Anda di halaman 1dari 14

METODOLOGI PENELITIAN

Qualitatif Research & Literature

Oleh ;

I WAYAN ADI SURYA ANGKASA NIM : 1419251058

TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2016-2017
Penelitian Kualitatif

Pengertian Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif' adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan
menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu,
dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian
ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif
kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator
group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan
persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk
menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian
kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari
interviewer atau moderator group.
Jenis penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal dan sangat
efektif dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan dan
pandangan tentang komunikasi tertentu. Dalam hal ini sering metode pilihan dalam kasus di
mana pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan.
Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang
berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran
pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya
bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap
orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002).
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang
bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-
fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian
penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

Lima Ciri Pokok Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif, yaitu:

1. Menggunakan Lingkungan Alamiah Sebagai Sumber Data


Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber
data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian
utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan
mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat
kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada
saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari
konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
2. Memiliki Sifat Deskritif Analitik
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti
hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan
lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan
angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi,
mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak
ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai
situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan
data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu
fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu
yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna
yang terkandung dalam data.
3. Tekanan Pada Proses Bukan Hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan
informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang
dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan
pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan dengan ukuran
frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan,
prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana
dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa
intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan
yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentaransformasi data menjadi angka untuk
mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses
dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu
temuan atau hasil penelitian tersebut.
4. Bersifat Induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari
deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke
lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami,
mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-
kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak
dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin
sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan
penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan
dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang
terpisah namun saling berkaitan.
5. Mengutamakan Makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar
pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran
kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat
kepala sekolah tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala
sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa
yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu
terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat
diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan
kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru)
diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih
dan tepat.

Sejalan dengan pendapat di atas, Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa bahwa
ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:
Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan
peneliti sebagai instrumen kunci.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih
banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka

Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan
oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar
bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.

Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari
data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian,
namun untuk menyusun abstraksi.

Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang


tampak.

Sistematika Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitaif belum terdapat format baku tahapan-tahapan atau sistematika
yang dpat dijadikan patokan dalam penelitian. Ini dikarenakan penelitian kualitaif terkait
dengan salah-satu karakteristik dari penelitian kualitais itu sendiri, yaitu fleksibel. Sehingga
dengan ke-fleksibelan-nya jalan penelitian berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang ada.
Akan tetapi, meskipun demikian para ahli sependapat bahwa setidaknya terdapat lima
tahapan sebagai patokan dalam penelitian, yaitu tergambar sebagai berikut:

1. Mengangkat Permasalahan
Permasalahan yang biasanya diangkat dalam penelitian ini adalah bersifat unik,
khas, memiliki daya tarik tertentu, spesifik, dan terkadang sangat bersifat invidual
(karena beberapa penelitian kualitaif yang dilaksanakan memang hukan untuk
kepentingan generalisasi).
2. Memunculkan Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan merupakan cirri khas dari penelitian kualitatif. Adalah sebagai spirit
yang fungsinya sama penting seperti hipotesis dalam penelitian kuantitaif.
3. Mengumpulkan Data yang Relevan
Data dalam penelitian kualitaif pada umumnya berupa kumpulan kata, kalimat,
pernyataan, atau uraian yang mendalam.
4. Melakukan Analisis Data
Analisis data merupakan langkah berikutnya setelah data relevan diperoleh.
5. Menjawab Pertanyaan Penelitian
Tahap ini adalah tahapan terakhir dalam penelitian kualitaif. Dalam menjawab
pertanyaan, peneliti dapat mengunakan gaya menulis yan lebih bebas, seperti narasi
atau storytelling. Sehingga dalam menjawab pertanyaan penelitian dapat lebih
menarik untuk dibaca.

Format Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian
1.2 Fokus Kajian Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II PERSPEKTIF TEORITIS
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Pertanyaan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pendekatan Masalah
3.2 Unit Analisis
3.2.1 Subjek Penelitian
3.2.2 Informasi Penelitian
3.2.3 Lokasi Penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
4.1 Tahapan Penelitian
4.2 Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan / Diskusi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Ruang Lingkup Penelitian Kualitatif


1. Paradigma
Penelitian kualitatif dikatakan mempunyai paradigm atau faham naturalistic,
dipertentangkan dengan penelitian kuantitatif yang mempunyai faham positivis.
Artinya penelitian kualitatif lebih mementingkan penjelasan fenomena sebagaimana
adanya atau secara a;amiah dimana peneliti tidak memanipulasi kejadian itu. Selain
itu, peneliti juga mencoba untuk mengamatti suatu fenomena seperti bagaimana orang
yang diteliti member arti terhadap fenomena tersebut, bukan melihat hanya pada
kategori kategori yang ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
2. Pertanyaan Penelitian
Penelitian kualitatif biasanya menjawab pertanyaan mengapa suatu fenomena
muncul dan apa artinya (fenomenologi), bagaimana suatu system berlaku, bagaimana
gambaran individu atau kelompok dijelaskan (dengan melihat pada mereka sendiri
menjelaskan dunianya atau menginterpretasikan sesuatu) atau deskriptif. Selain itu,
pertanyaan penelitian yang sering dilontarkan untuk penelitian kualitatif adalah apa
yang terjadi dengan fenomena tertentu, bagaimana hal tersebut terjadi (proses), serta
bagaimana orang berkomunikasi tentang suatu hal atau apa yang mereka
komunikasikan apabila sesuatu terjadi.
3. Pendekatan emic dan etic
Penelitian kualitatif biasanya selalu mempunyai pendekatan emic yaitu
menggunakan pandangan orang local atau subyek penelitian dalam menjelaskan
kerangka berfikir mereka termasuk dalam menjelaskan nilai-nilai, perilaku, proses,
dan bagaimana subyek penelitian mencoba memecahkan masalahnya sendiri.
Pendekatan ini bertentangan dengan poendekatan etic yang lebih mementingkan
pandangan orang luar yang biasanya digunakan untuk generalisasi.
4. Penekanan pada proses
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dan sifat dinamis dari
kehidupan social. Hal ini berhubungan dengan kecenderungan studi kualitatif yang
mempunyai desain yang longitudinal dan lamanya waktu berhubungan dengan subyek
penelitian. Kontribusi utama dari penelitian kualitatif terletak dalam penekanan pada
proses ini terutama dengan metode observasi partisipasinya.
5. Idealis dan Realis
Penelitian kualitatif sering dikontraskan dengan kuantitaif dalam hal idealis dan
realis. Pada penelitian kualitatif yang lebih dipentingkan adalah persepsi dan
keyakinan dari subyek penelitian (idealis). Dalam kasus penolakan amputasi, persepsi
keyakinan pasien akan lebih dipentingkan sebagai bahan dipertimbangkan untuk
melakukan amputasi, dari pada kebenaran bahwa tanpa amputasi penyebaran penyakit
akan terjadi.
6. Kontekstual dan Holistik
Penelitian kualitatif lebih mementingkan kajian yang kontekstual dan holitik.
Artinya, studi kualitatif mementingkan pemahaman peristiwa, fenomena, perilaku dan
sebagainya dalam konteksnya. Sedang holistic berarti melihat fenomena secara
keseluruhan agar dapat diketahui dan dipahami secara menyeluruh pula. Dengan
demikian, dari pada membatasi variable dalam lingkup tertentu saja, maka peneliti
kualitatif lebih memilih konteks yang luas.
7. Sampling dan seleksi informan.
Studi kualitatif jarang sekali menggunakan probabilistic sampling, karena jumlah
sampel yang biasanya kecil. Hal ini karena tujuan dari studi kualitatif adalah lebih
untuk melihat kasus-kasus unik dari pada untuk generalisasi. Dalam menentukan
sampling biasanya peneliti menentukan terlebih dahulu settingnya dan kemudian
melihat apa masalah yang dipelajari dari setting tersebut. Dengan demikian,
generalisasi dicari dari kasus-kasus yang mirip dalam setting tersebut.
Seleksi informan juga sangat ditentukan oleh variasi dan kapabilitas informan
dalam memberikan informasi. Jumlah informan tidak ditentukan, tetapi kejenuhan
data menjadi ukuran. Data dikatakan jenuh apabila tidak ada informasi baru yang
didapat oleh peneliti setelah digunakan teknik-teknik pengumpulan data yang
berbeda.
8. Validitas data dan triangulasi
Validitas data dapat dapat berupa dua hal. Pertama adalah mengembalikan hasil
analisis peneliti kepada subyek penelitian untuk mendapatkan feedback tentang
validitas kesimpulan atau temuan. Walaupun hal tersebut mudah diucapkan, tetapi
sangat sulit dilakukan karena ketidakmungkinan para subyek untuk membaca hasil
penelitian, kemungkinan bahwa informan mempunyai pendapat yang tetap tidak
berubah tentang suatu hal, apakah feedback diberikan secara objektif oleh subyek
penelitian dan kemungkinan lain adalah adanya tujuan yang berbeda dari peneliti dan
subyek penelitian akan menyebabkan sulit untuk melihat validitas dari data tersebut.
Oleh karena itu dapat dilakukan kombinasi berupa metode (wawancara, observasi,
diskusi kelompok, analisis dokumen) untuk menjelaskan suatu fenomena atau
melakukan triangulasi. Penggunaan beberapa metode ini merupakan keunggulan dari
penelitian kualitatif.
9. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan dengan cara-cara
pengumpulan data yang natural yaitu berbicara, mengamati sesuatu, dan berdiskusi
dalam kelompok. Observasi dan wawancara mendalam merupakan metode
pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif. Melalui kedua metode ini,
peneliti mampu secara terperinci dan mendalam mengungkapkan fenomena yang
terjadi. Metode diskusi kelompok merupakan metode yang baru yang didasari ole hide
untuk membuat studi kualitatif lebih singkat dilakukan.
10. Desain penelitian
Tergantung dari pertanyaan penelitian yang dikembangkan, desainm dari
penelitian kualitatif hendaknay juga disesuaikan dengan pertanyaan penelitian.
Namun demikian, sejalan dengan berkembangnya pertanyaan penelitian dilapangan
atau pada saat studi dilakukan, maka desain penelitian juga dapat berubah ditengah-
tengah penelitian. Hal ini karena peneliti terlibat langsung dalam pengumpulan data,
sehingga desain dapat selalu disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi.

Kode Etik Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, identitas dan peran informan serta informasi-informasi


yang disampaikan menjadi hal-hal yang berharga sehingga peneliti harus memiliki
tanggungjawab untuk memperlakukan identitas diri dan informasi yang disampaikan oleh
informan. Identitas dan informasi tersebut dapat dibuka atau tertutup untuk khalayak,
tergantung dari kesepakatan antara peneliti dan informan yang tertulis dalam formulir
kesepakatan (consent form). Peneliti boleh membuka identitas selama informan sepakat dan
peneliti juga harus menghargai keputusan apabila informan ingin identitasnya dilindungi.

Dalam pengambilan data penelitian kualitatif, sebaiknya peneliti mendapatkan izin


baik secara tertulis ataupun lisan sehingga penelitian tidak melanggar norma-norma yang
mungkin dianut oleh informan atau objek penelitian.

Jaringan Penelitian Kualitatif

Selain penelitian yang melibatkan masyarakat dan media komunikasi yang dihasilkan,
kegiatan dan manajemen komunikasi dengan informan terdapat aspek penting lainnya yaitu
organisasi komunikasi yang belajar untuk sepenuhnya pemahaman dimensi tentang
bagaimana sebuah organisasi berkomunikasi dan apa yang bekerja dan apa yang tidak dalam
hal ini termasuk pemeriksaan penggunaan pola komunikasi elektronik sistem seperti e-mail,
Voice-Mail, intranet, dll, analisis pola arus komunikasi dalam jaringan, sistem umpan balik
dan komunikasi informal seperti memo.
Penelitian di daerah-daerah yang sering dilakukan oleh sistem teknologi komunikasi
dan audit personel profesional seperti lembaga periset.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif

www.belajarpsikologi.com Metode Penelitian

www.zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-metode-penelitian-kualitatif.html

https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/.../metode-penelitian-kualitaif-sistematika-penel...

www.seputarpengetahuan.com/.../metode-penelitian-kualitatif-dan-karakteristiknya.html

www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html

sanirachman.blogspot.com/2009/07/penalitian-kualitatif_8696.html
Studi Literatur

Pengertian Studi Literatur

Studi Literatur adalah salah satu teknik yang dapat Anda gunakan dalam melaksanakan
sebuah penelitian. Bagi para mahasiswa, istilah Studi Literatur barangkali sudah tidak asing
terdengar di telinga mereka. Pasalnya, setiap kali mahasiswa mengerjakan tugas atau proyek
dari dosen lebih-lebih tugas praktikum dan penelitian seperti skripsi teknik ini kerap menjadi
primadona yang dipilih untuk merampungkan berbagai macam tugas atau proyek tersebut.

Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-
sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini
juga sangat familier dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian yang hendak
dijalankan, tentu saja seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang
akan diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa penelitian
tersebut akan gagal.

Sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan Studi Pustaka pun tidak
sembarangan. Tidak semua tulisan hasil penelitian dapat dijadikan acuan. Beberapa yang
umum dan layak digunakan adalah buku-buku karya pengarang terpercaya (lebih disarankan
karya akademisi), jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi, dan hasil-hasil penelitian mahasiswa
dalam berbagai bentuk misalnya skripsi, tesis, disertasi, laporan praktikum, dan sebagainya.
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk melakukan Studi Literatur, seperti
mengupas (criticize), membandingkan (compare), meringkas (summarize), dan
mengumpulkan (synthesize) suatu literatur.

Nah, untuk memahami secara mendalam terkait objek penelitian, teknik Studi Literatur
ini dapat digunakan sebagai salah satu senjata yang ampuh. Peneliti tidak hanya akan
mengetahui hal-hal seputar objek penelitian secara lebih luas, namun dengan melakukan
Studi Literatur ia juga dapat membuat kesimpulan dari hasil tulisan peneliti-peneliti
sebelumnya sehingga sang peneliti tersebut dapat membuat pembaharuan dalam
penelitiannya supaya memiliki hasil akhir yang berbeda dari penelitian-penelitian yang
pernah dilakukan.
Materi yang valid untuk digunakan bahan studi literatur antara lain buku, jurnal, paper
bahkan artikel blog dari para akademisi. Tidak dianjurkan untuk mengambil bahan studi
literatur dari Wikipedia atau blog anonym. Tahun terbit dokumen juga menjadi pertimbangan
penting, tidak boleh lebih dari sepuluh tahun, apalagi untuk bidang bidang yang berkembang
pesat seperti TI.

Macam-macam Literatur

Dilihat dari kedekatan isi, literatur dapat diklasifikasikan menjadi dua.


Pertama sumber primer (primary source) dan kedua sumber sekunder
(secondary source). Sumber primer adalah karangan asli yang ditulis oleh
seorang yang melihat, mengalami, atau mengerjakan sendiri. Bahan
Literatur semacam ini dapat berupa buku harian (autobiography), tesis,
disertasi, laporan penelitian, dan hasil wawancara. Selain itu sumber
primer dapat berupa laporan pandangan mata suatu pertandingan,
statistik sensus penduduk dan lain sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber sekunder (secondary
source) adalah tulisan tentang penelitian orang lain, tinjauan, ringkasan,
kritikan, dan tulisan-tulisan serupa mengenai hal-hal yang tidak langsung
disaksikan atau dialami sendiri oleh penulis. Bahan Literatur sekunder
terdapat di ensiklopedi, kamus, buku pegangan, abstrak, indeks, dan
textbooks.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian Literatur sebaiknya
digunakan sumber Literatur primer yang informasinya lebih otentik.
Namun bahan Literatur primer yang relevan dengan masalah peneliti
tidak selalu ada, atau karena waktu yang terbatas sulit untuk diperoleh.
Bila hal ini terjadi peneliti terpaksa menggunakan bahan Literatur
sekunder. Untuk ini perlu dipertimbangkan adanya 'bias' dari penulisnya
sebab informasi ini tidak berasal dari sumber langsung.
Dilihat dari waktu dan zamannya, literatur atau data pustaka dapat
dibagi menjadi dua, literatur kuno dan literatur masa kini. Literatur kuno
adalah literatur yang diterbitkan atau ditulis pada zaman kuno, sedangkan
literatur masa kini adalah segala bentuk hal pustaka yang diterbitkan
pada masa kekinian.
Beberapa sumber Literatur yang biasanya ada di perpustakaan perguruan
tinggi adalah:
1. Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila
akan mencari informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat
membaca ensiklopedi umum (general encyclopedia); sedang untuk
yang lebih khusus dapat dicari dalam subject encyclopedia.
2. Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang
berbagai bidang studi.
3. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data
lainnya serta pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
4. Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru
atau merupakan kelanjutan penelitian sebelumnya.
5. Tesis, skripsi dan disertasi, yang merupakan karya tulis yang
biasanya berkaitan dengan suatu penelitian atau penemuan baru.
6. Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.
7. Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang
relevan dengan masalah.
8. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat
dan tanggal lahir, pendidikan, dsb.
9. Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara
alfabetis.

Tujuan Studi Literatur


Sebuah studi literatur ditulis untuk menyoroti argumen spesifik dan ide dalam suatu
bidang studi. Dengan menyoroti argumen ini, Anda berusaha untuk menunjukkan apa yang
telah dipelajari di lapangan, dan juga di mana kelemahan, kesenjangan, atau daerah yang
memerlukan studi lebih lanjut. Tinjauan tersebut harus juga menunjukkan kepada pembaca
mengapa penelitian Anda berguna, perlu, penting, dan valid.

Ada Dua Struktur atau Cara Mengorganisasikan Studi Literatur :

1. Kronologi
Pada struktur ini, anda akan mengelompokkan dan mendiskusikan sumber-sumber
publikasi sesuai urutan kemunculannya, menyoroti perubahan dalam penelitian di
bidang ini dan topik spesik anda dari waktu ke waktu. Metode ini berguna untuk
paper yang berfokus pada metodologi penelitian, makalah historiografi, dan tulisan
lain di mana waktu menjadi unsur penting
2. Tematik
Dalam struktur ini, Anda akan mengelompokkan dan mendiskusikan sumber-
sumber Anda sesuai tema atau topiknya. Cara ini lebih kuat secara pengorganisasian,
dan membantu menahan keinginan Anda untuk merangkum sumber-sumber pustaka
Anda. Dengan mengelompokkan tema atau topik penelitian bersama, Anda dapat
menunjukkan jenis topik yang penting dalam penelitian Anda.

Sumber :
www.tugastisi.blogspot.com Studi Literatur Tugas
https://prabhagib.blogspot.com/2015/04/bab-iii-studi-literatur.html
https://wibisastro.wordpress.com/2010/02/10/studi-literatur/
www.dapurilmiah.blogspot.com/2014/06/penelitian-literatur.html
www.shelvie.staff.ipb.ac.id/2012/05/11/menulis-studi-literatur/

Anda mungkin juga menyukai