Ditulis oleh:
M. ALDIAN ASTRAYUDHA
14/363316/TK/41457
YOGYAKARTA
2015
A. Pendahuluan
Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.
Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan
rumus kimia NH2CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan
sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya
disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung
unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg
Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta
berbentuk Prill.
Urea diproduksi dengan bahan baku berupa Amoniak dan Karbon
Dioksida. Pada beberapa industri, Pabrik Amoniak sudah terintegrasi dengan
Pabrik Urea. Namun, ada juga beberapa industri yang hanya memproduksi
Urea saja, sedangkan bahan baku Amoniaknya dapat dibeli dari industri lain.
Pada makalah kali ini, akan dibahas proses produksi Amoniak terlebih dahulu
baru kemudian akan membahas proses produksi Urea. Mengingat, Amoniak
juga merupakan produk industri kimia yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan,
diantaranya.
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau
daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses
fotosintesa.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-
lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.
B. Uraian Proses
1. Produksi Amoniak
Persiapan Bahan Baku Produksi Amoniak : Hidrogen (H2)
Gas alam dan steam dimasukkan ke dalam tube dengan katalisator Ni.
Sedangkan reaksi samping yang mungkin terjadi adalah.
Panas reaksi yang dilepas dari rekasi diatas diperlukan untuk mensuplai
kalor reaksi untuk keseluruhan reaksi di dalam tube yang mulanya
bersifat endotermis.
Umur tube katalisator dibatasi hanya 100.000 jam atau sekitar 4 sampai 5
tahun operasi, umur yang terbatas tersebut disebabkan karena beberapa
kegagalan sepeti kegagalan fisika seperti suhu operasi yang naik diatas suhu
rancangan, atau kegagalan reaksi kimia yang dapat menyebabkan tube katalis
overheating. Contohnya adalah kehilangan umpan, karbonasi katalisator, dan
hancurnya katalisator.
Sedangkan pada bagian bawah disebut reaction zone yang berisi katalisator
Ni dan merupakan tempat terjadinya reaksi (8) dan (9).
b. CO2 Removal
Gas yang keluar dari shift converter dipisahkan dari CO2 melalui
alat ini. Pada pemisahan Karbon Dioksida digunakan dua alat yaitu,
Absorber dan Stripper.
Gambar 3. Ilustrasi Absorber dan Stripper
Absorber dioperasikan pada tekanan tinggi dam suhu rendah
penurunan tekanan dari Absorber ke Stripper dapat dimanfaatkan
untuk menggerakkan turbin. Gas keluar Absorber yang bebas CO2
dikirim ke methanator. Untuk Stripper dioperasikan pada tekanan
rendah dan suhu tinggi. Suhu yang tinggi dapat memanfaatkan pasnas
yang dibawa gas keluar LTS. Gas CO 2 yang keluar dari Stripper
dikirim ke pabrik Urea.
Larutan Benfield berperan sebagai larutan penyerap, larutan
tersebut mengandung CO2 dan V2O5 untuk membentuk lapisan
pasivasi. Sedangkan DEA untuk aktivator penyerap CO2, aktivator
tersebut dapat terdergradasi oleh suhu tinggi. Reaksi pada proses
penyerapan di Absorber adalah sebagai berikut.
a. Aspek Teknis
Aspek teknis meliputi kapasitas penyerapan larutan penyerap
terhadap CO2 besar, energi stripping kecil, energi pemompaan
kecil karena viskositas rendah, korosi rendah, stabil dan tidak
volatil.
b. Aspek Ekonomis
Mudah dan murah untuk didapatkan.
c. Methanator
Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida yang lolos dari
proses sebelumnya direaksikan menjadi CH4. Karena jika tidak
direaksikan, gas tersebut bersifat racun pada Amoniak Konverter.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Ni + 4CO Ni(CO)4.......................................................................................(16)
Gambar 4. Proses Produksi Nitrogen dari Udara dengan Distilasi Udara Cair
Nitrogen diudara diperoleh dengan cara destruksi bertingkat dan
pencairan (distilasi udara cair). Komposisi Nitrogen di udara hampir
mencapai 78%, oleh karena itu sumber utama Nitrogen pada industri
biasanya diperoleh dari udara, karena harganya murah. Nitrogen
mempunyai titik didih lebih rendah daripada Oksigen, maka pada
distilasi Nitrogen akan lebih dahulu menguap sebagai fraksi pertama.
Nitrogen memiliki titik didih -195,80C, sedangkan Oksigen memiliki
titik didih sebesar -1830C. Udara bersih difilter untuk
membersihkannya dari partikel-partikel berukuran besar seperti debu.
Kemudian udara disedot dengan bantuan kompressor, penggunaan
kompressor ini akan menaikkan suhu udara. Selanjutnya udara
didinginkan pada menara pendingin. Pada tahap ini, air dan Karbon
Dioksida yang sudah beku dapat dipisahkan. Udara diekspansikan ke
pipa yang semakin besar sehingga suhunya akan menurun dan
sebagian udara mencair. Kemudian udara cair masuk pada proses
penyulingan. Pada bagian atas kolom akan keluar Nitrogen sebagai
senyawa dengan titik didih paling rendah. Pada pertengahan kolom
akan keluar Argon dan Oksigen cair.
Unit Finisihing
Pada bagian ini Larutan Urea dimurnikan dari Amoniak dan Karbamat
yang bersisa. Pada bagian ini tekanan diturunkan dan dilakukan
pemanasan. Sehingga diperoleh hasil berupa Larutan Karbamat,
Larutan Urea, Amoniak, Biuret dan air. Reaksi yang terjadi pada
tahapan ini adalah sebagai berikut.
NH4COONH2 NH3 + CO2...................................................................... (4)
Pada proses ini suhu operasi berkisar antara 120-165 0C. Reaksi
hidrolisis urea dan pembentukan biuret terjadi pada suhu tinggi,
tekanan rendah dan waktu tinggal yang lama. Reaksi hidrolisis Urea
terjadi menurut reaksi berikut.
NH2CONH2 + H2O CO2 + 2NH3 ..............................(5)
Amoniak yang berlebih dari unit sintesa akan mengurangi potensi
terbentuknya Biuret. Reaksi dekomposisi (4) terjadi dalam dua sampai
tiga step pada tekanan yang semakin rendah dan hasilnya dikirim
absorber recovery untuk dikembalikkan ke sintesis. Konsentrasi Urea
keluar unit adalah 68%.
Kemudian Urea masuk pada unit konsentrasi, pada unit ini Larutan
Urea dipekatkan untuk dikirim ke dirubah ke bentuk butiran atau prill
melalui unit prilling atau granulasi. Pemekatan terjadi jika tekanan
diturunkan dan suhu dinaikkan. Konsentrasi Amoniak yang rendah
akan menyebabkan tebentuknya Larutan Biuret. Air hasil pemekatan
harus diproses sebelum digunakan kembali dikirim ke Process
Condensate Treatment. Larutan Urea 99,8% dikirim ke Prilling Tower
untuk dijadikan urea pill bahkan ada yang menggunakan Kristal Urea
(Crystalizer).
KemudianGambar
gas CO6. dan Larutan
2 Flow Process NH 3 yang Konsntreasi
Diagram tidak bereaksi diserap dan
Urea
Amoniak dari unit purfikasi untuk kembali ke unit sintesis melalui unit
recovery. Metode pengambilan gas yang tidak bereaksi ada dua macam,
yaitu mengubah sebagian gas dalam bentuk larutan atau mengubah semua
gas dalam bentuk larutan. Gas NH3 dan CO2 diserap dengan air dan
Larutan Karbamat sebelum dikirim kembali ke reaktor. Penyerapan
dilakukan pada temperatur rendah dan dijaga diatas suhu solidifikasi atau
menjaga konsentrasi Larutan karbamat. Membuang gas inert atau tidak
dapat diserap seperti Nitrogen dan Argon.
Terakhir, kondensat diolah kembali menjadi kondensat yang dapat
digunakan sebagai Boiler Feed Water. Reaksi pembuatan urea
menghasilkan air dan harus dikeluarkan dengan sistem. Pengeluaran air
akan membawa sedikit Urea dan Karbon Dioksida dan dapat mencemari
lingkungan. Sebelum digunakan kembali kandungan Urea harus dipecah
menjadi CO2 dan NH3 dengan Urea Hydrolizer. Gas CO2 dan NH3 dikirim
ke unit purifikasi sebagai media stripping. Kondensat yang telah diolah
akan digunakan kembali sebagai BFW. Kandungan Urea dalam BFW
dapat diserap dengan Ion Exchanger pada unit Demin Plant. Sehingga
kandungan Hydrolizer harus dikontrol dengan ketat
REFERENSI