Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Spektrofotometri UV (Ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV
berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang
gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu
deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop
hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah dilaut dan daratan. Inti atom
deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya
memiliki satu proton dan tidak memiliki neutrron. Nama deuterium diambil
dari bahasa Yunani, deuteras yang berarti dua, mengacu pada intinya yang
memiliki 2 partikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi dengan mata kita
maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa
yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel
tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen
tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi.
Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi
atau sentifungi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus jernih
dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid/ suspensi.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet
dan sinar tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar ultra violet atau
sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang
dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat
dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat menyatakan
hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan.
4. Spektrofotometri Inframerah
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini
berdasarkan pada penyerapan panjang gelombang inframerah. Cahaya
inframerah terbagi menjadi inframerah dekat, inframerah pertengahan dan
jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah inframerah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 25-1000 m. Pada spektro
IR bisa digunakan untuk mengidentisifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa,
terutama senyawa organik.
B. Bahan :
KMnO 4
serbuk
Aquadest
VI. Prosedur
Penbuatan kurva kalibrasi :
Buat satu seri standar mangan yang mengandung 0.2 ; 0.4 ; 0.6 ; 0.8 ;
1.0 mg/l dengan menyediakan 6 buah labu ukur 100 ml.
Isi masing-masing labu dengan 50 ml aquadest
Tambahkan berturut-turut larutan standar Mn ( 1 ml = 50 mg)
HgSO4
Tambahkan 50 ml reagen khusus ( 75 g dalam 200 ml
HNO3
aquadest dan 400 ml pekat + 200 ml asam posfat 85 % + 0.35
Kurva Kalibrasi
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
Absorban (abs) abs
Konsentrasi (ppm)
VIII. Pembahasan
Pada prinsipnya spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar
masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya
diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam
nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
Dalam percobaan spektrofotometri kali ini dibuat konsentrasi dari
suatu sampel dengan besarnya yaitu 0,2 ppm ; 0,4 ppm ; 0,6 ppm ; 0,8 ppm ;
1,0 ppm. Kemudian dilakukan absorbansi pada kelima larutan dengan panjang
gelombang 525 nm. Dari hasil pengamatan dengan Spektrofotometer UV-Vis
didapat hasil absorbansi berturut-turut yaitu 0,006 ; 0,014 ; 0,032 ; 0,052 ;
0,039.
IX. Kesimpulan
Dari hasil percobaan spektrofotometri yang telah dilakukan dengan
larutan sampel besarnya yaitu 0,2 ppm ; 0,4 ppm ; 0,6 ppm ; 0,8 ppm ; 1,0
ppm didapat hasil absorbansi berturut-turut yaitu 0,006 ; 0,014 ; 0,032 ; 0,052;
0,039.
X. Tugas
1. Sebutkan jenis-jenis spektrofotometri?
Jawaban :
http://wwwzarna.blogspot.com/2009/05/laporan-
spektrofotometri.html