Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul "
Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah " dengan baik.Makalah ini berisikan tentang sejarah
dan strategi dakwahRasulullah SAW periode Mekah.
Kami menyadari bahwa makalah inimasih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini.Semoga Allah SWT meridhai segala usaha kami. Amin .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
A.sejarah dakwah rasulullah SAW di mekkah
Masyarakat arab jahiliyah periode mekkah
Pengangkatan nabi Muhammad SAW sebagai rasul
Ajaran islam periode mekkah
B.strategi dakwah rasulullah SAW periode mekkah
Dakwah secara sembunyi sembunyi
Dakwah secara terang terangan
Reaksi kaum kafir qurais terhadap dakwah rasulullah SAW
Beberapa strategi dakwah rasulullah SAW
Subtansi dan strategi dakwah rasulullah SAW periode mekkah
Hikmah sejarah dakwah periode mekkah
Penerapan sikap dan periode
A. Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam setelah beliau dimuliakan oleh
Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode yang masing-masing
memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:
Kondisi masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul
sangatlah rusak, banyak terjadi perang antar suku, penyembahan berhala, dan juga mengubur
bayi perempuan hidup-hidup; karena pada saat itu memiliki anak perempuan adalah sesuatu
yang memalukan, sehingga zaman tersebut dinamakan dengan zaman jahiliyah atau zaman
kebodohan. Kekecewaan Muhammad S.A.W membuatnya melakukan kontemplasi atau
berkholwat atau menyendiri di Goa Hiro.
Ketika usia 40 Tahun ketika Muhammad S.A.W sedang melakukan kontemplasi atau
berkholwat di gua Hiro datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah untuk yang
pertama kalinya. "Iqro Bismi Robbikal Ladzi Kholaq", Bacalah dengan Nama
Tuhanmu yang menciptakanmu. Muhammad S.A.W menjawab Ma Ana Bi Qori,in;
Saya Tidak Dapat Membaca dilakukan sampai berulang kali sampai akhir Surat Al-Alaq
(surat Al- A1aq 95: 1-5).
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat malam tanggal 17 Ramadhan atau bertepatan
tanggal 6 Agustus 610 M. Maka penistiwa turunya wahyu pertama tersebut diperingati
sebagal Nuzulul Quran.
Peristiwa turunnya wahyu pertama tersebut membuat Nabi Muhammad S.A.W ketakutan
sehingga beliau pulang untuk menenangkan diri dan menemui istrinya yaitu Siti Khadijah
sambil berkata selimutilah aku istriku..., Siti Khadijah pun menyelimuti tubuh Rasulullah
dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Setelah ketakutannya hilang, barulah Siti Khadijah bertanya, Wahai suamiku apa yang
terjadi dengan dirimu, sampai-sampai engkau ketakutan dan cemas...? Maka Nabi pun
menceritakan apa yang terjadi pada dirinya di Goa Hiro. Dengan kelembutan dan kasih
sayang Siti Khadijah berusaha untuk menenangkan suaminya dengan kalimat-kalimat yang
indah dan memberi semangat.
Maka Siti Khadijah mengajak Rasulullah untuk menemui sepupunya yaitu Waroqoh bin
Naufal, yaitu seorang ahli kitab Taurot dan Injil, untuk menanyakan peristiwa yang terjadi
pada diri Rasulullah S.A.W. Maka Warokoh pun berkata Tuhan telah memilihmu
Muhammad menjadi Rasul pemimpin umat dunia, engkau adalah manusia yang berakhlak
mulia, akan tetapi engkau akan berhadapan dengan umatmu yang tidak menyukai dirimu dan
mereka akan melakukan hal-hal yang keji untuk dapat menyingkirkanmu. Warokoh
mengucapkan itu dengan penuh haru dan bangga karena keluarganya terpilih oleh Allah SWT
untuk mensyiarkan Islam
Rasulullah saw mendakwakan agama Allah dengan dua cara, yaitu: fase pertama secara
sembunyi-sembunyi dan fase kedua dengan cara terang-terangan. Kali ini islamnyamuslim
akan membahas dakwah Rasulullah saw secara sembunyi-sembunyi.
Rasulullah saw menjadikan kota Makkah sebagai tolak ukur untuk memulai aktifitasnya.
Pada awalnya, Rasulullah saw melakukan metode dakwah sirriyah (sembunyi-sembunyi),
berlangsung selama tiga tahun pertama beliau memulai dakwanya. Hal tersebut mengingat
keadaan Rasulullah saw yang masih lemah dan belum memiliki pengikut, meskipun ia
berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang yang disegani dan dihormati.
Lapisan yang paling pertama beliah seru tentu saja keluarga dan kenalan dekat beliau. Itu pun
hanya mereka yang memperlihatkan tanda-tanda kebaikan yang ada pada dirinya. Tak berapa
lama kemudian, tercatatlah sejumlah orang yang masuk islam berkat dakwah beliau, di
antaranya: Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa`ad bin Abi
Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka juga termasuk generasi pertama dan kalangan yang
banyak berperan dalam dakwah Rasulullah saw.
Kemudian satu persatu masyarakat Quraisy masuk islam, seperti Bilal bin Rabah, Abu
Ubaidah Amir bin Jarrah, Abu Salamah bin Abd al-Asad, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin
Madz`un, Fatimah binti Khatthab, Khabbab bin` Art, Abudullah bin Masud dan lainnya.
Sementara itu wahyu terus diturunkan, umumnya pendek-pendek, namun memiliki tekanan
kuat untuk membersihkan hati dari berbagai kotoran duniawi, sangat sesuai dengan kondisi
saat itu yang membutuhkan kelembutan hati dan jiwa. Wahyu yang turun saat itu banyak
menggambarkan tentang keadaan syurga dan neraka. Sehingga muncul kerinduan terhadap
syurga dan ketakutan terhadap neraka.
Lama kelamaan muncullah keteguhan hati yang kuat di antara mereka yang melahirkan
Ukhuwwah dan tolong menolong. Ibadah saat itu yang sudah mereka lakukan ialah shalat.
Namun, karena pada waktu itu belum ada perintah shalat lima waktu, mereka hanya shalat
dua rakaat setiap pagi dan petang. Hal ini sesuai dengan perintah Allah swt yang tertuang
dalam al-Qur an surat al-Mu`minun: 55.
Usaha beliau tidak sia-sia. Pada hari-hari pertama beliau berdakwah telah terkumpul sejumlah
orang yang menerima dakwah dengan penuh keyakinan dan penghormatan terhadap
Rasulullah saw. Merekalah dalam secara yang terkenal sebagai as-Saabiquunal Awwalun
(Generasi Pertama yang Menerima Islam)
Orang terdepan dari kelompok ini ialah istri Rasulullah saw sendiri; Ummul Mu`minun;
Khadijah binti Khuwailid, kemudian budaknya: Zaid bin Haritsah, lalu sepupunya; Ali bin
Abi Thalib yang saat itu masih belia dan diasuh oleh Nabi Muhammad saw.
Advertisement
Kemudia sahabat dekat beliau, Abu Bakar as-Shiddiq.
Abu Bakar as-Shiddiq R.A setelah masuk islam turut serta berdakwah. Berkat usaha dan
posisinya sebagai orang terhormat dalam kaum Quraisy, dakwanya cepat memberikan hasil
baik.
Nabi Muhammad SAW melakukan dawatul afrad , yaitu ajakan memeluk islam secara
diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah lain selama tiga tahun.
Kemudian turunlah surat Al Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rosulullah agar menyerukan
atau menyiarkan agama Islam secara terang-terangan atau tidak lagi dilakukan dengan cara
sembunyi-sembunyi. Sejak saat itulah, Muhammad SAW menyeru kaumnya secara umum
ditempat-tempat terbuka agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya. Seruan yang bersifat umum ini awalnya di tunjukan
kepada:
1) Kerabat-kerabatnya
2) Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan, hartawan, maupun
hamba sahaya, tidak terkecuali dai kalangan bangsa quraisy
3) Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah untuk mengerjakan haji.
Akan tetapi, dengan keyakinan dan bimbingan serta petunjuk Allah SWT, gerakan dakwah
Nabi Muhammad SAW semakin tersebar luas dan pengikutnya semakin bertambah banyak.
seruan Nabi Muhammad SAW juga semakin tegas, lantang, ddan berani, bahkan memperjelas
bahwa sesembahan (berhala) mereka adalah suatu kekeliruan dan sangat menyesatkan
Reaksi kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah Saw yang berlangsung sejak adanya
dakwah yang dilakukan secara terang-terangan oleh Rasulullah Saw pada periode Mekah.
Dan penolakan tersebut dipicu karena adanya beberapa sebab, diantaranya:
a. Rasulullah Saw mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan antara semua
orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya terhadap Allah Swt. orang miskin
yang bertakwa, di hadapan Allah Swt lebih mulia daripada orang kaya yang durhaka
(lihat Q.S. Al-Hujurat, 49: 13)
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan
hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka
ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah Saw (Islam) melarangnya.
b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam
akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka si alam kuburnya akan memperoleh
kenikmatan dan di alam akhirat akan masuk surga. Sedangakn manusia yang ketika di
dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat, maka di alam kuburnya akan disiksa dan di alam
akhiratnya akan masuk neraka.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka merasa ngeri
dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Reaksi kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw yang menolak dawah tersebut
juga disebabkan karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup
bermasyarakat warisan leluhur mereka. Mereka berkata,Cukup bagi kami apa yang telah
kami terimah dari nenek moyang kami. (Q.S. Al-Maidah, 5: 104)
Reaksi kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw juga ditunjukan oleh
para kaum kafir Quraisy dalam berbagai usaha penolakan dan penghentian yang
mereka lakukan seperti berikut:
Para budak yang telah masuk Islam, seperti Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-
Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya diluar
batas perikemanusian. Bahkan, Az-Zanirah disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu
Amr binti Yasir, budak milik Bani Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.
Abu Bakar Ash Shidiq r.a. tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman disiksa seperti itu,
lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka termasuk Bilal, dengan cara
memberikan sejumlah uang tebusan kepada tuannya.
Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa anggota keluarganya
yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut agama keluarganya (agama
Watsani).
Nabi Muhammad Saw sendiri dilempari kotoran oleh Ummul Jamil (istri Abu Lahab)
dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal.
Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah Saw, agar
Rasulullah Saw menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu Thalib menyampaikan
keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah Saw bersabda:Wahai pamanku demi
Allah, biarkan mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku,
aku tidak akan menghentikan dakwah agama Allah ini, hingga menang, atau aku binasa
karenanya.
Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad Saw agar permusuhan di
antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam
dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Usulan tersebut ditolak oleh Nabi Muhammad Saw, karena menurut ajaran Islam
mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah bukan Islam,
termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan baca dan pahami Q.S.
Al-Kafirun, 109: 1-6)
C. Reaksi Kaum Quraisy Terhadap Dakwah Rasulullah Di Mekah
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu
cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar
Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa
akan menjadi tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada
Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan
kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy
terhadap dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.
Serulah kepada Allah atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang mengikutiku.
Maha suci Allah, aku tiada termasuk orang-orang musyrik ( Yusuf ;108 )
Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ala basyiroh pada ayat
diatas adalah ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakawah kepada Allah hendaklah
berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini sangatlah logis, sebab telah terbukti dalam lembar
sejarah Muhammad Saw sebagai rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang
menjadikn Islam sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang
peneliti barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada urutan pertama dari 100
tokoh dunia yang paling berpengaruh.
Pada tulisan ini, akan disajikan secara garis besar bagaimana rasulullah Saw dalam
meletakkan strategi dakwah, hingga pengaruhnya semakin meluas sepanjang zaman. Fase
Dakwah Rasulullah. Dalam catatan para sejarawan, disepakati fase dakwah rasulullah secara
global ada dua tahapan, dakwah sirriyah dan dakwah jahriyyah. Dakwah sirriyah dijalaninya
selama kurang lebih 3 tahun di awal masa kenabian, sementara dakwah jahriyyah diawali
setelah Allah memerintahkan beliau dengan turunnya surat Al-Hijr ayat ; 92.
Keberhasilan dakwah rasulullah yang paling menonjol pada masa dakwah sirriyah, dapat
diringkas ada 3 strategi penting dan sangat mendasar , antara lain ;
Adapun sikap dan perilaku yang dapat diterapkan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Membaca dan memahami perjuangan Nabi Saw, dan ikut serta menyiarkan Islam sebagai
tatanan kehidupan manusia agar tercapai tujuan hidupnya, selamat dan sejahterah di dunia
dan akhirat.
2. Melaksanakan dan melestarikan sunnah Rasulullah yang tidak bertentangan dengan Al-
Quran sesuai dengan kemampuan masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, di
waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang
membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu surat AlAlaq
ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah.
Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler.
Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab
dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah
menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih
1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar
keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan
sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu
cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar
Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa
akan menjadi tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada
Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan
kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy
terhadap dakwah Rasulullah saw.