Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, salah satunya adalah kebutuhan akan zat-
zat ibu bertambah sehingga menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya, pengaruh
terhadap janin yaitu usia kehamilan bertambah singkat dengan bertambahnya, jumah janin
pada kehamilan kembar, 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet, yang
akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan
tinggi.
Insiden kehamilan kembar berkisar sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan kehamilan
kembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam setiap 6400 kelahiran karena meningkatnya
penggunaan obat-obatan penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro. Kehamilan kembar
khususnya kehamilan kembar dua fraternal, dimana fertilisasi terjadi pada dua
ovum cenderung terdapat pada sebuah keluarga. Kehamilan kembar ini diturunkan lewat
kedua orang tua dengan seringkali melewatkan satu generasi. Pada umumnya, kehamilan dan
persalinan membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita
dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan
hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. Dari angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara
frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,9 per 1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu
mempunya kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar, walapun pemindahan sifat
herediter kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu terjadi secara
maternal dan pada umumya terbatas pada kehamilan dizigotik.
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet
( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) danseterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang
sesuai dengan hukum Hellin.Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan
ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada
umumnya. Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan
janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan
komplikasi bukanlah hal yang berlebihan.
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kehamilan kembar lebih banyak
terjadi pada kehamilan yang berasal dari fertilisasi in vitro (bayi tabung) daripada kehamilan
spontan. Prawirohardjo (1948) melaporkan bahwa diantara 16.288 persalinan terdapat 197
persalinan gemelli (kembar 2) dan 6 persalinan triplet (kembar 3).
Klasifikasi
Kehamilan kembar dapat dibagi atas beberapa tipe :
1. Kembar dizigotik (Binovular-fraternal twins)(66%): yaitu
Fertilisasi dari 2 ovum oleh 2 sperma
Dikorionik, korion yang terpisah, memiliki 2 plasenta.
Diamniotik, amnion yang terpisah (kantung amnion)
2. Kembar monozigotik (Mono ovular-identical twins)(33%) yaitu :
Pembelahan dari 1 ovum, fertilisasi oleh 1 sperma
Jika pembelahan terjadi sebelum terbentuknya inner cell mass (morula), dalam 3 hari
(72 jam pertama) dari fertilisasi, yang terjadi pada 1/3 dari kembar monozigotik maka
setiap fetus akan memiliki kantong amnion dan plasenta masing-masing (kembar
dikorionik diamniotik) sekitar 96%.
Jika pembelahan embrio terjadi setelah 3 hari fertilisasi (antara 4-8 hari), dimana
morulla sudah terbentuk, makaakan terjadi komunikasi antara sirkulasi plasenta
sehingga terjadi kembar diamniotik monokorionik sekitar 4%.
Pembelahan ovum pada hari 8-13 setelah fertilisasi, dimana lapisan amnion sudah
terbentuk akan menjadi kembar monokorionik, monoamniotik
Pembelahan ovum > 13 hari setelah fertilisasi, dimana segmentasi terhambat dan
setelah primitive streakterbentuk maka akan terjadi kembar dempet (kembar siam).
Dapat dibagi sesuai lokasi anatomis dempetnya.

Beberapa Tipe Kehamilan Kembar Berdasarkan Pembelahan Ovum (Moses S, 2000)


3. Fetus papyraceous
Salah satu fetus yang kembar tidak berkembang
Tak berbentuk, mengkerut, dan rata
Epidemiologi
Frekuensi kembar monozigotik relative konstan di seluruh dunia, yaitu sekitar 4 per 1000
kelahiran. Sebaliknya, frekuensi kembar dizigot bervariasi dalam setiap ras di suatu negera dan
dipengaruhi oleh usia ibu (meningkat dari 3 per 1000 kelahiran pada ibu berusia di atas 20 tahun
hingga 14 per 1000 kelahiran pada ibu berusia 35-40 tahun) serta paritas. Di Indonesia terdapat
satu kasus kembar siam untuk setiap 200.000 kelahiran.
a. Ras
Angka kelahiran kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di Amerika Utara. Insiden ini lebih
tinggi terjadi di Afrika yaitu 1 dari 20 kelahiran. Di Asia, gemelli jarang terjadi. Di Jepang
misalnya 1 per 155 kelahiran.
b. Hereditas
Wanita kembar non-identik memberikan kemungkinan bayi kembar 1 dari 60 kelahiran.
Sebaliknya seorang ayah yang kembar non-identik memiliki kemungkinan bayi kembar
hanya 1 dari 125 kelahiran.
c. Usia maternal dan riwayat kehamilan
Wanita berusia 35-40 tahun dengan empat anak atau lebih, memiliki kemungkinan
melahirkan anak kembar tiga kali lipat dibanding wanita berusia 20 tahun.
d. Tinggi dan berat badan ibu
Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar dan tinggi
dibandingkan pada wanita yang bertubuh kecil. Hal ini mungkin lebih terkait dengan
status gizi daripada ukuran tubuh itu sendiri.
e. Obat-obat penyubur dan kemajuan teknologi
Kehamilan multiple lebih sering terjadi pada wanita yang mengkonsumsi obat-obat
fertilitas selama menjalani induksi ovulasi. Konsumsi clomiphenecitrate memiliki
kemungkinan melahirkan anak kembar 5-12% dan kurang dari 1% memperoleh kehamilan
triplet atau lebih. Hamper 20% kehamilan akibat konsumsi gonadotropin merupakan
kehamilan kembar ganda dan sekitar 5% merupakan kembar triplet atau lebih. Resiko
kehamilan kembar juga meningkat pada proses transfer embrio dan superovulasi.
Menurut Hukum Hellin, frekuensi antara kehamilan ganda dan tunggal adalah:
- Gemeli (2) = 1 : 80
- Triplet (3) = 1 : 802
- Quadruplet (4) = 1 : 803
- Quintuplet (5) = 1 : 804
- Sextuplet (6) = 1 : 805
Etiologi
Janin kembar-dua lebih sering berasal dari fertilisasi dua ova yang terpisah (ovum ganda, dizygot
atau fraternal twins). Diperkirakan sepertiga janin kembar-dua berasal dari satu ovum yang
dibuahi, yang selanjutnya membelah menjadi dua struktur yang serupa, masing-masing dengan
potensi untuk tumbuh menjadi individu yang terpisah (ovum tunggal, monozygot, identical
twins). Salah satu atau kedua proses tersebut juga dapat terjadi pada pembentukan jumlah janin
yang lebih banyak. Quadruplets, misalnya, dapat berasal dari satu, dua, tiga, atau empat ova.
Faktor-faktor predisposisi
a. Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras yang
berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100
kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80
kehamilan.
Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan Morley
(1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa
kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang Timur atau
Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman
pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan
oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi
b. Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah. White dan
Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja kristus
orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot
dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami
kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut,
dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata juga
kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan bahwa
salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang diturunkan.
c. Faktor umur dan paritas
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi
kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang
berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia, Petterson dkk (1976),
memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan
meningkatnya paritas. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3%
dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.
d. Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan status
nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar
mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan
berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering
ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh
kecil.
e. Faktor terapi infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau chlomiphene citrate
menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar
16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker & co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993)
melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi karena induksi ovulasi
dengan terapi human menopause gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda
setelah ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan
injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karakteristik
sperma, meningkatkan konsenterasi dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992, Pasqualato
dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
f. Faktor assisted reproductive technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan
kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan melalui teknik
fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik,
dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus. Pada umumnya, sejumlah embrio yang
ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan berisiko kembar dan meningkatkan
kehamilan ganda.
Tanda dan gejala
Sesak nafas
Sering BAK
Gerak banyak
Edema varises
Hiperemesis
Preeklampsi-eklampsia
Hidramnion
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan untuk gemelli dapat diketahui pada akhir triwulan pertama atau awal triwulan
kedua, selain itu janin juga dapat diperiksa kemungkinannya menderita kecacatan ataupun
penyakit keturunan. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Anamnesis
a. Riwayat adanya keturunan kembar
b. Mendapat pengobatan infertilitas
c. Uterus yang membesar lebih dari 4 cm dari amenore
d. Gerakan janin yang banyak
2. Pemeriksaan fisik
a. Besarnya kehamilan melebihi lamanya terlambatnya menstruasi
b. Besarnya rahim bertambah lebih cepat dari biasanya
c. Berat badan bertambah lebih cepat
d. Dapat diraba banyaknya bagian kecil janin
e. Dapat diraba tiga bagian janin dan teraba dua ballotemen
f. Terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 denyut atau lebih
3. Jika kehamilan kembar telah dicurigai pada pemeriksaan fisik maka pemeriksaan penunjang
yang dilakukan yaitu :
a. Ultrasonografi (USG), dilakukan untuk memastikan kebenaran pada pemeriksaan fisik.
Dengan Terlihat dua bayangan janin dengan 1 atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan
USG sudah dapat ditegakkan pada kehamilan 10 minggu.
b. Pemeriksaan roentgen abdomen (perut) dapat juga dilakukan untuk melihat kehamilan
kembar.
Dengan alat bantu ultasonografi dan foto abdominal akan tempak dua janin dalam rahim.
4. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan :
a. Pemeriksaan serum alfa-fetoprotein juga meningkat (> 4 kali normal) pada kehamilan
kembar.
b. Peningkatan hormon hCG juga dapat menjadi penunjang untuk kehamilan kembar.
5. Diagnosis pasti
a. Teraba 2 kepala
b. Teraba 2 bokong atau 2 punggung
c. Terdengar dua denyut jantung janin dengan perbedaan jumlah lebih dari 10 denyut.
USG Pada Bayi Kembar Siam
Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan penunjang yang paling baik untuk mendiagnosis kembar
siam sebelum persalinan. Diagnosis kembar siam sudah harus dicurigai, bila pada kehamilan
kembar hanya terlihat satu plasenta dan satu amnion. Apabila tanda penyatuan dari bayi kembar
siam tidak jelas terlihat pada USG, maka diagnosis kembar siam dapat ditunjang oleh adanya hal-
hal sebagai berikut :
- Tidak adanya membran korion atau amnion yang memisahkan kedua janin
- Tubuh janin ada bagian yang tidak terpisahkan
- Terdapat kelainan bawaan pada salah satu janin
- Terdapat lebih dari tiga pembuluh darah didalam talipusat
- Kedua kepala selalu dalam posisi level yang sama
- Ekstensi pada servikal dan vertebra torakal bagian atas
Posisi kedua janin selalu sama (tidak dapat berubah), walaupun sudah dicoba dimanipulasi secara
manual.
Penatalaksanaan Medis
Penanganan pada kehamilan kembar terbagi atas :
a. Antepartum
1. Diet dan pola makan yang baik, wanita dengan kehamilan normal mengalami
peningkatan 25-35 pounds setelah 9 bulan, pada kehamilan kembar mengalami
peningkatan 35-45 pounds, kehamilan triplet peningkatan 50-60 pounds. The
American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan bahwa
wanita dengan kehamilan kembar untuk mengkonsumsi lebih 300 kalori/hari dari
pada wanita dengan hamil normal (total sekitar 2700-2800 kalori/hari).
2. Suplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat prenatal sekurangnya
30 mg, anemia defisiensi besi adalah yang paling sering dijumpai dan dapat
meningkatkan resiko persalinan preterm.
3. Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat. Kehamilan kembar dapat membuat
keadaan tidak nyaman karena uterus yang jadi lebih besar, istirahat akan menolong
untuk meningkatkan energi.
4. Pemberian tokolitik segera, jika perlu.
5. Pemeriksaan klinis kehamilan sekurangnya setiap 2 minggu setelah 24 minggu
a. Periksa keadaan servik setiap berkunjung setelah kehamilan 24 minggu melalui
pemeriksaan fisik ataupun ultrasound untuk mengetahui tanda-tanda awal
kemungkinan terjadi persalinan preterm.
b. Pengetahuan mengenai kehamilan p[reterm, yaitu persalinan yang dimulai
sebelum berakhirnya usia kehamilan 37 minggu. Hal ini akan menyebabkan lahir
prematur, masalah yang paling sering dijumpai pada kehamilan kembar, yang
akan menyebabkan gangguan pernafasan pada bayi. Terapi steroid yang
disuntikkan akan membantu paru-paru bayi bekerja lebih baik.
c. Perhatikan pergerakan bayi terutama setelah umur kehamilan 32 minggu, melalui
detak jantung janin yang berespon terhadap gerakannya (nonstress test)
6. Ultrasound obstetrik setiap 3-4 minggu setelah diagnosis
Dengan tujuan :
- Menentukan kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan fetus, salah satu janin
lebih kecil dari pada janin yang lainnya kembar ini disebut discordant. Ultrasound
digunakan untuk melihat pertumbuhan dan cairan amnion pada masing-masing
janin.
- Evaluasi kelainan kongenital.
- Deteksi kembar siam.
- Perbandingan berat janin.
- Mengetahui presentasi fetus.
- Deteksi dini adanya twin-twin transfusion.
7. Non stress test setelah 32 minggu
- Mengetahui keadaan janin
- Memperkirakan adanya penekanan pada tali pusat.
8. Konsultasi perinatologi
b. Intrapartum
Sebaiknya dilakukan di kamar operasi dan sudah disiapkan pemeriksaan cross-match
serta dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan dan ahli anak.
a. Jika kembar presentasi vertex-vertex; dilahirkan per vaginam dengan melakukan
episiotomi mediolateral untuk mengurangi tekanan pada kepala bayi.
b. Jika presentasi vertex-non vertex :
- Siapkan SC, atau
- Partus per vaginam diikuti dengan persalinan bokong Breech delivery)
- Partus per vaginam diikuti ekstraksi bokong totalis atau melakukan internal
podalic version (hal ini dilakukan dengan catatan tidak dijumpai
- Partus per vaginam diikuti dengan melakukan eksternal version (versi luar)
dimana hal ini memerlukan pemantauan dengan USG portabel untuk melihat
secara akurat letak bayi kedua.
c. Jika presentasi non vertex-vertex atau non vertex-non vertex: SC
d. Jika hamil kembar 3 atau lebih : SC
e. Pada kembar premature :
- Vertex-vertex : partus per vaginam
- Vertex-non vertex : Umumnya SC
- Non vertex-vertex atau non vertex-non vertex : SC
- Kembar 3 atau lebih : SC
f. Pada locking twins : segera lakukan SC
Ada tiga tipe :
- Kollisi; adanya kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa memasuki pintu
atas panggul
- Kompaksi; adanya engagement dari bagian terbawah kedua janin secara
bersamaan sehingga menghambat turunnya bagian terbawah
- Interlocking; adanya kontak antara dagu kedua janin pada bayi A presentasi
bokong dan bayi B presentasi vertex dan kedua janin saking berhadap-hadapan.
c. Post partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia uteri sekunder.
CARA PERSALINAN
Cara persalinan yang terencana harus mempertimbangkan letak dan presentasi masing-masing
janin. Persalinan pervaginam harus diusahakan jika tidak ada kontraindikasi.
Jika pertama :
Siapkan peralatan resusitasi dan perawatan bayi
Pasang infus dan cairan intravena
Pantau keadaan janin dengan auskultasi DJJ, jika terdapat kelainan DJJ (kurang dari 110 x /
menit), curigai adanya gawat janin.
Periksa presentasi janin :
a. Jika presentasi vertex usahakan persalinan spontan dan monitor persalinan dengan
partograf
b. Jika presentasi bokong merupakan indikasi untuk dilakukan SC
c. Jika letak lintang, lakukan SC
Tinggalkan klem pada ujung maternal tali pusat dan jangan melahirkan plasenta sebelum
janin kedua dilahirkan.
Janin kedua atau janin berikutnya :
Segera setelah bayi pertama lahir, lakukan pemeriksaan berikut:
a. Palpasi abdomen untuk menentukan letak janin kedua atau berikutnya
b. Jika perlu lakukan versi luar agar janin kedua, janin letak memanjang
c. Pemeriksaan DJJ
Lakukan pemeriksaan dalam vagina untuk menentukan :
a. Presentasi janin kedua
b. Keutuhan selaput ketuban
c. Adanya prolapsus tali pusat(9,10)
Presentasi Verteks
1. Jika kepala belum masuk pintu atas panggul, masukkan kepala secara manual (dengan
bantuan tangan di abdomen), jika memungkinkan .
2. Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah
3. Periksa DJJ antara kontraksi uterus untuk menilai keadaan janin
4. Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi I, berikan infus oksitosin dengan cara cepat
untuk menimbulkan his yang baik ( 3 x 40/10)
5. Jika janin tidak lahir dalam dua jam dengan his yang baik, atau terdapat tanda-tanda
gawat janin (DJJ kurang dari 110 x / menit), lakukan SC.(9,10)
Presentasi Bokong
Jika taksiran BB janin tidak lebih besar dari janin pertama dan serviks tidak mengecil rencanakan
partus spontan.
1. Jika his tidak ada atau tidak adekuat setelah kelahiran janin I, beri infus oksitosin dengan
cara cepat untuk menimbulkan his yang baik ( 3x 40/10)
2. Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah dan bokong sudah
turun
3. Periksa DJJ diantara 2 kontraksi uterus. Jika DJJ anormal (DJJ < 110 x / menit), lakukan SC
4. Jika persalinan per vaginam tidak memungkinkan, lahirkan bayi dengan SC.(9,10)
Letak Lintang
1. Jika selaput ketuban utuh, lakukan versi luar
2. Jika versi luar gagal dan pembukaan lengkap dan selaput ketuban masih utuh lakukan
versi dalam dan lanjutkan dengan ekstraksi.
a. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan satu
tangan ke dalam uterus dan raihlah kaki janin.
b. Secara perlahan tarik janin ke bawah
c. Lanjutkan dengan tarik janin ke bawah
3. Periksa DJJ diantara his
4. Jika versi luar gagal dan versi dalam (internal cephalic version) tidak dianjurkan atau gagal
segera lakukan seksio sesarea
5. Berikan oksitosin 10 unit IM atau ergometrin 0,2 mg IM. Dalam waktu 1 menit setelah
bayi terakhir lahir dan teruskan penanganan aktif kala III untuk mengurangi perdarahan
paska persalinan.
Penatalaksanaan gemeli menurut Morgan, 2009
a. Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat kelahiran kembar dalam keluarga atai
individu.
b. Bila sewaktu waktu tanda dan gejala terjadi, konfirmasi atau singkirkan dugaan dengan
sonogram.
c. Bila kehamilan kembar didiagnosis, konsultasikan; penatalaksanaan kolaborasi mungkin
dilakukan untuk kehamilan kembar.
d. Penataksanaan antepartum yang baik biasanya dilakukan :
1. Tinggikan asupan unsure besi per oral sampai 120 mg perhari
2. Tingkatkan asupan asam folat sampaii 1 mg per hari.
3. Anjurkan rujukan ke ahli gizi. Tingkatkan asupan potein sampai 120 mg/hari dan
tambahkan 500 kalori ekstra dalam diet.
4. Kunjungan klinik setiap dua minggu setelah 24 minggu kehamilan.
5. NST tiao minggu setelah 32 minggu kehamilan
6. Pertimbangkan untuk pemeriksaan vagina setiap kunjungn klinik setelah 24 minggu
kehamilan untuk memeriksa perubahan serviks yang akan menunjukan kelahiran
premature yang akan terjadi.
7. Sarankan pasien untuk berhenti berkerja diluar rumah saat 24 minggu kehamilan dan
batasi berpergian
8. Sarankan untuk sering beristirahat setelah 30 minggu kehamilan.
9. Berikan dukungan, ketenangan, dan beri penyuluhan mengenai ketidaknyamanan
yang menyertai dan bahaya potensial.
10. Sonogram tiap bulan untuk mengkaji pertumbuhan, posisi, dan mengukur panjang
serviks.
e. Penatalaksanaan selama persalinan dan pelahiran
1. Penatalaksanaan kolaboratif
a. Penatalaksanaan merupakan prerogratif dokter
b. Perawatan kebidanan bersertifikat dapat membantu perlahiran bila posisi bayi
verteks.
c. Perawatan kebidanan bersertifikat dapat membantu kelahiran bayi kedua
sesuai kebutuhan
2. Lakukan USG saat pasien masuk RS untuk memeriksa posisi janin
3. Pemberian heparin lock atau cairan IV dianjurkan saat persalinan
4. Pemantauan janin pada kedua bayi dianjurkan saat persalinan.

Komplikasi
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan
kehamilan tunggal. Angka kematian perinatal pada kehamilan kembar cukup tinggi, dengan
kembar monozigotik 2,5 kali angkakematian kembar dizigotik. Resiko terjadinya abortus pada
salah satu fetus atau keduanya tinggi. Pada trisemester pertama kehamilan reabsorbsi satu
janin atau keduanya kemungkinan terjadi.
Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi yang
tinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah
merah mengakibatkan kadar hemoblobin menjadi turun, keadaan ini berhubungan dengan
kejadian edema pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan
kembar. Angkakejadian persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu ) pada
kehamilan kembar 43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal sebesar 5,6 %.
Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan, preklamsia dan eklamsia
meningkat pada kehamilan kembar. Pendarahan antepartum oleh karena solutio plasenta
disebabkan permukaan plasenta pada kehamilan kembar jelek sehingga plasenta mudah
terlepas. Kematian satu janin pada kehamilan kembar dapat terjadi, penyebab kematian yang
umum adalah saling membelitnya tali pusat. ( Benirschke, 1983 ). Bahaya yang perlu
dipertimbangkan pada kematian satu janin adanya koagulopati konsumtif berat yang dapat
mengakibatkan terjadinya disseminated intravascular coagulopathy.
Kelainan kongenital mayor pada kehamilan kembar meningkat sesuai dengan jumlah
kembarnya. Pada kembar triplet, angka kelainan kongenital mayor lebih tinggi dibandingkan
kembar dua. Kelainan jantung pada kembar monozigotik 1 : 100 kasus. Perdarahan postpartum
dalam persalinan kembar disebabkan oleh overdistension uterus, tendesi terjadinyaatonia
uterus dan berasal dari insersi plasenta (Cunnigham FG, et al, 1999).
BAB III
KESIMPULAN

Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet
( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) danseterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang
sesuai dengan hokum Hellin. Di Indonesia terdapat satu kasus kembar siam untuk setiap 200.000
kelahiran. Diperkirakan sepertiga janin kembar-dua berasal dari satu ovum yang dibuahi, yang
selanjutnya membelah menjadi dua struktur yang serupa, masing-masing dengan potensi untuk
tumbuh menjadi individu yang terpisah (ovum tunggal, monozygot, identical twins). Terjadinya
gemeli dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor ras, faktor keturunan, faktor umur dan
paritas, faktor nutrisi, faktor terapi infertilitas, faktor assisted reproductive technology (ART).
DAFTAR PUSTAKA

Kalaichandran S. Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Joy. Lecturere University of
Ottawa Obstetric and Gynaecology, 1999 in http://www.twinspregnancy/obstetric.html
Center for Disease Control and Prevention. Use of assisted reproduktif technology United
States 1996 and 1998. Morbidity and Mortal;ity Weekly Report, 2002.
Moses S. Multiple gestation (twin gestation) in Obstetrics. Family practice notebook, LLC. 2000.
Cunnigham FG, Mac Donald PC, Gant NF. William Obstetri. Edisi 18. McGraw-Hill Company,
Texas, 1999.
Wiknjpsastro H. Kehamilan kembar. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Mochtar R. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid 1. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Manuba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Bab 5. Hal 265. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri fisiologi. Jakarta : EGC
Sastrawinata, S. 2005. Obstetri Patologi. Edisi 2. Bab 3. Hal 52-62. Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397. Jakarta : YBPSP

Anda mungkin juga menyukai