PENDAHULUAN
2
6. Wifi
7. Kamar mandi dalam
d. Ruang perawatan lantai 2 (3 ruang) kelas 2
a) Ruang yang nyaman, tetap mengutamakan privasi pasien yang diharapakan
dapat mendukung proses pemulihan pasien ,1 kamar untuk 2 pasien
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
2. Lemari pakaian
3. Kursi
4. TV
5. Kipas angin
6. Kamar mandi dalam
e. Ruang edelweis ( ruang) kelas 3 BPJS Mandiri dan KIS
a) Ruang yang nyaman, dan mengutamakan privasi diharapakan dapat
mendukung proses pemulihan pasien, 1 kamar untuk 2 pasien
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
2. Lemari pakaian
3. TV
4. Kipas angin
5. Kursi penunggu
6. Kamar mandi dalam
f. Ruang edelweis (1 ruang) isolasi
a) Ruang yang nyaman dan mengutamakan privasi diharapkan dapat mendukung
proses pemulihan pasien, 1 kamar untuk 1 pasien.
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien
2. Lemari pakaian
3. Kursi penunggu pasien
4. Kamar mandi dalam
g. HCU (1 ruang)
a) Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung pemulihan pasien 1 kamar untuk 3 pasien (standar).
b) Fasilitas :
1. 1 kamar untuk 3 pasien
2. Tempat tidur pasien terpisah oleh penyekat gorden
3. Lemari pakaian
4. Ruang tunggu penunggu (diluar kamar)
5. AC
3
a. Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan
keperawatan (pre dan post conference, pengaturan tugas) dan dokumentasi
b. Ruang untuk melakukan kegiatan administrasi seperti pendataan pasien, dan surat
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (informed consent), rekam medis
pasien.
3. Ruang Kepala Instalasi Keperawatan
Ruang tempat Kepala Instalasi Keperawatan melakukan managemen asuhan dan
pelayanan keperawatan, diantaranya membuat program kerja dan pembinaan
4. Ruang linen bersih
Tidak ada ruangan khusus tetapi hanya disediakan lemari khusus untuk penyimpanan
linen bersih untuk menyimpan linen bersih yang akan digunakan di ruang perawatan
5. Ruang linen kotor
Tidak ada ruangan khusus untuk linen kotor tetapi disediakan ember yang memiliki tutup
sebagai tempat linen kotor sebelum dibawa ke laundry
6. Ruang perawat
Ruang ganti pakaian, menyimpan tas & untuk istirahat
7. Kamar mandi/toilet
Terdiri dari toilet pasien dan toilet petugas. Untuk toilet pasien ada yang berada di dalam
ruangan & ada yang berada di luar ruangan
8. Gudang bersih
Ruang untuk menyimpan barang/bahan dan peralatan untuk keperluan ruang rawat inap
9. Ruang tunggu pasien
Ruang yang dapat dimanfaatkan keluarga pasien untuk menunggu pasien
1.5 Landasan Hukum
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/IX/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Structural Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor HK.02.02/MENKES/148/1/2010 Tentang
Izin Dan Penyelenggara Praktik Perawat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggara Praktik Perawat
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
9. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997
4
10. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999
11. Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
12. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republic Indonesia 2001
13. Standar manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan,
departemen kesehatan republic Indonesia 2001
14. Standar tenaga keperawatan di rumah sakit, departemen kesehatan republic Indonesia
2005
15. Dasar-dasar asuhan kebidanan, departemen kesehatan republic Indonesia 2005
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
5
JUMLA
NO NAMA KUALIFIKASI
IRNA H
. JABATAN
PENDIDIKAN PELATIHAN
1 Kepala HCU S1 Keperawatan Managemen 1
Instalasi atau D3 bangsal
keperawatan HCU
dengan masa BLS
kerja 10 tahun
2 Perawat HCU D3 Keperawatan IRI 1
pelaksana BLS
3 Kepala PERAWATAN SI Keperawatan Managemen 1
Instalasi LT 2 atau D3 Bangsal
Keperawatan BLS
dengan masa
kerja 10 tahun
4 Perawat PERAWATAN D3 keperawatan BLS 12
pelaksana LT 2
5 Kepala PERAWATAN SI Keperawatan Managemen 1
instalasi EDELWEIS atau D3 Bangsal
Keperawatan BLS
dengan masa
kerja 10 tahun
6 Perawat PERAWATAN D3 keperawatan BLS 12
pelaksana EDELWEIS
6
Visite pasien bila dokter spesialis berhalangan datang dan melengkapi dokumen
rekam medis
3) Perawat
(1) 6 hari kerja yang terbagi 3 shift, yaitu :
Shift pagi : jam 08.00 14.00 WITA
Shift siang : jam 14.00 21.00 WITA
Shift malam : jam 21.00 08.00 WITA
(2) Daftar jaga dibuat oleh Kepala Ruangan
4) Bidan
(1) 6 hari kerja yang terbagi 3 shift :
Shift pagi : jam 08.00 14.00 WITA
Shift siang : jam 14.00 21.00 WITA
Shift malam : jam 21.00 08.00 WITA
(2) Daftar jaga dibuat oleh kepala ruangan
BAB III
STANDAR FASILITAS
7
3.1 Denah Ruangan
8
4. Sprei kecil 1 : 6-8 38 buah
3) Standar alat rumah tangga di ruang rawat RS Hikmah Masamba, dengan kapasitas 22
pasien
RS HIKMAH
NO NAMA BARANG RATIO
MASAMBA
1. Kursi roda 2-3 /ruangan 1/ruangan
9
4) Standar alat pencatatan & pelaporan di ruang rawat inap RS Hikmah Masamba, dengan
kapasitas 30 pasien
RS HIKMAH
NO NAMA BARANG RATIO
MASAMBA
1. Formulir pengkajian awal 1:1 1:1
6. Formulir catatan 1 : 10 1 : 10
10
17. Buku folio 4/ruangan/tahun Lebih dari 4/tahun
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
LINEN
MENINGGAL
KOTOR
KAMAR
DOKTER, PERAWAT, OPERASI
PETUGAS RS
RUANG
PERAWAT
NURSE
PULANG APS
HCU STATION
RUA
RUANG RAWAT INAP NG
LINE
PULANG ATAS PERMINTAAN PASIEN
N
KOT
OR
FARMASI KASIR
INSTALASI RAWAT INAP
RAWAT RAWAT
INAP INAP
Bagian pendaftaran
IRJ IGD
12
4.2 Alur Dokter dan Perawat
1) Akan dines
(1) Dokter
Masuk pos perawat / menemui perawat sebelum ke ruang pasien
(2) Perawat
Masuk ruang perawat untuk menyimpan tas & ganti baju bila perlu
2) Selesai dines
(1) Dokter
Operan ke dokter jaga selanjutnya di meja dokter kemudian masuk ke kamar dokter
mengganti baju bila
(2) Perawat
Masuk ruang perawat mengambil tas dan mengganti baju bila perlu
4.3 Alur Pasien
A. Pasien masuk ruang rawat inap
1) Ruang rawat inap tersedia
(1) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat inap mendaftar ke bagian pendaftaran
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang general consent, peraturan dan tata
tertib RS kepada keluarga pasien
(3) Pasien mendapat nomor register rawat inap
(4) Perawat IGD menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap beserta tarifnya
(5) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(6) Perawat IGD melihat daftar ruang rawat inap untuk daftar pasien MRS
(7) Perawat IGD menghubungi perawat ruang rawat inap untuk melaporkan pasien
yang akan dirawat
(8) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IGD, kemudian perawat rawat
inap memberikan informasi & orientasi ruangan ke pasien/ keluarga
(9) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IGD & perawat rawat
inap
(10) Serah terima di nurse station antara perawat IGD & perawat rawat inap
(11) Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap
14
(7) Perawat IGD menelpon ruang rawat inap untuk memginformasikan jika
ruang yang dipesan keluarga masih ada pasien & sementara memilih ruang
lain sampai ruang yang dipesan ada
(8) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IGD
(9) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IGD dan perawat rawat
inap, kemudian perawat rawat inap memberikan informasi dan orientasi
ruangan ke pasien/keluarga
(10) Serah terima di nurse station
(11) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang rawat inap
15
(8) Petugas kasir mengerjakan administrasi pasien
(9) Keluarga ke nurse station
(10) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(11) Perawat melepas gelang identitas pasien
(12) Pasien di antar ke kendaraan (bila perlu)
3) Di rujuk ke RS lain
(1) Dokter memeriksa pasien dan dinyatakan dirujuk
(2) Dokter mengerjakan status pasien
(3) Perawat menelpon ke RS rujukan
(4) Perawat menelpon sopir ambulance untuk menyiapkan ambulance
(5) Perawat mengerjakan status pasien
(6) Perawat memberikan informasi ke pasien/ keluarga tentang berkas apa saja
yang harus disiapkan
(7) Perawat mengarahkan keluarga pasien untuk ke kasir menyelesaikan
administrasi
(8) Keluarga ke kasir untuk menyelesaikan administrasi
(9) Keluarga ke ruang nurse station
(10) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(11) Perawat menjelaskan discharge pleanning
(12) Pasien di antar ke ambulance
(13) Pasien diserahkan ke perawat yang merujuk
4) Meninggal
(1) Dokter memeriksa pasien dan dinyatakan meninggal
(2) Perawat mendampingi keluarga pasien
(3) Dokter mengerjakan status pasien
(4) Perawat mengerjakan status pasien (perawat yang lain merawat jenasah)
(5) Perawat memberikan informasi ke keluarga untuk menyelesaikan administrasi
(6) Petugas administrasi menyelesaikan administrasi pasien
(7) Keluarga ke ruang nurse station
(8) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(9) Perawat mengantar jenasah ke ambulance atau kendaraan milik keluarga
16
4.5 Jenis Pelayanan
1. Pelayanan maternal mencakup
1.1 Pelayanan konseling pada masa prahamil
1.2 Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
1.3 Pelayanan persalinan normal
1.4 Pelayanan ibu nifas normal
1.5 Pelayanan ibu menyusui
1.6 Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2. Pelayanan perinatal
2.1 Pelayanan bayi baru lahir
2.2 Pelayanan bayi
2.3 Pelayanan anak balita
2.4 Pelayanan anak pra sekolah
3. Pelayanan bedah
3.1 Pelayanan bedah mencakup :
3.1.1 Pemberian asuhan keperawatan pada pasien pre Op
3.1.2 Pemberian asuhan keperawatan pada pasien post Op
3.2 Pelayanan kasus penyakit dalam mencakup pemberian asuhan keperawatan pada
kasus penyakit dalam meliputi pengkajian, observasi, intervensi, evaluasi melakukan
kolaborasi untuk pemberian terapi
17
medic dan di tandatangai oleh DPJP, pasien/keluarga. Bila menolak diberikan penolakan
tindakan medic dan ditandatangani oleh DPJP, pasien/keluarga.
7. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP).
8. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya
9. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative
10. Pulang dan kunjungan ulang/control
10.1 pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter
10.2 pada saat pulang diberikan informasi & edukasi mengenai diet, jadwal control, obat
pulang (sudah dijelaskan apoteker), perawatan di rumah, syarat syarat asuransi
(bila ada)
BAB V
LOGISTIK
PERSEDIAAN JUMLAH
NO
BARANG BARANG
OBAT
1 Microsield Hand ADA
Scrub 2%
2 Microsield ADA
Handrub
PERCETAKAN
1. Amplop logo besar ADA
18
5. Kartu obat merah -
7. Kembali berobat -
biru
8. Kembali berobat -
merah muda
9. Kembali berobat -
putih
10. Memo kosong
RSHM
11. Pensterilan alat 3
KST
12. Surat keterangan Tdk terbatas
kematian
13. Surat keterangan Tdk terbatas
dokter
14. Surat perintah kerja -
lembur
15. Slip perbaikan Tdk terbatas
bengkel
RUMAH TANGGA
1. Alkaline A3 -
2. Clear refill -
19
8. Waslap Ada
9. O2 Besar 80
ATK
1. Buku ekspedisi Ada
PEMELIHARAAN UMUM
1. Lampu Philips 11
2. Lampu Philips 14
watt
3. Lampu Philips 20 Tdk terbatas
watt
4. Lampu Philips 24 Tdk terbatas
20
watt
PEMELIHARAAN RUANGAN
1. Pemasangan lampu Ada
tidur isolasi
2. Renovasi ruang -
isolasi
ALKES
1. Pagar tempat tidur Tdk terbatas
4. Kalibrasi -
tensimeter
5. Kalibrasi syring -
pump
6. Tensi meter digital 9
7. Stetoskop 9
8. Manometer O2 5
9. Oksimeter finger -
21
22
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1 Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien di ruang rawat inap merupakan hal
yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mengingat perawatan
pada pasien rawat inap mrmbutuhkan perhatian yang lebih dan membutuhkan penanganan
jangka panjang yang perlu keseriusan dari tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya
kesalahan penanganan dalam praktiknya. Kejadian yang mengacu pada keselamatan pasien
diantaranya pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien diberi obat salah, tidak ada alat/obat
emergensi, tidak ada oksigen, tidak ada alat penyedot lender, tidak tersedia alat pemadam
kebakaran, dan pemakaian obat.
6.2 Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 06.00 12.00 18.00 22.00 - -
6 dd 06.00 10.00 14.00 18.00 21.00 24.00
Suppositoria
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
Peroral
Pagi 08.00 - - - - -
Siang 12.00 - - - - -
Sore 18.00 - - - - -
Malam 20.00 12.00 18.00 22.00 - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 08.00 12.00 18.00 - - -
Nebular
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 04.00 12.00 20.00 - - -
4 dd 04.00 10.00 16.00 22.00 - -
1 dd 08.00 - - - - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 16.00 24.00 - - -
4 dd 08.00 14.00 18.00 24.00 - -
1) Handwash
(1) Dengan air mengalir
(2) Waktunya 40-60 detik
2) Hand rub
(1) Dengan air berbasis alcohol
(2) Waktunya 20-30 detik
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
1) Setiap tempat tidur dipasang pagar pengaman
2) Setiap pasien dilakukan penilaian resiko jatuh dengan menggunakan metode
morse fall scale
3) Pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat & kemudian dapat dijadikan dasar
pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut
4) Perawat memasang gelang kuning bila pasien beresiko jatuh & memberitahu
pasien dan atau keluarga meksud pemasangan gelang tersebut
5) Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala atau jika terjadi
perubahan kondisi pasien atau pengobatan
6) Jika ada pasien jatuh dilakukan tatalaksana pasien jatuh membuat laporan insiden
keselamatan pasien
Bila terjadi insiden di ruang rawat inap, pelaku & yang mengetahui kejadian
mambuat laporan insiden keselamatan pasien dalam waktu 2 x 24 jam. Selanjutnya
diserahkan ke komite keselamatan pasien rumah sakit untuk diproses serta mencari
solusi untuk mengurangi resiko.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar tempat kerja
tersebut
7.2 Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Hikmah Masamba
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Mengaku pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas rumah sakit dapat
menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya :
a. Petugas mengerti SPO penggunaan APD sehingga dapat menggunakan APD sesuai
prosedur
b. Tersedianya APD yang memenuhi standar
c. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius
serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit bekas
d. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke pasien
e. Setiap pasien yang menular atau berisiko menular di rawat di ruang isolasi
f. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu:
a) Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi
b) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kaca mata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll)
c) Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, mis : memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infuse, dll.
d) Mencuci tangan dengan sabun antiseptic pada 5 momen
g. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
h. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
a) Dekontaminasi dengan larutan klorin
b) Pencucian dengan sabun
c) Pengeringan
i. Menggunakan baju kerja yang bersih
j. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus:
a) HIV/ AIDS ( sesuai prinsip pencegahan infeksi )
b) Flu burung
PENGENDALIAN MUTU
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, pelayanan rawat inap harus mempunyai suatu
ukuran yang menjamin peningkatan mutu. Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan rawat
inap perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi
pelayanan rawat inap dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai
peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Indicator yang digunakan adalah dengan
menggunakan SPM (Standar Pelayanan Minimal). Adapun Standar Pelayanan Minimal dirawat
adalah :
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan rawat inap adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit Hikmah Masamba yang
memberikan pelayanan dengan mengutamakan mutu & keselamatan pasien. Dengan adanya
pedoman pelayanan rawat inap diharapakan dapat membantu dalam memberikan pelayanan
khususnya di rawat inap. Sehingga asuhan pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan yang diharapakan yang berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan pasien karena
kepercayaan masyrakat terhadap Rumah Sakit Hikamah Masamba.