Perkembangbiakan generatif
Tanaman yang berkembang biak secara generatif memiliki organ perkembangbiakan
dalam bentuk bunga, yang didalamnya terdapat alat alat kelamin jantan yang disebut
anther yang menghasilkan tepung sari sebagai sel kelamin jantan dan putik sebagai organ
kelamin betina yang menghasilkan sel telur. Pada jenis tanaman ini dapat dibedakan
kelompok tanaman yang determinateartinya pertumbuhan maksimal terjadi pada saat
terebentuk bunga, sehingga bunga terdapat dibagian ujung tanaman dan jenis tanaman
indeterminate; artinya pertumbuhan berlangsung terus meskipun sudah memasuki phase
generatif. Bentuk atau keadaan modifikasi antara keduanya adalah semi determinate, yaitu
setelah masuk phase generatif pertumbuhan vegetatif masih berlangsung sampai batas
tertentu saja kemudian terhenti. Pada waktu pertumbuhan tanaman pada phase vegetatif,
yang berlangsung sejak perkecambahan sampai dan selama pembentukan organ-organ
vegetatif terjadi pembelahan sel secara mitosis, yang dicirikan bahwa sel anakan memiliki
susunan dan jumlah khromosom persis sama dengan sel induk. Sel sel sejenis akan
membentuk jaringan, dan jaringan sejenis akan membangun organ yang sangat diperlukan
untuk mendukung kehidupan tanaman.
Tanaman yang phase vegetatif telah berkembang sempurna, akan memasuki phase
generatif yaitu pembentukan organ organ reproduksi yang dicirikan dengan munculnya
primordial bunga. Pada phase generatif terjadi proses pembelahan meiosis yang
Universitas Gadjah Mada 1
menghasilkan gamet baik gamet jantan maupun betina yang memiliki jumlah kromosom
separuh dari jumlah kromosom sel induk. Apabila tanaman induk dalam keadaan diploid (2n)
maka gamet yang dihasilkan dalam keadaan haploid (n). Proses pembentukan gamet
disebut gametogenesis yang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu mikrosprogenesis yang
menghasilkan gamet betina. Disebut mikrosporogenesis karena menghasilkan mikrospora
dengan ukuran gametnya kecil dibanding dengan megasporogenesis yang menghasilkan
megaspora yang mempunyai ukuran gamet lebih besar. Mikrospora berasal dari sel induk
tepung sari yang disebut PMC (pollen mother cell) yang melalui proses mikrosporogenesis
akan menghasilkan mikrospora atau tepung sari dalam keadaan haploid. Sel induk sel
kelamin betina disebut MMC (megaspore mother cell) yang melalui proses
megtasporogenesis akan menghasilkan sel telur atau ovum daslam keadaan haploid. Pada
kelompok Angiospermae megaspore yang dihasilkan akan mengalami pembelahan inti lebih
lanjut yang akan menghasilkan 8 inti yang kemudian menempatkan diri secara sistematis
yaitu 3 inti antipoda, 3 inti nucellus dan 2 inti sel telur atau lembaga. Apabila kedua sel
kelamin telah masak akan terjadi penyerbukan, yaitu suatu peristiwa jatuhnya tepung sari
diatas kepala putik. Penyerbukan akan diikuti proses pembuahan yang ditengarai dengan
tumbuhnya buluh serbuk sari dengan diikuti terjadinya pembelahan inti jantan yang
menghasilkan 3 inti haploid, dan apabila sel kelamin betina subur dan reseptip maka buluh
serbuk sari dapat berkembang sempurna dan proses pembuahan berlangsung. Tiga inti
haploid pada buluh serbuk sari mempunyai peranan sendiri sendiri, satu inti sebagai inti
vegetative yang berfungsi untuk mengantarkan buluh serbuk sari menembus mikrofil dan
setelah tugasnya selesai inti vegetatif hilang, dan dua inti generatif masing masing
bertemu inti telur (n) untuk membentuk embrio (2n) dan inti generatif lainnya bertemu
dengan inti lembaga yang dalam keadaan 2 n sehingga menghasilkan endosperm 3n yang
berfungsi sebagai makanan cadangan untuk pertumbuhan embrio. Pembentukan keturunan
baru (lembaga) disertai dengan perkawinan antara sel telur dengan inti sperma disebut
amphimixa (amphimixis). Peristiwa pembuahan pada Angiospermae dikenal dengan
pembuahan rangkap yang dicirikan dengan hasil endosperm dalam keadaan triploid (3n).
Pada kelompok Gymnospermae tidak terjadi pembuahan rangkap sehingga endosperm
yang dihasilkan dalam keadaan diploid (2n).
Berdasar jenis tanaman atas dasar bunganya tersebut akan berkaitan erat dengan
program pemuliaan terutama dalam pengendalian penyerbukan untuk persilangan buatan.
Hal ini berkaitan dengan waktu untuk melakukan kastrasi yaitu suatu pekerjaan atau tahan
pekerjaan persilangan buatan yang bertujuan membuang seluruh organ kelamin jantan
dengan memotong atau menghilangkan selurus stamen sebelum tepung sari masak dan
meninggalkan organ kelamin betina (tangkai putik dan kepala putik) dalam keadaan yang
tidak rusak. Setelah tindakan kastrasi dilakukan bunga tersebut dilindungi dari penyerbukan
baik oleh angin, serangga atau perantara / agensia lainnya dengan cara membungkus atau
mengerodong dengan kantong kertas. Tindakan selanjutnya yaitu hibridisasi buatan dengan
menaburkan serbuk sari dari tanaman jantan pada saat putik reseptif. Dari pengetahuan
morphologi dan biologi bunga diketahui kapan tepung sari masak dan kapan putik reseptif.
Beberapa jenis tanaman ada yang waktu masak tepung sari bersamaan dengan masaknya
kepala putik, tetapi banyak juga yang masaknya tepung sari dan putik tidak bersamaan. Ada
jenis tanaman yang dalam satu bunga tepung sari masak lebih awal (protandrie atau
protrandrie) dan serbuk sari bersifat viable dalam waktu yang relatif panjang, dan putik
masak belakangan atau sebaliknya putik masak lebih awal disbanding tepung sari
Penggolongan Tanaman.
Penggolongan tanaman dalam bahasan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran agar dalam penerapan suatu metode pemuliaan tanaman sudah dapat
diantisipasi segala kemudahan dan juga kesulitan yang mungkin dihadapi dalam membentuk
genotipa unggul baru. Penggolongan tanaman yang sudah lazim adalah pengelompokan
tanaman secara sistematik tumbuhan yang mengelompokkan tanaman kedalam Devisio,
Klassis, Ordo, Familia, Genus dan spesies yang kadang sesuai kebutuhan masih terdapat
tingkatan yang lebih rinci misalnua sub-devisio, sub-klassis, sub-ordo. Pengelompokkan
kedalam strata yang lebih rendah lagi dibawah varietas adalah land-ras atau ras dan forma.
Hubungan secara sistematik ini bermanfaat untuk menggambarkan tingkat kekerabatan
antara tanaman satu dengan lainnya, yaitu jauh dekatnya hubungan kekerabatannya. Antara
dua tanaman yang hubungan kekerabatannya jauh memberikan dampak tingkat kesulitan
yang lebih dalam penggabungan sifat dari keduanya kedalam satu genotipa, sedang yang
hubungan kekerabatannya dekat lebih cenderung mudah untuk menggabungkan sifat-sifat
baik dari kedua tetua kedalam satu genotipa. Hubungan kekerabatan jauh dapat ditinjau dari
spesies, genus keatas. Jadi persilangan antar spesies pada tanaman tertentu sudah
dijumpai kesulitan-kesulitan terlebih persilangan antar genus atau aras yang lebih tinggi.
Universitas Gadjah Mada 6
Persilangan dari tanaman yang hubungan kekerabatannya dekat misalnya antar
varietas antar ras atau lini biasanya tidak mengalami kesulitan yang berarti.
Dalam mata kuliah sistematika tumbuhan telah dipelajari bahwa tumbuhan masuk
dalam phylum Plantae dengan beberapa klassis dan klassis terdiri dari beberapa ordo, ordo
terdiri dari beberapa familia, dan familia terdiri dari beberapa genus. Perbedaan yang
menyebabkan timbulnya beberapa kesulitan dalam persilangan jauh antara lain jumlah
khromosoma yang berbeda baik jumlah khromosom dasar maupun ploidi dari individu
tersebut. Misalnya persilangan antara tanaman diploid (2n) dengan tanaman tetraploid (4n)
dapat diperoleh genotipa baru tetapi dalam keadaan triploid (3n) yang mempunyai sterilitas
yang tinggi, sehingga untuk dapat bersifat viable harus digandakan jumlah khromosomanya
menjadi heksaploid (6n). Hambatan hambatan dalam persilangan jauh akan dibahas lebih
lanjut pada bagian lain dalam rangkaian kuliah ini.
Penggolongan tanaman menurut sistem yang lain yang berkaitan dengan proses
persilangan adalah berdasarkan sistem pembungaan dan penyerbukannya yang secara
garis besar dibedakan menjadi dua yaitu tanaman menyerbuk sendiri (autogamous) dan
tanaman menyerbuk silang (allogamous) dengan struktur bunga seperti diuraikan pada
bahasan morphologi bunga di depan. Di samping itu juga peran agensia persilangan alami
yang menyebabkan terjadinya penyerbukan silang misalnya tanaman yang penyerbukannya
dibantu serangga (entomophilie, entomogamie), penyerbukan dengan perantaraan burung
(ornitophielie, ornitogamie), penyerbukan dengan perantaraan kelelawar (chirpterophielie,
chiropterogamie) dan kelompok tanaman yang penyerbukannya dibantu air (hydrophielie).
Pada masing masing kelompok tanaman memiliki ciri yang spesifik terlebih dengan
struktur bunga dan alat atau sel kelamin jantannya.
1. Ancmophelic
Tumbuhan yang penyerbukannya dengan bantuan angin mempunyai sifat sifat
menghasilkan serbuk sari dalam jumlah banyak sekali, lembut dan kering tidak
berlekatan, sehingga mudah beterbangan kemana-mana. Kepala putik mempunyai
bentuk seperti bulu ayam atau seperti benang, sehingga kemungkinan menangkap
serbuk sari yang beterbangan sangat besar. Bunga seringkali tidak mempunyai
perhiasan bunga (kelopak dan mahkota) atau kedua bagian bunga tersebut sangat
tereduksi, hingga baik benang sari maupun kepala putiknya tidak terlindung bila ada
tiupan angin yang mungkin membawa tepung sari (dapat digoyang), memudahkan
berhamburannya serbuk sari jika ada tiupan angin. Tempat kedudukan bunga tidak
tersembunyi. Contoh keluarga rumput-rumputan (Graminae), tumbuhan yang berbiji
telanjang (Gymnospermae).
2. Zoidophielie (perantaraan binatang)