Anda di halaman 1dari 23

Makalah Etika Keperawatan

Konsep Etik dan Hukum Kesehatan

Oleh :

Kelompok 3

Kelas 1A

Bintang Syarifatul Hidayah (163110159)

Diana Novita (163110162)

Fany Rahmayuni (163110165)

Lili Yusliani (163110171)

Miftah Khairunnisa (163110173)

Nada Sari Dewi (163110175)

Nursaidati (163110176)

Dosen pembimbing :

1. Reflita SKp,M.Kep
2. Efitra, SKp,M.Kep
3. Ns. Idrawati Bahar,S,Kep,M.Kep

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil`alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan makalah ini disusun guna membahas materi mengenai Konsep Etik
dan Hukum Kesehatan . Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari bahwa makalah
ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar mencapai kesempurnaan pada makalah selanjutnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
dalam memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini pada
waktunya. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri
penulis sendiri.

Padang, 29 Januari 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1. Latar Belakang ..............................................................................................1

2. Rumusan Masalah .........................................................................................2

3. Tujuan ...........................................................................................................3

4. Manfaat .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

1.Konsep Etik .......................................................................................................3

2.Pengertian Etika Keperawatan ..........................................................................4

3.Tujuan Etika Keperawatan ................................................................................4

4.Fungsi Etika Keperawatan ...............................................................................4

5.Pengertian Kode Etik Keperawatan .................................................................5

6.Prinsip-Prinsip Etik ..........................................................................................5

7.Kode Etik Keperawatan Di Indonesia ..............................................................6

8.Penyelesaian Dilemma Etik Keperawatan .......................................................8

9.Hukum Kesehatan ............................................................................................11

BAB II PENUTUP ...................................................................................................

2
1.Kesimpulan .....................................................................................................13

2.Saran ................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Profesi perawat dewasa ini sangat diminati karena bidang pelayanan kesehatan masyarakat
masih banyak membutuhkan tenaga-tenaga kesehatan profesional yang berkompeten di
bidang pelayanan kesehatan. Perawat termasuk posisi vital dalam dunia pelayanan kesehatan
selain dokter. Menjadi perawat profesional membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
khusus.

Namun, dalam menjalankan profesinya sebagai perawat, perawat dituntut memahami dan
menerapkan kode etik keperawatan serta hukum kesehatan yang mengatur relasinya baik
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap dokter, tenaga medis yang lain, pasien/klien, dan
masyarakat secara keseluruhan. Tujuan perawat adalah menyelamatkan sesama manusia.
Tugas ini sangatlah mulia sehingga dalam menjalankan tugasnya, perawat tidak bisa
dilepaskan dari kode etik keperawatan dan hukum kesehatan di manapun perawat itu berada
dan bekerja.

Seiring dengan kemajuan zaman, ilmu teknologi, dan informasi yang semakin canggih.
Membuat masyarakat menjadi lebih kritis. Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang
semakin maju membuat derajat kesehatan masyarakat menjadi tinggi. Perkembangan ini
diikuti dengan perkembangan hukum di bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan
petugas kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan aktivitas, perilaku, sikap, dan
kemampuannya dalam menjalankan profesi kesehatan. Ketika masyarakat merasa tidak puas
dengan pelayanan atau apabila seorang petugas kesehatan melakukan kesalahan yang
merugikan pasien, tidak menutup kemungkinan untuk di meja hijaukan.

Oleh karena itu, berbagai masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan tersebut, menjadi
hal yang perlu diperhatikan dan didukung pemahaman petugas kesehatan mengenai kode etik
dan hukum kesehatan, dasar kewenangan, dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk
itu dibutuhkan suatu pedoman yang baik dan benar-benar terpercaya tentang sikap dan
perilaku yang harus dimiliki oleh seorang petugas kesehatan, pedoman tersebut adalah kode
etik dan hukum kesehatan.

1
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat sebuah
makalah dengan judul Konsep Etik dan Hukum Kesehatan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan?

2. Apa tujuan dari etika keperawatan?

3. Apa fungsi dari etika keperawatan?

4. Apa yang dimaksud dengan kode etik keperawatan?

5. Apa saja prinsip-prinsip etik?

6. Apa saja kode etik keperawatan Indonesia?

7. Bagaimana penyelesaian dilema etik keperawatan?

8. Apa yang dimaksud dengan hukum kesehatan dan apa saja hukum tersebut?

3. Tujuan

1. Untuk memahami pengertian dari etika keperawatan.

2. Untuk memahami tujuan dari etika keperawatan.

3. Untuk memahami fungsi dari etika keperawatan.

4. Untuk memahami pengertian kode etik keperawatan.

5. Mampu memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip etik.

6. Mampu memahami dan melaksanakan kode etik keperawatan Indonesia.

7. Mampu memahami dan menyelesaikan masalah dilema etik keperawatan.

2
8. Mampu memahami hukum kesehatan yang telah ditetapkan.

4. Manfaat

Menambah wawasan dan pengetahuan lebih mendalam mengenai konsep etik dan hukum
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Etika
A. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos : Adat istiadat / kebiasaan


1. Menurut Araskar dan David (1978) : kebiasaaan . model prilaku atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
2. Curtin : Etika mrpx suatu disiplin ilmu yg diawali dgn mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisis & memutuskan perilaku Mc dng menrpx prinsip2 u/ mendeterminasi perilaku
yg baik terhdp suatu situasi yg dihadapi.
3. Etika merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam
hubungan dengan orang lain.
4. Etika merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan
pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
5. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang
mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 20)

Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang
berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan
filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku
aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional.
Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.

3
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan
untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya
dilakukan seseorang terhadap orang lain.

Tujuan Etika Keperawatan

Jika dirumuskan ke dalam beberapa hal pokok, tujuan dari konsep etika keperawatan sebagai
berikut :

1. Merekatkan hubungan harmonis antara perawat dan pasien

2. Menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika menerima
pelayanan dari seorang perawat

3. Melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang
menaunginya

4. Menyinergikan institusi pendidikan yang menekuni keperawatan dengan produk


lulusan yang dihasilkan

5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna tenaga keperawatan tentang


pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan.

6. Memberi kesempatan bagi para perawat untuk menerapkan ilmu pengetahuannya dan
prinsip etik keperawatan dalam praktik serta dalam situasi nyata.

Fungsi Etika Keperawatan

1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola


asuhan keperawatan

4
2. Mendorong perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta dalam
kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil
penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan

3. Mendorong para perawat agar dapat berperan secara aktif dalam mendidik dan
melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak hanya di rumah
sakit, tetapi di luar rumah sakit

4. Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara terus-menerus


untuk meningkatkan kemampuan profesional, integritas, dan loyalitasnya bagi
masyarakat luas.

Intinya fungsi etika keperawatan adalah agar para perawat mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

Pengertian Kode Etik Keperawatan

Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik adalah salah satu
ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan, dan
peningkatan standar profesi. Kode etik keperawatan dapat juga diartikan seperangkat sistem
norma, nilai, dan aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku bagi semua anggota
organisasi profesi keperawatan. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang
berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode
etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya
sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.

Pinsip-Prinsip Etik

1. Otonomi (autonomy)

5
Otonomi adalah hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Prinsip otomi adalah didasari pada keyakinan seseorang bahwa dia mampu berpikir logis dan
dapat membuat keputusan sendiri.

2. Berbuat baik (beneficience)

Berbuat baik dalam prinsip ini maksudnya individu tersebut melakukan sesuatu yang baik.
Dapat mencegah seseorang melakukan kesalahan. Terkadang, prinsip ini dalam pelayanan
kesehatan terjadi konflik dengan otonomi. Kenapa? Karena saat kita sudah niat untuk
melakukan suatu kebaikan tetapi terhalang oleh otonomi (kemandirian kita), jika kita tidak
memiliki pengetahuan atau pedoman yang benar dalam melakukan sesuatu kita bisa
mendapat keburukan/kesalahan dalam perbuatan kita tersebut.

3. Keadilan (justice)

Keadilan adalah sesuatu yang ditempatkan sesuai dengan porsinya. Prinsip keadilan
dibutuhkan demi tercapainya kesamaan derajat dan keadilan terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan.

4. Tidak merugikan (non-maleficience)

Prinsip ini maksudnya dalam melakukan tindakan jangan menimbulkan bahaya/cedera fisik
ataupun psikologis pada pasien.

5. Kejujuran (veracity)

Prinsip kejujuran adalah penuh dengan kebenaran. Prinsip ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran kepada pasien dengan keadaan dirinya
selama menjalani keperawatan tetapi informasi itu harus akurat dan objektif. Terkadang, ada
saatnya pembatasan kejujuran untuk kepentingan pasien seperti jika kebenaran akan
kesalahan prognosis pasien demi pemulihannya.

6. Menepati Janji (fidelity)

Prinsip ini memiliki makna bahwa sebagai seorang perawat kita harus menepati janji dan
setia pada komitmen awal. Menepati janji berhubungan juga dengan ketaatan, kesetiaan, dan
tanggung jawab perawat kepada pasien demi meningkatkan kesehatan.

6
7. Kerahasiaan (confidentiality)

Prinsip ini maksudnya bahwa segala informasi yang menyangkut dokumen catatan kesehatan
pasien harus benar-benar dijaga sungguh-sungguh (privasi). Kecuali, jika pasien mengizinkan
dengan bukti persetujuan.

8. Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas dapat diartikan standar pasti bahwa tindakan seorang yang pofesional harus
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Kode Etik Keperawatan Indonesia

PPNI sebagai satu-satunya organisasi profesi perawat di Indonesia, menetapkan kode etik
profesi bagi para anggotanya. Kode etik ini disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Seorang perawat harus selalu berpegang teguh terhadap kode etik profesinya. Berikut ini
adalah kode etik keperawatan yang dikeluarkan oleh DPP PPNI :

1. Tanggung jawab perawat terhadap klien/pasien

Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman kepada


tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga, dan masyarakat.

Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan, senantiasa


memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat
dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat .

Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga, dan masyarakat,


senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan. Tanggungjawab terhadap tugas .

Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan


masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, khususnya

7
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.

2. Tanggungjawab terhadap tugas

Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi, disertai


kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan, sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.

Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk


tujuan yang (melakukan hal) yangbertentangan dengan norma kemanusiaan.

Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan


penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang di anut, serta
kedudukan social.

Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam


melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan .

2 Tanggung jawab terhadap sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya

Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesamaperawat dan dengan


tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan


pengalamannyakepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan
pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

8
4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan

Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara sendiri-


sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.

Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan


menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.

Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan


pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan
keperawatan.

Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi


keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

5. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara

Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang


diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.

Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada


pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.

Penyelesaian Dilema Etik Keperawatan

Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Dilema etik ini susah untuk menentukan
yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang
harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Etik itu memiliki tipe-tipe
yaitu :

9
1. Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theology. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu
genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan
kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan
kesehatan

1. Clinical ethics/Etik klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik
selama pemberian pelayanan pada klien.

Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang
sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

1. Nursing ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

Etik juga memiki teori yaitu :

1. Utilitarian

Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau akibat tindakan
Contoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang
tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada
dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.

1. Deontologi

10
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.

Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang
rasional dan bukan emosional. Tetapi ada enam pendekatan yang dapat dilakukan orang yang
sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:

1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan

2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta

3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma

4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema

5. Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternative

6. Menetapkan tindakan yang tepat.

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari
rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:

(1) semua orang melakukannya,

(2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan

(3) kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya.

Salah satu model pemecahan masalah dilema etik (Megan, 1989) terdapat lima langkah
yaitu :

1. Mengkaji situasi

2. Mendiagnosa masalah etik moral

3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan

4. Melaksanakan rencana

11
5. Mengevaluasi hasil

Salah satu cara yang lainnya menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde
(Bioetics Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan
untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang
kemungkinan terdapat permasalahan etis.

Hukum Kesehatan

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-


undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban tenaga
kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak lain
yang mengikat masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik dan ketentuan-
ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang
berlaku secara lokal, regional, nasional dan internasional.

Dengan demikian, dalam keperawatan hukum berfungsi sebagai berikut :

1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan


yang sah dalam asuhan keperawatan pasien

2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga profesional kesehatan lain

3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri

4. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan

5. Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain

6. Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakkan posisi


perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai pada tahun 1967, yakni dengan
diselenggarakannya World Congress on Medical Law di Belgia tahun 1967. Di Indonesia,

12
perkembangan hukum kesehatan dimulai dengan terbentuknya kelompok studi untuk Hukum
Kedokteran FK-UI dan rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta tahun 1982. Kelompok
studi hukum kedokteran ini akhirnya pada tahun 1983 berkembang menjadi Perhimpunan
Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada kongres PERHUKI yang pertama di Jakarta,
14 April 1987. Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen atau kelompok-kelompok
profesi kesehatan yang saling berhubungan dengan yang lainnya, yakni : Hukum Kedokteran,
Hukum Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi, Hukum Rumah Sakit,
Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hukum kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4
kelompok yaitu:

1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yaitu :

1. UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU No 36/2009
tentang Kesehatan

2. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan

3. Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat

4. UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran

5. UU No, 44/ 2009 tentang Rumah sakit

6. Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi

7. UU No. 38/2014 tentang Keperawatan

2. Hukum Kesehatan yang tidak secara langsung terkait dengan pelayanan Kesehatan
antara lain:

1. Hukum Pidana

Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 359
KUHP tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara pidana bagi tenaga kesehatan atau
sarana kesehatan yang dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan pasien

13
mengalami cacat, gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat kelalaian atau kesalahan
yang dilakukannya.

1. Hukum Perdata.

Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 1365
KUHPerd. mengatur tentang kewajiban hukum untuk mengganti kerugian yang dialami oleh
pasien akibat adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien

1. Hukum Administrasi

Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan maupun oleh sarana kesehatan yang melanggar hukum adminstrasi yang
menyebabkan kerugian pada pada pasien menjadi tanggung jawab hukum dari penyelenggara
pelayanan kesehatan tersebut

3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional

1. Konvensi

2. Yurisprudensi

3. Hukum Kebiasaan

4. Hukum Otonomi

5.Perda tentang kesehatan

6.Kode etik profesi

Perbedaan hukum dan etik Hukum

Hukum adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan. Etik
dikeluarkan oleh organisasi yang bersangkutan, etik berasal dari kata Yunani yaitu Ethos

Persamaan hukum dan etik

14
alat untuk mengatur tertib hidup masyarakat Mengatur hak dan kewajiban masyarakat
Bersifat kemanusiaan Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku secara umum
Pelanggaran etik penyelesaianya oleh MKEK (Majelis Kode Etik Kedokteran) Pelanggaran
hukum diselesaikan oleh pengadilan.

Sumber sumber hukum kesehatan

Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor yang turut menentukan isi hukum. Yang
termasuk sumber hukum materiall, adalah : hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau
struktur ekonomi, hubungan kekuatan politik, pandangan keagamaan, kesusilaan dsb.

Sumber hukum formal, merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum; Yang termasuk sumber hukum formal, adalah :

1. Undang-undang (UU);

2. Kebiasaan;

3. Yurisprudensi;

4. Traktat (Perjanjian antar negara);

5. Perjanjian;

6. Doktrin.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut:

1. Etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang memiliki standar dan
kriteria tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah ditetapkan, dapat
dinilai dengan baik atau buruk perilaku seseorang.

2. Tujuan dari etika keperawatan adalah merekatkan hubungan harmonis antara perawat
dan pasien, menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika
menerima pelayanan dari seorang perawat, melindungi seorang perawat yang
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang menaunginya dan lain sebagainya.

3. Fungsi etika keperawatan adalah intinya agar para perawat mampu melaksanakan
peran dan fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah
kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

4. Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan
pasien.

16
5. Prinsip-prinsip etik yaitu otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran,
menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas.

6. Kode etik keperawatan Indonesia yang dikeluarkan DPP PPNI yaitu tanggung jawab
perawat terhadap pasien, tanggung jawab perawat terhadap tugas, tanggung jawab
terhadap sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya, tanggung jawab terhadap
profesi keperawatan, tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara.

7. Penyelesaian dilema etik keperawatan adalah suatu cara untuk berdiskusi atau
mencari solusi dari masalah dilema etik keperawatan tetapi dilema etik ini susah
untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat
karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode
etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan
pasien.

8. Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan


perundang-undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu,
kelompok atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan pada satu pihak,
hak dan kewajiban tenaga kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan di pihak lain yang mengikat masing-masing pihak dalam sebuah
perjanjian terapeutik dan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan lainnya yang berlaku secara lokal, regional, nasional
dan internasional.

Saran

Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:

17
1. Dengan adanya makalah ini hendaknya pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
lebih memahami tentang konsep etik dan hukum kesehatan.

2. Mahasiswa dan perawat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari


maupun dalam praktik keperawatan

Daftar Pustaka

Siswanto, Hadi. 2009. Etika Profesi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Putri, Trikaloka H. dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan. Yogyakarta:

Citra pustaka.

Sumijatun. 2011. Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wulan, Kencana dan M.Hastuti. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya

Amelia, Nindy. 2013. Prinsip Etika Keperawatan. Jogjakarta: D-Medika

18
19

Anda mungkin juga menyukai