatan Dinas
Pasal 21

1. Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan


wajib kerja kepada guru dan/atau warga negara Indonesia lainnya yang
memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan
tugas sebagai guru di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan warga negara Indonesia
sebagai guru dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 21 ayat 1
Dalam keadaan darurat seorang guru harus siap untuk
ditugaskan dimanapun dan kapanpun guna untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan di daerah khusus di wilayah Indonesia
Pasal 21 ayat 2
Mengenai penugasan guru dalam keadaan darurat telah
dijelaskan pada ayat 1 dan diatur dengan peraturan pemerintah

n. Pasal 22
1. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat menetapkan pola ikatan
dinas bagi calon guru untuk memenuhi kepentingan pembangunan
pendidikan nasional atau kepentingan pembangunan daerah.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pola ikatan dinas bagi calon guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Penjelasan :
Pasal 22 ayat 1
Setiap calon guru setelah lulus dari pendidikan tinggi akan
langsung mendapatkan sistem ikatan dinas dari pemerintah untuk
langsung menjadi tenaga pendidik untuk memenuhi
pembangunan pendidikan nasional.
Pasal 22 ayat 2
Ketentuan-ketentuan mengenai pola ikatan dinas bagi
calon guru telah diatur pada peraturan pemerintah.

o. Pasal 23
1. Pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas
berasrama di lembaga pendidikan tenaga kependidikan untuk menjamin
efisiensi dan mutu pendidikan.
2. Kurikulum pendidikan guru pada lembaga pendidikan tenaga
kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan pendidikan nasional, pendidikan bertaraf internasional, dan
pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Penjelasan :
Pasal 23 ayat 1
Guru untuk mengembangkan kompetensinya lebih
mendalam pemerintah menyelenggarakan pendidikan guru
dengan sistem selama proses pendidikan guru tersebut berada
diasrama supaya proses pendidikan bisa berjalan efisien.
Pasal 23 ayat 2
Setiap guru harus bisa mengembangkan kompetensinya
supaya mampu meningkatkan nutu pendidikan nasional dan
mencapai tujuan pendidikan nasional dan mencapai pendidikan
internasional.

Anda mungkin juga menyukai