Anda di halaman 1dari 8

Metode Pelaksanaan Coating Dan Epoxy Injection Untuk

Mengatasi Keretakan
Beton sebagai bagian dari struktur bangunan memiliki peran yang vital sehingga setiap
pekerjaan beton khususnya beton bertulang harus memiliki kualitas pekerjaan yang baik.
Setiap pekerjaan beton dalam sebuah proyek pastinya memiliki beberapa kendala baik teknis
maupun non teknis yang mengakibatkan hasil pekerjaan yang kurang maksimal. Keretakan
beton merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai pada setiap proyek baik itu
berskala besar atau berskala kecil. Jika Beton bertulang yang diaplikasikan pada struktur
bangunan mengalami keretakan, yang harus menjadi pertimbangan adalah apakah retakan
yang terjadi dapat ditolerir karena tidak berbahaya atau retakan yang terjadi akan
membahayakan struktur bangunan secara keseluruhan. Keretakan pada beton bertulang ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor saat pembuatan beton bertulang, dan faktor yang
terjadi setelah beton mengeras. Berikut ulasan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
Keretakan Beton.

FAKTOR PENYEBAB KERETAKAN

1. Sebelum Beton Mengeras

Material Pengisi Yang Tidak Baik : Keretakan dapat terjadi jika material pengisi
tidak sesuai dengan bahan yang disyaratkan misalnya pasir sebagai agregat halus yang
terlalu banyak mengandung lumpur, sehingga proses pengikatan antara PC dan pasir
kurang maksimal.

Korosi Pada Tulangan : Pemakaian tulangan dengan tingkat korosi yang sangat tingi
mengakibatkan kurang maksimalnya fungsi tulangan yang sebenernya memiliki
fungsi untuk menjaga keretakan dari sifat beton itu sendiri. Pemakaian tulangan
dengan batasan korosi yang tidak disyaratkan juga sangat berbahaya karena akan
berpengaruh terhadap kekuatan dalam menerima beban yang bekeja.

Cara Penulangan : Selain mutu dari tulangan sangat berpengaruh untuk menjaga
keretakan, cara penulangan yang salah juga menjadi faktor penyebab keretakan, cara
penulangan yang dimaksud adalah ukuran dimensi tulangan harus direncanakan
dengan ukuran dimensi beton bertulang yang dikerjakan, jangan sampai selimut beton
memiliki ukuran terlalu besar yang dapat meningkatkan tingkat keretakan saat beton
mengeras.

Suhu : Merupakan suhu campuran beton saat mengalami perkerasan. Pada saat
campuran beton bertulang mengalami perkerasaan suhu yang timbul akibat reaksi dari
air dengan semen akan terus meningkat, sehingga pada saat suhu campuran beton ini
terlalu tinggi, pada saat beton sudah keras sering timbul retak-retak pada permukaan
beton.
2. Setelah Beton Mengeras

Pengaruh Cuaca : Cuaca khususnya air hujan merupakan salah satu faktor pengaruh
lingkungan yang juga berpengaruh untuk memberikan dampak keretakan beton. Jika
bangunan menerima air hujan secara langsung, lama kelamaan air hujan akan meresap
kedalam pori-pori beton yang kemudian mencapai tulangan pada beton. Apabila air
hujan telah mengenai baja tulangan, maka akan terjadi reaksi antara baja tulangan
dengan tulangan yang menyebakan korosi baja tulangan. Akibat berkaratnya baja
tulangan dan ditambah faktor luas seperti pembebanan mengakibatkan beton akan
mengalami retak-retak.

Pembebanan : Beban-beban yang bekerja pada struktur beton bertulang secara umum
terdiri atas bebean sendiri dan beban luar (beban akibat angin, manusia, beban gempa,
dsb). Apabila struktur beton bertulang tersebut menerima beban sesuai dengan
kapasitas atau kuat dukung beban yang direncanakan, maka struktur beton tersebut
akan baik-baik saja. Tetapi jika beton menerima beban diluar kemampuannya /
melebihi kapasitas rencana maka faktor tersebut juga dapat menyebabkan keretakan
pada struktur beton.

Gempa Bumi : Pada kasus ini tidak semua struktur bisa diperbaiki tergantung dari
hasil evaluasi setelah terjadi gempa. Apabila termasuk dalam kategori kerusakan
parah maka sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Namun jika masih dalam kategori
kerusakan ringan bisa diperbaiki lagi dengan perhitungan dari konsultan.

JENIS KERETAKAN BETON


Jenis retak yang terjadi dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

Retak struktural (retak tembus).

Retak non struktural (retak rambut).

Bermacam faktor dan jenis retak yang terjadi tentunya harus diatasi mengingat fungsi beton
yang sangat krusial dari suatu bangunan. Permasalahan yang terjadi memunculkan inofasi
baru khususnya teknologi bahan yang digunakan untuk mengatasi keretakan yang terjadi.
Pelaksanaan Coating Dan Epoxy Injection merupakan teknik perbaikan retak beton yang
bertujuan untuk :

Memberikan perlindungan terhadap tulangan pada lokasi retak agar tidak terpengaruh
lingkungan luar.

Merekatkan kembali beton setelah mengalami pemisahan akibat retak agar beton yang
telah mengalami pemisahan tersebut dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
Coating Dan Epoxy Injection dilakukan sesuai dengan jenis keretakan yang terjadi. Berikut
penjelasan mengenai fungsi dan tujuan dari masing-masing cara perbaikan yang umum
digunakan ini :

Coating : Adalah Metode perbaikan yang dilakukan pada retak yang bersifat non
struktural (retak rambut) bertujuan untuk memberikan perlindungan pada tulangan
terhadap pengaruh lingkungan luar.

Epoxy Injection : Adalah Metode perbaikan yang dilakukan pada retak yang bersifat
struktural (retak tembus) bertujuan untuk merekatkan kembali beton yang mengalami
pemisahan

METODE PELAKSANAAN COATING DAN EPOXY INJECTION

1. Coating

Bahan dan Peralatan :

Material epoxy coating

Material bonding agent

Mesin Gerinda

Sendok semen

Roskam

Kape

Sterofoam

Ember

Amplas

Pelaksanaan :

Bersihkan permukaan beton pada bagian yang retak dari semua kotoran dan debu.

Beri material bonding agent pada bagian yang retak.

Tutup semua bagian yang retak dengan bahan epoxy coating.

Biarkan material sampai mengeras selama 24 jam.


Bersihkan bagian bekas coating dengan amplas.

2. Epoxy Injection

Bahan dan Peralatan :

Material Epoxy

Material Resin Injeksi

Mesin Gerinda

Pompa Kompressor Mini/ Tabung Suntik

Tabung Pengatur Angin

Tabung Material Injeksi

Bor Beton

Nepel Plastik

Selang Plastik

Pelaksanaan :

Cipping pada jalur retak

Bersihkan permukaan beton pada bagian yang retak dari semua kotoran dan debu
dengan menggunakan angin kompressor / sikat kawat.
Bor pada bagian atas atau bawah pada lokasi retak untuk penempatan nepel dengan
jarak 20 cm.

Pasang Nepel dan lem pada tempattempat yang telah dibor dengan menggunakan
bahan epoxy.

Tutup semua bagian retak dengan epoxy.


Pekerjaan injeksi dilakukan dari lebar retak yang besar ke arah lebar retak yang kecil.

Alat yang digunakan untuk menginjeksi

1. Menggunakan Mini Kompressor :

Isi tabung dengan material injeksi dengan dosis sesuai prosedur.

Hubungkan selang antar mini kompressor, tabung pengatur angin, tabung material
injeksi, nepel.

Hidupkan mini kompressor dengan tekanan 23 MPa (Low Pressure).

Buka tabung pengatur angin dengan perlahan sampai campuran injeksi mengalir
masuk nepel 1 dan mengisi bagian yang retak sampai material injeksi keluar dari
lubang kontrol pada nepel 2.
Ikat selang yang sudah terpasang pada nepel 2 agar cairan dapat menyebar ke seluruh
bagian yang retak sehingga dapat terisi oleh material injeksi.

Buka tabung pengatur angin dengan perlahan sampai campuran injeksi mengalir
masuk nepel 3 dan mengisi bagian yang retak sampai material injeksi keluar dari
lubang kontrol pada nepel 4.

Ikat selang yang sudah terpasang pada nepel 4 agar cairan dapat menyebar ke seluruh
bagian yang retak sehingga dapat terisi oleh material injeksi, lakukan dengan cara
yang sama pada seluruh nepel yang terpasang.

2. Memakai Tabung Suntik :

Isi tabung suntik dengan material injeksi dengan dosis sesuai prosedur.
Tempatkan lubang tabung suntik pada lubang nepel 1.

Gunakan tali karet untuk mendesak secara perlahan bahan epoxy yang ada di tabung
suntik.

Setelah isi dalam tabung di nepel 1 habis, segera tempatkan lubang tabung suntik pada
lubang nepel 2.

Biarkan material mengeras selama 24 jam untuk nepelnepel plastik kemudian bisa
dilepas.

Bersihkan bagian bekas injeksi dengan amplas.

Anda mungkin juga menyukai