Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015.
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah
anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan
YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga.
Karena keluarga adalah salah satu diantara kelima matra kepentingan kependudukan yang sangat
mempengaruhi perwujudan penduduk yang berkualitas.
Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas penduduk. Salah satu kunci dalam rencana
strategi nasional Indonesia 2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan
yang diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut keluarga berencana merupakan upaya
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan keluarga
berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan
reproduksi yang telah tersedia.

2. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian AKBK (IMPLANT) dann AKDR (IUD)
2. Untuk Mengetahui Cara Mekanisme Kerja AKBK (IMPLANT) dan AKDR (IUD)
3. Untuk Mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi dari pemasangan AKBK (IMPLANT) dan
AKDR (IUD)
4. Untuk mengethaui kapan waktu pemasangan AKBK (IMPLANT) dan AKDR (IUD)
5. Untuk Mengetahui Efek samping dan cara mengatasinya AKBK (IMPLANT) dan AKDR
(IUD)
6. Untuk menambah pengetahuan mahasiswi tentang metode KB mantap
( MOP dan MOW).
7. Untuk memperluas wawasan mahasiswi tentang metode KB mantap (MOP
dan MOW).
8. Untuk dapat membantu mahasiswa dalam memahami KB mantap (MOP
dan MOW) baik secara teori maupun sercara praktik.
9. Agar mahasiswi dapat mengetahui cara kerja, syarat, waktu pelaksanaan,
perawatan, keuntungan dan kerugian dari metode KB mantap (MOP dan
MOW).
10. Agar mahasiswi kelak dapat memberikan pelayanan kontrasepsi tentang
KB mantap (MOP dan MOW) kepada masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. ALAT KONTRASEPSI BAGIAN KULIT (AKBK) atau IMPLANT

1. DEFINISI AKBK (IMPLANT)

Susuk KB atau implant adalah obat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung kecil,
sebesar korek api-lah kira-kira. Didalamnya terkandung hormon progesteron yang akan
dikeluarkan sedikit demi sedikit.Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan
tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil
berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan
memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala.
Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana
Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara
lain menstruasi tidak teratur. Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan
disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih
(dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk
mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus
dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang
dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
2. DOSIS
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel
sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68
mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari
3. MEKANISME KERJA
Cara kerja Implant.
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari
dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari
kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas
tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang
Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.

Cara kerja dalam pencegahan kehamilan.


Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara
kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu :
- Menghambat terjadinya ovulasi.
- Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
- Mempertebal lendir serviks.
- Menipiskan lapisan endometrium.

4. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi
1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi
1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
5. Waktu Pemasangan

a. Sewaktu haid berlangsung


b. Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil
c. Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin
d. Saat ganti cara dari metode yang lain
e. Pasca keguguran

Sebelum tindakan pemasangan.

Perlu diberi konseling secara mantap untuk peserta KB mengingat pemkaian kontrasepsi yang
lama dan harga susuk yang mahal.

Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian,
lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi
lokal.

6. Efek Samping dan Penanggannya


a. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah
masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang
perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
b. Perdarahan bercak (sepotting) ringan
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada
maslah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien mengeluh dapat
diberikan :
a. Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1, atau
b. Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari
dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
c. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan
suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.

d. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah
terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah
pada tempat insersi yang berbeda.
Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain
atau ganti cara.
e. Infeksi pda daerah insersi
Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan
antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien control 1 minggu
lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti
cara.
Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant,
lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi ,2004 hal 184]
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu.
- Gangguan haid.
- Jerawat.
- Perubahan libido.
- Keputihan.
- Peubahan berat badan
Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda untuk memperoleh
konseling dan penanggulangan.

B. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD)
1. DEFINISI
1. Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saefuddin, 2003)
2. AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat
dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2005)
3. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

2.KOMPOSISI
Komposisi Batang plastik berbentuk T berukuran 3 cm dengan balutan tembaga seluas kurang
lebih 380 mm2
3. MEKANISME KERJA

Mekanisme Kerja IUD Andalan akan mencegah pelepasan sel telur sehingga tidak akan
terjadi pembuahan. Selain itu mengurangi mobilitas sperma ag`r tidak dapat membuahi sel telur
serta mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim

1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat
bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan
reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam
konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase
karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga
menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang
terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium
yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-
sifat dari cairan uterus mengalami perubahan perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi,
penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR
yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar
prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan tidak
terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam beberapa
kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya
implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
4. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat
sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
4. INDIKASI
INDIKASI PEMAKAIAN AKDR ATAU IUD

1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert


a) Usia reproduktif
b) Keadan nullipara
c) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d) Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
f) Resiko rendah dari IMS
g) Tidak menghendaki metode hormonal
h) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
i) Perokok
j) Sedang memakai antibiotika atau antikejang
k) Gemuk ataupun yang kurus
l) Sedang menyusui

2. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):
a) Penderita tumor jinak payudara
b) Epilepsi
c) Malaria
d) Tekanan darah tinggi
e) Penyakit tiroid
f) Setelah kehamilan ektopik
g) Penderita DM

5. KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN AKDR


a) Sedang hamil
b) Perdarahan vagina yang tidak diketaui
c) Sedang menderita infeksi genetalia
d) Penyakit trifoblas yang ganas
e) Diketahui menderita TBC velvik
f) Kanker alat genital
g) Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm

6. CARA PEMASANGAN AKDR/IUD


1. Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD
a) Bivale speculum
b) Tanekulum(penjepit portio)
c) Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)
d) Forsep
e) Gunting
f) Bengkok larutan antiseptic
g) Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT
h) Kasa atau kapas
i) Cairan DTT
j) Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik
k) AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka
l) Aligator(penjepit AKDR)

2. Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T


Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui
servikalis.
a. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan posisi uterus
b. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik
c. Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan
servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan
cunan bergerigi Saturday
d. Sambil menarik servik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk
menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi
osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde
masuk kurang dari 5 cm atau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan
dilakukan
e. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis
servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan
sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal
demikian pemasangan diulangi
f. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung
penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara
pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR
g. Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan 2-3cm.
3. Cara pencabutan AKDR
a. Mengeluarkan AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid
b. Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut
keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde
uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan.
Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas
c. Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret.
Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
d. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
e. AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada
efek samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja
intra uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-
3tahun), sedang Progestasert-T 1-2 tahun.

7. PENANGANAN DAN EFEK SAMPING AKDR


1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki
penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas
AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat,
atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan
ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan
terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati
dan diperhatikan
2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi
penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk
sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien
menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan
potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan.
Beri ibu profen(800mg, 3x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan
tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
4. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR
terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam
saluran endoservik dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga
terlatih) setelah masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau
pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah
AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat
dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila
PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai
masalahnya teratasi

B. KB Kontrasepsi Mantap (MOW dan MOP)

1. Pengertian
Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi
keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap
salah seorang dari pasangan suami isteri atas permintaan yang
bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh
wanita maupun pria. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita
atau MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria
MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita)
atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur
agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria
atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan
dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
2. Cara Kerja
Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup
Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma
3. Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan
kontrasepsi lain adalah :
Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara
kontrasepsi lain
Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan
cara kontrasepsi yang permanen
Lebih ekonomis, karena hanya memrlukan biaya untuk satu kali tindakan
saja

Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah :


a. Tubektomi (MOW)

Sangat efektif dan permanen


Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
Tidak menggangu hubungan seksual
b. Vasektomi (MOP)
Sangat efektif dan permanen
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
Tidak menggangu hubungan seksual
Tindakan bedah yang aman dan sederhana
4. Kerugian
1. Tubektomi (MOW)
Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
2. Vasektomi (MOP)
Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
Harus ada tindakan pembedashan minor.
5. Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
1) Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan
kontap; artinya sedcara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap
sebagai cara kontrasepsi
2) Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan telah
dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan
jasmani
bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling
sedikitumur sekitar 2 tahun
umur isteri paling muda sekitar 25 tahun
3) Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak
ditemukan adanya hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontap.
Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu
kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk
dikontap atau tidak.Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus
mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir
persetujuan tindakan medik (Informed Consent)
6. Yang Dapat Menjalani
Tubektomi (MOW)
Usia lebih dari 26 tahun
Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal 5 (lima)
tahun
Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya
Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
Ibu pasca persalinan
Ibu pasca keguguran
Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko
tinggi
7. Yang Sebaiknya Tidak Menjalani
Tubektomi (MOW)
Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
Menderita tekanan darh tinggi
Kencing manis (diabetes)
Penyakit jantung
Penyakit paru-paru
Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan
atau dikontrol)
Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
Kurang pati mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan
Belum memberikan persetujuan tertulis
Vasektomi (MOP)
Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
Menderita kencing manis
Hidrokel atau varikokel yang besar
Hernia inguinalis
Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia
8. Waktu pelaksanaan
Tubektomi (MOW)
1. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional
klien tersebut tidak hamil
2. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi
3. Pasca persalinan :
Minilap: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
Laparoskopi: tidak tepat unntuk klie-klien pasca persalinan
4. Pasca keguguran
Triwulan pertama: dalam wakru 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvik) minilap atau laparoskopi)
Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvik (minilap saja)
Vasektomi (MOP)
1. Tidak ada batasan usia, dapat dilaksanakan bila diinginkan. Yang penting
sudah memenuhi syarat sukarela, bahagia, dan kesehatan.
2. Istri beresiko tinggi
9. Tempat Pelayanan
a. Tubektomi (MOW)
Rumah sakit. Jika ada keluhan, pemakai harus ke Rumah Sakit
b. Vasektomi (MOP)
Rumah Sakit, puskesmas dan klinik KB
10. Persiapan Sebelum Tindakan
Tubektomi (MOW)
11. Perawatan Setelah Tindakan
Tubektomi (MOW)
1. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
2. kebersihan harus dijaga terutama daerah luka operasi jangan sampai
terkena air selama 1 minggu (sampai benar -benar kering)
3. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk
4. senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah luka operasi
kering. Tetapi bila tubektomi dilaksanakansetelah melahirkan atau
kegugurang, senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari

Vasektomi (MOP)
1. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
2. Jagalah kebersihan dnegan membersihkan diri secara teratur dan jaga
agarluka bekas operasi tidak terkena air atau kotoran
3. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk
4. Pakailah celana dalam yang kering dan bersih, dan jangan
lupamenggantinya setiap hari
5. Janganlah bersenggama bila luka belum sembuh. Boleh berhubungan
seksual setelah tujuh hari setelah operasi. Bila isteri tidakmenggunakan
alat kontrasepsi, senggama dilakuakn dengan memakai kondom sampai 3
bulan setelah operasi.

BAB 3
KESIMPULAN

Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya
mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil.
Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB. Layanan
KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan
kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun bisa
menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa
membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja
kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada
paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan
keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda
mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,
anak, keluarga dan bangsa, Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa, Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi.

Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang
sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan
laki-laki dalam masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).

KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-( Diakses
hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember
2010).
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.

Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
http://posyandu.org/mow-dan-mop.html

Anda mungkin juga menyukai