Case Fraktur Copas Ulna
Case Fraktur Copas Ulna
RESUME
A. Anamnesis
- Pasien datang ke RSAM dengan keluhan nyeri pada bagian lengan kiri bawah.
- Keluhan tersebut dirasakan sejak pasien habis terpleset saat bermain skateboard pada
tanggal 28-5-2016 jam 17.00 WIB.
- Waktu kejadian pasien dalam keadaan sadar sampai RSAM masih sadar.
- Waktu kejadian pasien terpleset dan jatuh terduduk dan berusaha menahan dengan tangan
kiri.
- Setelah kejadian pasien mengeluh lengan kiri bawah terasa nyeri dan sulit digerakkan.
B. Pemeriksaan Fisik
- Regio antebachii Sinistra
Look : Tak tampak luka, oedem (+), deformitas (+)
Feel : Nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+)
Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak
ada
PEMBAHASAN
Gejala Klinik
Pada anamnesis didapati nyeri ditempat patah tulang. Hematom dalam jaringan lunak dapat
terbentuk, sehingga lengan yang patah akan terlihat lebih besar. Pada pemeriksaan, jelas
ditemukan tanda fraktur. Pada pemeriksaan neurologis harus diperiksa n. radialis, karena n.
radialis sering mengalami cedera dapat berupa neuropraxia, axonotmesis atau neurotmesis.
Kalau terjadi hal ini pada pemeriksaan dijumpai kemampuan dorsofleksi pada pergelangan
tangan tidak ada (wrist drop).
Pemeriksaan Radiologi
Sebelum melakukan pembuatan foto, lengan penderita dilakukan pemasangan bidai terlebih
dahulu. Proyeksi foto AP/LAT.
Penanggulangan
Dilakukan reposisi tertutup. Prinsipnya dengan melakukan traksi kearah distal dan
mengembalikan posisi tangan yang sudah berubah akibat rotasi.
Sewtelah ditentukan kedudukan baru dalkukan immobilisasai dengan gips sirkular diatas
siku. Gips dipertahankan selama 6 minggu. Kalau hasil reposisi tertutup tak baik, dilakukan
tindakan operasi (open reposisi) dengan pemasanga internal fiksasi dengan plate-screw. Pada
pasien ini langsung dilakukan terapi operative dengan ORIF Plate Screw karena fragmen
fraktur radius dan ulna terletak pada satu level sehingga mudah terjadi reposisi yang tidak
union serta jika dilakukan terapi konservatif maka akan beresiko terjadi cross union antara
tulang radius dan ulna.
Komplikasi
Dini
Compartmen syndrome.
Komplikasi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi
tungkai bawah yang dapat mengancam kelangsungan hidup tungkai bawah. Yang
paling sering terjadi yaitu anterior compartment syndrome.
Mekanisme : Dengan terjadi fraktur tibia terjadi perdarahan intra-kompartment, hal
ini akan menyebabkan tekanan intrakompartmen meninggi, menyebabkan aliran balik
darah vena terganggu. Hal ini akan menyebabkan oedem. Dengan adanya oedem
tekanan intrakompartmen makin meninggi sampai akhirnya sedemikian tinggi
sehingga menyumbat arteri di intrakompartmen.
Gejala : Rasa sakit pada tungkai bawah dan ditemukan paraesthesia, rasa sakit akan
bertambah bila jari digerakan secara pasif. Kalau hal ini berlangsung cukup lama
dapat terjadi paralyse pada otot-otot ekstensor hallusis longus, ekstensor digitorum
longus dan tibial anterior.
Tekanan intrakompartemen dapat diukur langsung dengan cara whitesides.
Penanganan : Dalam waktu kurang 12 jam harus dilakukan fasciotomi.