Anda di halaman 1dari 2

PEDOMAN KEAMANAN UNTUK PENELITI

Berikut adalah tindakan yang harus dilakukan guna menciptakan keamanan kerja
di laboratorium untuk peneliti, termasuk beberapa di antaranya adalah tindakan
asepsis.
1. Peneliti wajib mengikuti pedoman keamanan dan segala peraturan dari
laboratorium.
2. Selama bekerja peneliti menggunakan alat pelindung diri yang disediakan dari
laboratorium ataupun membawa sendiri alat pelindung diri yang digunakan.
Alat pelindung diri berupa jas laboratorium, masker, dan sarung tangan.
3. Peneliti dan laboran dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
4. Selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah bekerja.
5. Bekerja dengan teknik aseptik. Teknik aseptik atau steril adalah suatu sistem
cara kerja yang menjaga sterilitas. Alat-alat yang mendukung teknik aseptis
dalam penelitian ini adalah Laminar Air Flow Cabinet, autoclave, pembakar
bunsen dan alkohol.
a. Laminar Air Flow Cabinet (LAF) adalah meja kerja steril untuk
melakukan kegiatan inokulasi/penanaman mikroorganisme. Alat ini diberi
nama Laminar Air Flow Cabinet karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan
spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan
penanaman. Laminar Air Flow Cabinet yang digunakan adalah LAF yang
dilengkapi dengan sinar UV. Sebelum LAF digunakan dinyalakan terlebih
dahulu lampu UV selama 30 menit. Setelah itu nyalakan lampu biasa dan
blower saat bekerja. Saat bekerja dengan LAF gunakan jas laboratorium,
masker dan sarung tangan.
b. Autoclave merupakan proses sterilisasi dengan cara basah. Sterilisasi alat
dan bahan menggunakan alat autoklaf yang diatur pada suhu 121C
dengan tekanan 15 psi (per square inchi) selama 15 menit. Sterilisasi ini
dilakukan untuk preparasi alat-alat dan bahan untuk uji aktivitas
antibakteri. Saat bekerja gunakan jas laboratorium, masker dan sarung
tangan tahan panas.
c. Pembakar bunsen berguna dalam proses sterilisasi selama
inokulasi/penanaman juga dalam pewarnaan gram. Saat bekerja gunakan
jas laboratorium, masker dan sarung tangan.
d. Alkohol merusak struktur lipid dengan cara penetrasi ke dalam daerah
hidrokarbon dan denaturasi protein sel. Alkohol aktif terhadap bakteri
(kecuali bentuk spora), jamur dan virus berselubung.
6. Membersihkan area kerja menggunakan alkohol sebelum dan sesudah bekerja.
7. Peralatan inokulasi disterilisasikan terlebih dahulu dengan api bunsen sebelum
dan sesudah digunakan.
8. Tidak menyimpan barang-barang yang tidak perlu di area kerja (tas, dompet,
dan sebagainya ditempatkan pada rak tersendiri).
9. Peneliti harus memberi label pada media maupun isolat agar jelas dan tidak
terjadi kekeliruan.
10. Botol-botol kultur harus dipastikan tertutup rapat dan jangan dibuka bila tidak
diperlukan.
11. Persiapkan semua media yang akan digunakan menggunakan Laminar Air
Flow Cabinet.
12. Cairan sisa kultur dan limbah padat sebelum dibuang, diautoclave terlebih
dahulu kemudian dibuang pada tempat pembuangan khusus limbah.
13. Saat akan keluar dari laboratorium masker dan sarung tangan yang digunakan
dibuang ketempat pembuangan khusus sampah laboratorium.
14. Jas laboratorium yang selesai digunakan dapat dicuci dengan detergen biasa
dan jika ingin digunakan kembali dalam keadaan steril dapat diautoklave
dengan suhu 121oC selama 30 menit.

Sumber:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997, Pedoman Keamanan
Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai