b. Piramida Stationer: Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap
(statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida
penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti
Swedia, Belanda dan Skandinavia.
1
c. Piramida Penduduk Tua: Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya
penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali.
Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan
penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris,
Belgia dan Perancis.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237.641.326 jiwa, hal ini menjadikan
Indonesia berada di posisi ke-4 penduduk terbanyak di dunia setelah China, India, dan Amerika
Serikat. Tetapi, jumlah ini tidak didukung dengan persebaran penduduk yang merata. Menurut
BPS pada sensus penduduk tahun 2010, penduduk yang bertempat tinggal di Pulau Jawa yaitu
2
sebesar 136.610.590 jiwa yang artinya 57, 49% penduduk Indonesia menjadikan Pulau Jawa
merupakan Pulau yang paling padat penduduknya di Indonesia.
Jumlah Jumlah
Provinsi Penduduk Th Provinsi Penduduk Th
2010 2010
Aceh 4 494 410 Nusa Tenggara Barat 4 500 212
Sumatera Utara 12 982 204 Nusa Tenggara Timur 4 683 827
Sumatera Barat 4 846 909 Kalimantan Barat 4 395 983
Riau 5 538 367 Kalimantan Tengah 2 212 089
Jambi 3 092 265 Kalimantan Selatan 3 626 616
Sumatera Selatan 7 450 394 Kalimantan Timur 3 553 143
Bengkulu 1 715 518 Sulawesi Utara 2 270 596
Lampung 7 608 405 Sulawesi Tengah 2 635 009
Kepulauan Bangka Belitung 1 223 296 Sulawesi Selatan 8 034 776
Kepulauan Riau 1 679 163 Sulawesi Tenggara 2 232 586
DKI Jakarta 9 607 787 Gorontalo 1 040 164
Jawa Barat 43 053 732 Sulawesi Barat 1 158 651
Jawa Tengah 32 382 657 Maluku 1 533 506
DI Yogyakarta 3 457 491 Maluku Utara 1 038 087
Jawa Timur 37 476 757 Papua Barat 760 422
Banten 10 632 166 Papua 2 833 381
Bali 3 890 757
3
dari populasi Indonesia berusia 28.2 tahun lebih dan separuhnya lagi umurnya di bawah 28.2
tahun. Mengenai jenis kelamin, rata-rata median age wanita di Indonesia adalah 28.7 tahun,
sementara median age pria lebih muda setahun (27.7 tahun).
Di bawah ini adalah persentase penduduk Indonesia yang dikategorikan dalam tiga
kelompok usia dan jenis kelamin:
Tabel 2 : Presentase Penduduk Indonesia, 2010
Persentase gabungan
Pria (absolut) Wanita (absolut)
total populasi
Pada tahun 2010, sekitar 19 persen penduduk Indonesia adalah anak yang umurnya di
bawah sepuluh tahun, sekitar 37 persen di bawah dua puluh tahun dan sekitar setengah populasi
Indonesia berusia di bawah tiga puluh tahun. Angka-angka ini menunjukkan dari perspektif
demografis bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam hal produktifitas dan kreatifitas.
4
2. PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Permasalahan penduduk di Indonesia terdapat 3 (tiga) faktor utama, yaitu :
A. Kualitas penduduk rendah
Kualitas penduduk yang rendah menimbulkan dampak negatif yang berantai, yaitu :
1) Dunia usaha terpaksa menyerap tenaga kerja yang tidak berkualitas. Saat ini sekitar 70
persen angkatan kerja Indonesia hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan tidak
tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dampaknya produktivitas rendah sehingga
produk hasil industri Indonesia kurang bisa bisa bersaing di pasar global.
3) Kemiskinan masif. Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah
penduduk miskin pada Maret 2014 berjumlah 28,28 juta orang, dengan garis kemiskinan
sebesar Rp 302.732 perkapita menurut AntaraNews.com, Selasa, 01 Juli 2014. Jika batas
garis kemiskinan tersebut dibagi 30 hari, maka penghasilan perkapita setiap hari sebesar
Rp 10.091. Batas garis kemiskinan tersebut tidak masuk akal, karena ditengah tingginya
inflasi sembilan bahan pokok yang dalam 5 tahun terakhir mencapai 60 persen, maka
jumlah tersebut sangat kecil dan tidak ada orang yang bisa hidup dengan penghasilan
sebesar itu. Dengan garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia sebesar US$ 2/hari
dengan kurs rupiah 1 dolar Amerika Serikat sebesar Rp 12.000, berarti garis kemiskinan
Rp 24.000/hari, maka masih sangat sulit hidup dengan penghasilan sebesar itu.
B. Kuantitas Penduduk
Sejatinya jumlah penduduk yang besar bisa memberi dampak positif bagi kemajuan suatu
bangsa seperti China, Amerika Serikat dan lain-lain. Akan tetapi, jumlah penduduk yang besar,
5
jika tidak diimbangi dengan kualitas penduduk, maka akan menjadi beban bagi suatu bangsa dan
negara. Indonesia sedang menghadapi masalah kependudukan karena mayoritas penduduknya
tidak berkualitas. Dampak negatifnya antara lain :
Kesenjangan sosial ekonomi. Gini ratio Indonesia telah mencapai 0,43 persen. Ini amat
membahayakan bagi stabilitas sosial politik dan keamanan.
Kekerasan sosial mudah terjadi. Hal itu sudah terbukti dalam kehidupan sosial, karena
persoalan kecil bisa meledak menjadi konflik sosial.
3. Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar
4. Sumber air
6
2.1 Upaya-Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Permasalahan Kependudukan di
Indonesia
Berikut adalah upaya-upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan kependudukan di
Indonesia :
1. Mengontrol tingkat kelahiran dengan program KB
Dengan semboyan 2 anak lebih baik, diharapakan anak bisa terurus dengan baik dan
sekaligus untuk mengontrol jumlah penduduk.
2. Meratakan kepadatan penduduk
Menjalankan program transmigrasi dan mulai membangun di daerah luar pulau Jawa.
Transmigrasi dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan
Dengan meingkatkan pelayanan kesehatan dan mengadakan program jaminan kesehatan
seperti BPJS Kesehatan, diharapkan masyarakat Indonesia dapat menikmati pelayanan
kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang masih rendah. Jika masyarakat
termasuk remaja Indonesia sehat diharapkan bisa memberikan jasa terhadap negara seperti
membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi tingkat pengangguran.
4. Meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan di seluruh daerah
Pendidikan sangat penting bagi seseorang untuk menjadi seorang yang berguna bagi
orang lain. Dengan program wajib belajar 9 tahun dan meratanya pendidikan di seluruh
daerah di Indonesia, diharapkan Indonesia kedepannya dapat memanfaatkan SDA Indonesia
dengan baik dan dengan meningkatkan mutu pendidikan diharapkan bisa membuat lapangan
pekerjaan.
3.3 Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran Terbuka
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Baik yang sudah
bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah
indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun sampai
65 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja.
Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok
angkatan kerja. Misalnya ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa dsb. Berikut tabel yang
menunjukan jumlah angkatan kerja, penduduk yang bekerja, pengangguran, TPAK dan TPT.
Tabel 3 : Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT, 2004
2013
8
(Juta
(Juta Orang) (Juta Orang) (%) (%)
Orang)
2004 103.97 93.72 10.25 67.54 9.86
Februa
2005 105.80 94.95 10.85 68.02 10.26
ri
Novem
105.86 93.96 11.90 66.79 11.24
ber
Februa
2006 106.28 95.18 11.10 66.74 10.45
ri
Agustu
106.39 95.46 10.93 66.16 10.28
s
Februa
2007 108.13 97.58 10.55 66.60 9.75
ri
Agustu
109.94 99.93 10.01 66.99 9.11
s
Februa
2008 111.48 102.05 9.43 67.33 8.46
ri
Agustu
111.95 102.55 9.39 67.18 8.39
s
Februa
2009 113.74 104.49 9.26 67.60 8.14
ri
Agustu
113.83 104.87 8.96 67.23 7.87
s
Februa
2010 116.00 107.41 8.59 67.83 7.41
ri
Agustu
116.53 108.21 8.32 67.72 7.14
s
Februa
2011 119.40 111.28 8.12 69.96 6.80
ri
Agustu
117.37 109.67 7.70 68.34 6.56
s
Februa
2012 120.41 112.80 7.61 69.66 6.32
ri
Agustu
118.05 110.81 7.24 67.88 6.14
s
Februa
2013 121.19 114.02 7.17 69.21 5.92
ri
Agustu
118.19
s 110.80 7.39 66.90 6.25
2004-
2013 max 121.19 114.02 11.90 69.96 11.24
min 103.97 93.72 7.17 66.16 5.92
Sumber:
Sakernas, BPS
Dari tabel diatas terlihat jelas jumlah tertinggi angkatan kerja pada Februari 2013 dan jumlah
terendah pada tahun 2004, penduduk yang bekerja pun tertinggi pada februari 2013 dan terendah pada
tahun 2004, jumlah pengangguran pun semakin tahun semakin berkurang dibuktikan pada februari
2013 merupakan jumlah pengangguran yang terendah meskipun di bulan agustus 2013 terjadi
peningkatan 0.22 juta jiwa.
9
a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.
b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.
c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
Tabel 4: Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2012 - 2014*)
Tidak/belum pernah
1 126 972 85 374 112 435 81 432
sekolah 134 040 74 898
2 Belum/tidak tamat SD 601 753 512 041 523 400 489 152
610 574 389 550
3 SD 1 418 683 1 452 047 1 421 873 1 347 555
1 374 822 1 229 652
4 SLTP 1 736 670 1 714 776 1 821 429 1 689 643
1 693 203 1 566 838
5 SLTA Umum 2 043 697 1 867 755 1 874 799 1 925 660
1 893 509 1 962 786
6 SLTA Kejuruan 1 018 465 1 067 009 864 649 1 258 201
847 365 1 332 521
7 Diploma I,II,III/Akademi 258 385 200 028 197 270 185 103
195 258 193 517
8 Universitas 553 206 445 836 425 042 434 185
398 298 495 143
Total 7 757 831 7 344 866 7 240 897 7 410 931
7 147 069 7 244 905
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2012, 2013, dan 2014
Dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun pengangguran terbuka didominasi terjadi pada
lulusan SD, SMP, SMA/SMK. Menghadapi MEA ini masyarakat harus bersaing dalam
10
meningkatkan kemampuan diri agar dapat di setarakan oleh para angkatan kerja dari Negara
sahabat sehingga Indonesia mampu menunjukkan eksistensinya dan menekan jumlah
pengangguran di Indonesia. Memasuki tahun diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA), persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat. Pasalnya MEA yang
memungkinkan terbukanya arus perdagangan barang dan jasa juga berimbas pada terbukanya
peluang tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia.
Untuk membendung serbuan tenaga kerja asing, pemerintah telah melakukan berbagai
usaha, salah satunya adalah sertifikasi, yaitu dengan menetapkan standar dan kompetensi yang
diperlukan di kancah ASEAN. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat Indonesia dapat
bersaing, dan lapangan kerja Indonesia tidak didominasi oleh pekerja asing.
Dari sekian profesi yang ada di Indonesia terdapat beberapa profesi yang dianggap
persaingannya akan sangat ketat dalam MEA. Diantaranya adalah:
Salah satu profesi yang akan bersaing dalam MEA adalah Sarjana Teknik. Ini berlaku untuk
semua Sarjana Teknik. Ada sekitar 14 jenis profesi insinyur atau Sarjana Teknik, mulai dari
teknik mesin, geodesi, teknik fisika, teknik sipil, dan hingga teknik kimia.
2. Arsitek
Arsitek adalah mereka yang ahli merancang bangunan. Luasnya lahan kerja seorang arsitek,
karena menyangkup banyak bidang seperti interior, lingkup bangunan, lingkup kompleks
bangunan, sampai kota dan regional, membuat profesi ini akan mengalami persaingan yang
sangat ketat dalam MEA.
3. Tenaga Pariwisata
Mengingat Indonesia memiliki banyak objek wisata, tenaga pariwisata menjadi lahan
pekerjaan yang paling dibutuhkan saat ini. Tantangan yang sesungguhnya terjadi saat ini
karena banyak pemodal asing yang berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.
Tak hanya pramuwisata, jenis tenaga pariwisata sangat banyak mengingat sektor ini juga
11
sangat luas dan berkaitan dengan profesi lainnya, seperti pramugari, pilot, katering, hingga
jasa perhotelan.
4. Akuntan
Akuntan adalah merea yang ahli di bidang akuntansi. Profesi ini dibedakan atas beberapa
macam, yaitu akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, hingga akuntan
pendidikan. Mengingat banyaknya profesi akuntan handal yang dibutuhkan, Sarjana
Akuntansi akan bersaing ketat dengan tenaga kerja asing yang tak kalah kualitasnya.
5. Dokter Gigi
Angka profesi dokter gigi masih sangat jarang di Indonesia jika dibandingkan dengan profesi
lain. Jumlah tenaga ahlinya tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga profesi
dokter gigi menjadi salah satu profesi yang dibutuhkan saat ini. Jangan sampai profesi ini
nantinya menjadi ladang empuk bagi tenaga kerja asing di Indonesia.
6. Tenaga Survei
Tenaga Survei dalam hal ini adalah mereka tenaga ahli dalam bidang pengukuran bumi,
pengukuran tanah dan darat. Tenaga ahli ini berasal dari kampus-kampus yang mengajarkan
ilmu bumi, seperti Teknik Geodesi dan Geomatika. Hingga saat ini, kebutuhan akan tenaga
ahli survei ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia.
7. Praktisi Medis
Dibukanya keran MEA memungkinkan Anda bertemu dengan dokter asing saat berada di
Rumah Sakit. Tenaga ahli di bidang kedokteran menjadi profesi yang sangat bersaing ketat
dengan berbagai negara yang tergabung dalam MEA. Jika tidak mampu bersaing, jangan
heran jika Rumah Sakit yang Anda kunjungi dipenuhi oleh tenaga medis asing
8. Perawat
12
Kebutuhan akan hidup sehat tentu menjadi kebutuhan semua orang. Oleh karenanya tenaga
ahli di bidang kedokteran sangat dibutuhkan. Tak hanya dokter, perawat juga perlu memiliki
kompetensi yang unggul agar dapat bersaing dengan tenaga perawat asing. Jika Anda
merupakan seorang perawat dengan kompetensi unggul dan memiliki jam terbang yang
tinggi, tidak ada salahnya untuk bekerja di Rumah Sakit luar negeri, namun jika Anda merasa
belum memiliki jam terbang tinggi, ada baiknya Anda meningkatkan kompetensi diri Anda
agar dapat bersaing.
13
Adapun faktor-faktor pendorong (push factors), antara lain, adalah:
1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan, seperti menurunnya daya dukung
lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya
makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
2. Menyempitan lapangan pekerjaan di tempat asal, misalnya tanah untuk pertanian di
wilayah pedesaan yang makin menyempit.
3. Adanya tekanan-tekanan seperti, politik, agama, dan suku, sehingga menganggu hak asasi
penduduk di daerah asal.
4. Alasan pendidikan, pekerjaan, atau perkawinan
5. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang
atau adanya wabah penyakit.
Sedangkan daya tarik wilayah adalah jika satu wilayah mampu atau dianggap mampu
menyediakan fasilitas dan sumber-sumber penghidupan bagi penduduk, baik penduduk di
wilayah itu sendiri maupun penduduk di sekitarnya dan daerah-daerah lain.
Adapun faktor-faktor penarik (pull factors), antara lain:
1. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup atau
kesejahteraannya.
2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklim, perumahan,
sekolah dan fasilitas-fasilitas public lainnya
4. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan
sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar
Perpindahan penduduk dengan berbagai alasan diistilahkan sebagai migrasi. Secara luas
migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat
ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen
dari satu daerah (Negara) ke daerah (Negara) lain.
14
dari satu Negara ke Negara lain atau dari satu benua ke benua lain. Misalnya saja bangsa-bangsa
di Eropa Barat ketika berlomba-lomba menari daerah baru di benua Amerika, Amerika Latin,
Afrika dan juga sampai ke Asia (termasuk Indonesia).
Migrasi internasional ini terdapat juga di Indonesia. Bayangkan banyaknya orang luar
yang bermukim di Indonesia dengn berbagai macam alasan dan tujuan. Migrasi ke luar Indonesia
pun tidak kalah jumlahnya dari yang disponsori oleh pemerintah sampai yang gelap (tidak
resmi). Migrasi ke luar Indonesia yang resmi di sponsori oleh pemerintah, misalnya untuk TKW
(tenaga kerja wanita) yang dikirim ke Timur Tengah, Arab Saudi, Singapura dan Malaysia.
Sekarang ini, banyak orang Indonesia (dari Bali) yang mencari pekerjaan di Amerika Serikat dan
Eropa untuk bekerja di kapal pesiar.
15
dan Eropa Barat setelah revolusi industry, bahwa masyarakat pedesaan berbondong-bondong
dating ke kota besar.
Keadaan demikian ini mulai terasa sejak awal Orde Baru. Katakanlah, sebagai contoh,
perkembangan kota Batavia menjadi Jakarta sebagai pusat perdagangan dan pusat pemerintahan.
Penduduk dari pedesaan sekitarnya, dari Bekasi, Bogor, Tanggerang, malah dari daerah pedesaan
seluruh Indonesia berdatangan ke Jakarta, sampai-sampai sekarang ini dihimbau agar para
pendatang dibatasi dating ke Jakarta. Demikian juga halnya dengan kota-kota besar lainnya
seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, Denpasar dan yang lainnya.
Aliran sebaliknya dari kota ke pedesaan disebut dengan Deurbanisasi. Istilah ini muncul
di Amerika Serikat dan kota-kota besar di Eropa Barat, ketika kota-kota besar sudah begitu padat
sehingga pasangan muda tidak nyaman bermukim di pusat kota. Mereka memilih untuk
bermukim di pinggir-pinggir kota. Keadaan demikian juga dapat disaksikan di Indonesia. Di
Jakarta misalnya, banyak orang yang memilih tinggal di Bogor dan daerah sekitarnya, dan pergi
tiap hari bekerja di Jakarta.
2. Dimensi Waktu
Selain migrasi dalam dimensi ruang atau spasial, kita juga mengenal migrasi dalam
dimensi waktu, yang artinya penduduk pindah ke tempat lain dengan tujuan menetap dalam
waktu enam bulan atau lebih.
Jenis migrasi dalam dimensi waktu yang paling umum adalah:
A. Migrasi Sirkuler (Musim)
Migrasi sirkuler atau migrasi musim adalah penduduk yang berpindah tempat tetapi tidak
bermaksud menetap di tempat tujuan. Migrasi sirkuler biasanya adalah orang yang masih
mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya seperti tukang becak, kuli bangunan dan
yang lainnya yang sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang kampungnya setiap bulan
atau beberapa bulan sekali.
B. Migrasi Ulang-Alik (Commuter Migration)
Migrasi ulang-alik adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara
teratur, missal setiap hari atau setiap minggu, pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang,
sekolah atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ketempat asalnya secara teratur pula.
Migrasi ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada
waktu tertentu, misalnya pada siang hari. Contoh, jumlah penduduk Jakarta pada siang harinya
16
diperkirakan mencapai 11-12 juta orang, sedangkan jumlah penduduk di malam hari hanya
sekitar 7-8 juta orang.
17
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Struktur penduduk dibagi menjadi tiga yaitu struktur penduduk piramida penduduk muda,
piramida penduduk stationer, dan piramida penduduk tua. Struktur penduduk di Indonesia yaitu
piramida penduduk muda karena terdapat lebih dari 50% penduduk Indonesia berusia sekitar 15
hingga 64 tahun.
Permasalahan kependudukan di Indonesia terdapat 3 (tiga) faktor utama yaitu kualitas
penduduk Indonesia yang rendah, kuantitas penduduk yang tinggi, dan penyebaran penduduk
yang tidak merata.
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factors) satu wilayah dan daya tarik (pull
factors) wilayah lainnya. Daya dorong wilayah menyebabkan orang pergi ke tempat lain,
misalnya karena daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan
18
jaminan kehidupan bagi penduduknya. Pada umumnya, hal ini tidak terlepas dari persoalan
kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di wilayah tersebut.
B. SARAN
Masalah penduduk di Indonesia, sebagaimana kita ketahui, bukan hanya masalah tingkat
pertumbuhan, melainkan lebih dari itu, yakni menyangkut masalah distribusinya yang akhirnya
bermuara pada kepentingan pembangunan serta kesejahteraannya. Permasalahan kependudukan
ini harus kita benahi bersama. Tidak bisa hanya dibenahi oleh pemerintah saja, kita sebagai
warga negara harus turut andil untuk memajukan negeri ini. Khususnya dalam hal kependudukan
yang banyak terjadi masalah.
REFERENSI
Aprillia, A.. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan
Indeks Pembangunan Manusia terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus di Malang
Raya Tahun 2004-2013). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3(2).
Ciptoheriyanto, P. 1997. Migrasi, Urbanisasi, dan Pasar Kerja di Indonesia. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
http://jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=Opini&rbrk=&id=64173&detail=Opini
diakses tanggal 9 Februari 2016.
Mankiw N.Gregory, Euston Quah, Peter Wilson. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta:
Salemba Empat.
http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/12#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1 diakses
tanggal 13 Februari 2016.
http://www.kompasiana.com/musniumar/musni-umar-permasalahan-kependudukan-di-
19
indonesia-dan-pemecahannya_54f42048745513802b6c87c6 diakses tanggal 13 Februari
2016.
Tjiptoherijanto, P., 2001. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Peran Serikat
Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan. Majalah Perencanaan Pembangunan, Edisi,
23.
20