Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha kesehatan mencakup usaha peningkatan (promotif) pencegahan (preventif),
pencegahan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Salah satu upaya penyembuhan pasien
adalah melalui pengobatan dan perawatan yang dilaksanakan melalui rawat inap. Pelayanan
rawat inap yang aman dan nyaman merupakan factor penting yang dapat mempengaruhi
proses penyembuhan pasien. Sesuai visi dan misi RS Hikmah Masamba pelayanan rawat
inap harus bisa diberikan seoptimal mungkin dengan mengutamakan mutu dan keselamatan
pasien tanpa membedakan status sosial, golongan, suku dan agama.

1.2 Tujuan Pedoman


Pedoman Pelayanan Rawat Inap ini bertujuan sebagai petunjuk dalam memberikan
pelayanan di rawat inap

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan


1. HCU
Pelayanan yang diberikan meliputi:
a. Perawatan luka bakar
b. Perawatan intensif
2. Perawatan lantai 2
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Bedah
b. Interna
c. Isolasi
d. Anak
e. Obgyn
f. THT
g. Mata
h. Neuro
3. Edelweis
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Bedah
b. Interna
c. Isolasi
d. Anak
e. Obgyn
f. THT
g. Mata
h. Neuro
1.4 Batasan Operasional
1
1. Ruang pasien rawat inap
Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam, di RS Hikmah Masamba
memiliki 60 ruang perawatan yang terdiri dari :
a. Ruang perawatan lantai 2 ( VVIP ) A6, A8, A10, A11, A12, B5, B6, B7, B8,
B9, B11
a) Ruang yang nyaman, tenang dan mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien, 1 kamar untuk 1 pasien
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien
2. Lemari pakaian
3. Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
4. TV
5. AC
6. Lemari es
7. Wifi
8. Kamar mandi dalam

b. Ruang perawatan lantai 2 (VIP) C1, C2, C3, C4


c) Ruang yang nyaman, tenang dan mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien, 1 kamar untuk 1 pasien
d) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien
2. Lemari pakaian
3. Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
4. TV
5. AC
6. Lemari es
7. Wifi
8. Kamar mandi dalam
c. Ruang perawatan lantai 2(6 ruang) kelas I
a) Ruang yang nyaman , tetap mengutamakan privasi pasien yang diharapkan
dapat mendukung proses pemulihan pasien, 1 kamar 1 pasien
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien
2. Lemari pakaian
3. Kursi kayu dan meja berukuran sedang
4. TV
5. AC

2
6. Wifi
7. Kamar mandi dalam
d. Ruang perawatan lantai 2 (3 ruang) kelas 2
a) Ruang yang nyaman, tetap mengutamakan privasi pasien yang diharapakan
dapat mendukung proses pemulihan pasien ,1 kamar untuk 2 pasien
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
2. Lemari pakaian
3. Kursi
4. TV
5. Kipas angin
6. Kamar mandi dalam
e. Ruang edelweis ( ruang) kelas 3 BPJS Mandiri dan KIS
a) Ruang yang nyaman, dan mengutamakan privasi diharapakan dapat
mendukung proses pemulihan pasien, 1 kamar untuk 2 pasien
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
2. Lemari pakaian
3. TV
4. Kipas angin
5. Kursi penunggu
6. Kamar mandi dalam
f. Ruang edelweis (1 ruang) isolasi
a) Ruang yang nyaman dan mengutamakan privasi diharapkan dapat mendukung
proses pemulihan pasien, 1 kamar untuk 1 pasien.
b) Fasilitas :
1. Tempat tidur pasien
2. Lemari pakaian
3. Kursi penunggu pasien
4. Kamar mandi dalam
g. HCU (1 ruang)
a) Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung pemulihan pasien 1 kamar untuk 3 pasien (standar).
b) Fasilitas :
1. 1 kamar untuk 3 pasien
2. Tempat tidur pasien terpisah oleh penyekat gorden
3. Lemari pakaian
4. Ruang tunggu penunggu (diluar kamar)
5. AC

2. Ruang pos perawat (nurse station)

3
a. Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan
keperawatan (pre dan post conference, pengaturan tugas) dan dokumentasi
b. Ruang untuk melakukan kegiatan administrasi seperti pendataan pasien, dan surat
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (informed consent), rekam medis
pasien.
3. Ruang Kepala Instalasi Keperawatan
Ruang tempat Kepala Instalasi Keperawatan melakukan managemen asuhan dan
pelayanan keperawatan, diantaranya membuat program kerja dan pembinaan
4. Ruang linen bersih
Tidak ada ruangan khusus tetapi hanya disediakan lemari khusus untuk penyimpanan
linen bersih untuk menyimpan linen bersih yang akan digunakan di ruang perawatan
5. Ruang linen kotor
Tidak ada ruangan khusus untuk linen kotor tetapi disediakan ember yang memiliki tutup
sebagai tempat linen kotor sebelum dibawa ke laundry
6. Ruang perawat
Ruang ganti pakaian, menyimpan tas & untuk istirahat
7. Kamar mandi/toilet
Terdiri dari toilet pasien dan toilet petugas. Untuk toilet pasien ada yang berada di dalam
ruangan & ada yang berada di luar ruangan
8. Gudang bersih
Ruang untuk menyimpan barang/bahan dan peralatan untuk keperluan ruang rawat inap
9. Ruang tunggu pasien
Ruang yang dapat dimanfaatkan keluarga pasien untuk menunggu pasien
1.5 Landasan Hukum
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/IX/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Structural Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor HK.02.02/MENKES/148/1/2010 Tentang
Izin Dan Penyelenggara Praktik Perawat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggara Praktik Perawat
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
9. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997

4
10. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999
11. Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
12. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republic Indonesia 2001
13. Standar manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan,
departemen kesehatan republic Indonesia 2001
14. Standar tenaga keperawatan di rumah sakit, departemen kesehatan republic Indonesia
2005
15. Dasar-dasar asuhan kebidanan, departemen kesehatan republic Indonesia 2005

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

3.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pemberi layanan di ruang rawat inap RS Hikmah Masamba adalah sebagai berikut:
1) Dokter spesialis sebagai dokter penanggung jawab pasien
2) Dokter umum sebagai dokter jaga ruangan
3) Dokter umum sebagai asisten dokter spesialis & case manager
4) Perawat dengan pendidikan minimal D3 Keperawatan
5) Bidan dengan pendidikan minimal D3 Kebidanan
6) Petugas kesehatan lain yang mendukung pelayanan rawat inap :
(1) Ahli gizi dengan pendidikan minimal D3 Gizi
(2) Farmasis dengan pendidikan minimal D3 Farmasi
(3) Radiografer dengan pendidikan minimal D3 Radiologi
(4) Analisis kesehatan dengan pendidikan minimal D3 Analisis kesehatan
3.2 Distribusi Ketenagaan

5
JUMLA
NO NAMA KUALIFIKASI
IRNA H
. JABATAN
PENDIDIKAN PELATIHAN
1 Kepala HCU S1 Keperawatan Managemen 1
Instalasi atau D3 bangsal
keperawatan HCU
dengan masa BLS
kerja 10 tahun
2 Perawat HCU D3 Keperawatan IRI 1
pelaksana BLS
3 Kepala PERAWATAN SI Keperawatan Managemen 1
Instalasi LT 2 atau D3 Bangsal
Keperawatan BLS
dengan masa
kerja 10 tahun
4 Perawat PERAWATAN D3 keperawatan BLS 12
pelaksana LT 2
5 Kepala PERAWATAN SI Keperawatan Managemen 1
instalasi EDELWEIS atau D3 Bangsal
Keperawatan BLS
dengan masa
kerja 10 tahun
6 Perawat PERAWATAN D3 keperawatan BLS 12
pelaksana EDELWEIS

3.3 Pengaturan Jaga


1) Dokter spesialis
Dokter spesialis visite pasien satu kali sehari. Jam visite yang ditetapkan 07.00 14.00
WITA. Bila berhalangan datang akan didelegasikan ke dokter umum.
2) Dokter umum
(1) Dokter umum sebagai dokter ruangan
Keliling ruang rawat inap setiap hari. Bila berhalangan datang akan didelegasikan ke
sesama dokter umum. Daftar jaga dibuat oleh penanggungjawab UGD.
(2) Dokter umum sebagai asisten dokter spesialis & case manager

6
Visite pasien bila dokter spesialis berhalangan datang dan melengkapi dokumen
rekam medis
3) Perawat
(1) 6 hari kerja yang terbagi 3 shift, yaitu :
Shift pagi : jam 08.00 14.00 WITA
Shift siang : jam 14.00 21.00 WITA
Shift malam : jam 21.00 08.00 WITA
(2) Daftar jaga dibuat oleh Kepala Ruangan

4) Bidan
(1) 6 hari kerja yang terbagi 3 shift :
Shift pagi : jam 08.00 14.00 WITA
Shift siang : jam 14.00 21.00 WITA
Shift malam : jam 21.00 08.00 WITA
(2) Daftar jaga dibuat oleh kepala ruangan

BAB III
STANDAR FASILITAS

7
3.1 Denah Ruangan

Ada pada lampiran

3.2 Standar Fasilitas

1) Standar peralatan keperawatan di ruang rawat inap RS Hikmah Masamba


Alat keperawatan diruang rawat inap dengan kapasitas 60 pasien

NO NAMA BARANG RASIO PASIEN RS. HIKMAH


1. Tensi meter 2 / ruangan 2/ ruangan
2. Stetoskop 2 / ruangan 2 / ruangan
3. Timbangan BB/TB 1 / ruangan 1/ ruangan
4. Tabung oksigen + 2/ ruangan Lebih dari 2
flowmeter
5. Suction 2/ ruangan 1 / tidak ada
6. Gunting verband 2 / ruangan 1 / ruangan
7. Korentang dan tempat 2 / ruangan 1 / ruangan
8. Bak instrument besar 2 / ruangan 1 / ruangan
9. Bak instrument sedang 2 / ruangan Tidak ada
10. Bak instrument kecil 2 / ruangan 1 / ruangan
11. Bengkok 2 / ruangan 2 / ruangan
12. Pispot 1: Lebih dari 2
13. Urinal 1: 1:1
14. Set debridement 5 / ruangan Tidak ada
15. Set angkat jahitan 1 / ruangan Tidak ada
16. Thermometer 5 / ruangan 2 / ruangan
17. Standar infuse 1:1 1:1
18. Masker O2 2 / ruangan 1:1
20. Nasal O2 2 / ruangan 1:1
21. Reflex hammer 1 / ruangan 1 / ruangan
22. Ambubag 1 / ruangan 1 / ruangan

2) Standar linen di ruang rawat inap RS Hikmah Masamba

NO NAMA BARANG RATIO RS HIKMAH MASAMBA


1. Gordyn 1:2 1:1

2. Sprei besar 17 lembar 17 lembar

3. Selimut biasa 1:5 Tidak ada

8
4. Sprei kecil 1 : 6-8 38 buah

5. Sarung bantal 1:6 1:1

3) Standar alat rumah tangga di ruang rawat RS Hikmah Masamba, dengan kapasitas 22
pasien

RS HIKMAH
NO NAMA BARANG RATIO
MASAMBA
1. Kursi roda 2-3 /ruangan 1/ruangan

2. Lemari obat emergency 1/ruangan 1/ruangan

3. Emergency lamp 1/ruangan Tidak ada

4. Meja pasien 1:1 Tidak ada

5. Tempat tidur 1:1 1:1

6. Tempat sampah pasien 1:1 1:1

7. Tempat sampah besar tertutup 4/ruangan 3/ruangan

8. Troli 1/ruangan 1/ruangan

9. Lampu center 1-2/ruangan 1/ruangan

10. Baki 5/ruangan 1/ruangan

11. Timbangan BB/TB 1/ruangan 1/ruangan /tidak ada

12. Timbangan bayi 1/ruangan 1/ruangan

9
4) Standar alat pencatatan & pelaporan di ruang rawat inap RS Hikmah Masamba, dengan
kapasitas 30 pasien

RS HIKMAH
NO NAMA BARANG RATIO
MASAMBA
1. Formulir pengkajian awal 1:1 1:1

2. Formulir rencana 1:5 1:1 atau sesuai kasus

3. Formulir perkembangan 1 : 10 1:10

4. Formulir observasi 1 : 10 1:10

5. Formulir resume 1:1 1:1

6. Formulir catatan 1 : 10 1 : 10

7. Formulir medic lengkap 1:1 1:1

8. Formulir laboratorium 1:3 Lebih dari 2

9. Formulir rontgen 1:2 Lebih dari 2

10. Formulir permintaan darah 1:1 Lebih dari 2

11. Formulir keterangan 5 lembar/bulan Tidak ada

12. Resep 10 buku/bulan Sesuai kebutuhan

13. Formulir konsul 1:5 1:5

14. Formulir pulang atas permintaan 1:1 1:1


sendiri
15. Buku ekspedisi 10 / ruangan Tidak ada

16. Buku register pasien 4/ruangan/tahun Lebih dari 4/tahun

10
17. Buku folio 4/ruangan/tahun Lebih dari 4/tahun

18. Spidol White Board 1/ruangan 1/ruangan

19. Perforator 1/ruangan 1/ruangan

20. Staples 1/ruangan 1/ruangan

21. Pensil 5/ruangan 5/ruangan

11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Alur Kegiatan

INSTALASI GIZI LAUNDRY

LINEN
MENINGGAL

KOTOR
KAMAR
DOKTER, PERAWAT, OPERASI
PETUGAS RS

RUANG RAWAT INAP


RUJUK

RUANG
PERAWAT

NURSE
PULANG APS

HCU STATION

RUA
RUANG RAWAT INAP NG
LINE
PULANG ATAS PERMINTAAN PASIEN

N
KOT
OR
FARMASI KASIR
INSTALASI RAWAT INAP
RAWAT RAWAT
INAP INAP

Bagian pendaftaran

IRJ IGD

Pasien + pengantar Pasien + pengantar

12
4.2 Alur Dokter dan Perawat
1) Akan dines
(1) Dokter
Masuk pos perawat / menemui perawat sebelum ke ruang pasien
(2) Perawat
Masuk ruang perawat untuk menyimpan tas & ganti baju bila perlu
2) Selesai dines
(1) Dokter
Operan ke dokter jaga selanjutnya di meja dokter kemudian masuk ke kamar dokter
mengganti baju bila
(2) Perawat
Masuk ruang perawat mengambil tas dan mengganti baju bila perlu
4.3 Alur Pasien
A. Pasien masuk ruang rawat inap
1) Ruang rawat inap tersedia
(1) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat inap mendaftar ke bagian pendaftaran
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang general consent, peraturan dan tata
tertib RS kepada keluarga pasien
(3) Pasien mendapat nomor register rawat inap
(4) Perawat IGD menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap beserta tarifnya
(5) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(6) Perawat IGD melihat daftar ruang rawat inap untuk daftar pasien MRS
(7) Perawat IGD menghubungi perawat ruang rawat inap untuk melaporkan pasien
yang akan dirawat
(8) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IGD, kemudian perawat rawat
inap memberikan informasi & orientasi ruangan ke pasien/ keluarga
(9) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IGD & perawat rawat
inap
(10) Serah terima di nurse station antara perawat IGD & perawat rawat inap
(11) Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap

2) Ruang rawat inap tidak tersedia


a) Penuh
(1) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat inap mendaftar ke bagian pendaftaran
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang general consent, peraturan dan tata
tertib RS kepada keluarga pasien
(3) Pasien mendapat nomor register rawat inap
(4) Perawat IGD menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap beserta tarifnya.
(5) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(6) Perawat IGD melihat daftar ruang rawat inap yang dikehendaki pasien. Bila
ruang yang dikehendaki penuh, ditawarkan memilih ruang lain
13
(7) Perawat IGD menelpon ruang rawat inap untuk daftra pasien MRS
(8) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IGD
(9) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IGD dan perawat rawat
inap, kemudian perawat rawat inap memberikan informasi dan orientasi
ruangan ke pasien/keluarga
(10) Serah terima di nurse station
(11) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang rawat inap
b) Tunggu pasien pulang < 2 jam
(1) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat inap mendaftar ke bagian pendaftaran
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang general consent, peraturan dan tata
tertib RS kepada keluarga pasien
(3) Pasien mendapat nomor register rawat inap
(4) Perawat IGD menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap beserta tarifnya.
(5) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(6) Perawat IGD melihat daftar ruang rawat inap yang dikehendaki pasien. Bila
ruang yang dikehendaki ada tetapi masih ada pasien yang akan pulang,
keluarga ditawarkan apakah akan memilih ruang lain atau tidak. Bila tidak
memilih ruangan lain, untuk sementara pasien menunggu di IGD
(7) Perawat IGD menelpon ruang rawat inap untuk menginformasikan bahwa
pasien menunggu sampai ruangan siap
(8) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IGD
(9) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IGD dan perawat rawat
inap, kemudian perawat rawat inap memberikan informasi dan orientasi
ruangan ke pasien/keluarga
(10) Serah terima di nurse station
(11) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang rawat inap
c) Tunggu pasien pulang > 2 jam
(1) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat inap mendaftar ke bagian pendaftaran
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang general consent, peraturan dan tata
tertib RS kepada keluarga pasien
(3) Pasien mendapat nomor register rawat inap
(4) Perawat IGD menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap beserta tarifnya.
(5) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(6) Perawat IGD melihat daftar ruang rawat inap yang dikehendaki pasien. Bila
ruang yang dikehendaki ada tetapi masih ada pasien yang rencana pulang,
keluarga ditawarkan memilih ruangan lain & ruangan yang dikehendaki
bisa dipesan setelah pasiennya pulang dan ditawarkan ruangan lain jika
mau. Selama pasien belum mendapatkan ruang yang dipesan, pasien
dikenakan tarif sesuai ruang yang ditempati saat ini.

14
(7) Perawat IGD menelpon ruang rawat inap untuk memginformasikan jika
ruang yang dipesan keluarga masih ada pasien & sementara memilih ruang
lain sampai ruang yang dipesan ada
(8) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IGD
(9) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IGD dan perawat rawat
inap, kemudian perawat rawat inap memberikan informasi dan orientasi
ruangan ke pasien/keluarga
(10) Serah terima di nurse station
(11) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang rawat inap

B. Pasien meninggalkan ruang rawat inap


1) Pulang atas permintaan sendiri
(1) Dokter memeriksa pasien dan dinyatakan boleh pulang
(2) Dokter mengisi status pasien
(3) Perawat mengisi status pasien
(4) Perawat memberikan informasi ke pasien/ keluarga kapan harus ke kasir
sekaligus memberikan resep kepada keluarga pasien (bila ada)
(5) Keluarga pasien ke instalasi farmasi untuk mengambil obat (bila)
(6) Petugas farmasi menjelaskan tentang obat yang dibawa pulang
(7) Keluarga pasien ke kasir
(8) Petugas kasir rawat mengerjakan administrasi pasien
(9) Keluarga ke ruang nurse station
(10) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran dan obat
(11) Perawat ruangan menjelaskan discharge planning & resume pasien (bila
perlu)
(12) Perawat melepas gelang identitas pasien
(13) Pasien diantar kendaraan (bila perlu)
2) Pulang atas permintaan sendiri
(1) Pasien/keluarga minta pulang
(2) Perawat telpon DPJP
(3) Perawat menjelaskan konsekuensi dari pulang atas permintaan sendiri
(4) Perawat minta keluarga menulis & tanda tangan di lembur pulang atas
permintaan sendiri
(5) Perawat mengerjakan status pasien
(6) Perawat memberikan informasi ke pasien atau keluarga kapan harus ke kasir
(7) Keluarga ke kasir rawat inap

15
(8) Petugas kasir mengerjakan administrasi pasien
(9) Keluarga ke nurse station
(10) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(11) Perawat melepas gelang identitas pasien
(12) Pasien di antar ke kendaraan (bila perlu)

3) Di rujuk ke RS lain
(1) Dokter memeriksa pasien dan dinyatakan dirujuk
(2) Dokter mengerjakan status pasien
(3) Perawat menelpon ke RS rujukan
(4) Perawat menelpon sopir ambulance untuk menyiapkan ambulance
(5) Perawat mengerjakan status pasien
(6) Perawat memberikan informasi ke pasien/ keluarga tentang berkas apa saja
yang harus disiapkan
(7) Perawat mengarahkan keluarga pasien untuk ke kasir menyelesaikan
administrasi
(8) Keluarga ke kasir untuk menyelesaikan administrasi
(9) Keluarga ke ruang nurse station
(10) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(11) Perawat menjelaskan discharge pleanning
(12) Pasien di antar ke ambulance
(13) Pasien diserahkan ke perawat yang merujuk
4) Meninggal
(1) Dokter memeriksa pasien dan dinyatakan meninggal
(2) Perawat mendampingi keluarga pasien
(3) Dokter mengerjakan status pasien
(4) Perawat mengerjakan status pasien (perawat yang lain merawat jenasah)
(5) Perawat memberikan informasi ke keluarga untuk menyelesaikan administrasi
(6) Petugas administrasi menyelesaikan administrasi pasien
(7) Keluarga ke ruang nurse station
(8) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(9) Perawat mengantar jenasah ke ambulance atau kendaraan milik keluarga

4.4 Konsep Pelayanan Secara Umum


a. Di lakukan secara tim (teamwork).
b. Pelayanan dilakukan sesuai standar
c. Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan
d. Semua tindakan terdokumntasikan dengan baik
e. Harus ada sistem monitor dan evaluasi

16
4.5 Jenis Pelayanan
1. Pelayanan maternal mencakup
1.1 Pelayanan konseling pada masa prahamil
1.2 Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
1.3 Pelayanan persalinan normal
1.4 Pelayanan ibu nifas normal
1.5 Pelayanan ibu menyusui
1.6 Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2. Pelayanan perinatal
2.1 Pelayanan bayi baru lahir
2.2 Pelayanan bayi
2.3 Pelayanan anak balita
2.4 Pelayanan anak pra sekolah
3. Pelayanan bedah
3.1 Pelayanan bedah mencakup :
3.1.1 Pemberian asuhan keperawatan pada pasien pre Op
3.1.2 Pemberian asuhan keperawatan pada pasien post Op
3.2 Pelayanan kasus penyakit dalam mencakup pemberian asuhan keperawatan pada
kasus penyakit dalam meliputi pengkajian, observasi, intervensi, evaluasi melakukan
kolaborasi untuk pemberian terapi

4.6 Prosedur Pelayanan


1. Selalu dilakukan identifikasi pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama &
tanggal lahir pasien. Bila pasien tidak sadar dilakukan dengan mencocokkan gelang
identitas pasien
2. Pemeriksaan pasien dilakukan dengan secara sistematis meliputi anamnese dan
pemeriksaan fisik oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan)
3. Perawatan pasien bisa kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain bila diperlukan
4. Sebagian pasien dilakukan penilaian spiritual oleh rohaniawan tergantung permintaan
pasien dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien (kecuali bayi)
5. Jika pasien perlu dikonsulkan, DPJP menulis lembar konsultasi medic antar bagian &
dokter konsulen harus mengisi jawaban dokter konsulan dilembar tersebut
6. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan informasi
mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan oleh DPJP. Kemudia pasien dan keluarga
dberikan waktu untuk mengambil keputusan. Jika setuju diberikan persetujuan tindakan

17
medic dan di tandatangai oleh DPJP, pasien/keluarga. Bila menolak diberikan penolakan
tindakan medic dan ditandatangani oleh DPJP, pasien/keluarga.
7. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP).
8. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya
9. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative
10. Pulang dan kunjungan ulang/control
10.1 pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter
10.2 pada saat pulang diberikan informasi & edukasi mengenai diet, jadwal control, obat
pulang (sudah dijelaskan apoteker), perawatan di rumah, syarat syarat asuransi
(bila ada)

BAB V
LOGISTIK

PERSEDIAAN JUMLAH
NO
BARANG BARANG
OBAT
1 Microsield Hand ADA
Scrub 2%
2 Microsield ADA
Handrub
PERCETAKAN
1. Amplop logo besar ADA

2. Amplop RSHM ADA


kecil
3. Kartu obat kuning -

4. Kartu obat hijau -

18
5. Kartu obat merah -

6. Kartu obat putih -

7. Kembali berobat -
biru
8. Kembali berobat -
merah muda
9. Kembali berobat -
putih
10. Memo kosong
RSHM
11. Pensterilan alat 3
KST
12. Surat keterangan Tdk terbatas
kematian
13. Surat keterangan Tdk terbatas
dokter
14. Surat perintah kerja -
lembur
15. Slip perbaikan Tdk terbatas
bengkel
RUMAH TANGGA
1. Alkaline A3 -

2. Clear refill -

3. Kresek kuning Tdk terbatas

4. Kresek hitam Tdk terbatas

5. Sabun tangan Ada


orange
6. Sunlight 400 ml Ada

7. Tissue roll Ada

19
8. Waslap Ada

9. O2 Besar 80

10. Masker Tdk terbatas

11. Tiang IV beroda Ada

ATK
1. Buku ekspedisi Ada

2. Buku folio Ada

3. Bolpoin standar Ada


hitam
4. Isi staples Ada

5. Klip besar Ada

6. Klip kecil Ada

7. Lem povinal Ada

8. Spidol board Ada

9. Spidol kecil hitam Ada

10. Timbangan BB Ada

PEMELIHARAAN UMUM
1. Lampu Philips 11

2. Lampu Philips 14
watt
3. Lampu Philips 20 Tdk terbatas
watt
4. Lampu Philips 24 Tdk terbatas

20
watt
PEMELIHARAAN RUANGAN
1. Pemasangan lampu Ada
tidur isolasi
2. Renovasi ruang -
isolasi
ALKES
1. Pagar tempat tidur Tdk terbatas

2. Perbaikan putaran Tdk terbatas


tempat tidur
3. Roda tempat tidur Tdk terbatas

4. Kalibrasi -
tensimeter
5. Kalibrasi syring -
pump
6. Tensi meter digital 9

7. Stetoskop 9

8. Manometer O2 5

9. Oksimeter finger -

21
22
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien di ruang rawat inap merupakan hal
yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mengingat perawatan
pada pasien rawat inap mrmbutuhkan perhatian yang lebih dan membutuhkan penanganan
jangka panjang yang perlu keseriusan dari tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya
kesalahan penanganan dalam praktiknya. Kejadian yang mengacu pada keselamatan pasien
diantaranya pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien diberi obat salah, tidak ada alat/obat
emergensi, tidak ada oksigen, tidak ada alat penyedot lender, tidak tersedia alat pemadam
kebakaran, dan pemakaian obat.

6.2 Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

6.3 Standar Patient Safety


1. Ketepatan identifikasi pasien
(1) Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien
(2) Gelang identitas untuk pasien laki-laki berwarna biru muda. Bila pasien ada resiko
jatuh diberi gelang warna kuning & bila pasien ada alergi diberi gelang merah,
serta gelang ungu untuk pasien DNR
(3) Ada 2 identitas yang digunakan, yaitu nama dan tanggal lahir yang disesuaikan
dengan tanda pengenal resmi
(4) Identifikasi digunakan sebelum pemberian obat, sebelum pemberian transfusi
darah, sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi, sebelum dilakukan tindakan medis.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Menggunakan teknik SBAR (situation, background, assessment, recommendation)
dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar
pemberi layanan.
1) Situation
Kondisi terkini yang terjadi pada pasien
2) Background
Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
3) Assessment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
4) Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini

Dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan


writeback, readback & reconfirm

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai


1) Obat-obat high alert tidak disimpan diruang rawat inap
2) Obat-obat NORUM/LASA dapat ditemukan didaftar obat NORUM/LASA
3) Obat- obat emergensi disimpan dalam emergensi kid dan dipastikan selalu
tersedia & harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak sesuai
lagi dengan daftar yang ditempel dalam emergensi kid. Perbekalan farmasi
dari emergensi kid dikontrol oleh farmasi dan kepala instalasi
4) Setiap pasien yang mendapatkan terapi (obat) harus disertai resep yang
ditulis oleh dokter pemberi terapi.
5) Penyediaan obat dilakukan oleh apoteker. Petugas farmasi menyediakan obat
setiap hari & dibedakan menurut jam pemberian obat sehingga memudahkan
perawat untuk memberikan obat ke pasien
6) Pemberian obat harus memperhatikan 6 benar : Benar obat, Benar dosis,
Benar pasien, Benar Cara, Benar Waktu, Benar Dokumentasi.
7) Pembagian obat menggunakan baki obat. Sebelum obat diberikan ke pasien,
obat ditunjukkan ke pasien dengan tujuan pasien tahu obat apa saja yang
diberikan pada saat itu
8) Jam pemberian obat diseragamkan
Obat tetes mata/hidung/telinga

1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 06.00 12.00 18.00 22.00 - -
6 dd 06.00 10.00 14.00 18.00 21.00 24.00

Suppositoria

1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -

Peroral

Pagi 08.00 - - - - -
Siang 12.00 - - - - -
Sore 18.00 - - - - -
Malam 20.00 12.00 18.00 22.00 - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 08.00 12.00 18.00 - - -

Nebular

1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 04.00 12.00 20.00 - - -
4 dd 04.00 10.00 16.00 22.00 - -

Injeksi (termasuk antibiotika)

1 dd 08.00 - - - - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 16.00 24.00 - - -
4 dd 08.00 14.00 18.00 24.00 - -

Pemberian obat dilakukan oleh perawat sesuai dengan uraian tugasnya


masing-masing. Perawat yang masih orientasi boleh memberikan obat dengan
pengawasan perawat senior, dan dilakukan evaluasi untuk menentukan kapan
perawat orientasi boleh memberikan obat sendiri

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi


Penandaan lokasi operasi oleh DPJP yang dilakukan diruang pasien sebelum
dilakukan operasi (untuk pasien terencana). Bila operasi dilakukan segera (dari IGD),
penandaan bisa dilakukan di kamar operasi.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Untuk mengurangi resiko infeksi, semua petugas di rumah sakit melakukan
kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yaitu:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum tindakan aseptic
3) Sesudah kontak dengan pasien
4) Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5) Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ada 2 cara cuci tangan yang digunakan :

1) Handwash
(1) Dengan air mengalir
(2) Waktunya 40-60 detik
2) Hand rub
(1) Dengan air berbasis alcohol
(2) Waktunya 20-30 detik
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
1) Setiap tempat tidur dipasang pagar pengaman
2) Setiap pasien dilakukan penilaian resiko jatuh dengan menggunakan metode
morse fall scale
3) Pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat & kemudian dapat dijadikan dasar
pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut
4) Perawat memasang gelang kuning bila pasien beresiko jatuh & memberitahu
pasien dan atau keluarga meksud pemasangan gelang tersebut
5) Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala atau jika terjadi
perubahan kondisi pasien atau pengobatan
6) Jika ada pasien jatuh dilakukan tatalaksana pasien jatuh membuat laporan insiden
keselamatan pasien

Bila terjadi insiden di ruang rawat inap, pelaku & yang mengetahui kejadian
mambuat laporan insiden keselamatan pasien dalam waktu 2 x 24 jam. Selanjutnya
diserahkan ke komite keselamatan pasien rumah sakit untuk diproses serta mencari
solusi untuk mengurangi resiko.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar tempat kerja
tersebut

7.2 Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Hikmah Masamba
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

7.3 Tatalaksana Keselamatan Kerja

Mengaku pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas rumah sakit dapat
menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya :
a. Petugas mengerti SPO penggunaan APD sehingga dapat menggunakan APD sesuai
prosedur
b. Tersedianya APD yang memenuhi standar
c. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius
serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit bekas
d. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke pasien
e. Setiap pasien yang menular atau berisiko menular di rawat di ruang isolasi
f. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu:
a) Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi
b) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kaca mata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll)
c) Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, mis : memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infuse, dll.
d) Mencuci tangan dengan sabun antiseptic pada 5 momen
g. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
h. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
a) Dekontaminasi dengan larutan klorin
b) Pencucian dengan sabun
c) Pengeringan
i. Menggunakan baju kerja yang bersih
j. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus:
a) HIV/ AIDS ( sesuai prinsip pencegahan infeksi )
b) Flu burung

Kewaspadaan standar karyawan / petugas dalam menghadapi penderita dengan


dugaan flu burung adalah :
a) Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama 5
menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun punggung tangan
b) Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita
c) Memakai masker N95 atau minimal masker badan
d) Menggunakan pelindung wajah
e) Menggunakan apron / gaun pelindung
f) Menggunakan sarung tangan
g) Menggunakan sarung tangan
h) Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
k. Hepatitis B/C (sesuai prinsip pencegahan infeksi )
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, pelayanan rawat inap harus mempunyai suatu
ukuran yang menjamin peningkatan mutu. Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan rawat
inap perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi
pelayanan rawat inap dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai
peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Indicator yang digunakan adalah dengan
menggunakan SPM (Standar Pelayanan Minimal). Adapun Standar Pelayanan Minimal dirawat
adalah :

1. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap

Judul Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap


Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga spesialis yang
kompeten di rumah sakit sesuai dengan kelas rumah sakit
Definisi Operasional Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan rawat jalan
spesialistis yang disediakan oleh rumah sakit sesuai dengan
klasifikasi rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap yang tersedia di rumah sakit
Denominator Tidak ada
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit (permenkes No 340/2010)
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
pengumpul data

2. Pemberian Pelayanan Di Rawat Inap

Judul Pemberi Pelayanan Rawat Inap


Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga yang berkompeten
Definisi Operasional Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat
yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan di
ruang rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat
inap
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
pengumpul data

3. Tempat Tidur Dengan Pengaman

Judul Tempat Tidur Dengan Pengaman


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh dari tempat tidur
Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada tempat tidur pasien
agar tidak jatuh dari tempat tidur
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah tempat tidur rawat inap yang mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di rumah sakit
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
pengumpul data

4. Kamar Mandi Dengan Pengaman

Judul Kamar mandi dengan pengaman


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh dari tempat tidur
Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada tempat tidur pasien
agar tidak jatuh dari tempat tidur
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah tempat tidur rawat inap yang mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di rumah sakit
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
pengumpul data

5. Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap (DPJP)

Judul Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap


Dimensi Mutu Kompetensi tekhnis, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk
menjamin kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap sesuai
kebutuhan pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Rekam medic
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
pengumpul data

6. Jam Visite Dokter Spesialis

Judul Jam Visite Dokter Spesialis


Dimensi Mutu Akses, kesinambungan mutu
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu
pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari
kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang
menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00
sampai dengan 14.00
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 -14.00 yang disurvei
Denominator Jumlah visite dokter spesialis yang disurvei
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/komite medic/panitia mutu
pengumpul data

7. Kejadian infeksi pasca operasi

Judul Kejadian infeksi pasca operasi


Dimensi Mutu Kesinambungan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang
bersih sesuai standar
Definisi Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua
Operasional kategori luka sayatan operasi bersih yang dilakukan di Rumah Sakit
dan ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan
(tumor), dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa Tiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber data Rekam medis
Standar 1,5 %
Penanggung jawab Ketua komite medic/komite mutu/tim mutu
pengumpulan data

8. Angka kejadian infeksi Nasokomial

Judul Angka kejadian infeksi Nasokomial


Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nasokomial rumah sakit
Definisi Infeksi nasokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang
Operasional diperoleh selama dirawat di rumah sakit yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu
bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Survey, laporan infeksi nasokomial
Standar 9%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/Komite medic/panitia mutu
pengumpulan data

9. Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat Kecacatan/Kematian

Judul Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat


Kecacatan/Kematian
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama dirawat baik
Operasional akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb yang berakibat
kecacatan atau kematian
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa Tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam satu bulan tersebut dikurangi jumlah
pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
pengumpulan data

10. Kejadian Pulang Paksa

Judul Kejadian Pulang Paksa


Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas pelayanan rumah
sakit
Definisi Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga
Operasional pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam bulan
Sumber data Rekam medis
Standar 5%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
pengumpulan data

11. Kematian Pasien > 48 jam

Judul Kejadian Pulang Paksa


Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman
dan efektif
Definisi Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah
Operasional periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 1 bulan
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu
bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Rekam medis
Standar 0,24%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
pengumpulan data
12. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap

Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap


Dimensi Mutu Kenyaman
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
Operasional pelayanan rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survey
Standar 90%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
pengumpulan data

BAB IX
PENUTUP

Pelayanan rawat inap adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit Hikmah Masamba yang
memberikan pelayanan dengan mengutamakan mutu & keselamatan pasien. Dengan adanya
pedoman pelayanan rawat inap diharapakan dapat membantu dalam memberikan pelayanan
khususnya di rawat inap. Sehingga asuhan pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan yang diharapakan yang berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan pasien karena
kepercayaan masyrakat terhadap Rumah Sakit Hikamah Masamba.

Anda mungkin juga menyukai