Bab I Dan II
Bab I Dan II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan merupakan suatu proses dalam mencapai suatu keputusan
secara efisien dan efektif di masa yang akan datang dengan memanfaatkan potensi
sumber daya yang ada dan meminimalisir segala kendala ataupun hambatan yang
akan terjadi demi tercapainya suatu tujuan perencanaan. Perencanaan sangat
diperlukan untuk merumuskan kejadian yang akan terjadi di masa depan melalui
banyak proses perencanaan sehingga menghasilkan output perencanaan yang
berkelanjutan.
Perencanaan wilayah merupakan suatu pengembangan dari berbagai
perencanaan yang ada. Wilayah memiliki karakteristik yang berbeda dengan
perkotaan serta ruang lingkupnya yang lebih besar bukan hanya yang ada di dalam
wilayah tersebut saja melainkan juga keterkaitan dengan wilayah yang lebih besar
maupun wilayah disekitarnya. Isuisu perencanaan wilayah menyangkut
kesenjangan antar wilayah, belum optimalnya sumber daya yang ada dalam suatu
wilayah, dan penurunan kualitas lingkungan hidup yang terjadi karena banyak
faktor. Isu-isu ini juga terkait dengan sumber daya manusia yang ada dalam suatu
wilayah.
Kabupaten Karawang yang menjadi lumbung padi nasional telah
mengalami isu-isu permasalahan yang terjadi di wilayah-wilayah yang mengalami
perkembangan sangat pesat. Lumbung padi Nasional Kabupaten Karawang telah
beralih fungsi menjadi Kawasan Industri yang merupakan dampak urban sprawl
dari daerah sekitarnya khususnya Kabupaten Bekasi. Kecamatan kecamatan
yang mengalami dampak perubahan industrialisasi ini adalah Kecamatan Teluk
Jambe Barat, Teluk Jambe Timur, Klari, Purwasari, Kota Baru, Cikampek,
Ciampel, Pangkalan, dan Tegalwaru. Dan berdasarkan RTRW Kabupaten
Karawang Tahun 2011-2031 Ke-sembilan Kecamatan tersebut sudah diarahkan
menjadi Kawasan Industri. Industrialisasi ini mengakibatkan banyak merubah
struktur Kabupaten Karawang khususnya merubah masyarakat Karawang yang
awalnya bermata pencaharian dan berkeahlian menjadi petani kini harus
beradaptasi dalam bidang industri.
Perubahan-perubahan yang terjadi di Wilayah Karawang Bagian Selatan
ini salah satunya di sebabkan oleh urbanisasi in situ maupun ex situ. Masyarakat
1
yang berdatangan dari luar Kabupaten Karawang telah mengikis penduduk asli
yang berkeahlian menjadi seorang petani. Kedatangan masyarakat dari luar ini ada
yang disertai dengan keahlian adapula yang tidak. Sehingga, kedatangan
masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk bekerja ini juga akan menjadi
beban masyarakat dan menimbukan masalah-masalah sosial seperti kriminalistas,
tuna wisma dan sebagainya.
Dengan mengetahui karakteristik penduduk, sosial, dan budaya yang ada
serta di analisis lebih lanjut maka diharapkan studio perencanaan wilayah di
Wilayah Karawang Bagian Selatan ini juga mampu memberikan pertimbangan
untuk membuat rencana tata ruang yang lebih humanis, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
1.2 Isu
Potensi :
- Berdasarkan Rencana Tenaga Kerja Kabupaten Karawang Tahun 2014-2018
diperkirakan bahwa kesempatan kerja pada tahun 2014 khususnya pada sektor
industri pengolahan di Wilayah Karawang Bagian Selatan mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 253.574 orang atau sebesar 26,40%.
- Adapun jumlah usia penduduk produktif di Wilayah Karawang Bagian Selatan
sebanyak 512.133 orang atau sekitar 66,38% dari keseluruhan jumlah
penduduk Wilayah Karawang Bagian Selatan, hal ini berarti angka beban
ketergantungan di Wilayah Karawang Selatan tergolong sedang (setiap 100
penduduk yang produktif, hanya menanggung beban 33 orang penduduk
nonproduktif). (Sumber : Rencana Tenaga Kerja Kabupaten Karawang Tahun
2014-2018 & Kecamatan Dalam Angka Tahun 2015).
Masalah :
Penduduk yang bermigrasi masuk ke Wilayah Karawang Bagian Selatan
berjumlah 12570 orang pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa
tingginya tingkat persaingan kerja dengan penduduk asli yang ada di Wilayah
Karawang Bagian Selatan. Selain itu kualitas masyarakat di Wilayah Karawang
Bagian Selatan didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan akhir
tamatan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 69.174 jiwa atau sekitar 8,9%
(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2015).
2
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian dan analisis dalam aspek sosial
kependudukan adalah untuk menyusun konsep dan strategi Wilayah Kabupaten
Karawang Bagian Selatan berdasarkan aspek kependudukan dan sosial budaya.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dalam studio perencanaan wilayah ditinjau dari aspek
kependudukan dan sosial budaya yaitu sebagai berikut :
Teridentifikasinya karakteristik kependudukan di Wilayah Karawang
Bagian Selatan.
Teridentifikasinya kuantitas dan kualitas kependudukan di Wilayah
Karawang Bagian Selatan.
Teridentifikasinya sosial budaya Wilayah Karawang Bagian Selatan.
Terdentifikasinya potensi dan masalah Wilayah Karawang Bagian Selatan
berdasarkan aspek kependudukan dan sosial budaya.
3
Sebelah Barat : Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor
Sebelah Timur : Kabupaten Purwakarta
Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur
4
Gambar 1.1 Peta Administrasi Wilayah Karawang Bagian Selatan
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Dalam ruang lingkup materi, membahas aspek sosial kependudukan yang
didasarkan pada kuantitas dan distribusi penduduk yang meliputi :
1. Kajian karakteristik kependudukan di wilayah kajian yaitu Wilayah
Karawang Bagian Selatan meliputi :
Menjelaskan jumlah penduduk, persebaran, komposisi, dan
strukturnya (menurut Umur, Mata Pencaharian, pendidikan, jenis
kelamin, Agama)
Analisis kepadatan penduduk
Analisis laju pertumbuhan penduduk
2. Kajian proyeksi penduduk dimasa yang akan datang, meliputi:
Pola interaksi sosial
Konflik sosial
Kebudayaan/adat istiadat
3. Kajian karakteristik sosial budaya Wilayah Karawang Bagian Selatan.
4. Identifikasi terhadap potensi dan masalah ditinjau dari aspek
kependudukan dan sosial budaya
1.5 Sistematika Laporan
Sistematika penulisan dalam proposal aspek kependudukan dan sosial
budaya ini antara lain meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan Latar Balakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran, Ruang
Lingkup, Kerangka Berfikir serta Sistematika Penulisan.
B. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk akan memberikan pengetahuan tentang beban yang
harus ditanggung oleh suatu kota. Adapun penyebaran penduduk pada suatu kota
menunjukkan adanya permasalahan pada kota tersebut. Penaksiran jumlah
penduduk dimaksudkan untuk mendapat besarnya jumlah penduduk secara
keseluruhan.
C. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk merupakan ratio antara pertambahan
penduduk dalam satu tahun terhadap jumlah penduduk sebelumnya. Sedangkan
laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1. Tingkat kelahiran
2. Tingkat kematian
3. Tingkat migrasi
D. Kepadatan Penduduk
Kepadatan yang merupakan ratio antara jumlah penduduk terhadap luas
kota, sehingga akan dihasilkan besar beban kota dalam menanggung dan melayani
penduduknya.
Tingkat kepadatan penduduk merupakan suatu metode analisis untuk
mengetahui kepadatan penduduk (jiwa/ha).
Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001 didapatkan pedoman penentu standar pelayanan minimum
bidang penataan ruang, perrumahan dan permukiman, dan pekerjaan umum.
Dengan standar kepadatan penduduk Nasional, sebagai berikut :
Tabel II.1
Standar Kepadatan Penduduk Nasional
Kepadatan Penduduk Jiwa/ha
Sangat Tinggi > 500.000
Tinggi > 100.000
Sedang > 50.000
Rendah > 10.000
Sangat Rendah < 10.000
Sumber : Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah NO 534/KPTS/M/200
E. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk merupakan gejala dan fenomena sosial yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu gerak perpindahan penduduk dari
satu unit geografis (wilayah) ke dalam unit geografis lainnya.
Proses pergerakan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
permanen dan nonpermanen. Individu yang melakukan mobilitas disebut migran.
Salah satu cara yang cukup mudah dan sederhana untuk mengetahui apakah
seseorang termasuk migran atau bukan adalah dengan membandingkan antara
tempat kelahiran dengan tempat tinggalnya. Jika lokasi tempat kelahiran berbeda
dengan tempat tinggal, termasuk seorang migran, sedangkan jika lokasinya sama
maka dia adalah penduduk asli (nonmigran).
F. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk bermanfaat sebagai basis data dan target penentuan
kebijakan untuk pembangunan sektoral dan pengambilan keputusan kebijakan ke
depan.
Didalam Metode Proyeksi Penduduk ini terdapat analisis berupa Metode
Lung Polinomial juga Proyeksi Penduduk dengan Analisis Pertumbuhan. Yang
mana Metode Lung Polinomial adalah digunakan dengan memakai proyeksi
berbentuk garis lurus yaitu dengan melihat rata-rata pertambahan jumlah
penduduk tiap tahun pada masa lampau sampai sekarang. Sedangkan Proyeksi
Penduduk dengan Analisis Pertumbuhan mempunyai kunci harus dapat
dibuat/diperoleh tabel tentan fertility rate dan mortality rate.
Metode Proyeksi Penduduk ini dapat juga dibedakan menjadi dua metode
yang berbeda, dua metode tersebut merupaka metode Agregat dan metode
Disagregat. Model Agregat itu sendiri dibedakan lagi menjadi tiga, yakni analisis
linear, analisis geometrik dan juga analisis parabolik, serta metode eksponensial
apabila diperlukan. Yang kedua adalah Model Disagregat atau Model Komposit
yang dilakukan dengan memperhatikan angka kelahiran, angka kematian, migrasi
penduduk, jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, yang dibagi lagi
menjadi analisis dengan menggunakan model Kohort serta analisis dengan
menggunakan model struktural.
Adaptation Behavioral
Organic System
Personality
Goal Attainment
System