Keep a pet is one of popular hobby in this society today. This research
provides information the knowledge of cat owners in Bogor City about animal
welfare. The data taken by using questionnaire to 50 respondents from five
villages in Bogor City, from April 2014 until September 2014. The electoral
wards and respondents conducted in purposive method. Respondents were
classified based on income, education, age, gender, domicile (villages) and the
number of cats. Cat welfare status observed based on the physical condition which
includes body condition score, skin disease, wounds, limping, and worm
infestation. The results of this research showed most respondents had high (62%),
medium (36%), and low (2%) knowledge of animal welfare. Observations
regarded the condition of overall the cat body can be said good. There were a
significant relationship between knowledge with one aspect of characteristic
respondents (the number of cats) and cat health management (vaccines). There is
no significant relationship between knowledge with cat maintenance management.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan Pemilik Kucing di Kota
Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan dan Keterkaitannya dengan Kondisi
Kesehatan serta Manajemen Pemeliharaannya. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak, penulis akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Drh Fadjar
Satrija, MSc, PhD selaku pembimbing yang senantiasa memberikan dukungan
dan arahan. Ucapan terimakasih kepada Drh Murniati, MSi sebagai teman dalam
penelitian yang selalu mendukung dan memberikan arahan yang sangat
bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. Dukungan serta motivasi dari teman-
teman Ganglion terutama Al Hasna, Cindi Nabila Fitriani, Indah Asoka Sepiari,
Dewi Srimanunggal, Anggraeni Tampubolon, Yustina Dian Fajar, Dian Kristanti,
Citra Vetia Sari, Nursela Sofyanti Mirza Ariyani serta Shambalawati terutama
Kakak Ayiq, Kakak Lita, dan Kakak Rani. Selanjutnya terimakasih penulis
ucapkan kepada Kepala Dinas Pertanian Kota Bogor yang telah memberikan
Bantuan izin selama di lapangan.
Karya ini dipersembahkan untuk keluarga, Ayahanda Haryono, Ibunda
Arina Ronaria Siregar, Adik Ghifari Fathurrahman serta Adik Safira Amanda
yang selama ini telah memberikan dukungan semangat, materi, doa, dan kasih
sayang kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kesalahan baik dalam penulisan nama, gelar, maupun penyajian kalimat yang
kurang berkenan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak terutama pemerintah, masyarakat, dan kalangan akademisi.
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik body condition score (BCS) kucing peliharaan di Kota 8
Bogor
2 Grafik hubungan tingkat pengetahuan terhadap kesejahteraan 9
hewan dengan kondisi kesehatan tubuh kucing peliharaan
DAFTAR LAMPIRAN
1 Pengolahan Data 14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
seekor hewan. Aspek ketiga adalah kondisi alamiah hewan yang menurut Rollin
(1999) bahwa kesejahteraan itu tidak hanya mengendalikan kesakitan dan
penderitaan, namun juga harus memenuhi tingkah laku alami dari hewan.
Kesejahteraan hewan mengacu pada kualitas hidup hewan, bukan pada
seberapa lama hewan tersebut hidup. Hewan juga dapat mengalami penderitaan
atau yang lebih sering disebut suffering. Suffering merupakan salah satu atau lebih
dari perasaan buruk yang berkelanjutan dalam waktu yang panjang (Broom dan
Fraser 2007). Hewan juga merupakan makhluk sentience, yaitu kemampuan untuk
merasakan hubungan timbal balik antara dirinya dengan pihak lain, kemampuan
untuk mengingat beberapa perilaku dan segala konsekuensinya, kemampuan
untuk menilai risiko, kemampuan untuk memiliki beberapa feeling dan
kemampuan untuk memiliki derajat kesadaran (Broom 2006). Kematian bukan
merupakan bagian dari animal welfare, namun cara kematiannya dapat menjadi
akibat dari suffering.
Menurut World Organisation for Animal Health (Office International des
Epizooties; OIE 2011) kesejahteraan hewan adalah bagaimana cara mengatasi
hewan dengan berbagai kondisi dalam hidupnya. Seekor hewan dinyatakan dalam
keadaan sejahtera apabila hewan tersebut sehat, nyaman, memiliki nutrisi yang
cukup, aman, dapat mengekspresikan kebiasaan alamiahnya, tidak menderita dari
segala bentuk penyakit, takut dan distress. Kesejahteraan hewan yang baik
memerlukan hewan terbebas dari pencegahan penyakit dan perawatan hewan,
tempat penampungan, manajemen, nutrisi, penanganan manusia, dan terbebas dari
pembunuhan atau pembantaian oleh manusia.
Farm Animal Welfare Council (1992) mengemukakan lima kebebasan
hewan (Five Freedom) yang sering digunakan sebagai kerangka untuk menilai
kesejahteraan hewan. Lima kebebasan tersebut adalah (i) bebas dari rasa haus dan
lapar; (ii) bebas dari ketidaknyamanan; (iii) bebas untuk beristirahat dan bebas
dari rasa sakit, cedera, dan penyakit; (iv) bebas dari rasa takut dan menderita
(distress); (v) bebas untuk menampilkan perilaku alamiahnya atau perilaku
normalnya. Menurut Butterworth et al. (2011), penilaian terhadap kesejahteraan
hewan meliputi welfare outputs (fisiologi, behaviour, serta kondisi kesehatan dan
produksi); welfare inputs atau informasi mengenai manajemen pemeliharaan
hewan beserta faktor faktor risikonya; memberikan informasi kepada petani atau
pemilik hewan; dukungan dalam membuat perubahan.
Kesejahteraan hewan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Peraturan
Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan
Kesejahteraan Hewan. Kedua peraturan tersebut dikuatkan dengan Undang-
Undang No 41 Tahun 2014 sebagai perubahan terhadap Undang-Undang No 18
Tahun 2009 yang mengatur pemberian sanksi bagi pelanggar prinsip
kesejahteraan hewan.
Menurut UU No 41 Tahun 2014 Pasal 66A Ayat (1) berbunyi: Setiap
orang dilarang menganiaya dan/atau menyalahgunakan hewan yang
mengakibatkan cacat dan/atau tidak produktif. Ayat (2) berbunyi: Setiap orang
yang mengetahui adanya perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melapor kepada pihak yang berwenang. Pasal 91B menerangkan adanya ketentuan
sanksi bagi pelanggar berupa sanksi pidana atau sanksi kurungan.
4
Metode Sampling
METODE
Rancangan Penelitian
Kuesioner
Kuesioner tersusun atas empat bagian yaitu observasi, pertanyaan
pengetahuan mengenai kesejahteraan hewan, pertanyaan mengenai manajemen
pemeliharaan kucing, pertanyaan mengenai manajemen kesehatan kucing.
Observasi yang dilakukan yaitu mengenai body condition score (BCS) kucing
yang terdiri dari lima kriteria menurut WSAVA (2013), yaitu: 1 = sangat kurus,
3 = kurus, 5 = ideal, 7 = gemuk, 9 = sangat gemuk; serta lesio seperti ada tidaknya
penyakit kulit, ada tidaknya luka, apakah kucing mengalami kepincangan atau
tidak, serta apakah kucing mengalami kecacingan atau tidak. Status kecacingan
diambil berdasarkan data sekunder dari Murniati (2015). Pengambilan skor
mengenai BCS, apabila kucing memiliki nilai BCS sama dengan 5, diberi skor 1,
selain itu diberi nilai 0. Penilaian pengamatan lesio, penyakit kulit, luka, dan
kecacingan, jika tidak ditemukan diberi nilai 1, jika ditemukan diberi nilai 0.
Pengambilan skor total lesio ini adalah dengan menjumlahkan skor yang diperoleh
dari masing-masing variabel. Skor tertinggi dari penilaian ini adalah 4 poin.
Pengukuran tingkat pengetahuan terdiri dari 20 pertanyaan pilihan ganda
dan 3 pertanyaan checklist mengenai manajemen kesejahteraan hewan. Bagian
pilihan ganda menyediakan empat pilihan jawaban dan hanya terdapat satu
jawaban tepat dan benar. Bagian checklist menyediakan pilihan jawaban dengan
mencontreng jawaban yang dianggap benar. Penilaian pengukuran tingkat
pengetahuan ini setiap jawaban yang benar diberi skor 1, sedangkan jawaban
yang salah diberi skor 0. Berdasarkan kriteria penilaian tersebut, responden
dikategorikan memiliki tingkat pengetahuan tinggi apabila memiliki skor >70%,
6
kategori sedang apabila memiliki skor antara 5070%, serta kategori rendah bila
skor <50% (Nasikhah et al. 2014).
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif dan statistik dengan
uji Khi Kuadrat. Khi Kuadrat digunakan untuk menguji hubungan antara dua
variabel yang tidak berkaitan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rollin BE. 1999. An Introduction to Veterinary Ethics: Theory and Cases. Iowa
(US): Iowa State University Pr.
Sugiyono D. 2000. Metode Penelitian. Bandung (ID): CV Alvabeta.
Sumita CN. 2012. Penetapan Status Kesehatan Kucing Kampung (Felis
domesticus) melalui Pemeriksaan Leukosit [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Suwed MA, Napitupulu RM. 2012. Panduan Lengkap Kucing. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Wenagama IW. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran rumah
tangga untuk hewan peliharaan; studi kasus di Kelurahan Padang Sambian. E-
journal EP Unud. 2(11): 525532.
Winarso A. 2008. Kajian Kesejahteraan Hewan Ternak dalam Ajaran Agama
Buddha, Hindu, Yahudi, Nasrani dan Islam [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
[WSAVA] The World Small Animal Veterinary Association. 2013. Body
Condition Score. Global Nutrition Committee. wsava.org.
Yuliarti N. 2010. Hidup Sehat Bersama Kucing Kesayangan. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
26
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ambon pada tanggal 31 Juli 1994. Penulis adalah anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Drh Haryono, MSi dan Ir Arina
Ronaria Siregar, MSi. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 4 Sragen
pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sragen dan lulus
pada tahun 2008. Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMAN 4 Surakarta dan
lulus pada tahun 2011. Penulis diterima masuk Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan tahun 2011.
Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, Penulis aktif di
Himpro Hewan Kesayangan Satwa Akuatik dan Eksotik, Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB selama dua tahun kepengurusan,
serta Paduan Suara Gita Klinika Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Penulis juga
pernah menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Anatomi Veteriner II pada tahun
2013.