Kelompok : 1 (Satu)
Sundari (06101181419070)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
I. Pecobaan Ke :1
II. Tanggal Percobaan : 10 Febuari 2017
III. Nama Percobaan : Pembuatan Tape Singkong
IV. Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.
Untuk mengetahui peranan organism Saccharomyces ceriviceae dalam
peragian.
V. Dasar Teori
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat
dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi. Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang
difermentasi.Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari
Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai
peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan tape melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas
kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan
lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami
kerusakan .
Alat : Bahan :
5. Penyaring
6. Piring
XI. Kesimpulan
1. Fermentasi yang terjadi pada tape singkong terjadi selama 2-3 hari.
2. Sedikit banyaknya pemberian ragi mempengaruhi berhasil atau tidak nya
pembuatan tape.
3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim
yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih
sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun
tanpa diberi gula sebelumnya.
4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi
Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu
proses pemecahan enzim tersebut
5. Tape yang terkontaminasi dengan udara akan menghasilkan rasa yang asam dan
bau
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Muzzaki, Ahmad, dkk. 2012. Laporan Praktikum Biologi Bioteknologi Pembuatan Tape
Singkong Dan Tempe, (online), http://id.scribd. com/doc/87469740/Laporan-
Praktikum-Biologi-Th-2003#download. ( diakses pada 15 Februari 2017 )