Oleh :
Kelompok 3
Kelas 1A
Nursaidati (163110176)
Dosen pembimbing :
1. Reflita SKp,M.Kep
2. Efitra, SKp,M.Kep
3. Ns. Idrawati Bahar,S,Kep,M.Kep
2017
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan makalah ini disusun guna membahas materi mengenai Konsep Etik
dan Hukum Kesehatan . Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari bahwa makalah
ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar mencapai kesempurnaan pada makalah selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
dalam memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini pada
waktunya. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri
penulis sendiri.
Penulis
1
DAFTAR ISI
3. Tujuan ...........................................................................................................3
4. Manfaat .........................................................................................................4
2
1.Kesimpulan .....................................................................................................13
2.Saran ................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Profesi perawat dewasa ini sangat diminati karena bidang pelayanan kesehatan masyarakat
masih banyak membutuhkan tenaga-tenaga kesehatan profesional yang berkompeten di
bidang pelayanan kesehatan. Perawat termasuk posisi vital dalam dunia pelayanan kesehatan
selain dokter. Menjadi perawat profesional membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
khusus.
Namun, dalam menjalankan profesinya sebagai perawat, perawat dituntut memahami dan
menerapkan kode etik keperawatan serta hukum kesehatan yang mengatur relasinya baik
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap dokter, tenaga medis yang lain, pasien/klien, dan
masyarakat secara keseluruhan. Tujuan perawat adalah menyelamatkan sesama manusia.
Tugas ini sangatlah mulia sehingga dalam menjalankan tugasnya, perawat tidak bisa
dilepaskan dari kode etik keperawatan dan hukum kesehatan di manapun perawat itu berada
dan bekerja.
Seiring dengan kemajuan zaman, ilmu teknologi, dan informasi yang semakin canggih.
Membuat masyarakat menjadi lebih kritis. Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang
semakin maju membuat derajat kesehatan masyarakat menjadi tinggi. Perkembangan ini
diikuti dengan perkembangan hukum di bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan
petugas kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan aktivitas, perilaku, sikap, dan
kemampuannya dalam menjalankan profesi kesehatan. Ketika masyarakat merasa tidak puas
dengan pelayanan atau apabila seorang petugas kesehatan melakukan kesalahan yang
merugikan pasien, tidak menutup kemungkinan untuk di meja hijaukan.
Oleh karena itu, berbagai masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan tersebut, menjadi
hal yang perlu diperhatikan dan didukung pemahaman petugas kesehatan mengenai kode etik
dan hukum kesehatan, dasar kewenangan, dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk
itu dibutuhkan suatu pedoman yang baik dan benar-benar terpercaya tentang sikap dan
perilaku yang harus dimiliki oleh seorang petugas kesehatan, pedoman tersebut adalah kode
etik dan hukum kesehatan.
1
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat sebuah
makalah dengan judul Konsep Etik dan Hukum Kesehatan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
8. Apa yang dimaksud dengan hukum kesehatan dan apa saja hukum tersebut?
3. Tujuan
2
8. Mampu memahami hukum kesehatan yang telah ditetapkan.
4. Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan lebih mendalam mengenai konsep etik dan hukum
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Etika
A. Pengertian Etika
Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang
berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan
filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku
aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional.
Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
3
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan
untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya
dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Jika dirumuskan ke dalam beberapa hal pokok, tujuan dari konsep etika keperawatan sebagai
berikut :
2. Menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika menerima
pelayanan dari seorang perawat
3. Melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang
menaunginya
6. Memberi kesempatan bagi para perawat untuk menerapkan ilmu pengetahuannya dan
prinsip etik keperawatan dalam praktik serta dalam situasi nyata.
4
2. Mendorong perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta dalam
kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil
penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan
3. Mendorong para perawat agar dapat berperan secara aktif dalam mendidik dan
melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak hanya di rumah
sakit, tetapi di luar rumah sakit
Intinya fungsi etika keperawatan adalah agar para perawat mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik adalah salah satu
ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan, dan
peningkatan standar profesi. Kode etik keperawatan dapat juga diartikan seperangkat sistem
norma, nilai, dan aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku bagi semua anggota
organisasi profesi keperawatan. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang
berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode
etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya
sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.
Pinsip-Prinsip Etik
1. Otonomi (autonomy)
5
Otonomi adalah hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Prinsip otomi adalah didasari pada keyakinan seseorang bahwa dia mampu berpikir logis dan
dapat membuat keputusan sendiri.
Berbuat baik dalam prinsip ini maksudnya individu tersebut melakukan sesuatu yang baik.
Dapat mencegah seseorang melakukan kesalahan. Terkadang, prinsip ini dalam pelayanan
kesehatan terjadi konflik dengan otonomi. Kenapa? Karena saat kita sudah niat untuk
melakukan suatu kebaikan tetapi terhalang oleh otonomi (kemandirian kita), jika kita tidak
memiliki pengetahuan atau pedoman yang benar dalam melakukan sesuatu kita bisa
mendapat keburukan/kesalahan dalam perbuatan kita tersebut.
3. Keadilan (justice)
Keadilan adalah sesuatu yang ditempatkan sesuai dengan porsinya. Prinsip keadilan
dibutuhkan demi tercapainya kesamaan derajat dan keadilan terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan.
Prinsip ini maksudnya dalam melakukan tindakan jangan menimbulkan bahaya/cedera fisik
ataupun psikologis pada pasien.
5. Kejujuran (veracity)
Prinsip kejujuran adalah penuh dengan kebenaran. Prinsip ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran kepada pasien dengan keadaan dirinya
selama menjalani keperawatan tetapi informasi itu harus akurat dan objektif. Terkadang, ada
saatnya pembatasan kejujuran untuk kepentingan pasien seperti jika kebenaran akan
kesalahan prognosis pasien demi pemulihannya.
Prinsip ini memiliki makna bahwa sebagai seorang perawat kita harus menepati janji dan
setia pada komitmen awal. Menepati janji berhubungan juga dengan ketaatan, kesetiaan, dan
tanggung jawab perawat kepada pasien demi meningkatkan kesehatan.
6
7. Kerahasiaan (confidentiality)
Prinsip ini maksudnya bahwa segala informasi yang menyangkut dokumen catatan kesehatan
pasien harus benar-benar dijaga sungguh-sungguh (privasi). Kecuali, jika pasien mengizinkan
dengan bukti persetujuan.
8. Akuntabilitas (accountability)
Akuntabilitas dapat diartikan standar pasti bahwa tindakan seorang yang pofesional harus
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
PPNI sebagai satu-satunya organisasi profesi perawat di Indonesia, menetapkan kode etik
profesi bagi para anggotanya. Kode etik ini disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Seorang perawat harus selalu berpegang teguh terhadap kode etik profesinya. Berikut ini
adalah kode etik keperawatan yang dikeluarkan oleh DPP PPNI :
7
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.
Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
8
4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Dilema etik ini susah untuk menentukan
yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang
harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Etik itu memiliki tipe-tipe
yaitu :
9
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theology. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu
genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan
kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan
kesehatan
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik
selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang
sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
1. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau akibat tindakan
Contoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang
tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada
dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
1. Deontologi
10
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.
Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang
rasional dan bukan emosional. Tetapi ada enam pendekatan yang dapat dilakukan orang yang
sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari
rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:
Salah satu model pemecahan masalah dilema etik (Megan, 1989) terdapat lima langkah
yaitu :
1. Mengkaji situasi
4. Melaksanakan rencana
11
5. Mengevaluasi hasil
Salah satu cara yang lainnya menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde
(Bioetics Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan
untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang
kemungkinan terdapat permasalahan etis.
Hukum Kesehatan
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga profesional kesehatan lain
Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai pada tahun 1967, yakni dengan
diselenggarakannya World Congress on Medical Law di Belgia tahun 1967. Di Indonesia,
12
perkembangan hukum kesehatan dimulai dengan terbentuknya kelompok studi untuk Hukum
Kedokteran FK-UI dan rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta tahun 1982. Kelompok
studi hukum kedokteran ini akhirnya pada tahun 1983 berkembang menjadi Perhimpunan
Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada kongres PERHUKI yang pertama di Jakarta,
14 April 1987. Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen atau kelompok-kelompok
profesi kesehatan yang saling berhubungan dengan yang lainnya, yakni : Hukum Kedokteran,
Hukum Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi, Hukum Rumah Sakit,
Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hukum kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4
kelompok yaitu:
1. UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU No 36/2009
tentang Kesehatan
2. Hukum Kesehatan yang tidak secara langsung terkait dengan pelayanan Kesehatan
antara lain:
1. Hukum Pidana
Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 359
KUHP tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara pidana bagi tenaga kesehatan atau
sarana kesehatan yang dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan pasien
13
mengalami cacat, gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat kelalaian atau kesalahan
yang dilakukannya.
1. Hukum Perdata.
Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 1365
KUHPerd. mengatur tentang kewajiban hukum untuk mengganti kerugian yang dialami oleh
pasien akibat adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien
1. Hukum Administrasi
1. Konvensi
2. Yurisprudensi
3. Hukum Kebiasaan
4. Hukum Otonomi
Hukum adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan. Etik
dikeluarkan oleh organisasi yang bersangkutan, etik berasal dari kata Yunani yaitu Ethos
14
alat untuk mengatur tertib hidup masyarakat Mengatur hak dan kewajiban masyarakat
Bersifat kemanusiaan Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku secara umum
Pelanggaran etik penyelesaianya oleh MKEK (Majelis Kode Etik Kedokteran) Pelanggaran
hukum diselesaikan oleh pengadilan.
Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor yang turut menentukan isi hukum. Yang
termasuk sumber hukum materiall, adalah : hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau
struktur ekonomi, hubungan kekuatan politik, pandangan keagamaan, kesusilaan dsb.
Sumber hukum formal, merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum; Yang termasuk sumber hukum formal, adalah :
1. Undang-undang (UU);
2. Kebiasaan;
3. Yurisprudensi;
5. Perjanjian;
6. Doktrin.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang memiliki standar dan
kriteria tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah ditetapkan, dapat
dinilai dengan baik atau buruk perilaku seseorang.
2. Tujuan dari etika keperawatan adalah merekatkan hubungan harmonis antara perawat
dan pasien, menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika
menerima pelayanan dari seorang perawat, melindungi seorang perawat yang
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang menaunginya dan lain sebagainya.
3. Fungsi etika keperawatan adalah intinya agar para perawat mampu melaksanakan
peran dan fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah
kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
4. Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan
pasien.
16
5. Prinsip-prinsip etik yaitu otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran,
menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas.
6. Kode etik keperawatan Indonesia yang dikeluarkan DPP PPNI yaitu tanggung jawab
perawat terhadap pasien, tanggung jawab perawat terhadap tugas, tanggung jawab
terhadap sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya, tanggung jawab terhadap
profesi keperawatan, tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara.
7. Penyelesaian dilema etik keperawatan adalah suatu cara untuk berdiskusi atau
mencari solusi dari masalah dilema etik keperawatan tetapi dilema etik ini susah
untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat
karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode
etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan
pasien.
Saran
Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:
17
1. Dengan adanya makalah ini hendaknya pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
lebih memahami tentang konsep etik dan hukum kesehatan.
Daftar Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Putri, Trikaloka H. dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan. Yogyakarta:
Citra pustaka.
Sumijatun. 2011. Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Wulan, Kencana dan M.Hastuti. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya
18
19