METODE PENELITIAN
jagung, pembuatan pati jagung gelatinasi, karakterisasi pati jagung gelatinasi, uji
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pencetak tablet
3.3 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Allopurinol, Pati
HCl pekat 8,5 ml dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang telah berisi
air suling 500 ml secara perlahan-lahan dari dinding labu Erlenmeyer kemudian
6
Jagung diambil dari tumbuhan yang berumur 60-70 hari. Pati jagung
sebanyak 11,5 kg jagung pipil dan dicuci sampai bersih. Jagung pipil ditambahkan
air dan dihaluskan dengan menggunakan blender sampai diperoleh massa seperti
bubur. Lalu diperas dengan menggunakan kain blacu berwarna putih dan bersih.
Filtrat dibiarkan lebih kurang selama 24 jam, lalu cairan atas dibuang dan
sampai diperoleh pati yang berwarna putih. Pati yang diperoleh selanjutnya
rendemennya.
Berat Pati
x 100
% Rendemen = Berat biji jagung segar
ml air diperoleh konsentrasi 8% b/v lalu dipanaskan di atas termostat pada suhu
70C aduk perlahan-lahan agar amilum terdispersi merata. Suhu dibiarkan stabil
pada suhu 70C, sambil tetap diaduk sampai kental, kemudian didinginkan.
atas porselin dengan suhu 60C selama satu malam, maka akan terbentuk slug
7
3.6.1. Distribusi Ukuran Partikel (Voight. 1994)
dan mesh 100. Dimana pati jagung gelatinasi disaring dengan ayakan mesh 20, 60
dan 100.
3.6.2. Kelarutan
volume awal. Lalu gelas ukur di tap sebanyak 15 kali setelah itu dilihat
volumenya. Kemudian pati jagung gelatinasi ditimbang. Lalu berat jenis dihitung
dengan rumus:
BJ 2 BJ 1
x100%
BJ 2
Bobot jenis =
3.6.4.Mikroskopik
Pati diletakkan di atas objek glass ditambah aquades, lalu ditutup dengan
gelatinasi sebagai bahan pengikat dengan berbagai konsentrasi (7%, 9%, 11%,
13%, 15% dan 17%) dan bobot tablet 250 mg untuk formula F1 dan F2, lalu bobot
8
300 untuk formula F3 sampai F7 dengan dosis allopurinol 100 mg tiap tabletnya
Komposisi % b/v F1 F2 F3 F4 F5 F7 F6
10
Allopurinol (mg) 100 100 100 100 100 100
0
Pati jagung gelatinasi 0 7 9 11 13 15 17
Pati Jagung alami 10 0 0 0 0 0 0
Amilum Manihot 5 5 5 5 5 5 5
Laktosa q.s q.s q.s q.s q.s q.s q.s
Mg stearat 1 1 1 1 1 1 1
Talkum 1 1 1 1 1 1 1
Tablet dibuat dengan metoda granulasi basah, dimana zat aktif
sedikit demi sedikit sampai diperoleh massa lembab yang dapat dikepal. Lalu sisa
selama 1 hari. Granul kering kemudian dilewatkan pada ayakan mesh 14 lalu
Massa granul sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam corong yang telah
tg = 2h/ D
9
Keterangan : = sudut diam
D = diameter
Persyaratan: Uji dikatakan memenuhi syarat apabila berada pada 20 0 < 0 >
Uji waktu alir dilakukan menurut metode yang dibuat oleh Cartensen
(1977). Granul sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam corong yang telah
Persyaratan: Granul harus habis mengalir dalam waktu lebih singkat dari
10 detik (Lachman,1994).
Kedalam gelas ukur 100 ml, dimasukkan sejumlah granul hingga 100 ml.
I= (V1-V2) / V1 x 100%
10
3.9.Evaluasi tablet
Sebelum tablet dimasukkan diantara anvil dan punch, tablet dijepit dengan
cara memutar skrup pemutar sampai lampu stop menyala, ditekan knop tanda
panah ke kanan sampai tablet pecah. Dan dicatat angka yang menunjukkan jarum
penunjuk skala pada saat tablet pecah. Percobaan ini dilakukan untuk 5 tablet.
kemudian kerapuhannya diuji di dalam alat uji friabilitas dengan putaran 25 rpm
selama 4 menit. Tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu. Bobot akhir
ditimbang (W2).
Dicelupkan pada air dengan suhu 370C (10C) dengan tinggi air tidak boleh
kurang dari 15 cm, sehingga tabung dapat dinaik turunkan secara teratur 30 kali
permenit.. Pada kedudukan tertinggi, kawat kasa tepat pada permukaan air, angkat
11
keranjang dan amati seluruh tablet. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada lagi
tablet yang tertinggal pada kawat kasa dan dicatat waktu setiap tablet hancur.
tentukur 50 ml. Ditambahkan sedikit HCl 0,1 N dikocok sampai larut, lalu
dicukupkan HCl 0,1 N dengan sampai garis tanda, konsentrasi teoritis adalah 500
mcg/ ml (LIB I). Selanjutnya dipipet sebanyak 10 ml dari LIB I lalu dimasukkan
ke dalam labu tentukur 50 ml lalu dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis
ml dan ditambahkan larutan HCl 0,1 N hingga garis tanda, kemudian dikocok
Diukur pada panjang gelombang 200-400 nm dan sebagai blanko digunakan HCl
0,1 N.
2,5 ml; 3,5 ml;4,5 ml; dan 5,5ml. Masing- masing dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 ml, dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Dikocok
12
homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 3,0 g/ml; 5,0 g/ml; 7,0
g/ml; 9,0 g/ml; 11,0 g/ml. Diukur serapannya pada panjang gelombang
maksimum.
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, tambahkan sedikit HCl 0,1 N kocok
hingga larut, tambahkan HCl 0,1 N sampai garis tanda, konsentrasi teoritis 500
Dari larutan ini pipet 10 ml, masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,
encerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Diperoleh konsentrasi Allopurinol
100 mcg/mL. Selanjut nya dipipet 2 mL filtrat dimasukkan ke dalam labu tentukur
25 mL dan dicukupkan dengan HCl 0,1N sampai garis tanda dikocok hingga
HCl 0,1 N sebagai blanko. Selanjutnya dihitung kadar alopurinol di dalam sampel
kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada
kandungan karena bobot Allopurinol tiap tablet adalah 100 mg dan bobot satu
tablet adalah 250 mg pada F1 dan F2 serta 300 mg pada F3 sampai F7, maka
13
bobot Allopurinol tiap tablet sama dengan 40% pada F1 dan F2 serta 33,3% pada
dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Dipipet 10 ml lalu dimasukkan
ke dalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda,
0,1 N sampai garis tanda, diukur pada panjang gelombang yang diperoleh
dihitung kadar dari masing-masing tablet dan persen simpangan baku relative
(%RSD).
masing-masing antara 85,0% sampai 115,0% dari yang tertera pada etiket dan
simpangan baku relatif kurang atau sama dengan 6,0% (Ditjen POM, 1995).
tentukur 100 ml. Ditambahkan sedikit HCl 0,1 N dikocok sampai larut, lalu
dicukupkan HCl 0,1 N dengan sampai garis tanda, konsentrasi teoritis adalah 500
mcg/ ml (LIB I). Selanjutnya dipipet sebanyak 10 ml dari LIB I lalu dimasukkan
ke dalam labu tentukur 50 ml lalu dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis
14
b .Pembuatan Kurva Serapan dalam HCl 0,1 N
ml dan ditambahkan larutan HCl 0,1 N hingga garis tanda, kemudian dikocok
Diukur pada panjang gelombang 200- 400 nm dan sebagai blanko digunakan HCl
0,1 N.
Dipipet LIB II sebanyak (konsentrasi 100 g/ml) masing masing 1,5 ml;
2,5 ml; 3,5 ml;4,5 ml; 5,5ml, masing- masing dimasukkan ke dalam labu tentukur
50 ml, dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Dikocok homogen
sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 3,0 g/ml; 5,0 g/ml; 7,0 g/ml;
9,0 g/ml; 11,0 g/ml. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum.
tester.
Satu tablet dimasukkan dalam wadah disolusi yang berisi 900 ml medium
disolusi dengan suhu 370 0,50C. Kemudian diputar dengan kecepatan 75 rpm.
dalam labu tentukur 100 ml. Selanjutnya larutan yang telah dipipet di dalam labu
15
tentukur 100 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, dan diukur
blanko digunakan HCl 0,1 N. Lalu kadarnya dihitung dengan persamaan regresi.
Dalam waktu 45 menit Allopurinol harus larut tidak kurang dari 75% (Q)
dari jumlah yang tertera pada etiket.Toleransi (Q) dan jumlah yang tertera pada
inerfrensi untuk diuji normalitas data. Uji normalitas data bertujuan untuk
mendeteksi distribusi data atau variable yang digunakan dalam penelitian. Data
analisis data dilihat nilai signifikannya. Jika nilai (p > 0.05) maka H 0 diterima,
16
yang berarti data terdistribusi normal dan begitu pula sebaliknya. Apabila data
16.0.
17