Anda di halaman 1dari 12

BAB III

KEGIATAN PLK

Kegiatan PLK dimulai tanggal 20 September 2016 24


September 2016 yang diawali dengan mahasiswa melakukan
observasi dan mengenal lingkungan sekolah. Tanggal 25
September 2016 2 Oktober 2016 penulis kembali ke kempus
untuk berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Setelah itu,
tanggal 3 Oktober, penulis kembali kesekolah.

Selama kegiatan PLK, penulis menikmati setiap prosesnya.


Kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung sesuai rencana.
Pelayanan yang diberikan pihak sekolah sangat baik, sehingga
sangat membantu mahasiswa dalam proses komunikasi dan
sosialisasi.
Ketika kegiatan PLK berberlangsung, bantuan dari guru
pamong dan guru-guru lain di SMPN 14 Padang juga sangat
mendukung proses pelaksanaan PLK. Guru pamong memberikan
kesempatan untuk mengajar dan memberikan bimbingan sangat
baik bagi mahasiswa PLK sehingga mahasiswa merasa sebagai
pengajar yang sesungguhnya dan komunikasi antara mahasiswa
dan guru-guru serta mahasiswa dengan murid dapat berjalan
dengan baik.
Kegiatan PLK yang dilakukan mahasiswa sangat berguna
baik bagi mahasiswa sendiri maupun pihak sekolah. Dengan
adanya kegiatan PLK tersebut, penulis diberi keleluasaan dan
kesempatan untuk mengenali kelas, siswa dan mengorganisir
kelas sehingga kami benar-benar menjadi seorang mahasiswa
yang layak untuk menjadi calon guru. Penulis sendiri dibimbing
oleh ibu Ranifah, S.Pd. Banyak hal yang dapat penulis pelajari
dari beliau. Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan

15
Pembelajaran (RPP) penulis diberi kepercayaan oleh guru
pamong, sehingga penulis bebas dalam merancang dan
mengembangkan RPP yang dibuat.
Kegiatan PLK ini terbagi menjadi dua bagian. Yang pertama
kegiatan teaching (mengajar) dan kegiatan non-teaching

A. Kegiatan Teaching
Ibu Ranifah mengajar dikelas VIII.2, VIII.3, dan VIII,4.
Jumlah siswa dari masing-masing kelas tersebut adalah 35
orang siswa. Sesuai kesepakatan penulis akan belajar
mengajar di kelas VIII.2 dan VIII.4, karena kelas VIII.3 buk
ranifah adalah wali kelasnya. Walalupun penulis tidak
dijawal mengajar dikelas VIII.3, tapi penulis diharuskan
untuk selalu mendampingi buk Ranifah dikelas saat
mengajar, agar penulis dapat mempelajari bagaimana cara
mengajar yang baik dari beliau.
Tabel 5. Jadwal mengajar dalam seminggu

Kelas Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

VIII. 2 - 07.00 09.15 07.00 08.35 - -

VIII. 3 - 09.15 11.35 10.15 11.35 - Adiwiyata

VIII. 4 09.15 11.35 11.35 12.55 - -

Ket : Kelas yang Off


di ampu

Jadi , berdasarkan tabel diatas penulis mengajar hari


senin sampai hari rabu. Sedangkan hari kamis penulis of
(karena kuliah). Dan untuk hari jumat dan sabtu penulis
mengikuti kegiatan non teaching.
Sebelum mengajar dikelas, terlebih dahulu penulis
harus menyerahkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

16
(RPP) kepada guru pamong. Berikut adalah materi
pembelajaran di SMPN 14 Padang

Tabel 6. Rincian Materi Selama Kegiatan Teaching

Minggu Tanggal Materi Pelajaran Metode


ke Pembelajaran
I 3 - 5 Okt Pemetaan dari dua fungsi dan Diskusi, Tanya
2016 menentukan daerah asal dan jawab, penugasan
daerah hasil jika fungsi
diketahui
II 10 - 12 Menentuan bentuk fungsi jika Diskusi, Tanya
Okt 2016 daerah asal dan daerah hasil jawab, penugasan
diketahui
III 17 - 19 Menggambar Grafik Fungsi Diskusi, Tanya
Okt 2016 jawab, penugasan
IV 24 - 26 Menggambar Persamaan Garis Diskusi, Tanya
Okt 2016 Lurus jawab, penugasan
V 31 Okt Menentukan Rumus Gradien dan Diskusi Kelompok,
2 Nov sifat-sifatnya dan Persamaan Tanya jawab,
2016 garis melalui titik (0,0) y= mx penugasan
dan y=mx+c
VI 7 - 9 Nov Menentukan persamaan garis Diskusi, Tanya
2016 melalui titik (x1,y1) dan gradien jawab, penugasan
diketahui
Menentukan Persamaan garis
melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2)
VII 14 16 Menetukan Persamaan garis Diskusi, Tanya
Nov 2016 melalui titik (x1,y1) dan sejajar jawab, penugasan
garis lain
VIII 21 23 Menetukan Persamaan garis Diskusi, Tanya
Nov 2016 melalui titik (x1,y1) dan tegak jawab, penugasan

17
lurus garis lain
Menentukan himpunan
Penyelesaian dari SPLDV
dengan Metode Grafik
IX 28 30 Menentukan himpunan Diskusi, Tanya
Nov 2016 Penyelesaian dari SPLDV jawab, penugasan
dengan Metode Substitusi,
eliminasi dan gabungan
X 5 7 Nov Menyelesaikan permasalahan Diskusi, Tanya
2016 sehari-hari dengan SPLDV jawab, penugasan

B. Kegiatan Non Teaching


Kegiatan Non Teaching adalah kegiatan yang dilakukan
diluar waktu mengajar. Adapun kegiatan Non Teaching yang
dilakukan adalah :
1. Piket PBM
Adapun kegiatan piket PBM antara lain:
a. Mengecek kehadiran guru.
b. Menggantikan guru dikelas, jika guru berhalangan hadir
c. Membunyikan bel masuk, pergantian jam pelajaran, istirahat,
dan pulang.
d. Melayani siswa yang sakit, izin masuk dan keluar.
e. Meminta absen siswa ke setiap kelas
f. Memantau siswa yang melanggar peraturan dan memberi
sanksi.
g. Menghitung iuran dan infak siswa
2. Kegiatan Upacara
Sama seperti sekolah laiinya, SMP Negeri 14 Padang setiap hari
senin melaksanaakan kegiatan upacara, maka setiap pagi senin,
guru mengkondisikan siswa untuk berbaris di lapangan dan
mengecek kehadiran siswa setiap kelas. Setiap senin, penulis dan
guru PLK lainnya berkeliling ke setiap kelas memanggil siswa
agar dapat segera menuju lapangan upacara, dan menjaga
ketertiban siswa dalam mengikuti upacara agar tidak keluar dari
barisan sebelum upacara selesai. Kesulitan yang penulis alami
adalah menertibkan siswa hingga selesai kegiatan. Banyak dari

18
siswa yang mengobrol dengan temannya ketika upacara
berlangsung.
Selain itu, penulis juga pernah ditugaskan untuk melatih siswa
sebelum tampil sebagai petugas upacara. Ibu Ranifah adalah wali
kelas VIII.3, jadi penulis ditugaskan untuk memilih siswa kelas
VIII.3 yang akan menjadi petugas upacara, dan penulis ditugaskan
untuk mendampingi siswa-siswa tersebut saat latihan. Dengan
berinteraksi langsung dan rutin seperti ini, walaupun penulis
awalny tidak mengajar dikelas VIII.3 tetapi terjalin hubungan
komunikasi yang cukup dekat.
3. Kegiatan Kultum
Di SMP N 14 Padang, jika setiap hari senin rutin diadakan
Upacara bendera, maka pada setiap hari jumat rutin diadakan
kegiatan Kultum. Pada hari jumat, penulis dan guru PLK lainnya
juga berkeliling ke masing-masing kelas untuk memanggil siswa
agak segera menuju lapangan. Saat kultum, siswa dibolehkan
untuk duduk diatas karpet yang sudah disediakan sebelumnya oleh
petugas kultum.
Penulis juga pernah ditugaskan dalam memilih dan mendampingi
kelas VIII.3 sebagai petugas kultum. Kendala yang penulis alami
adalah banyak siswa yang sudah dipilih menolak. Oleh karena itu,
dibutuhkan beberapa kali ajakan dan penulis diharuskan untuk bisa
meyakinkan mereka bahwa mereka mampu untuk tampil,
walaupun awalnya mereka tidak yakin, tapi setelah latihan
akhirnya mereka setuju untuk tampil.
Selain itu, penulis juga membantu dalam pengambilan absen siswa
yang mengikuti kultum, jika wali kelasnya tidak/belum hadir pada
pagi jumat tersebut.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Setiap hari sabtu, setelah belajar selama dua jam pelajaran, siswa
SMP N 14 Padang diwajibkan untuk mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler. Jadi, pada minggu-minggu awal penulis PLK di
SMP N 14 Padang, penulis diminta untuk melatih siswa PMR.
Dengan ilmu kepalangmerahan yang penulis dapatkan karena

19
tergabung dalam organisasi KSR PMI UNP, maka kegiatan ini
dapat berjalan dengan lancar. Penulis dapat berbagi ilmu dengan
siswa-siswa yang mengikuti ekstrakurikuler PMR. Yang menjadi
kendala ketika penulis melatih PMR adalah sarana dan prasarana
UKS yang kurang memadai, jadi siswa PMR tidak dapat langsung
menerapkan ilmunya
5. Kegiatan Ekstrakurikuler Matematika
Semua jadwal kegiatan ekstrakurikuler berlangsung pada hari
sabtu. Jadi, setelah 3 minggu melatih ekstrakurikuler PMR, pada
minggu keempat penulis diminta untuk membantu kegiatan
ekstrakurikuler matematika, untuk mempersiapkan siswa yang
akan mengikuti lomba.yang kebetulan saat itu ada dua undangan
lomba matematika untuk SMP N 14 Padang. Jadi, penulis dan
guru PLK matematika lainnya bersama dua orang guru
matematika, bersama-sama melatih siswa yang akan diikutkan
lomba.
6. Membantu guru matematika lainnya
Sebagai mahasiswa yang sedang PLK, sudah seharusnya kita
bersosisalisasi dengan seluruh guru yang ada disekolah, bukan
hanya dengan guru pamong saja. Untuk itu, penulis pernah
membantu ibu Afrida Yetti yang merupakan salah satu guru
matematika di SMP N 14 Padang. Saat ini ibu Afrida mengikuti
SIM Pembelajar (Daring). Karena setiap kegiatan Daring ini
dilakukan online dan menggunakan komputer/laptop maka ibu
Afrida meminta penulis untuk membantunya. Ketika membantu
ibu Afrida, banyak hal yang dapat penulis pelajari, mulai dari
mengingat kembali materi pelajaran, memahami tentang Aplikasi
GeoGebra yang ada dalam kegiatan pembelajaran Daring,
mendapatkan ilmu-ilmu dan nasehat-nasehat dari ibu Afrida
tentang bagaimana mengelola kelas dan menghadapi siswa yang
nakal, dan lain sebagainya.

C. Kasus dan Penyelesaian

20
Selama melakukan PLK ada beberapa masalah yang penulis temui baik
dalam kegiatan Mengajar (Teaching) maupun kegiatan Non Teaching.
1 Kasus disaat Kegiatan Mengajar (Teaching)

a Kurangnya motivasi siswa untuk belajar.


Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak
mendengarkan guru disaat menerangkan pelajaran, seringnya siswa
terlambat memasuki kelas, serta banyaknya siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu kurangnya
motivasi siswa dapat dilihat dari menurunnya tingkat kehadiran
beberapa siswa didalam kelas.
a. Kurangnya nilai karakter yang ditanamkan pada peserta didik.
Kurang tertanamnya nilai karakter pada peserta didik dapat
dilihat dari gaya komunikasi antara guru dengan peserta didik yang
kurang mengandung nilai moral dan kesopanan.
b. Kurangnya penerapan nilai kejujuran pada saat ujian.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan lebih dari 80%
siswa yang menyontek pada saat ujian. Salah satu tujuan pendidikan
adalah terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Kebiasaan buruk ini perlu
diubah untuk mewujudkan tujuan pendidikan indonesia.

1. Penyelesaian Kasus dalam Mengajar (Teaching).

Berikut ini upaya yang dilakukan dalam menyelesaian


kasus yang ditemukan pada saat kegiatan Mengajar
(Teaching) adalah :
a Mewujudkan hubungan yang penuh keakraban dengan peserta didik.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
pasal 1 : Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

21
pendidikan formal, dasar, dan menengah. Untuk mewujudkan tugas
tersebut dengan sempurna, maka seorang guru harus mampu
menciptakan suasana yang akrab dengan peserta didik. Dengan
terjalinnya hubungan yang akrab, proses mendidik, mengajar,
membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik akan
terwujud dengan sempurna.
Untuk itu suasana akrab sangat penting diwujudkan untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Keakraban dapat diawali
dengan secara ikhlas tersenyum kepada peserta didik. Dalam sebuah
penelitian hal yang paling disenangi oleh peserta didik adalah ketika
seorang guru mengenali namanya. Untuk itu guru harus mengusahakan
untuk mengenali satu per satu siswanya. Dengan demikian, secara
kontinue suasana yang akrab akan dapat terwujud.
c. Menciptakan suasana belajar yang disiplin.
Kedisiplinan dalam belajar terbukti dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik. Untuk itu seorang guru perlu mengarahkan
peserta didik yang kurang disiplin untuk meningkatkan prestasi
belajarnya. Langkah awal untuk meningkatkan kedisiplinan dapat
dilakukan guru dengan menyepakati secara bersama bahwa guru dan
peserta didik berkomitmen untuk disiplin dalam belajar. Jika ada yang
melanggar peraturan yang sudah disepakati, maka yang bersangkutan
harus diberi sanksi sesuai ketentuan yang sudah disepakati.
Menurut Geoff Colvin penegakan disiplin untuk sekolah secara
menyeluruh dapat meningkatkan kualtitas mutu belajar murid secara
individu. Dengan adanya peraturan yang jelas dan rangkaian
konsekuensi yang efektif dapat mendorong perilaku siswa kearah yang
lebih baik. Hasil penelitian Geoff Colvin ini telah terbukti pada saat
penulis mempraktekkannya pada saat PPLK berlangsung.
d. Mengaplikasikan nilai kujujuran pada peserta didik.
Untuk memotivasi belajar peserta didik, kejujuran menjadi poin
utama yang harus dilakukan. Kejujuran dalam belajar disepakati secara
bersama dan dijalani dengan komitmen yang tinggi. Bagi yang
melanggar akan diberi sanksi yang tegas. Kejujuran dapat diwujudkan

22
salah satunya pada saat ujian berlangsung. Bagi siswa yang ketahuan
bertanya, melihat jawaban teman dan saling bekerjasama pada saat
ujian, maka kertas ulangannya akan disobek pada saat itu juga.
George Sugai Ph.D. mengemukakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mendorong perilaku siswa yang baik dapat dilakukan
dengan perilaku sosial dalam pembelajaran. Salah satunya adalah
menerapkan nilai kejujuran dalam pendidikan. Penanaman nilai
kejujuran akan mendorong peserta didik untuk belajar dengan penuh
kesungguhan. Dengan demikian pendidikan akan menciptakan budaya
akademis yang sehat dan membantu terwujudnya salah satu prinsip
pendidikan yang mmbudayakan krakter suci yang brlangsung
sepanjang hayat
e. Memberikan reward kepada peserta didik yang berkomitmen dengan
peraturan yang sudah disepakati.
Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang baik, suatu sikap
dan perbuatan harus ditindak-lanjuti dengan seimbang dan penuh
keadilan. Selama ini, pendidikan di negeri kita cenderung mengekspos
hal-hal yang negatif. Hal ini terbukti dari pemberitaan yang banyak
dilansir beberapa media massa baik cetak maupun elektronik.
Pemberitaan yang negatif diekspos secara berulang, sementara prestasi
dalam dunia pendidikan tidak dipublikasikan secara berimbang. Hal ini
tentu tidak baik karena lama-kelamaan akan menciptakan suatu
pemahaman bahwa pendidikan kita gagal secara keseluruhan.
Dari permasalahan diatas dapat kita lihat secara eksplisit, bahwa
masyarakat lebih memfokuskan pemberitaan terhadap sesuatu yang
negatif. Secara eksplisit juga mengindikasikan masih kurangnya
penghargaan yang tinggi terhadap para pakar dan partisipan pendidikan
yang telah berkarya mengharumkan nama bangsa melalui pendidikan.
Untuk itu perlu digalakkan penghargaan yang tinggi terhadap
pahlawan-pahlawan pendidikan, sehingga dapat memotivasi para
peserta didik.
Penghargaan diberikan kepada mereka yang telah berjasa dalam
dunia pendidikan. Dalam konteks meningkatkan motivasi belajar

23
peserta didik, penghargaan juga diberikan kepada peserta didik yang
berprestasi dan berkomitmen menjalankan peraturan. Hal ini akan
berdampak positif secara sistemik dalam dunia pendidikan. Dengan
demikian tertanamlah pemahaman dibenak peserta didik bahwa
dengan belajar dengan baik dan sungguh-sungguh, berarti peserta didik
telah ikut serta mewujudkan tujuan negara dan menjaga harkat dan
martabat bangsa. Hal ini akan mendorong peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
f. Menimbulkan keaktifan dan keberanian siswa
1) untuk menimbulkan keaktifan dan keberanian siswa, penulis
mencoba melalui kegiatan pembelajaran yang berkelompok.
Dari hasil diskusi setiap kelompok, penulis memberikan
kesempatan kepada beberapa orang siswa dari beberapa
kelompok yang dipilih secara acak untuk menyampaikan ide-
nya sebagai solusi dari permasalahan yang diberikan pada
LKS. Sehingga siswa akan mempersiapkan diri mereka untuk
berani tampil dan menyampaikan pendapatnya.
2) Saat kegiatan pembelajaran, penulis juga memberikan poin
tambahan bagi siswa yang aktif dan berani untuk tampil ke
depan atau memberikan jawaban dari beberapa soal latihan
yang diberikan. Sehingga, siswa dapat lebih terpacu lagi agar
lebih berani dan percaya diri tampil dengan ide yang
dimilikinya.

2. Kasus disaat kegiatan Non Teaching

Selain menemui kasus dalam kegiatan mengajar,


penulis juga menemukan kasus diluar kegiatan mengajar
(Non Teaching). Kasus yang ditemukan adalah adanya
siswa yang kurang menghormati guru mereka diluar jam
pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari gaya komunikasi
beberapa peserta didik dengan guru. Ada juga beberapa
peserta didik yang membangkang kepada gurunya. Seperti

24
saat ditegur untuk tidak berbicara selama kegiatan
upacara, ada beberapa siswa yang malah semakin
bertingkah dan malah bertambah keras suaranya dan dan
melawan kepada guru yang menegur. Hal ini menunjukkan
belum tercapainya pendidikan karakter yang ditanamkan
pada peserta didik.
Peningkatan kualitas pembelajaran tidak terlepas dari
peran guru dalam melaksanakan kegiatan mendidik. Untuk
itu berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti
PLK, masih ada beberapa guru yang kurang
mengimplementasikan cara mengajar yang baik. Hal ini
dapat dililhat berdasarakan salah satu indikator dari
kompetensi pedagogik , yaitu belum terwujudnya
komunikasi yang efektif, santun dan empatik kepada
peserta didik. Masalah lain yang penulis temui adalah
kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang diadakan sekolah.
3. Penyelesaian Kasus Non Teaching.

Penyelesaian Kasus yang ditemukan saat kegiatan


Non Teaching adalah penyelesaian kasus yang ditemukan
di luar kegiatan mengajar. Adapun solusi yang dapat
diberikan dalam kasus ini adalah dengan mewajibkan
kepada seluruh siswa untuk dapat mengikuti kegiatan
Upacara Bendera di sekolah. Bagi siswa yang mengikuti
Upacara bendera dengan baik diberikan penghargaan. Hal
ini dilakukan agar siswa merasa terpanggil dan
bersemangat mengikuti upacara bendera. Sehingga
Upacara bendera dapat dijadikan sebagai momentum
untuk melatih kedisipilinan dan penanam sifat
nasionalisme peserta didik.
Masalah kedua adalah siswa kurang berminat
mengikuti pengembangan diri disekolah. Hal yang dapat

25
dilakukan agar siswa mau mengikuti kegiatan
pengembangan diri adalah dengan mewajibkan kepada
seluruh siswa untuk bisa mengikuti 1 kegiatan
pengembangan diri di sekolah. selain itu sekolah juga
harus menyediakan program pengembagan diri yang
dibutuhkan oleh siswa (menambah program Ekrakurikuler
sesuai kebutuhan siswa), sehingga siswa bisa
mengapresiasikan potensi dan keahlian yang dimilikinya.
Selain penyelsaian kasus diatas, permasalahan
karakter siswa juga harus dilakukan perbaikan. Untuk
menanamkan karakter yang baik kepada peserta didik,
pendidik harus mencontohkan sikap yang baik terlebih
dahulu. Hal ini berhubungan dengan kompetensi pedagogik
dan kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap
guru. Setiap guru diharapkan bekerjasama untuk
mewujudkan budaya pendidikan yang baik dan terbuka.
Jika hal ini dapat dilaksanakan maka akan tertanam secara
mental dalam jiwa peserta didik untuk menghormati guru.
Untuk mengatasi guru yang kurang memiliki motivasi
mengajar yang rendah, dapat dilakukan dengan pemberian
reward untuk guru yang melaksanakan tugas dengan baik.
Hal ini akan meningkatkan suasana kompetisi yang bagus
antar sesama guru. Selain itu motivasi guru juga dapat
ditingkatkan dengan diadakannya supervisi oleh pengawas
dan kepala sekolah. Dengan supervisi yang efektif,
diharapkan motivasi guru dalam mengajar dapat
ditingkatkan.

26

Anda mungkin juga menyukai