Bu Sumarni

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa Nifas ( puerperium ) adalah masa yang dimulai

setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan semula ( sebelum hamil )

( Sulistyawati, Ari 2009 ). Mobilisasi dini adalah kebijakan

untuk secepat mungkin membimbing penderita keluar dari

tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk

berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya mobilisasi

dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke

kanan untuk mencegah adanya trombosit) (Vivian Nanny

Lia Dewi dan Tri Sunarsih, 2011).

Mobilisasi dini tidak mempunyai pengaruh yang

buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak

memengaruhi penyembuhan luka episiotomy, dan tidak

memperbesar kemungkinan terjadinya prolaps uteri atau

retrofleksi. Ambulasi dini tidak dibenarkan pada pasien

dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam, dan

keadaan lain yang membutuhkan istirahat ( Sulistyawati, Ari

2009 ).

1
Menurut data WHO (World Health Organization),

sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau

kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang yaitu Negara

yang masuk dalam ASEAN (Association of South East

Asian Nations) seperti Negara Indonesia. Rasio kematian di

Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan

450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup, jika

dibandingkan dengan rasio kematian ibu disembilan Negara

maju yaitu Jepang, Amerika Serikat, Australia, Belanda, New

Zealand, Kanada, Irlandia, Jerman, dan Swedia. (Wahyuni,

2012). Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI, 2012) bahwa Angka Kematian Ibu di

Indonesia mencapai 359 meninggal per 100.000 ibu

hamil/melahirkan (SDKI, 2012). Penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia dikenal dengan trias klasik antara

lain di sebabkan oleh perdarahan (28%), eklamsia (24%),

infeksi (11%), abortus (5%), komplikasi masa puerperium

(Depkes RI, 2010).

Pasca persalinan (masa nifas) berpeluang untuk

terjadinya kematian ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan

pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh

tenaga kesehatan minimal 4 kali. Pelayanan ibu nifas meliputi

pemeriksaan kesehatan pasca persalinan untuk mengetahui

2
apakah terjadi perdarahan pasca persalinan, keluar cairan bau

dari jalan lahir, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak

kemerahan disertai rasa sakit dan lain- lain (DinKes Prov Jawa

Tengah, 2009).

Sesudah bersalin, ibu tidak boleh berbaring terus-

menerus. Walaupun letih dan masih merasakan sakit. Ibu

dianjurkan melakukan mobilisasi seusai melahirkan, misalnya

turun dari tempat tidur, belajar duduk, dan berjalan sendiri.

Mobilisasi ini bertujuan agar sirkulasi darah menjadi baik,

menghindari pembengkakkan, dan mencegah trombosis

(Sinsin, 2008).

Ibu melahirkan secara normal bisa melakukan

mobilisasi 2 jam seusai bersalin dan 8 jam setelah bersalin

untuk ibu yang menjalani caesar. Ibu harus belajar

menggerakkan persendian tubuh secara perlahan. Bila ibu

hanya berdiam diri, pembuluh darah dan otot-otot tubuh

terutama di daerah kaki dan panggul akan terganggu dan

beresiko memunculkan tersumbat bekuan darah (Sinsin,

2008).

Umumnya para ibu pasca melahirkan takut melakukan

banyak gerakan. Ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang

dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak

diinginkan. Padahal mobilisasi itu sangat penting bagi ibu

3
nifas. Apabila ibu nifas melakukan mobilisasi dini, bisa

memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya

rahim kebentuk semula) (Hamnah, 2008).

Mobilisasi dini merupakan suatu kemampuan individu

untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan

kesehatannya (Aisyah, 2014).

Penelitian Rizky (2015) menunjukkan Terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan

mobilisasi dini pada ibu nifas. Dukungan keluarga merupakan

salah satu faktor penting bagi ibu nifas untuk melakukan

mobilisasi dini. Oleh karena itu, perlu adanya peran dan

dukungan dari keluarga kepada ibu nifas agar ibu nifas dapat

melakukan mobilisasi dini dengan baik. Mengingat

pentingnya mobilisasi dini pada ibu nifas yang dapat

mencegah terjadinya komplikasi perdarahan pada masa nifas.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di RSUD H

Padjonga Dg Ngalle bulan Februari tahun 2015 sebanyak 50

responden, 5 responden (33,3%) melakukan mobilisasi

dini, sedangkan 10 responden (66,7%) tidak melakukan

mobilisasi dini. Sedangkan 9 responden (60%) ibu tidak

memperoleh dukungan dari keluarga sedangkan 6 responden

(40%) mendapatkan dukungan dari keluarga.

4
Angka kejadian persalinan di RSUD H Padjonga Dg

Ngalle periode tahun 2016 sebanyak 1148 persalinan yang

terdiri dari 62 persalinan dengan sectio caesarea dan 1086

persalinan normal.

Menurut hasil studi pendahuluan di RSUD H Padjonga

Dg Ngalle pada tanggal 01 februari 2017, jumlah ibu nifas

pada tahun 2016 adalah 1086 orang, jumlah ibu nifas pada

bulan Januari 2017 adalah 43 orang. Rata-rata ibu nifas tiap

bulan adalah 65 orang. Berdasarkan hasil wawancara dari 4

ibu immediate puerperium di dapatkan ibu immediate

puerperium dengan pengetahuan cukup tentang mobilisasi

dini sebanyak 2 orang (50%) dan ibu immediate puerperium

(50%) yang kurang tahu dan tidak berani melakukan gerakan

mobilisasi dini. Ibu yang tidak berani melakukan gerakan

mobilisasi dini dikarenakan ada anggapan jika melakukan

gerakan dikhawatirkan akan mempengaruhi jahitan jalan lahir

dan takut apabila jahitannya tidak jadi. Berdasarkan informasi

dari CI, seluruh petugas kesehatan (Bidan) di RSUD H

Padjonga Dg Ngalle telah menganjurkan kepada ibu nifas

untuk melakukan gerakan mobilisasi dini.

Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk

meneliti Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga

5
Dengan Mobilisasi Dini Pasien Post Partum Normal Di

Ruang PNC RSUD H Padjonga Dg Ngalle Kab Takalar.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan dukungan keluarga terhadap

kemampuan mobilisasi dini pada ibu post partum normal?

C. Tujuan

1. Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya

hubungan dukungan keluarga terhadap kemampuan

mobilisasi dini pada ibu post partum normal

2. Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran kemampuan mobilisasi dini

pada ibu post partum


b. Mengidentifikasi gambaran kemampuan mobilisasi dini

setelah dilakukan dukungan pada keluarga


c. Mengidentifikasi perbedaan kemampuan mobilisasi dini

setelah dilakukan dukungan pada keluarga.

D. Manfaat

1. Manfaat Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti lain

dalam membuat penelitian tentang kemampuan mobilisasi dini ibu

post partus normal.

2. Manfaat Bagi Bidan

6
Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk

meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan terutama dalam

memberikan konseling dan dukungan pada pasien.

3. Manfaat Bagi Institusi Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan informasi kepada

pihak manajemen RSUD H Padjonga Dg Ngalle terkait dengan

peningkatan kompetensi bidan dalam memberikan pendidikan

kesehatan yang dikombinasi dengan metode dukungan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Nifas

1. Nifas

a. Pengertian

7
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus

selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,

seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada

kehamilan dalam waktu 3 bulan. Dalam masa nifas, alat-alat

genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih

kembali seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat

genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi ( Sarwono,

2006 ). Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai

setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) (Sulistyawati,

Ari 2009).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut (Sulistyawati, Ari 2009) Asuhan yang

diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi

ibu dan bayi

b. Pencegahan diagnose dini dan pengobatan komplikasi

pada ibu

c. Merujuk ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu

d. Imunisasi ibu terhadap tetanus

B. Mobilisasi

1. Pengertian

8
Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak

secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan aktivitas mempertahankan kesehatannya

( Aisyah, 2014 ). Mobilisasi sangat disarankan pada ibu post

partum normal yaitu setelah 6 8 jam pasca persalinan ibu

dianjurkan untuk menggerakkan kedua tungkai, dan secara

bertahap ibu dianjurkan untuk miring ke kanan dan ke kiri dan

pada 24 jam ibu dapat duduk.

Menurut Purnawati (2014) mobilisasi dini yang

dilakukan secara teratur akan menyebabkan sirkulasi di daerah

insisi menjadi lancar sehingga jaringan insisi akan

mendapatkan nutrisi essensial untuk proses penyembuhan.

2. Manfaat mobilisasi dini

Menurut Aisyah (2014) mobilisasi sangat berguna bagi

ibu post partum normal antara lain :

a. Ibu akan merasa lebih sehat dan kuat

b. Untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli

c. Proses penyembuhan luka akan lebih cepat

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mobilisasi dini

Menurut Setyowati (2013) kurangnya mobilisasi dini

disebabkan oleh faktor-faktor yang terjadi pada ibu post

partum normal antara lain :

a. Faktor intern : pasien takut jahitan akan lepas jika

bergerak, kelelahan saat mengalami partus lama, cidera

9
yang dialami sebelum partus, persepsi nyeri yang

berbeda, motivasi, gaya hidup, emosi.

b. Faktor ekstern : dukungan suami dan keluarga, budaya

yang melarang bergerak dan kaki harus lurus, sosial

ekonomi, pelayanan petugas.

c. Faktor karakteristik : tingkat pendidikan mempengaruhi

pemahaman yang diberikan petugas, umur muda

cenderung malu dan menarik diri, ibu bekerja, paritas

yang lebih banyak karena ibu dengan paritas lebih

banyak akan lebih cepat melakukan mobilisasi dini

karena harus memberikan perhatian kepada anak yang

lain.

4. Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi dini

Kerugian yang ditimbulkan bila tidak melakukan

mobilisasi dini antara lain :

a. Peningkatan suhu tubuh

b. Perdarahan yang abnormal

c. Involusio uterus yang tidak baik

d. Menambah lama bidanan di

rumah
5. Tahap-tahap mobilisasi

Tahap-tahap mobilisasi dini menurut Prawirohardjo (2010):

a. 6 jam pertama post partum normal

10
Istirahat tirah baring, menggerakkan lengan tangan,

ujung jari kaki serta memutar pergelangan kaki,

mengangkat tumit, menegangkan otot betis, menekuk

dan menggeser kaki.

b. 6 10 jam post partum normal

Ibu diharuskan untuk dapat miring kanan dan kiri untuk

mencegah thrombosis dan tromboemboli.

c. 24 jam post partum normal

Ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar duduk,

d. Setelah 24 jam ibu diajarkan untuk berjalan secara bertahap.

6. Prosedur dukungan mobilisasi dini

Menurut Yuliati (2012), prosedur dukungan yang

dilakukan pada ibu post partum normal adalah sebagai

berikut :

a. Melatih pasien untuk latihan nafas dalam kurang lebih

setengah menit (untuk menyempurnakan ekspansi paru

dan mengurangi statis sekresi paru) dengan cara

berbaring dengan kedua tangan diletakkan diatas perut

dibawah iga, kemudian tarik nafas perlahan-lahan dan

dalam lewat hidung dan dikeluarkan lewat mulut sambil

mengencangkan dinding perut untuk membantu

mengosongkan paru-paru.
b. Melatih gerakan pada lengan dengan cara pasien

berbaring, kedua lengan diluruskan diatas kepala

11
dengan telapak tangan menghadap ke atas. Kendurkan

sedikit lengan kiri dan kencangkan lengan kanan dan

tungkai kanan sehingga seluruh tubuh sebelah kanan

menjadi kencang. Lakukan pada sisi tubuh yang sama.

c. Latihan jari tangan dengan gerakan abduksi dan adduksi

selama setengah menit dengan cara menggerakkan

tangan dengan membuka dan menggenggam lalu

gerakan menjauh dan merapat selama setengah menit.

d. Latihan jari kaki yaitu dengan menggerakkan telapak

kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti

menjahit kemudian gerakan memutar pergelangan kaki

dan menegangkan otot betis dan menekuk dan

menggeser kaki.

e. Latihan miring kanan dan kiri

Lakukan miring ke salah satu sisi dengan bagian dasar

tungkai fleksi sementara sisi yang lain fleksi pada paha

dan lutut. Posisi ini membantu drainase cavitas

abdomen untuk mencegah komplikasi pernafasan post

pembedahan.

f. Pada hari kedua latihan semi fowler dengan cara

meninggikan badan pasien 30 - 40. Lakukan dengan

perlahan untuk mengurangi perasaan pusing. Perhatikan

frekuensi . jika nadi dan warna kulit, jika pasien

mengeluh pusing turunkan tempat tidur secara perlahan.

12
Jika pusing hilang tempat tidur dinaikkan lagi selama 1
atau 2 jam.

Bila tidak ada keluhan ubah posisi sampai posisi duduk.

g. Pada hari ketiga latihan duduk di tempat tidur dengan

kaki menjuntai ke bawah tempat tidur. Dengan bantuan

bidan pasien dianjurkan untuk meletakkan tangan kiri

pada area insisi untuk meminimalkan tarikan jahitan,

sedangkan tangan kanan berpegangan pada tempat

tidur.

h. Latihan turun dari tempat tidur dan berjalan di sekitar


tempat tidur

dengan bantuan atau melakukan sendiri. Latihan ini

dilakukan setelah pasien merasa kuat untuk berdiri.

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan mobilisasi dini

a. Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat karena bisa

menyebabkan ibu terjatuh, apalagi bila kondisi ibu

masih lemah.

b. Pastikan ibu melakukan gerakan mobilisasi dini secara

bertahap, jangan terburu-buru.

c. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena

akan meningkatkan kerja jantung.

C. Kemampuan (Ability)

1. Pengertian Kemampuan

13
Didalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal

dari katamampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup,

melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta

berlebihan). Kemampuan (ability)

berarti kapasitas seorang individuuntuk melakukan beragam

tugas dalam suatu pekerjaan. (Robbins & Timonthy A. Judge,

2009: 57).

Kemampuan juga bisa disebut dengan kompetensi. Kata

kompetensi berasal dari bahasa Inggris competence yang

berarti ability, power, authority, skill, knowledge, dan

kecakapan, kemampuan serta wewenang. Jadi kata kompetensi

dari kata competent yang berarti memiliki kemampuan dan

keterampilan dalam bidangnya sehingga ia mempunyai

kewenangan atau atoritas untuk melakukan sesuatu dalam batas

ilmunya tersebut.

Pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan

atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan

sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan

digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan

melalui tindakannya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Robbins (2009) menyatakan bahwa kemampuan terdiri

dari dua faktor, yaitu :

14
a. Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang

dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental,

berpikir, menalar dan memecahkan masalah.

b. Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang

menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan dan karakteristik

serupa. Menurut Ninik (2014) nilai kemampuan yang diperoleh

dikategorikan menjadi 3 yaitu:

Skor >75% : Kemampuan Tinggi

Skor>60%-75% : Kemampuan Sedang

Skor<60% : Kemampuan Rendah

D. Dukungan

1. Pengertian

Dukungan adalah hubungan kolaboratif yang

mendorong orang untuk mengetahui nilai-nilai dan kemampuan

diri mereka dalam mencapai tujuan mereka. Dukungan

berpusat pada membuka potensi seseorang untuk

memaksimalkan kemampuannya sendiri. Fokus pada

meningkatkan kinerja dan pengembangan keterampilan adalah

kunci dalam hubungan dukungan yang efektif. Dalam

organisasi perkembangan memerlukan individu yang

bermacam-macam dan semua harus sesuai, sehingga model

15
perkembangan sering tidak tepat. Dukungan dapat

memberikan dukungan yang lebih baik daripada bentuk

training tadisional (Offlay, 2005). Dukungan dapat

didefinisikan juga membantu pasien mendapatkan

pengetahuan, keterampilan, peralatan dan kepercayaan diri

untuk menjadi peserta aktif dalam bidanan mereka sehingga

mereka dapat mencapai tujuan kesehatan diri ( Benneth, et al.

2010).

2. Tujuan dukungan

Dalam Offlay (2005) tujuan utama dukungan adalah

untuk mengembangkan potensi orang yang sedang dilatih. Ini

dapat dicapai melalui peningkatan rasa percaya diri,

mengidentifikasi topik yang cocok untuk pembinaan dan

pengembangan tugas direncanakan sebagai bagian dari

pengetahuan pekerjaan.

3. Peran dukungan

Dukungan membantu individu untuk menunjukkan

cara yang lebih baik dari yang telah dilakukan. Yang perlu

dimiliki oleh pendamping adalah komitmen untuk membina,

menyediakan bantuan tanpa batasan dalam proses membantu

(Kosmaya, 2012). Dukungan tidak hanya sekedar

memberitahukan pada individu apa yang dilakukan dan

16
bagaimana melakukannya, tetapi termasuk mengatur apa yang

harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya dengan

lebih baik. Dukungan memerlukan kesabaran, bertanggung

jawab, kesadaran dan penuh perhatian (Offlay, 2005). Menurut

Benneth, et al. (2010) dukungan pasien terdiri dari :

a. Pemberian petunjuk selama bidanan pribadi

b. Pengambilalihan sebagian dari bidanan pribadi

c. Menstimulasi hubungan sosial


d. Memberikan instruksi cara kerja tertentu dan

penggunaan peralatan tertentu

e. Usaha-usaha untuk menghindari gangguan-gangguan lebih


lanjut

f. Cara membantu pasien jika pasien mengalami

perubahan sikap Lima peran dari seorang pendamping

kesehatan menurut Benneth, et al. (2010) yaitu :

1) Self-management support

a) Penyedia informasi

b) Pengajar

c) Promotor perubahan perilaku

d) Pemberi ketrampilan problem-solving

e) Membantu mengendalikan emosi akibat penyakit


kronik

f) Memberi dukungan

2) Bridge between clinician and patient

17
a) Penghubung pasien

b) Memastikan bahwa pasien mengerti dan setuju dengan rencana bidanan

3) Navigation of the health care system

a) Menghubungkan pasien dengan sumber

b) Memfasilitasi dukungan

c) Memberi kekuatan pasien

4) Emotional support

a) Menunjukkan ketertarikan

b) Ingin tahu permasalahan

c) Menunjukkan empat

d) Mengajarkan ketrampilan koping

5) Continuity

a) Menyediakan kebersamaan
b) Follow up
c) Saling percaya

Terdapat tujuh prinsip dukungan yang harus

diperhatikan oleh pelatih maupun peserta latih yaitu (Wilson

dalam Kosmaya 2012) :

a. Kesadaran

Tujuan dari proses dukungan adalah didapatkan kesadaran

bagi pasien dimana pasien mengenali tujuan tersebut sendiri

dan mau melakukan perubahan, yang dikarenakan apapun

yang dikatakan pendamping dapat meningkatkan kesadaran

dan pengetahuan mengenai diri pasien sendiri.

18
b. Tanggung Jawab

Prinsip utama dukungan adalah tanggung jawab terhadap

diri sendiri dengan apa yang sudah menjadi keputusan kita,

kita lebih suka membuat keputusan sendiri daripada

diarahkan orang lain. Maka dari itu yang perlu dalam

proses dukungan adalah dukungan dan dorongan untuk

terus berusaha.

c. Percaya Diri

Orang mengembangkan kepercayaan diri sendiri dengan

diberi ruang untuk belajar baik dengan melakukan

kesalahan maupun berusaha mencapai tujuan.

5. Manfaat dukungan

Dukungan mempunyai manfaat yang banyak bagi

masyarakat, tidak hanya meningkatkan performance dan

efektivitas penggunaan kemampuan tetapi juga meningkatkan

kepuasan dan motivasi. Dukungan dapat membangun

komunikasi, meningkatkan keterlibatan individu dan hasil

pencapaian yang lebih tinggi.

Dalam penelitian Rosiana (2014) dukungan dapat

meningkatkan kepatuhan dalam melakukan diet hipertensi.

Dukungan juga meningkatkan motivasi dan kemampuan ibu

dalam pemberian ASI (Suryaningsih, 2012).

19
B. Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil


Yuliati (2012) Hubungan Tingkat Menggunakan Terdapat hubungan
Pengetahuan Ibu metode non yang signifikan
Tentang Mobilisasi Dini eksperimen yang antara tingkat
Post partum normal Menggunakan pengetahuan ibu
Dengan Pelaksanaan deskripsi korelasi dan tentang mobilisasi
Mobilisasi Dini di Menggunakan dini dengan
Ruang Melati RSUD pendekatan cross pelaksanaan
Saras Husada Purworejo sectional yaitu mobilisasi dini post
seluruh data diambil sectio caesarea
dalam waktu yang
bersamaan.

Rosiana Pengaruh Dukungan Menggunakan Hasil post test


(2014) Perilaku Diet Hipertensi metode pre test and diketahui hasil p
Terhadap Kepatuhan post test non value 0,03, sehingga
Diet Pada Penderita equivalent control p value < 0,05
Hipertensi di Kampung group dengan dikatakan bahwa
Sanggrahan sampling jenuh. dukungan
perilaku
dukungan diet
hipertensi memiliki
pengaruh terhadap
kepatuhan diet pada
penderita hipertensi

Aisyah (2014) Hubungan Pengetahuan Metode Terdapat hubungan


Tentang Mobilisasi Dini observasional, antara tingkat
Dengan Tindakan dengan pendekatan pengetahuan tentang
Mobilisasi Dini Pada Ibu cross sectional, mobilisasi dini
Nifas 1 Hari Post Sectio dengan populasi dengan tindakan
Caesarea seluruh ibu post sc mobilisasi dini pada
hari ke 1. ibu nifas 1 hari post
sc.

C. KERANGKA TEORI

Partus normal :
Partus
normal
Faktor ibu : power. Passage,
dan psikolog

Faktor janin : plasenta

Dukungan
Keluarga

20
Mobilisasi Dini

Faktor intern : takut bergerak, Dampak Mobilisasi :


kelelahan,persepsi nyeri, motivasi, Ibu lebih sehat
anastesi, gaya hidup, emosi. dan kuat
Factor ekstern : dukungan suami, Mencegah
keluarga, budaya, social ekonomi, thrombosis dan
pelayanan dari petugas tromboemboli

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Oxorn (2010), Cuningham (2006), Aisyah (2014), Setyowati (2013)

D. KERANGKA KONSEP

Pengetahuan
Kemampuan
mobilisasi dini

Dukungan
Keluarga

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

21
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

E. DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBYEKTIF

Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

Parameter/Indikator
Variabel Defenisi Alat Ukur Skala Data
Penilaian
Baik 76 100 %
Variabel Seberapa besar cukup bila 56 75 %
Independen pengetahuan ibu Lembar kurang 55 % (Arikunto,
Ordinal
: terhadap Observasi 2006)
Pengetahuan mobilisasi dini

Pemberian
Baik 76 100 %
Variabel informasi,doronga
cukup bila 56 75 %
Independen n, motivasi bagi Lembar
kurang 55 % (Arikunto, Nominal
: Dukungan ibu untuk observasi
2006)
Keluarga melakukan
mobilisasi
Variabel Baik 76 100 %
Kemampuan ibu
Dependen : cukup bila 56 75 %
utnuk bergerak Lembar
Kemampuan kurang 55 % (Arikunto, Nominal
bebas mulai 2 jam observasi
mobilisasi 2006)
post partum
dini

E. HIPOTESIS

a. Hipotesis Nol (Ho) :

Tidak ada hubungan pengetahuan terhadap kemampuan

mobilisasi dini pada ibu post partum.

Tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap

kemampuan mobilisasi dini pada ibu post partum.

b. Hipotesis Alternatif (Ha) :

Ada hubungan pengetahuan terhadap kemampuan

mobilisasi dini pada ibu post partum.

22
Ada hubungan dukungan keluarga terhadap kemampuan

mobilisasi dini pada ibu post partum.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan cross sectional merupakan rancangan

penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan

secara simultan pada satu saat (sekali waktu). Rancangan

penelitian ini juga biasa disebut rancangan potong silang

atau lintas bagian. Cross sectional adalah studi

23
epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi,

maupun hubungan penyakit dengan paparan (factor

penelitian) dengan cara mengamati status paparan,

penyakit, atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara

serentak pada individu-individu dri suatu populasi pada

satu saat (Prabu Suleman 2017).

B. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post

partum di ruang PNC RSUD H Padjonga Dg Ngalle

periode April sampai dengan Juni 2017.

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu post

partum di ruang PNC RSUD H Padjonga Dg Ngalle

periode April sampai dengan Juni 2017.

3) Teknik Pengambilan Sampel

24
Penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling dimana metode penetapan sampel dengan

memilih beberapa sampel tertentu yang dinilai sesuai

dengan tujuan atau masalah penelitian dalam sebuah

penelitian (Nursalam 2008 ).

Digunakan adalah sampel yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi :

- Ibu post partum normal

- Ibu yang bersedia menjadi responden

- Ibu yang bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi :

- Ibu post partum tidak normal

- Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

- Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis

C. Tempat dan Waktu penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Ruang PNC

RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar dan waktu

penelitian dimulai pada bulan Maret-Mei 2017.

D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul akan diolah melalui

tahap-tahap sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010) :

25
Merupakan kegiatan untuk mengecek dan memperbaiki

isian formulir, kuesioner atau hasil observasi.

Pengolahan data ini melalui tahap-tahap sebagai berikut

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir. Tujuannya untuk

mengurangi kesalahan atau kesalahan yang ada

di data yang terkumpul.

b. Coding

Setelah data diedit selanjutnya melakukan

pemberian kode yaitu mengubah data berbentuk

kalimat menjadi data angka (numerik)

c. Data Entry

Yaitu memasukkan data ke dalam program atau

software komputer.

d. Tabulating

Data yang didapat dimasukkan ke dalam tabel

dan kemudian dianalisa secara statistik.

3. Analisa Data

26
Analisa data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul

(Sugiyono, 2015).

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat

dalam penelitian ini adalah data kemampuan mobilisasi

dini pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan dukungan yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam

penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga terhadap kemampuan mobilisasi dini ibu post

partum normal menggunakan uji statistik Chi-Square

jika memenuhi syarat yaitu expected count >5. Jika

expected count <5 maka dilakukan uji alternatif

Kolmogorov-Smirnov.

Intepretasi hasil uji statistik bila :

1) p value 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima artinya

ada pengaruh dukungan terhadap kemampuan

mobilisasi dini ibu post partum normal.

27
2) p value > 0,05 maka Ho diterima atau Ha

ditolak, artinya

bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga

terhadap kemampuan mobilisasi dini ibu

post partum normal.

F. Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam melakukan

penelitian seorang peneliti harus memegang 4 prinsip

etika penelitian antara lain :

1. Menghormati harkat dan martabat manausia (respect for human dignity)

Peneliti seyogyanya mempersiapkan formulir persetujuan subyek

(inform concent) yang mencakup :

a. Manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan

c. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan

informasi yang diberikan oleh responden

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas dan kerahasiaan identitas

subyek. Peneliti cukup menggunakan coding

sebagai pengganti identitas responden.

28
3. Keadilan dan keterbukaan (Respect for privacy and confidentiality)

Peneliti perlu menjelaskan prosedur penelitian

dan menjamin bahwa semua subyek penelitian

memperoleh perlakuan yang sama tanpa

membedakan jender, agama, etnis dan

sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits) Setiap penelitian hendaknya memperoleh manfaat

semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subyek

penelitian

khususnya.

Oleh sebab itu pelaksanaan penelitian harus

dapat mencegah atau mengurangi rasa nyeri,

cidera, stres maupun kematian

29
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah (2014), Hubungan Pengetahuan Tentang Mobilisasi Dini


Dengan Tindakan Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas 1 Hari Post
partum normal. Jurnal Midpro, Vol. 6, No. 1, Juni 2014

Arikunto, S (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Rineka Cipta.
Jakarta

Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gillstrap III, L.C., Hauth,
J.C., Wenstrom, K.D.,et. al. (2006). Obstetri William. Vol 1.
Edisi 21. EGC. Jakarta

Dahlan, M.S (2009), Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi


4. Salemba Medika. Jakarta

Dube, J.V. (2014), Effect of Planned Early Recommended Ambulation


Tecnique on Selected Post Caesarean Biophysiological Health
Parameters, JKIMSU, Vol. 3, No. 1, Jan-June 2014

Gibbons, L. et al (2010), The Global Numbers and Coast of


Additionally Needed and Unnecessary Caesarean Per Year :
Overage as a Barter to Universal Coverage. World Health
Report. diakses pada tanggal 10 Januari 2017
dari
http://www.who.int/healthsystem/topics/financing/healthreport/
30C-sectioncost.pdf

Grace (2014), Pengetahuan, Sikap Dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini


Ibu Pascasalin Dengan Seksio Sesaria. Jurnal Midpro, Vol. 6
No. 1 Juni 2014

Grace, V.J (2007), dalam Fenomena Sosial Operasi Sectio Caesarea di


Salah Satu Rumah Sakit Swasta Besar Surabaya Periode 1 Jan-
31 Des 2005 ( Harry Kurniawan Gondo) diakses pada tanggal
11 Januari 2017. Journal Dexa
Medixa dari Http://www.abcmedika.com/2013/11/konsep-
dasar-sectio-caesarea.html

Gruendemann, J. Barbara & Fernsebner, B. (2006). Buku Ajar


Kebidanan Perioperatif. Jakarta. EGC

30
Hartati (2014), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Post Partum
Seksio Sesarea Untuk Melaksanakan Mobilisasi Dini DI
RSCM. Jurnal Kebidanan. Vol. 5 No.2 Hal. 192-197 Juli 2014.

Hidayat,A.A.A (2014), Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik


Analisa :
Contoh Aplikasi Studi Kasus. Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta

Kartyasih (2015), Hubungan dukungan keluarga Terhadap


Perkembangan Motorik Kasar Dengan Melompat Satu Kaki
Pada Usia Anak 4-5 Tahun Di TK Negeri Pembina Batursari.
Jurnal Ilmu Kebidanan Dan Kebidanan (JIKK) Vol. II No. 2.
Hal. 52-59. Juni 2015

Kosmaya, VF (2012), Intervensi Pelatihan Dan Dukungan Coaching


Untuk Meningkatkan Perceived Organizitional Support Dan
Komitmen Karyawan Di PT XYZ . Tesis. Universitas
Indonesia. Depok

Machfoedz (2009). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,


Kebidanan, Kebidanan, Kedokteran. Fitramaya. Yogyakarta

Ninik, dkk (2014). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Untuk


Setiap Tahap Model Polya Dari Siswa SMK Ibu Pakusari
Jurusan Multimedia Pada Pokok Bahasan Program Linier.
Jurnal Kadikma, Vol. 5, No. 3, Hal 61-68, Desember 2014

Notoatmodjo, S(2010), Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


Jakarta

Nuraeni (2014) Pengaruh Pelaksanaan Konseling Dan Dukungan


Suami Terhadap Keberhasilan Ibu Menyusui Dalam Pemberian
Kolostrom. Jurnal Kebidanan. Vol. 3 No. 6. April 2014

Offley, N (2005). Literature Review : Coaching Effectiveness-a


summary, Departement of Health. London, Diakses 11 Januari
2017, dari
http://literacy.kent.edu/coaching/information/research/NHS_C
DWPcoach

Okwerita (2010), Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pelaksanaan


Mobilisasi Dini Pasien Paska Bedah Sesar Di Ruangan
Kebidanan RSUD Sungai Dareh Tahun 2010 Diakses pada
tanggal 11 Januari 2017 dari
http://repository.unand.ac.id/id/eprint/5655

Oxorn. (2010). Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan.


Yayasan
Essentia Medica. Yogyakarta

Prawirohardjo, S (2008). Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka. Jakarta

Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan, Bina Pustaka. Jakarta

Purnawati. (2014). Efektifitas Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum


Terhadap
Fase Percepatan Proses Penyembuhan Luka Sectio Caesarea Di
RSUD
Sanggau, Naskah Publikasi, Program Studi Keperwatan
Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak. Diakses 11
Januari 2017,
dari
http://jurnall.untan.ac.id/index.php/jmkebidananFK/article/downl
oad/6
0 34/613

Riskesdas (2013), Diakses pada tanggal 11 Januari 2017 dari


http://www/depkes.gi.id/resources.dowload/general/Hasil
%20Riskesdas% 202013.pdf

Rismalia (2009) Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pasien Pasca


Operasi Apendiktomi Tentang Mobilisasi Dini Di RSUP
Fatmawati. Skripsi. Prodi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta

Rosiana (2014) Hubungan dukungan keluarga Perilaku Diet Hipertensi


Pada Penderita Hipertensi Di Kampung Sanggrahan. Skripsi.
STIKes Kusuma Husada. Surakarta

Sarwono (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta

Setiawan & Saryono (2010), Metodologi Penelitian Kebidanan DIII,


DIV,S1 dan S2. Nuha. Yogyakarta

Setyowati (2013), Karakteristik Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini


Pada Ibu Nifas Post partum normal, Embrio, Jurnal
Kebidanan, gol. II
Sugiyono (2015), Metodologi Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung

Sujatmiko & Bayu (2014), Pengaruh Penyuluhan Terhadap Mobilisasi


Dini Pasca Operasi Pembedahan Abdomen Di Ruang
Flamboyan RSUD Dr. Soeroto Ngawi, Jurnal Kesehatan
STIKes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 1, No. 1, Juni 2014

Sulistyawati, Ari (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu


Nifas. Andi. Yogyakarta

Sumelung (2014), Faktor-Faktor Yang Berperan Meningkatnya Angka


Kejadian Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Liun
Kandage, Ejournal Kebidanan (e-Kp) Volume 2, No.1.
Februari 2014

Suryaningsih (2012), Pengaruh Demonstrasi dan Dukungan Menyusui


Terhadap Motivasi dan Kemampuan Ibu Dalam Pemberian
ASI. Tesis. Fakultas Ilmu Kebidanan Program Magister Ilmu
Kebidanan Kekhususan Ilmu Kebidanan Anak. Universitas
Indonesia. Jakarta

Tafiqurrahman (2015) Hubungan dukungan keluarga Pada Ibu


Menyusui Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Dalam
Pemberian ASI Eksklusif Dan Status Gizi Balita. Jurnal
Penelitian Gizikes. Vol. 1, No. 1 Juni 2015

Yuliati (2012), Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Mobilisasi


Post partum normal Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Di
Ruang Melati RSUD Saras Husada Purworejo, Diakses 10
Januari 2017 dari :
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/30/jtstikesmu
hgo-gdl-rs38yulh2-1485-1-bab1-3-i.pdf

Anda mungkin juga menyukai