Oleh:
Ketut Resmiani 16089142039
LAPORAN PENDAHULUAN
Telah disahkan dan diterima oleh Clinical Instruktur (CI) dan Clinical
Teacher (CT) Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB) sebagai syarat
memperoleh nilai dari Departement Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Program Profesi Ners STIKes BULELENG.
NIP. NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.7 Penatalaksanaan
1. Diet Masalah Cairan.
Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisis
mengingat adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak tidak mampu
mengeksresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini akan
menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun atau toksik. Gejala
yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal sebagai gejala
uremik dan akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Lebih banyak toksin yang
menumpuk, lebih berat gejala yang timbul. Diet rend protein akan mengurangi
penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala.
Penumpukan cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung
kongestif serta edema paru. Dengan demikian, pembatasan cairan juga merupakan
bagian dengan resep diet untuk pasien ini.
Dengan penggunaan hemodialisis yang efektif, asupan makanan pasien
dapat diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau
pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan. Berkaitan dengan
pembatasan protein, maka protein dari makanan harus memiliki nilai biologis
yang tinggi dan tersusun dari asam-amino esensial untuk mencegah penggunaan
protein yang buruk serta mempertahankan keseimbangan nitrogen yang positif.
Contoh protein dengan nilai biologis yang tinggi adalah telur, daging, susu dan
ikan.
Dampak Diet Rendah Protein. Diet yang bersifat membatasi akan merubah
gaya hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai bagi banyak
penderita gagal ginjal kronis. Karena makanan dan minuman merupakan aspek
penting dalam sosialisasi, pasien sering merasa disingkirkan ketika berada
bersama orang-orang lain karena hanya ada beberapa pilihan makanan saja yang
tersedia baginya. Jika pembatasan ini dibiasakan, komplikasi yang dapat
membawa kematian seperti hiperkalemia dan edema paru dapat terjadi.
2. Pertimbangan Medikasi.
Banyak obat yang dieksresikan seluruhnya atau sebagian melalui ginjal.
Pasien yang memerlukan obat-obatan (preparat glikosida jantung, antibiotik,
antiaritmia, antihipertensi) harus dipantau dengan ketat untuk memastikan agar
kadar obat-obat ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan tanpa
menimbulkan akumulasi toksik.
Beberapa obat akan dikeluarkan dari darah pada saat dialisis oleh karena itu,
penyesuaian dosis oleh dokter mungkin diperlukan. Obat-obat yang terikat dengan
protein tidak akan dikeluarkan selama dialisis. Pengeluaran metabolit obat yang
lain bergantung pada berat dan ukuran molekulnya. Apabila seorang pasien
menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya harus dievaluasi dengan cermat.
Pasien harus mengetahui kapan minum obat dan kapan menundanya. Sebagai
contoh, jika obat antihipertensi diminum pada hari yang sama dengan saat
menjalani hemodialisis, efek hipotensi dapat terjadi selama hemodialisis dan
menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
7. Ganguan Pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang
disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan
sakit kepala.
8. Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.
9. Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak
adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
1.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Identitas
Biasanya berisikan nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat,
pendidikan serta identitas penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien hemodialisa adalah :
1) Sindrom uremia
2) Mual, muntah, perdarahan GI.
3) Pusing, nafas kusmaul, koma.
4) Perikarditis, cardiar aritmia
5) Edema, gagal jantung, edema paru
6) Hipertensi
Tanda-tanda dan gejala uremia yang mengenai sistem tubuh (mual, muntah,
anoreksia berat, peningkatan letargi, konfunsi mental), kadar serum yang
meningkat.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien penderita gagal ginjal kronis (stadium terminal).
4. Riwayat Pengobatan/Alergi
Pasien yang menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya harus
dievaluasi dengan cermat. Terapi anti hipertensi, yang sering merupakan bagian
dari susunan terapi dialisis, merupakan salah satu contoh di mana komunikasi,
pendidikan dan evaluasi dapat memberikan hasil yang berbeda. Pasien harus
mengetahui kapan minum obat dan kapan menundanya. Sebagai contoh, obat anti
hipertensi diminum pada hari yang sama dengan saat menjalani hemodialisis, efek
hipotensi dapat terjadi selama hemodialisis dan menyebabkan tekanan darah
rendah yang berbahaya. Mengetahui obat-obatan yang pernah dikonsumsi oleh
pasien sebelumnya yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Ariany, Arin. 2013. Asuhan Keperawatan Hemodialisis. (online),
:http://arinariany.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-
hemodialisis.html, diakses tanggal 5 desember 2016.
Bulechek,Gloria M. 2008. Nursing Interventions classification (NIC) fifth edition.
USA:Mosby Inc an Affiliate of Elservier.
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Moorhead,Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) fifth
edition.USA:Mosby Inc an Affiliate of Elservier.
Setiawati, Wiwik. 2013. Laporan Pendahuluan Hemodialisa. (online),
http://kesehatan-ilmu.blogspot.com/2012/01/laporan-
pendahuluan-hemodialisa.html, diakses tanggal 5 desember 2016.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC.