Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No.

1, April 2014

DETEKSI LOGAM TIMBAL (Pb) PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI SEPANJANG
SUNGAI KALIMAS SURABAYA

METAL DETECTION OF LEAD IN TILAPIA (Oreochromis niloticus) ALONG THE KALIMAS


RIVER IN SURABAYA

Jakfar, Agustono dan Abdul Manan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga


Kampus C Mulyorejo - Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451

Abstract

Industrial waste and urban waste containing heavy metals can pollute rivers and sea waters.
Heavy metals can be divided into two parts, namely the essential and non essential, non-
essential heavy metals can be toxic to both human beings and fish. Heavy metals that enter the water will
have absorbed the deposition of the sediments and fish in one body of harmful heavymetals lead dalah.
Based on the 2009 SNI maximum content of lead in fish is 0.3ppm. This study aims to know the lead
content in tilapia, river water and sediment. The sampling process conducted in Surabaya Kalimas river.
This study is descriptive, the results of lead content analysisconducted by the destructive method was then
performed by using Atomic Absorption readings Spectrophotometer (AAS) with a wavelength of 283.3.
Based on the analysis of lead content in Surabaya Kalimas river is not exceed the threshold value based
on SNI.

Keywords : Oreochromis niloticus, Lead (Pb), Surabaya Kalimas River

Pendahuluan Meningkatnya kadar logam berat di sungai akan


Ikan merupakan salah satu bahan mengakibatkan logam berat yang semula
makanan sumber protein hewani. Ikan nila dibutuhkan untuk proses metabolisme oleh
merupakan salah satu biota sungai yang ada di organisme akan berubah menjadi racun bagi
Indonesia dan memiliki nilai komersil cukup organisme tersebut (Darmono, 1995).
tinggi dan telah banyak dimanfaatkan oleh Timbal merupakan logam berat dengan
masyarakat (DKP, 2007). lambang Pb yang berasal dari bahasa latin yaitu
Salah satu daerah habitat ikan nila plumbum. Timbal merupakan logam
(oreochromis niloticus) adalah sungai Kalimas nonesensial yang terdapat di alam akibat proses
Surabaya. Dikarenakan semakin berkembang- alamiah dan kegiatan manusia seperti
nya jumlah penduduk mengakibatkan semakin pertambangan, pembakaran batu bara, pabrik
berkembang pula kegiatan industri pada semen dan digunakan di dalam bensin (Grosell
umumnya, sehingga menjadikan daerah sungai et al., 2005 dalam Panna, 2009). Timah hitam
rentan atas perubahan dan kerusakan. Sungai kerap disebut pula timbal dikenal oleh orang
Kalimas Surabaya merupakan salah satu awam, karena banyak digunakan pada kegiatan
perairan yang berpotensi mengalami perubahan industri dan paling banyak menimbulkan
lingkungan akibat adanya pembuangan limbah keracunan pada makhluk hidup (Darmono,
industri, pertanian, dan rumah tangga. Sebagian 1995). Timah hitam (Pb) adalah logam yang
limbah tersebut bersifat toksik dan dapat berwarna kebiruan atau abu-abu keperakan,
berdampak pada pencemaran lingkungan yang tidak berbau, memiliki titik didih sekitar
sangat besar (Murtini dkk., 2003). 1740C, meleleh pada suhu 328C, memiliki
Penurunan kualitas lingkungan hidup berat jenis 11,34 serta mudah dibentuk atau
perikanan berdampak pada penurunan lunak dan larut pada air (Siswanto, 1994;
produktivitas dan higienitas komuditas Canada Metal Ltd, 2003).
perikanan yang dihasilkan (Rahmanyah, 1997). Terjadinya kontaminasi zat beracun
Dalam dunia perdagangan, produk pangan yang pada organisme perairan dapat melalui tiga cara
telah tercemar akan berdampak buruk pada : (1) permukaan organisme (2) respirasi atau
konsumen sehingga nilainya di pasaran akan ingesti dari air dan (3) pengambilan makanan
turun. Salah satu penyebab tercemarnya produk (zooplankton, phitoplankton) yang mengandung
perikanan karena adanya kandungan logam bahan pencemar kimia (Jardine, 1993).
berat dalam jumlah yang berlebih. Supriharyono (2002) menulis diantara jenis

43
Deteksi Logam Timbal......

limbah industri yang berbahaya bagi kesehatan Spectrophotometer (AAS) dengan panjang
manusia adalah logam berat. Keberadaan logam gelombang () untuk Pb 283,3 m.
berat di suatu perairan dapat terakumulasi pada Metode penelitian yang akan
ikan-ikan yang hidup disekitar perairan tersebut. digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Masyarakat yang mengkonsumsi ikan-ikan observasi lapangan yang dilakukan di sungai
tersebut berpotensi terkontaminasi logam berat Kalimas Surabaya dan hasilnya dianalisa di
melalui proses rantai makanan. Ikan sebagai laboratorium. Metode observasi adalah
salah satu biota air dapat dijadikan sebagai pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti
bioindikator pencemaran perairan. Jika di dalam baik secara langsung maupun tidak langsung
tubuh ikan terdapat kandungan logam berat untuk memperoleh data yang harus
yang tinggi dan melebihi kadar batas ambang dikumpulkan dalam penelitian (Satori dan
normal yang telah ditentukan, maka dapat Komariah, 2009).
dipastikan bahwa perairan tersebut tecemar Parameter utama dalam penelitian ini
logam berat. Adnan (1978) menyatakan bahwa adalah analisis kadar timbal pada sampel ikan
kandungan logam berat dalam ikan sangat erat nila di ketujuh lokasi penelitian. Kadar timbal
kaitannya dengan pembuangan limbah industri dianalisa dengan alat Atomic Absorption
disekitar habitat ikan tersebut, seperti sungai, Spectrophotometer (AAS). Sedangkan
danau dan laut. parameter pendukung untuk penelitian ini
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah analisis kadar timbal pada air dan
adalah Berapa kadar logam timbal pada ikan sedimen sungai di ketujuh lokasi penelitian serta
nila, air dan sedimen di Sungai Kalimas parameter pH, suhu, dan DO (kandungan
Surabaya? Tujuan penelitian ini adalah untuk oksigen terlarut). Untuk analisis parameter
Mengetahui kadar logam timbal pada ikan nila, penunjang digunakan peralatan berupa Atomic
air dan sedimen di Sungai Kalimas Surabaya Absorption Spetrometer (AAS), pH paper,
telah melebihi ambang baku mutu yang telah thermometer dan DO testkit.
ditetapkan. Data yang terukur dianalisa secara
deskriptif yaitu membandingkan data yang
Materi dan Metode terukur dengan baku mutu menurut Kep. Men.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan LH. No. Kep-02/MENKLH/1988 untuk
September hingga Oktober 2011. kegiatan kandungan timbal di air dan Standar Nasional
penelitian meliputi pengamatan di lapang pada Indonesia (SNI) tentang produk perikanan untuk
bulan September 2011 dan analisis laboratorium kandungan timbal di ikan nila. Data dikaji
pada bulan Oktober 2011. Pengambilan sampel dengan pola perbandingan (comparison). Data
dilakukan di Sungai Kalimas pada 7 (tujuh) yang sudah diperoleh kemudian disajikan dalam
lokasi dimulai dari daerah Karang Pilang, bentuk grafik dan tabel.
Gunung Sari, Wonokromo, Ngagel, Gubeng,
Jembatan Merah hingga terakhir di daerah Hasil dan Pembahasan
Perak. Pemeriksaan kadar logam berat timbal Keberadaan logam berat dalam air
(Pb) pada sampel ikan nila,air sungai dan mempengaruhi kehidupan biota air, karena
sedimen dilakukan di Laboratorium Kimia kemampuan biota dalam mengakumulasi logam
Instrumen jurusan Kimia-FMIPA ITS Surabaya berat yang ada dalam air. Ikan nila memiliki
dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan sifat omnivora, sehingga ikan nila memiliki
dan Pemberantasan Penyakit Menular Surabaya potensi dari penimbunan logam berat dalam
Bahan penelitian yang digunakan tubuh lebih besar dibanding dengan ikan
dalam penelitian ini adalah ikan nila yang herbivora maupun karnivora yang lain. Dari
didapatkan dari lokasi penelitian Bahan yang hasil penelitian kadar logam berat dalam tubuh
digunakan untuk analisis timbal (Pb) pada ikan ikan nila yang diambil dari setiap lokasi
dan non ikan yaitu H2SO4, HClO4, HNO3, dan pengamatan di Sungai Kalimas Surabaya dapat
aquades. Bahan yang digunakan untuk analisis dilihat pada Tabel 1. Kadar timbal pada ikan
timbal pada air sungai yaitu NH 3CH3COOH, nila bervariasi antara 0,021-0,027 mg/l.
NH4Cl, HCl, APDC (Amonium Pirolidin Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
Ditiocarbamat), NaDDC (Natrium data mengenai kadar timbal (Pb) pada air
Dietilditiocarbamat), MIBK (Metil Isobutil sungai. Kadar timbal terlarut pada lokasi
Ketone), dan HNO3. Adapun alat-alat yang pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2. Pada
digunakan adalah cool box, kantong plastik, Tabel 2 dapat dilihat kadar timbal pada Sungai
kertas label, thermometer, pH meter, DO testkit, Kalimas Surabaya berada pada kisaran 0,039
serta mesin Atomic Absorption mg/l ke bawah dengan kadar tertinggi pada
lokasi 5.

44
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014

Tabel 1. Kadar Pb dalam tubuh ikan nila


No Lokasi Timbal (mg/l)
1 Karang Pilang 0,024
2 Gunung Sari 0,024
3 Wonokromo 0,026
4 Ngagel ---
5 Gubeng 0,021
6 Jembatan Merah 0,026
7 Perak 0,029

Tabel 2. Kadar Pb pada air sungai


No Lokasi Timbal (mg/l)
1 Karang Pilang < 0,036
2 Gunung Sari < 0,036
3 Wonokromo < 0,036
4 Ngagel < 0,036
5 Gubeng 0,0398
6 Jembatan Merah < 0,036
7 Perak < 0,036

Tabel 3. Kadar Pb pada sedimen sungai


No Lokasi Timbal (mg/l)
1 Karang Pilang 0,232
2 Gunung Sari < 0,216
3 Wonokromo < 0,216
4 Ngagel < 0,216
5 Gubeng < 0,216
6 Jembatan Merah 0,241
7 Perak 0,253

Keberadaan timbal terlarut di sungai Pengambilan sampel air untuk analisis timbal
Kalimas Surabaya sangat dipengaruhi oleh dilakukan pada tujuh lokasi pengamatan
aktivitas manusia di daerah aliran sungai, Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data
aktivitas tersebut dapat menyebabkan mengenai kualitas air sungai lokasi
penimbunan bahan pencemar di sungai, pengambilan sampel di sungai Kalimas
kegiatan yang dapat mempengaruhi keberadaan Surabaya. Data hasil pengukuran kualitas air di
timbal di sungai Kalimas seperti pembuangan sungai Kalimas Surabaya menunjukkan bahwa
limbah oleh pabrik, aktifitas kapal nelayan suhu air sungai pada tujuh lokasi pengambilan
maupun tanker di laut. Kadar timbal terlarut sampel berkisar antara 25-27oC. Suhu sungai
pada seluruh lokasi pengamatan sungai Kalimas dapat mempengaruhi keberadaan dan sifat
Surabaya masih tergolong aman karena tidak logam berat. Peningkatan suhu perairan
melebihi dari Nilai Ambang Batas (NAB) dalam cenderung menaikkan akumulasi dan toksisitas
air yaitu 0,2 mg/l. logam berat, hal ini terjadi karena meningkatnya
Kandungan logam berat dalam biota air laju metabolisme dari organisme air (Sorensen,
biasanya akan bertambah dari waktu ke waktu, 1991). Dari hasil pengukuran suhu pada setiap
hal ini dikarenakan sifat logam berat yang lokasi cenderung stabil. Suhu berpengaruh
bioakumulatif, sehingga biota air sangat baik terhadap oksigen dan oksigen berbanding
untuk digunakan sebagai bioindikator terbalik dengan suhu (Ghufran dkk, 2005). Dari
pencemaran dalam perairan. Hubungan antara hasil pengukuran suhu terendah di lokasi 1 dan
jumlah absorbsi logam dan kandungan logam suhu tertinggi di lokasi 7.
dalam air biasanya secara proposional, kenaikan Suhu memiliki pengaruh penting dalam
kandungan logam dalam jaringan sesuai dengan spesiasi logam, karena kebanyakan tingkat
kandungan logam dalam air Berdasarkan hasil reaksi kimia sangat sensitif terhadap perubahan
penelitian diperoleh data mengenai kadar timbal suhu. Suhu juga dapat mempengaruhi kuantitas
(Pb) pada sedimen sungai. Kadar timbal pada logam berat yang diserap ikan, karena rata-rata
lokasi pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3. proses biologi akan meningkat dua kali lipat

45
Deteksi Logam Timbal......

Tabel 4. Kualitas air


Lokasi pH DO Suhu (C) Kecerahan Warna air
(mg/l) (cm)
Karang Pilang 6-7 5 25-28 10 keruh kecoklatan
Gunung Sari 6,5-7 5 25,5-29 10 keruh kecoklatan
Wonokromo 6-7 5 26-29 10 keruh kecoklatan
Ngagel 6,5-7 5 26-29 10 keruh kecoklatan
Gubeng 6-7 5 26-29 10 keruh kecoklatan
Jembatan Merah 7-7,5 5 26-29 10 keruh kecoklatan
Perak 7-7,5 5 27-29 10 keruh kecoklatan

pada tiap kenaikan suhu 10oC karena kenaikan mobil maupun bus tetapi tidak membuang
suhu mempengaruhi tingkat influx (pemasukan) limbahnya ke sungai. Sedangkan pada lokasi 5
dan efflux (pengeluaran) logam berat, sehingga kadar timbal tetap tinggi meskipun daerah
dapat menyebabkan bioakumulasi total dapat tersebut merupakan wilayah tengah kota dan
meningkat atau tidak (Luoma, 1983 dalam John jauh dari lokasi industri akan tetapi masih
dan Leventhal, 1995). terdapat bengkel bus yang membuang langsung
Derajat keasaman (pH) pada lokasi limbahnya ke sungai hal ini juga yang
pengambilan sampel berkisar antara 6-7 dengan menyebabkan kadar timbal pada air di lokasi 5
pH terendah pada lokasi 1, 3, dan 5 dan merupakan yang tertinggi, sedangkan pada
tertinggi pada stasiun 7. Kisaran pH pada lokasi lokasi 6 dan 7 kadar timbal pada ikan nila relatif
pengamatan dapat dikatakan berada pada lebih besar karena lokasinya yang berdekatan
kisaran pH alami di alam. Sedangkan untuk dengan lokasi industri pada lokasi 6 serta
pengukuran oksigen terlarut (DO) pada lokasi wilayah yang berdekatan dengan laut dan
pengamatan memiliki nilai yang sama pada banyaknya kegiatan niaga di sungai pada lokasi
setiap lokasi yaitu 5 mg/l, sehingga dengan kata 7. Hal ini sesuai dengan pendapat Mukadar
lain persebaran DO dari sungai Kalimas (2008) yaitu pencemaran perairan oleh timbal
Surabaya terjadi secara merata, berdasarkan mempunyai pengaruh terhadap ekosistem
data pada tabel 1 dapat diketahui kecerahan air setempat yang sifatnya stabil dalam ekosistem,
sungai di lokasi pengamatan memiliki nilai yang hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan
sama 10 cm, parameter fisik sungai seperti kadar timbal yang terdapat pada air dan sedimen
warna air sungai berdasarkan pengamatan di di Sungai Kalimas Surabaya. Sedangkan kadar
lapangan menunjukkan warna coklat keruh. timbal pada sedimen lokasi 7 merupakan yang
Hasil analisis Atomic Absorption tertinggi karena banyaknya kegiatan niaga
spectrometer (AAS) pada penelitian ini Dari hasil tersebut, kualitas perairan
menunjukkan bahwa kadar timbal pada ikan nila pada setiap lokasi pengambilan sampel masih
pada lokasi 1 kadar timbal Pada ikan nila sedikit dalam kondisi normal air sungai, sehingga biota
lebih besar daripada yang dapat dilihat pada perairan masih dapat hidup dengan baik pada
lokasi 2 hal ini disebabkan karena pada lokasi 1 kondisi tersebut.
lokasinya berdekatan dengan lokasi industri dan
banyak terdapatnya bengkel mobil, sehingga Kesimpulan
dari kegiatan industri maupun non industri yang Kadar timbal yang terdapat pada ikan
membuang limbahnya pada aliran sungai nila di sepanjang sungai Kalimas Surabaya
berakibat pada kenaikan senyawa pencemar berktsar 0,025 mg/l. Kadar timbal pada air
pada lokasi 1. Namun pada lokasi 2 yang sungai 0,0398 mg/l sedangkan pada sedimen
letaknya lebih jauh dari lokasi industri serta 0,242 mg/l. Ikan nila dan air yang terdapat di
bengkel mobil kadar timbal relatif lebih kecil. sepanjang sungai Kalimas Surabaya terdeteksi
Pada lokasi 3 tercatat nilai kadar timbal pada mengandung logam timbal akan tetapi dibawah
ikan lebih besar serta terpecahnya aliran sungai ambang batas, sedangkan sedimen diatas
menjadi 2 bagian yaitu menuju Ngagel dan ambang batas SNI.
menuju Rungkut pada lokasi 4 kadar timbal Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menunjukkan kadar yang paling kecil hal ini mengenai kadar logam berat yang berbeda di
dikarenakan karena di daerah ngagel jarang lokasi yang berbeda dan pada jenis ikan yang
terdapat kegiatan yang dapat menyebabkan terdapat di sungai tersebut.
masuknya bahan pencemar ke sungai meskipun
pada lokasi tersebut terdapat beberapa bengkel

46
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014

Daftar Pustaka Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi


Amri K, dan Khairuman, A 2003. Budidaya Ikan Makhluk Hidup. Universitas Indonesia.
Nila secara intensif Agromedia Pustaka, Jakarta
Jakarta.hal 4-62 Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Surat
Adriyani, R., Retno Inong, G., Choirul Atik, H. Keputusan Menteri Kelautan dan
2008, Identifikasi Masalah Gaky Di Perikanan, Nomor : Kep. 17/MEN/2004
Daerah Pantai Kaitannya Dengan Tentang Sistem Sanitasi ICekerangan
Pencemaran Logam Berat Pb Di Indonesia
Kecamatan Bulak Surabaya Lembaga Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1996.
Penelitian Universitas Airlangga. Bahan-bahan Berbahaya dan Dampaknya
Surabaya terhadap Kesehatan Manusia. Proyek
Amsyari, F. 1996. Membangun Lingkungan Sehat. Kesehatan Lingkungan Bantuan UNDP.
Menyambut 50 Tahun Indonesia Jakarta
Merdeka. Airlangga University Press. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Polusi Udara.
Surabaya Fakultas Pangan Dan Gizi. IPB. Bogor
Andriyanto, F. 2006. Studi Penentuan Luasan Frumkin, H. 1983. Toxins and their effects. In B.S
Kawasan Mangrove Berbasis Analisis Levy & D.H Wegman (eds).
Pengendalian Pencemaran di Pantai Occupational Health (pp : 134-135)
Timur Surabaya. Tesis Program Pasca Boston-Toronto. Little Brown and
Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh Company
Nopember. Surabaya Grosell, M., R. M Gerdes and K. V Brix. 2005.
Arief, M. 2001. Pengaruh Logam Berat Pb Dalam Chronic Toxicity of Lead to Three
Ikan dan Kerang Terhadap Kesehatan Freshwater Intervertebrates - Brachionus
Masyarakat di Kelurahan Sukolilo calyciflorus, Chironomus tentans and
Kecamatan Kenjeran Surabaya Tesis Lymnaea stagnalis. Journal of Rosenstiel
Program Pasca Sarjana. Universitas School of Marine and Atmospheric
Airlangga. Surabaya Sciences, University of Miami. 8 p
Badan Standardisasi Nasional. 1992. Standar Hach. 1999. Dataloging Colorimeter Handbook.
Nasional Indonesia (SNI). Produk Hach Company. PO Box 608. Loveland,
Perikanan Co
Balai Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Hadisoegondo, S.W. 1990. Pencemaran Air oleh
Perikanan (BLPMHP) Surabaya. 2006. Bahan Kimia dan Hubungannya dengan
Instruksi Kerja Pengujian Plumbum (Pb). Kesehatan Masyarakat. Majalah
Surabaya Kesehatan masyarakat Indonesia Tahun
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Hidup XIX, N0.5, September 1990
(BTKL). 1997. Analisis Kandungan Halang, B. 2007. Kandungan Cu dan Pb Pada Air
Logam Berat Merkuri (Hg), Cuprum Dan Ikan Puyau (Punteus huguenini) Di
(Cu) dan Timbal (Pb) Pada Ikan dan Bendungan Sungai Tabaniao Desa
Kerang, Serta Pengamhnya Terhadap Bajuin Kecamatan Pelaihari Kabupaten
Kesehatan di Pesisir pantai Kelurahan Tanah Laut. Program Sudi Biologi
Sukolilo, Kecamatan Kenjeran dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sekitamya. Laporan Penelitian. Surabaya Universitas Lambung Mangkurat.
Blumer, M. 1970. Oil Contamination And The Banjarmasin
Living Resources Of The Sea. FAO, Herman, D.Z. 2006. Tinjauan Terhadap Tailing
Rome, FIR : MP /Jo/R-1 : 11 p Mengandung Unsur Pencemar Arsen
Burhan, A.L. 1991. Kualitas Perairan Pesisir (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan
Dengan Keragaman Makrozoobenthos Kadmium (Cd) Dari Sisa Pengolahan
di Pantai Timur Surabaya. Thesis Bijih Logam, Jumal Geologi, Vol.1 No.l,
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Maret 2006
Bogor. Hutagalung, P.H. 1979. Penentuan kadar unsur-
Canada Metal (Eastern) Ltd. 2003. Lead Material unsur Se, As, Hg, Pb, Cd, dan Cr Dalam
Safety Data Sheet. http://www. Beberapa Air Sumur Di Daerah Industry
leadcastings.com/msds/lead.pdf Pulogadung. FIPIA. Universitas
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Indonesia. Jakarta
Aset Pembangunan Berkelanjutan Idler, D.R. 1972. Effect of Pollutants on Quality of
Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Marine Products and Effects ? on
Jakarta Fishing. Dalam Marine pollution and sea

47
Deteksi Logam Timbal......

life (Ruivo, editor). Fishing News Pikir, S. 1994. Studi Tentang Kandungan Logam
(Books) Ltd, England : 535-541 Berat Dalam Sedimen dan Kupang di
ILO (International labour Organization). 1983. Daerah Estuarin Pantai Timur Surabaya.
Encyclopedia of Occupational Health Jumal Penelitian Universitas Airlangga.
and Safety). 3rd edition. Vol 2. Geneva Vol 11 No. 1, Juli 1994
Indrakusuma, A. 2005. Kandungan Merkuri dalan Puspitasari R, 2007. Laju Polutan Dalam
Otot dan Insang Kerang Darah (Anadara Ekosistem Laut. Majalah Ilmiah Semi
granulosa) di Pantai Kenjeran Surabaya. Populer, OSEANA, Vol. XXXII No.2
Skripsi Program Studi Biologi FMIPA. Tahun 2007. LIPL Pusat Pemelitian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oseanografi. Jakarta
Surabaya Saadah, M. 2008. Studi Bioakumulasi Logam
Iqbal, H. Z. and M.A. Qodir. 1990. AAS Berat Untuk Pengembangan Zona
determination of Lead and Cadmium in Tangkap Kekerangan Di Pesisir Sidoarjo.
Leaves Polluted by Vehicles Exhoust. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Interface. Juomal Environmental Surabaya
Analytic Chemistry. 38 (4): 533 538 Siswanto, A. 1994. Toksikologi Industri. Balai
Kordi , G. H. 2000. Budidaya Ikan Nila. Effhar Hiperkes dan Keselamatan Kerja Jawa
dan Dahara Prize Percetakan dan Timur. Surabaya
Penerbitan. Semarang. Hal 179-188 Sofjan, A. 2005. Kandungan Logam Berat Pb
Kusriningrum, R. S. 2008. Perancangan Dalam Ikan dan Kerang Serta Kaitannya
Percobaan. Airlangga University Press. Dengan Kejadian Gaky Pada Murid
Surabaya.5-69 Sekolah Dasar. Tests Program Pasca
Mandell, E. 1976. Monitoring of Trace Element Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya
Other Than Radionuclides. Dalam Sudiati, K. 2007. Daya Dukung Lingkungan
Manual Methods On Aquatic Pantai Kenjeran Dalam menerima Beban
Anveromentresearch. FAO, Fish. Paper Pencemaran Dari Darat. Institut
No. 150 Part II: 27-37 Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Marganof. 2003. Potensi Limbah Udang Sebagai Suhendrayatna. 2001. Heavy Metal Bioremoval by
Penyerap Logam Berat (Timbal, Microorganisme, A Literature Study,
Cadmium dan Tembaga) Di Perairan. Institute for Science and Technology
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Studies (ISTSCS) Japan Department of
Bogor. Bogor Applied Chemistry and Chemical
Miller, G.T. 1991. Environmental Science : Engineering Faculty of Engineering.
Sustaining the Earth, Wadswort Kagoshima. Japan
Publishing Co, California, USA Supriharyono, 2002. Pelestarian dan Pengelolaan
Midyanto, M., Mahmudi dan Guntur. 1993. Sumber daya Alam di Wilayah Pesisir
Monitoring Pencemaran Logam Berat Tropis. PT Gramedia Pustaka Utama.
Raksa (Hg), Kadmium (Cd) dan Timbal Jakarta
(Pb) di Perairan Pantai Utara Jawa Timur Sutamihardja, R.T.M., Adnan, K. dan Sanusi.
Nishimura, M.S., Konishi and K. Hata. 1979. 1982. Perairan Teluk Jakarta Ditinjau
Mercury Consentration in The Pacific dari Tingkat Pencemarannya. Fakultas
and Adjaset Seas. Dalam Furth Pascasarjana, Jurusan PSL. IPB
Symposium of the cooperative study of Ulfin, I. 2001. Penyerapan Logam Berat Timbal
the K-uroshio and adjaset region. Tokyo : dan Cadmium dalam Larutan oleh Kayu
390-412 Apu (Pistia stratiotes L). Majalah
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi KAPPA Vol.2 No.l Januari 2001. Institut
Logam Berat. PT Rineka Cipta. Jakarta. Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
152 hal Unar, M. 1972. Selat Malaka Ditinjau Dari Segi
Panna, A. 2009. Pengaruh Pemaparan Logam Perikanan. LIPI. Jakarta
Berat Pb (Timbal) Terhadap Perubahan Wiyono, W. 2005. Peran Dan Strategi Koperasi
Wama dan Peningkatan Presentase Perikanan Dalam Menghadapi Tantangan
Anakan Jantan Daphnia sp. Fakultas Pengembangan TPI Dan PPI di Indonesia
Perikanan dan Kelautan. Universitas Terutama Pulau Jawa. Makalah Dalam
Airlangga Semiloka Intemasional Tentang
Philips, D.J.H. 1980. Proposal for monitoring Revitalisasi Dinamis Pelabuhan
studies on Cont. of the East Asian Seas. Perikanan dan Perikanan Tangkap Di
By Trace Meals and Organochlories Pulau Jawa Dalam Pembagunan
Progame. FAO. Manila : 7 p Perikanan Indonesia. Bogor

48

Anda mungkin juga menyukai