Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
sehingga timbul gejala uremia yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lain
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak
nefron ginjal. Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan
bilateral.
8. Nefropati obstruktif
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai
dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih
poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah
banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
stadium yaitu:
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration
Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen
rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada
tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat
mEq/L)
kreatinin)
Hiperkalemia
Hipermagnesia
Hiperurisemia
Protein silinder
sterilitas
Kardiovaskular Hipertensi
Edema
Edema paru
Pneumonitis
Hemolisis
Kecenderungan perdarahan
pneumonia,septikemia)
Pruritus
kristal uremik
kulit kering
memar
penurunan BB
Stomatitis, parotitid
Gastritis, enteritis
Diare
menurun
Konsentrasi buruk
Apati
Letargi/gelisah, insomnia
Kekacauan mental
Koma
Neuropati perifer :
Konduksi saraf lambat, sindrom restless leg
parestesi
menjadi paraplegi
Osteodistropi ginjal
paru)
1. Laboratorium
b. Mikrobiologi urin
c. Kimia darah
d. Elektrolit
e. Imunodiagnosis
USG.
Nefrotogram.
Pielografi retrograde.
Pielografi antegrade.
RetRogram
USG.
DISEASE ( CKD )
1. Terapi Konservatif
Perubahan fungsi ginjal bersifat individu untuk setiap klien Cronic renal
Desease (CKD) dan lama terapi konservatif bervariasi dari bulan sampai
tahun.
kuat.
7) Hindari pemeriksaan radiologis dengan kontras yang kuat tanpa
4) Kendalikan hiperfosfatemia.
6) Terapi hIperfosfatemia.
6) Terapi anemia.
2. Terapi simtomatik
a. Asidosis metabolic
K+ (hiperkalemia) :
1. Suplemen alkali dengan pemberian kalsium karbonat 5 mg/hari.
2. Terapi alkali dengan sodium bikarbonat IV, bila PH < atau sama
dengan 7,35 atau serum bikarbonat < atau sama dengan 20 mEq/L.
b. Anemia
2. Anemia hemolysis
dialisis.
secara hati-hati.
a) Hemosiderosis
c. Kelainan Kulit
Keluhan :
d. Pemberian obat
Diphenhidramine 25-50 P.O
Hidroxyzine 10 mg P.O
e. Hipertensi
terapinya meliputi :
3. Terapi pengganti
yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa
1) Hemodialisa
terlalu cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan
e. Kelebihan cairan
Nitrogen (BUN) > 120 mg% atau > 40 mmol per liter dan kreatinin
> 10 mg% atau > 90 mmol perliter. Indikasi elektif, yaitu LFG
Indikasi medik CAPD, yaitu pasien anak-anak dan orang tua (umur
PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
c. Adanya secret
2. Breathing
b. Pernafasan Kusmaul
c. Dispnea
3. Circulation
a. TD meningkat
b. Nadi kuat
c. Disritmia
g. Akral dingin
pada tungkai
PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Keluhan Utama
b. Riwayat kesehatan
Faktor resiko (mengalami infeksi saluran nafas atas, infeksi kulit, infeksi
c. Anamnesa
Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC,
RBC)
kalium
penurunan HCO3
haus.
No
Data Etiologi Masalah
Data
1 DS : pasien mengatakan selama Penurunan Kelebihan volume
Mukosa Vu menebal
2 DS : pasien mengatakan nafsu Katabolisme Resiko tinggi
Lingkar kepala : 57 cm
Lingkar lengan : 25 cm
Tinggibadan : 160 kg
muntah
protein
HB : 10,3 Penurunan
metabolik ,
anemia , retensi
TI
VI
TA
S
Bernafas
Berpakaian
Toilet
Berjalan
Makan /
minum
pruritus.
DO : kulit pasien terlihat kering
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin , retensi urin dan natrium
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah
4. Resiko tinggi kerusakan inegritas b.d gangguan status metabolic dan kulit kering.
11. PERENCANAAN
Intervensi
Data Dx. Kep Tujuan
Keperawatan
1 Kelebihan Setelah dilakukan tindakan Kaji adanya oedema
sedikit minum
Kolaborasi
pemberian obat
diuritika dengan
dokter
2 Intolerans Setelah dilakukan tindakan Monitor intake
Dengan KH : kecukupan
dan ambulasi.
Ajarkan teknik
mengontrol
pernafasan saat
aktifitas
Kolaborasi
dengan ahli
fisioterapi
3 Resiko Setelah dilakukan tindakan kaji/catat
tinggi selama 3 x 14 jam pasien pemasukan diet.
makan sedikit
tapi sering.
Kolborasi dengan
diit rendah
protein dan
rendah garam
4 Resiko Setelah dilakukan tindakan Kaji keluhan
sering dan
gerakan pasien
dengan perlahan.
Ajurkan pasien
untuk
menggunakan
pakain yang
longgar
Pertahankan linen
keriput.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2011. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Smeltzer, 2011. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius