Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul "
Dakwah Rasulullah SAW Periode Mekah " dengan baik.Makalah ini berisikan tentang sejarah
dan strategi dakwahRasulullah SAW periode Mekah.
Kami menyadari bahwa makalah inimasih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini.Semoga Allah SWT meridhai segala usaha kami. Amin .
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
A.sejarah dakwah rasulullah SAW di mekkah
Masyarakat arab jahiliyah periode mekkah
Pengangkatan nabi Muhammad SAW sebagai rasul
Ajaran islam periode mekkah
B.strategi dakwah rasulullah SAW periode mekkah
Dakwah secara sembunyi sembunyi
Dakwah secara terang terangan
Reaksi kaum kafir qurais terhadap dakwah rasulullah SAW
Beberapa strategi dakwah rasulullah SAW
Subtansi dan strategi dakwah rasulullah SAW periode mekkah
Hikmah sejarah dakwah periode mekkah
Penerapan sikap dan periode

BAB III PENUTUP


C.Kesimpulan
D. Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam setelah beliau dimuliakan oleh
Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode yang masing-masing
memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:

PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13 tahun


PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh

Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan masing-masing


tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya dari yang lainnya. Hal itu
akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian secara seksama dan detail terhadap
kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua periode tersebut.

B. Tahapan Periode Mekah


Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan:
Tahapan dakwah sirriyyah (sembunyi-sembunyi); berlangsung selama tiga tahun.
Tahapan dakwah secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah; dari permulaan tahun ke-
empat kenabian hingga hijrah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ke Madinah.
Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya di kalangan penduduknya; dari
penghujung tahun ke-sepuluh kenabian-dimana juga mencakup Periode Madinah- dan
berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH


1. Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau
masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya
masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah
diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka umumnya
beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu
mereka letakkan di Kabah (Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang
termahsyur bernama: Maabi, Hubai, Khuzaah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula
sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan
kaum Sabiin.

2. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul


Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17
Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira,
waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter
sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya
Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Quran Surah
Al-Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Quran pertama tersebut, dalam sejarah Islam
dinamakan Nuzul Al-Quran.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-Alaq: 1-5) turun pula Surah
Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah
menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13
tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa
Al-Quran sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada
periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.

Kondisi masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul
sangatlah rusak, banyak terjadi perang antar suku, penyembahan berhala, dan juga mengubur
bayi perempuan hidup-hidup; karena pada saat itu memiliki anak perempuan adalah sesuatu
yang memalukan, sehingga zaman tersebut dinamakan dengan zaman jahiliyah atau zaman
kebodohan. Kekecewaan Muhammad S.A.W membuatnya melakukan kontemplasi atau
berkholwat atau menyendiri di Goa Hiro.

Ketika usia 40 Tahun ketika Muhammad S.A.W sedang melakukan kontemplasi atau
berkholwat di gua Hiro datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah untuk yang
pertama kalinya. "Iqro Bismi Robbikal Ladzi Kholaq", Bacalah dengan Nama
Tuhanmu yang menciptakanmu. Muhammad S.A.W menjawab Ma Ana Bi Qori,in;
Saya Tidak Dapat Membaca dilakukan sampai berulang kali sampai akhir Surat Al-Alaq
(surat Al- A1aq 95: 1-5).

Peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat malam tanggal 17 Ramadhan atau bertepatan
tanggal 6 Agustus 610 M. Maka penistiwa turunya wahyu pertama tersebut diperingati
sebagal Nuzulul Quran.

Peristiwa turunnya wahyu pertama tersebut membuat Nabi Muhammad S.A.W ketakutan
sehingga beliau pulang untuk menenangkan diri dan menemui istrinya yaitu Siti Khadijah
sambil berkata selimutilah aku istriku..., Siti Khadijah pun menyelimuti tubuh Rasulullah
dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

Setelah ketakutannya hilang, barulah Siti Khadijah bertanya, Wahai suamiku apa yang
terjadi dengan dirimu, sampai-sampai engkau ketakutan dan cemas...? Maka Nabi pun
menceritakan apa yang terjadi pada dirinya di Goa Hiro. Dengan kelembutan dan kasih
sayang Siti Khadijah berusaha untuk menenangkan suaminya dengan kalimat-kalimat yang
indah dan memberi semangat.

Maka Siti Khadijah mengajak Rasulullah untuk menemui sepupunya yaitu Waroqoh bin
Naufal, yaitu seorang ahli kitab Taurot dan Injil, untuk menanyakan peristiwa yang terjadi
pada diri Rasulullah S.A.W. Maka Warokoh pun berkata Tuhan telah memilihmu
Muhammad menjadi Rasul pemimpin umat dunia, engkau adalah manusia yang berakhlak
mulia, akan tetapi engkau akan berhadapan dengan umatmu yang tidak menyukai dirimu dan
mereka akan melakukan hal-hal yang keji untuk dapat menyingkirkanmu. Warokoh
mengucapkan itu dengan penuh haru dan bangga karena keluarganya terpilih oleh Allah SWT
untuk mensyiarkan Islam

3. Ajaran Islam Periode Mekah


Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya
adalah sebagai berikut:
a. Keesaan Allah SWT
b. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
c. Kesucian jiwa
d. Persaudaraan dan Persatuan
STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat
yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut
sebagai berikut:
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk
Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta
sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah
SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10
dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah
dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq
(sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu
kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang
kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
Abdul Amar dari Bani Zuhrah
Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
Utsman bin Affan
Zubair bin Awam
Saad bin Abu Waqqas
Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang
namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi
awal).

Rasulullah saw mendakwakan agama Allah dengan dua cara, yaitu: fase pertama secara
sembunyi-sembunyi dan fase kedua dengan cara terang-terangan. Kali ini islamnyamuslim
akan membahas dakwah Rasulullah saw secara sembunyi-sembunyi.

Rasulullah saw menjadikan kota Makkah sebagai tolak ukur untuk memulai aktifitasnya.
Pada awalnya, Rasulullah saw melakukan metode dakwah sirriyah (sembunyi-sembunyi),
berlangsung selama tiga tahun pertama beliau memulai dakwanya. Hal tersebut mengingat
keadaan Rasulullah saw yang masih lemah dan belum memiliki pengikut, meskipun ia
berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang yang disegani dan dihormati.

Lapisan yang paling pertama beliah seru tentu saja keluarga dan kenalan dekat beliau. Itu pun
hanya mereka yang memperlihatkan tanda-tanda kebaikan yang ada pada dirinya. Tak berapa
lama kemudian, tercatatlah sejumlah orang yang masuk islam berkat dakwah beliau, di
antaranya: Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa`ad bin Abi
Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka juga termasuk generasi pertama dan kalangan yang
banyak berperan dalam dakwah Rasulullah saw.
Kemudian satu persatu masyarakat Quraisy masuk islam, seperti Bilal bin Rabah, Abu
Ubaidah Amir bin Jarrah, Abu Salamah bin Abd al-Asad, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin
Madz`un, Fatimah binti Khatthab, Khabbab bin` Art, Abudullah bin Masud dan lainnya.

Mereka semua masuk islam secara sembunyi-sembunyi, karena Rasulullah saw


menyampaikan dakwanya secara individu dan rahasia.

Sementara itu wahyu terus diturunkan, umumnya pendek-pendek, namun memiliki tekanan
kuat untuk membersihkan hati dari berbagai kotoran duniawi, sangat sesuai dengan kondisi
saat itu yang membutuhkan kelembutan hati dan jiwa. Wahyu yang turun saat itu banyak
menggambarkan tentang keadaan syurga dan neraka. Sehingga muncul kerinduan terhadap
syurga dan ketakutan terhadap neraka.

Lama kelamaan muncullah keteguhan hati yang kuat di antara mereka yang melahirkan
Ukhuwwah dan tolong menolong. Ibadah saat itu yang sudah mereka lakukan ialah shalat.
Namun, karena pada waktu itu belum ada perintah shalat lima waktu, mereka hanya shalat
dua rakaat setiap pagi dan petang. Hal ini sesuai dengan perintah Allah swt yang tertuang
dalam al-Qur an surat al-Mu`minun: 55.

Usaha beliau tidak sia-sia. Pada hari-hari pertama beliau berdakwah telah terkumpul sejumlah
orang yang menerima dakwah dengan penuh keyakinan dan penghormatan terhadap
Rasulullah saw. Merekalah dalam secara yang terkenal sebagai as-Saabiquunal Awwalun
(Generasi Pertama yang Menerima Islam)

Orang terdepan dari kelompok ini ialah istri Rasulullah saw sendiri; Ummul Mu`minun;
Khadijah binti Khuwailid, kemudian budaknya: Zaid bin Haritsah, lalu sepupunya; Ali bin
Abi Thalib yang saat itu masih belia dan diasuh oleh Nabi Muhammad saw.
Advertisement
Kemudia sahabat dekat beliau, Abu Bakar as-Shiddiq.

Abu Bakar as-Shiddiq R.A setelah masuk islam turut serta berdakwah. Berkat usaha dan
posisinya sebagai orang terhormat dalam kaum Quraisy, dakwanya cepat memberikan hasil
baik.

2. Dakwah secara terang-terangan


Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-
terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Quran Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan
dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3
orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya.
Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Jafar bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan
bertempat tinggal di sekitar Kabah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari
kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan
Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian,
sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota
Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama
tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang
kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih
banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi
pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Baiatul Aqabah. Isi Baiatul
Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi
dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan
para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.

Nabi Muhammad SAW melakukan dawatul afrad , yaitu ajakan memeluk islam secara
diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah lain selama tiga tahun.
Kemudian turunlah surat Al Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rosulullah agar menyerukan
atau menyiarkan agama Islam secara terang-terangan atau tidak lagi dilakukan dengan cara
sembunyi-sembunyi. Sejak saat itulah, Muhammad SAW menyeru kaumnya secara umum
ditempat-tempat terbuka agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya. Seruan yang bersifat umum ini awalnya di tunjukan
kepada:
1) Kerabat-kerabatnya
2) Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan, hartawan, maupun
hamba sahaya, tidak terkecuali dai kalangan bangsa quraisy
3) Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah untuk mengerjakan haji.

Pada mulanya mereka menganggap dakwah nabi Muhammad SAW sebagai:

1) Gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan


2) Gerakan yang tidak akan bertahan lama
3) Gerakan yang tidak perlu diacuhkan
4) Gerakan yang di pimpin oleh Muhammad SAW dan Beliau di anggap sudah tidak waras
lagi (sakit jiwa).

Akan tetapi, dengan keyakinan dan bimbingan serta petunjuk Allah SWT, gerakan dakwah
Nabi Muhammad SAW semakin tersebar luas dan pengikutnya semakin bertambah banyak.
seruan Nabi Muhammad SAW juga semakin tegas, lantang, ddan berani, bahkan memperjelas
bahwa sesembahan (berhala) mereka adalah suatu kekeliruan dan sangat menyesatkan

3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW


Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-
sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
1. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan
hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-
kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran
Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
2. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati
yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur
dan azab neraka.
3. Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama
dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
4. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah
SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW
bermacam-macam antara lain:
Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-
Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum
kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di
antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan
melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW
menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita
untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan
jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di
Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin
Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya.
Saat itu, dipimpin oleh Jafar bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan
pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat.
Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut amul huzni (tahun
duka cita)

Reaksi kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah Saw yang berlangsung sejak adanya
dakwah yang dilakukan secara terang-terangan oleh Rasulullah Saw pada periode Mekah.
Dan penolakan tersebut dipicu karena adanya beberapa sebab, diantaranya:

a. Rasulullah Saw mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan antara semua
orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya terhadap Allah Swt. orang miskin
yang bertakwa, di hadapan Allah Swt lebih mulia daripada orang kaya yang durhaka
(lihat Q.S. Al-Hujurat, 49: 13)
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan
hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka
ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah Saw (Islam) melarangnya.

b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam
akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka si alam kuburnya akan memperoleh
kenikmatan dan di alam akhirat akan masuk surga. Sedangakn manusia yang ketika di
dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat, maka di alam kuburnya akan disiksa dan di alam
akhiratnya akan masuk neraka.

Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka merasa ngeri
dengan siksa kubur dan azab neraka.

c. Reaksi kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw yang menolak dawah tersebut
juga disebabkan karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup
bermasyarakat warisan leluhur mereka. Mereka berkata,Cukup bagi kami apa yang telah
kami terimah dari nenek moyang kami. (Q.S. Al-Maidah, 5: 104)

d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-berhala, dan melarang


penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padahal itu semua
mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi terhadap kaum kafir Quraisy. Oleh karena
itulah, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah
Saw.

Reaksi kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw juga ditunjukan oleh
para kaum kafir Quraisy dalam berbagai usaha penolakan dan penghentian yang
mereka lakukan seperti berikut:

Para budak yang telah masuk Islam, seperti Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-
Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya diluar
batas perikemanusian. Bahkan, Az-Zanirah disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu
Amr binti Yasir, budak milik Bani Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.

Abu Bakar Ash Shidiq r.a. tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman disiksa seperti itu,
lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka termasuk Bilal, dengan cara
memberikan sejumlah uang tebusan kepada tuannya.
Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa anggota keluarganya
yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut agama keluarganya (agama
Watsani).

Nabi Muhammad Saw sendiri dilempari kotoran oleh Ummul Jamil (istri Abu Lahab)
dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal.

Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah Saw, agar
Rasulullah Saw menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu Thalib menyampaikan
keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah Saw bersabda:Wahai pamanku demi
Allah, biarkan mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku,
aku tidak akan menghentikan dakwah agama Allah ini, hingga menang, atau aku binasa
karenanya.

Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad Saw agar permusuhan di
antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam
dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.

Usulan tersebut ditolak oleh Nabi Muhammad Saw, karena menurut ajaran Islam
mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah bukan Islam,
termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan baca dan pahami Q.S.
Al-Kafirun, 109: 1-6)
C. Reaksi Kaum Quraisy Terhadap Dakwah Rasulullah Di Mekah

Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu
cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar
Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa
akan menjadi tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada
Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan
kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy
terhadap dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.

1. Kemarahan Kaum Quraisy


Kaum Quraisy marah karena menganggap bahwa ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad
saw. Menghina tuhan-tuhan berhala mereka.

2. Intimidasi terhadap Umat Islam


Kaum Quraisy memaksa budak-budak mereka yang telah masuk Islam untuk kembali kepada
agama berhala. Apabila menolak maka mereka disiksa hingga mereka menyerah atau sekarat.
3. Mempengaruhi Paman Rasulullah (abu Thalib)
Beberapa tokoh Quraisy menemui Abu Thalib dan meminta agar Muhammad menghentikan
kegiatannya dalam menyiarkan Islam. Akan tetapiMuhammad saw. Menolak dan dengan
tegas berkata kepada pamannya, Demi Allah, wahai paman sekiranya mereka letakkan
matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan pekerjaan ini
(menyeru kepada agama Allah) sehingga ia tersiar (di muka bumi ini) atau aku akan binasa
karenanya, tetapi aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini.

4. Penganiayaan dan Hijrah ke Habsyah


Kaum Quraisy melancarkan gangguan dan penghinaan kepada Rasulullah saw. Serta
menyiksa hingga ke luar batas kemanusiaan terhadap pengikut-pengikut Beliau. Akhirnya
Muhammad saw. Menganjurkan agar mereka hijrah ke Habsyah (Abesinia) yang
masyarakatnya banyak menganut Kristen. Raja Habsyah pada saat itu bernama Najasyi dan
dikenal sangat adil.

BEBERAPA STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW


Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah.
Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler.
Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab
dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah
menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih
1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut.
Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali
merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni
Muhammad Saw. Allah berfirman :

Serulah kepada Allah atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang mengikutiku.
Maha suci Allah, aku tiada termasuk orang-orang musyrik ( Yusuf ;108 )

Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ala basyiroh pada ayat
diatas adalah ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakawah kepada Allah hendaklah
berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini sangatlah logis, sebab telah terbukti dalam lembar
sejarah Muhammad Saw sebagai rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang
menjadikn Islam sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang
peneliti barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada urutan pertama dari 100
tokoh dunia yang paling berpengaruh.
Pada tulisan ini, akan disajikan secara garis besar bagaimana rasulullah Saw dalam
meletakkan strategi dakwah, hingga pengaruhnya semakin meluas sepanjang zaman. Fase
Dakwah Rasulullah. Dalam catatan para sejarawan, disepakati fase dakwah rasulullah secara
global ada dua tahapan, dakwah sirriyah dan dakwah jahriyyah. Dakwah sirriyah dijalaninya
selama kurang lebih 3 tahun di awal masa kenabian, sementara dakwah jahriyyah diawali
setelah Allah memerintahkan beliau dengan turunnya surat Al-Hijr ayat ; 92.
Keberhasilan dakwah rasulullah yang paling menonjol pada masa dakwah sirriyah, dapat
diringkas ada 3 strategi penting dan sangat mendasar , antara lain ;

a) Dakwah dengan cara rekruitment ( ad-dawah alal isthifa ).


Dari sekian banyak masyarakat quraisy, yang dibidik pertama rasulullah pada masa ini
meliputi ; dari kalangan wanita istrinya sendiri Khadijah, dari kalangan remaja Ali bin Abi
Thalib, dan dari kalangan pemuka dan tokoh masyarakat adalah Abu Bakar As-shidiq. Ketiga
tokoh ini , memang menjdi titik strategis dalam menentukan perjalanan dakwah rasulullah
berikutnya, terutama peran Khadijah yang mendukung total dakwah beliau dengan pertaruhan
total seluruh harta dan jiwanya, dan peran Abu Bakar yang mampu melebarkan dakwah ke
kalangan para elit quraisy. Menurut keterangan seorang sejarawan yang bernama Ibnu Ishak,
masuk Islamnya Abu Bakar ( Ibnu Qohafah ) tak lama kemudian berhasil digandeng pemuka-
pemuka quraisy ke dalam barisan dakwah rasulullah, antara lain ; Utsman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam , Saad bin Abi Waqas dan Thalhah bin Ubaidillah.
Keenam sahabat inilah yang memiliki peran penting dalam membentuk generasi assabiquunal
awwalun ( generasi pertama Islam ).

b) Dakwah dengan memberdayakan kaum wanita.


Peran wanita di masa awal dakwah terus diberdayakan oleh rasulullah, karena kaum
wanita sesungguhnya memiliki kekuatan dahsyat, bila ini diperdayakan untuk gerakan
dakawah akan menghasilkan hasil yang sangat pesat. Pada konteks ini, yang menjadi titik
sentral adalah peran Khadijah yang berhasil mendidik putri-putri Rasulullah , mendukung
dakwah beliau. Peran kedua dijalankan oleh Asma binti Abu Bakar , yang menjadi pahlawan
pada perjalanan hijrah beliau ke Madinah. Dari kedua wanita iilah secara bertahap wanita-
wanita terkemuka quraisy , masuk Islam diantaranya bibi Rasulullah dari jalur bapaknya.

c) Dakwah difokuskan pada pembinaan aqidah.


Pembinaan aqidah pada masa awal risalah difokuskan di rumah salah seorang sahabat
yang bernama Arqom bin Abil Arqom, di pinggiran kota Makkah. Inilah tempat pendadaran
dan penggemblengan sejumlah sahabat utama rasulullah. Di rumah ini pulalah Umar bin
Khattab diislamkan Rasulullah. Di rumah ini pullalah sahabat Musab bin Umair dididik
rasulullah, yang nantinya sahabat ini dipercaya rasullah membuka dakwah di kota Yastrib.
Kemudian pada fase dakwah jahriyyah, point-point penting yang mendorong keberhasilan
dakwah rasulullah,antara lain ;

Dakwah kepada kerabat ( dawatul aqrobin ).


Media pertemuan-pertemuan keluarga dijadikan sarana rasulullah untuk mengajak kaum
kerabatnya yang tergolong kelas pemimpin di mata masyarakat quraisy. Pada masa ini ,
berhasil direkrut dua paman rasulullah yang menjadi pembela dakwah beliau , pertama Abu
Thalib , meski belum mau menerima ajaran Islam , namun inilah palang pintu utama
rasulullah dalam menghadapi intimidasi kaum quraisy. Kedua , Hamzah bin Abdul Mutholib,
selain telah menerima ajaran Islam , beliau inilah yang menjadi palang pintu kedua rasulullah
dalam menghadapi intimidasi dari Abu Jahl dan Abu Lahab. Ketokohan Hamzah bin Abdul
Mutholib dari sisi keparajuritan di mata masyarakat quraisy, jelas memperkuat posisi dakwah
rasul di Makkah saat itu.

Dakwah dengan menggunakan media umum ( dakwah ammah ).


Media media umum yang bisa dipergunakan untuk dakwah tak luput dari perhatian
rasulullah dalam menegakkan dakwah risalah. Pada masa ini yang perlu digaris bawahi
adalah dipergunakannya momentum haji oleh rasulullah untuk dakwah, hingga berhasil
bergabung dalam barisan dakwah beliau 12 orang dari suku Aus dan Khazroj dari Madinah
pada musim haji. Pada musim haji berikutnya , 12 orang ini membawa 70 orang dari
Madinah yang bersedia masuk Islam dan setia membela rasul dalam perjuangan dakwahnya.
Peristiwa inilah yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Baaitul aqobah pertama dan
Baaitul aqobah kedua.

Dakwah dengan tulisan ( surat )


Rasulullah tidak meninggalkan peran dunia tulis menulis dalam dakwahnya, meskipun
beliau ditakdirkan sebagai seorarng yang buta huruf, lewat parea sahabatnya beliau
menggunakan tulisan untuk menjangkau sasaran dakwah yang sangat jauh. Seperti beliau
mengirim surat kepada para raja, untuk diajak beriman kepada Allah. Diantaranya yang
berhasil masuk Islam adalah raja Najasi di Habasyah ( Ethiophia Afrika ), yang dalam
perjalanan dakwah Islam raja Najasyi kontribusinya tidak kecil. Kegiatan tulis menulis inilah
yang dikemudian hari dikembangkan oleh para sahabat beliau dan para tabiin untuk
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia. Bahkan di kalangan sahabat dan
tabiin, hampir semua ulama meninggalkan karya yang bisa dibaca dan diwriskan pada
generasi berikutnya. Itulah beberapa point-point penting yang bisa disajikan dalam tulisan
singkat ini, tentunya tak mungkin kita bahas semua strategi dakwah rasulullah pada
kesempatan ini, karena terbatasnya waktu dan kesempatan. Namun yang paling penting
bagaimana kita bisa meneladani strategi dakwah beliau , di era abad informasi ini, guna terus
menggelorakan dakwah Islam di muka bumi ini.

D. Substansi dan strategi dakwah rasulullah saw. Periode mekah


Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah dapat
dilihat antara lain sebagai berikut.
1. Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh
suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2. Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala menyembah patung-
patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada Islam yang hanya menyembah kepada
Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
3. Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4. Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat- istiadat,
kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5. Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya dengan tidak
memaksakan kehendak dan lemah lembut.

E. Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah


Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah, antara
lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan agama
Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah dari Allah
swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada keluarga atau
orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi
utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai menggunakan
kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan
(QS An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya, Tingkah laku
dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama terhadap
ajaran Islam yang didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam mendapatkan
informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak dan
persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h. Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas
perbudakan.
i. Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di mata Allah
adalah sama.

F. Penerapan Sikap Dan Perilaku

Adapun sikap dan perilaku yang dapat diterapkan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Membaca dan memahami perjuangan Nabi Saw, dan ikut serta menyiarkan Islam sebagai
tatanan kehidupan manusia agar tercapai tujuan hidupnya, selamat dan sejahterah di dunia
dan akhirat.
2. Melaksanakan dan melestarikan sunnah Rasulullah yang tidak bertentangan dengan Al-
Quran sesuai dengan kemampuan masing-masing.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, di
waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang
membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu surat AlAlaq
ayat 1-5.

Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah.
Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler.
Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab
dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah
menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih
1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar
keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan
sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw.

Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu
cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar
Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa
akan menjadi tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada
Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan
kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy
terhadap dakwah Rasulullah saw.

Anda mungkin juga menyukai