Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TB atau Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Dulu dikenal dengan sebutan TBC atau ada
juga yang menyebut penyakit tiga huruf atau sakit flek. Penyakit TB banyak
menyebabkan kematian di dunia dan termasuk salah satu penyakit pembunuh di
Indonesia. Meskipun mematikan, namun TB dapat diobati sampai sembuh,
banyak kisah sukses pengobatan TB di sekitar kita.
Bakteri TB ditularkan dari orang yang sakit TB kepada orang lain di sekitarnya
melalui udara. Ketika ada orang yang sakit TB mengalami bersin-bersin atau
batuk, maka percik renik (percikan dahak yang sangat kecil) yang mengandung
kuman TB dari dalam paru akan keluar, terbawa ke udara dan dapat terhirup
orang lain. Orang yang menghirup kuman TB berarti sudah terinfeksi TB tetapi
belum tentu menjadi sakit TB. Ada dua keadaan yang mungkin terjadi pada orang
itu, yaitu infeksi laten TB atau sakit TB.
Infeksi Laten TB
Orang dengan infeksi laten TB tidak merasa sakit dan tidak menunjukkan gejala
apapun. Mereka hanya mempunyai kuman Mtb dalam tubuhnya tetapi tidak sakit
TB. Kita bisa mengetahui terinfeksi TB atau tidak melalui tes tuberkulin. Orang
dengan infeksi laten TB tidak dapat menularkan kepada oranglain. Kuman TB bisa
menjadi aktif dan menyebabkan orang tersebut menjadi lebih cepat sakit TB
pada orang dengan keadaan tertentu.
Sakit TB
5-10 persen orang yang sudah terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Resiko infeksi
menjadi sakit tergantung dari beberapa faktor yaitu:
Usia
Daya tahan tubuh. Seseorang dengan daya tahan tubuh rendah, seperti pada
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), penyandang Diabetes Mellitus (DM), orang
malnutirsi (gizi buruk)
Batuk berdahak adalah gejala utama TB paru. Namun ada beberapa gejala
lainnya yang menyertai seperti:
Batuk darah
Demam berkepanjangan
Kuman TB sebagian besar menyerang paru namun kuman ini juga dapat
menyerang organ tubuh lainnya seperti selaput otak, tulang, sendi, kelenjar
getah bening, kulit, usus dan sebagainya. TB di luar paru disebut TB Ekstra paru.
Gejala TB ekstra paru tergantung pada organ yang terkena.
TB bisa menyerang siapa saja tanpa memandang umur dan jenis kelamin tetapi
lebih banyak menyerah mereka yang berusia muda, usia produktif. Namun ada
beberapa yang memiliki resiko lebih besar terkena TB yaitu:
1. Mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien TB yang belum diobati atau
menjalankan pengobatan tidak tuntas
2. Mereka yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti bayi, anak-anak, orang
lanjut usia
3. Mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah karena adanya faktor lain
seperti orang dengan HIV/AIDS (ODHA), penyandang Diabetes Mellitus
Pemeriksaan TB
Bila kita mempunyai gejala TB, sebaiknya kita segera memeriksakan diri untuk
mengetahui apakah kita sakit atau tidak. Pemeriksaan TB dilakukan dengan
pemeriksaan dahak. Pemeriksaan terbaik adalah dengan cara kultur (biakan)
namun memerlukan waktu yang lama (minimal 6 minggu). Pemeriksaan yang
sama nilai keakuratannya adalah pemeriksaan secara mikroskopis, yaitu dahak
kita diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui apakah mengandung
kuman TB atau tidak.
Pemeriksaan dahak secara mikroskopis dapat dilakukan di hampir seluruh
Puskesmas di Indonesia dan beberapa Rumah Sakit. Pengambilan dahak untuk
pemeriksaan TB dilakukan sebanyak 3 kali dalam 2 hari kunjungan ke layanan
kesehatan, yaitu dahak Sewaktu datang pertama kali ke layanan di hari pertama,
dahak Pagi hari di hari kedua dan yang ketiga adalah dahak Sewaktu
mengantarkan dahak pagi ke layanan. Metode pengambilan dahak ini disebut
cara SPS (Sewaktu, Pagi, Sewaktu). Sebenarnya prosedurnya cukup mudah
dijalankan dan hasilnya untuk pemeriksaan mikroskopis lebih cepat dibandingkan
dengan pemeriksaan dengan kultur.