TUGAS AKHIR
Untuk memperoleh gelar Ahli Madia pada
Program Diploma III Teknik Elektro
Jurusan Teknik Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
oleh
Ari Wibowo
5350306007
Ketua Sekretaris
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. memberi semua yang kita punya bukanlah hal yang terbaik, tapi memberi
2. percayalah akan hal yang dianggap penting, karena hal yang dipercaya
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan tugas akhir dengan judul Pengaturan
diselesaikan.
Penulisan laporan tugas akhir ini tidak lepas dari pemikiran dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Yth :
Semarang.
2. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
3. Drs. Agus Murnomo, M.T selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Elektro
6. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir yang tidak
Penulis
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
D. Tujuan .......................................................................................... 2
E. Manfaat ........................................................................................ 2
1. Mikrokontroler ........................................................................ 3
vi
2. Sensor Suhu DS1820................................................................ 10
3. Relai ........................................................................................ 11
C. Pengujian....................................................................................... 23
D. Pembahasan ................................................................................... 26
A. Kesimpulan .................................................................................. 27
B. Saran ............................................................................................ 27
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konvensional menjadi otomatis dan lebih ringkas. Dengan adanya teknologi ini maka
Pada saat ini di pasaran AC (air conditioner) masih menjadi pilihan utama
sebagai penyejuk udara. Dikarenakan sistem operasinya yang sudah otomatis dan
menengah ke atas yang mampu memiliki. Oleh karena itu konsep alat pengaturan
kipas menggunakan sensor suhu ini dibuat. Mengubah kipas yang tadinya masih
manual ke otomatis. Kipas dapat menyala, mati dan menyesuaikan kecepatan kipas
angin berdasarkan suhu pada ruangan. Pembuatan konsep ini bertujuan agar kipas
angin walaupun dengan harga yang lebih terjangkau dari AC, tetapi memiliki sistem
operasi yang otomatis seperti halnya AC. Sehingga masyarakat dapat menikmati
kemudahan sebuah alat kipas angin ini dengan kemampuan yang hampir sama dengan
1
2
B. Rumusan Masalah
kontrol suhu?
C. Batasan Masalah
Permasalahan pada tugas akhir ini akan dibatasi yaitu pembuatan alat
D. Tujuan
ruangan.
E. Manfaat
dunia pendidikan.
A. Landasan Teori
1. Mikrokontroler
a. Pengertian Mikrokontroler
dan clock seperti halnya yang dimiliki oleh sebuah komputer PC. Mengingat
kemasannya yang hanya berupa sebuah chip dengan ukuran yang relatif kecil
baik dilihat dari segi kecepatan, kapsitas memori maupun fitur-fitur yang
dimilikinya.
terpenting dan utama dari suatu sistem komputerisasi adalah program itu
programmer.
3
4
yang jauh lebih kecil seperti saklar atau keypad kecil. Hampir semua input
yang sama dengan tegangan logika dari sumber. Tegangan positif sumber
umumnya adalah 5 volt. Padahal dalam dunia nyata terdapat banyak sinyal
analog atau sinyal dengan tegangan level yang bervariasi. Karena itu ada
diantaranya:
(1) Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan
(2) RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU
sedang running.
(4) Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil
(5) Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung
waktu / pulsa.
modulasi pulsa.
(9) SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus
b. Mikrokontroler ATMega8535
fasilitas yang cukup lengkap. Dari kapasitas memori program dan memori
data yang cukup besar, interupsi, timer / counter, PWM, USART, TWI,
Programming.
(h) 2 buah timer / counter 8 bit dan 1 buah timer / counter 16 bit.
mikrokontroler ATMega8535.
8
operasi pada Aritmetic Logic Unit (ALU) yang dapat dilakukan dalam
satu siklus. Enam dari register serba guna dapat digunakan sebagai
Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16 bit atau 32 bit.
register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register
dan fungsi I/O lainnya. Register register ini menepati memori pada
8-B it D ata Bus
alamat 0x20h 0x5Fh. Gambar arsitektur ATMega8535 terlihat pada
F lash Program S tatus Interrupt
P rogram C ounter and C ontrol U nit
Gambar 2. (Sumber: datasheet ATMega8535)
M em ory
32 x 8 SP I
G eneral U nit
Instruction
R egister Purpose
R egister
W atchdog
Tim er
Instruc tion
Indirect Addressing
D ecoder
Direct Addressing
Analog
C om parator
ALU
C ontrol Lines
I/O M odule 1
D ata
SRAM I/O M odule 2
I/O M odule n
EE PR O M
I/O Lines
2. Sensor DS 1820
meningkatnya suhu, maka akan lebih banyak ikatan kovalen yang pecah
dan lebih banyak pula elektron bebas maupun ruang kosong positif akan
Partikel bermuatan positif ini disebut hole. Pada semikonduktor, dua jenis
kode yang unik, jumlah perangkat yang dapat ditangani pada satu bus
tentang perintah dan "Slot waktu," adalah tercakup dalam bagian Sistem 1-
Wire Bus. Fitur lain dari DS18S20 adalah kemampuan untuk beroperasi
tanpa catu daya eksternal. Power bukan dipasok melalui resistor pullup 1-
Wire melalui pin DQ ketika bus yang tinggi. Bus yang tinggi sinyal juga
perangkat ketika bus yang rendah. Metode ini berasal daya dari bus 1-Wire
kemampuan untuk mengukur suhu pada kisaran -55C sampai 125C dan
sampai 85C.
3. Relai
digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar
Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya
13
magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup.
Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke
dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda
pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk
mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relai berganti posisi
4. Catu Daya
Catu daya atau power supply adalah suatu rangkaian yang
Jenis rangkaian catu daya cukup banyak tetapi untuk rangkaian yang
AC DC
Transformator Penyearah Filter Regulator
pembuatan program, karena dengan diagram blok bisa diketahui alur kerja
alat
15
PC
KOMUNIKASI
SERIAL
SENSOR MIKROKONTROL
CATU DAYA
DS1820 ER
RELAI
KIPAS
AC 220
ANGIN
desain skema rangkaian serta menentukan alat dan bahan yang akan
digunakan
a b
Gambar 6. a. Layout Sistem Minimum
b. Tata letak komponen
a b
a b
Gambar 11. Rangkaian Tercetak Downloader
a. Jalur Pengawatan
b. Tata Letak Komponen
melalui relai.
21
a b
Gambar 12. Rangkaian Tercetak Relai
a. Jalur Pengawatan
b. Gambar Rangkaian
Daftar komponen :
(a) Resistor 330.. 3 buah
(b) Transistor 2222 N.... 3 buah
(c) Relay 12V/250V.. 3 buah
(d) Dioda IN 4002.. 3 buah
(e) Konektor 2 pin.. 1 buah
(f) Konektor 4 pin.. 1 buah
Over Voltage dari batas yang telah ditentukan yaitu 220 V AC. Cara
kerja dari pengaman tersebut adalah jika tegangan jala jala PLN
AC 220 LM 7812
VOLT VI VO
GND
0 100F/ 1000F/25V
1N 4001 25V
2200F/
25V
TIP 31A
5 VOLT DC
LM 7805
VI VO
GND
100F/
2200F/ 1N 4001 25V 1000F/25V
25V
goyang-goyang.
(6) Menyolder
penyolderan.
C. Pengujian
keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian catu daya dapat dilihat dalam
tabel 03:
Dalam hal ini tegangan keluaran rangkaian Catu Daya banyak yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain adalah kualitas bahan dari tiap komponen yang
digunakan sudah tidak murni lagi atau adanya nilai toleransi dari
komponen tersebut.
2. Pengujian Alat
kipas angin,kipas angin menyala maupun mati. Adapun hasil dari uji coba
2. Suhu antara 20
Suhu 20 25 On 1 25 derajat kipas
derajat angin menyala
pada speed 1
sesuai setting.
3. Suhu di atas 25
Suhu > 25 derajat On 2 derajat kipas angin
menyala pada
speed 2 sesuai
setting.
Table 05. Tabel Hasil Pengujian
Suhu Speed
Rata-rata Kipas
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5
2. 20.5 derajat 20.5 derajat 21 derajat 20.5 derajat 20.5 derajat 20,6 On 1
3. 26 derajat 25.5 derajat 25.5 derajat 26,5 derajat 25,5 derajat 25,8 On 2
27
D. Pembahasan
tersebut terjadi ketidak cocokan suhu antara hasil percobaan dengan setingan.
ruangnya + 0,5 derajat Celcius pada saat pembacaan suhu naik maupun saat
turun.
kecil karena kondisi kipas yang sudah tidak baik. Dan dalam pembahasan ini
juga tidak disinggung mengenai RPM motor kipas, tetapi hanya tingkatan
speed yang terindikasi dari nyala lampu LED. Dimulai saat kipas dalam
kondisi ON pada speed 1 maka yang menyala LED warna merah, dan pada
speed 2 maka yang menyala LED warna biru. Apabila kipas dalam kondisi
E. Keterbatasan Alat
penggunaan kipas angin yang kurang baik. Sehingga kecepatan 1 dan 2 pada
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kipas angin dapat menyala, mati dan menyesuaikan tingkat kecepatan kipas angin
dikarenakan kipas angin yang digunakan kurang baik dan kecepatan 1 dan 2 pada
karena kondisi kipas yang sudah tidak baik. Dan dalam pembahasan ini juga tidak
disinggung mengenai rpm speed motor kipas, tetapi hanya tingkatan speed yang
terindikasi dari nyala lampu LED. Dimulai saat kipas dalam kondisi ON pada
speed 1 maka yang menyala LED warna merah, dan pada speed 2 maka yang
menyala LED warna biru. Apabila kipas dalam kondisi OFF maka LED mati
B. Saran
secara otomatis dengan baik, akan tetapi kecepatan 1 dan 2 pada kipas hampir
sama kecepatannya. Kipas ini dilengkapi dengan lampu LED indikator dan
28
29
dilengkapi LCD untuk pembacaan suhu pada ruangan untuk mempermudah dalam
30
31
LAMPIRAN I
32
33
34
LAMPIRAN II
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.04.2c Evaluation
Automatic Program Generator
Copyright 1998-2009 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 7/14/2010
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company :
Comments:
#include <1wire.h>
void scaning(void);
/* allocate space for ROM codes of the devices hich generate an alarm */
//unsigned char alarm_rom_codes[1][9];
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
36
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer 1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// USART initialization
// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity
// USART Receiver: Off
// USART Transmitter: On
// USART Mode: Asynchronous
// USART Baud Rate: 115200
UCSRA=0x00;
UCSRB=0x08;
UCSRC=0x86;
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x05;
lcd_init(16);
devices=w1_search(0xf0,rom_codes);
while (1)
{
// Place your code here
// baca sensor suhu
temp=ds1820_temperature_10(&rom_codes[0][0]);
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf (lcd_buffer,"suhu:%-i.%-u%",temp/10,abs(temp%10));
lcd_puts(lcd_buffer);
// lcd_gotoxy(0,1);
// sprintf (lcd_buffer,"temp:%i",temp);
//
// lcd_puts(lcd_buffer);
lcd_gotoxy(0,0);
sprintf (lcd_buffer,"20-25:1,<25:2,");
lcd_puts(lcd_buffer);
//PORTA.1=1;
scaning();
};
}
void scaning(void)
{
//unsigned char suhu;
38
//suhu=(t1/10);
PORTA=0;
switch(temp)
case 100:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 105:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 110:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 115:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 120:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("ff");
delay_ms(100);
break;
case 125:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
39
case 130:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 135:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("ff");
delay_ms(100);
break;
case 140:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("ff");
delay_ms(100);
break;
case 145:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("ff");
delay_ms(100);
break;
case 150:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("ff");
delay_ms(100);
break;
case 155:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 160:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
40
case 165:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 170:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 175:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 180:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 185:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
delay_ms(100);
break;
case 190:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("0ff");
delay_ms(100);
break;
case 195:
speed1=0;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("off");
41
delay_ms(100);
break;
case 200:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 205:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 210:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 215:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 220:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 225:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 230:
speed1=1;
speed2=0;
42
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 235:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 240:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 245:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 250:
speed1=1;
speed2=0;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-1-");
delay_ms(100);
break;
case 255:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 260:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 265:
43
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 270:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 275:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 280:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 285:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 290:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 295:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 300:
44
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 305:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 310:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 315:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 320:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 325:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 330:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 335:
45
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 340:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
case 345:
speed1=0;
speed2=1;
lcd_gotoxy(12,1);
lcd_putsf("-2-");
delay_ms(100);
break;
LAMPIRAN III
46
LAMPIRAN IV
Rangkaian Keseluruhan