Anda di halaman 1dari 5

DIAGNOSA LEPTOSPIROSIS

DAN HUBUNGANNYA DENGAN GANGGUAN FUNGSI GINJAL

PADA KUCING

Zainal, S.KH

1502101020123

Dosen

Dr. Drh. T. Fadrial Karmil, M.Si

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA

ACEH

2016

Leptospira merupakan penyakit bakterial yang menular dan zoonosis yang


menyebabkan kegagalan ginjal akut dan prnyakit hati. Penularan Leptospira ke hewan
lainnya dapat melalui kontak langsung dan tidak langsung. Penularan dapat melalui
kontak langsung terhadap urin, abortusan, cairan sperma penderita. Secara tidak
langsung dapat melalui paparan terhadap lingkungan yang terkontaminasi seperti
tanaman, tanah, makanan, air. Leptospira yang dikeluarkan akan berenang bebas di air
dan akan menginfeksi melalui luka dikulit, luka gigitan dan melalui mukosa mata,
mulut, alat kelamin dan mukosa lainnya. Penularan banyak terjadi saat musim hujan atau
dalam keadaan lembab.

Gejala Klinis

Pada kejadian akut hewan akan mengalami demam, kedinginan, dan otot
menjadi lemah, muntah dan dehidrasi. Beberapa kasus hewan akan mengalami suhu
tubuh rendah (hipotermia) dan dapat terjadi kematian sebelum kerusakan pada hati dan ginjal
terlihat. Pada infeksi subakut, gejala yang terlihat antara lain, demam, muntah, nafsu
makan menurun, dehidrasi, dan rasa haus yang meningkat. hewan akan menjadi kurang aktif
karena rasa sakit pada otot dan ginjal. Gangguan pada organ hati akan menimbulkan warna
kuning pada kulit dan selaput lendir (ikterus). Gangguan pada hati dan ginjal akan
terlihat setelah infeksi berjalan selama 2-3 minggu. Pada infeksi kronik atau tanpa
gejala (subklinik) tidak memperlihatkan gejala yang signifikan. Bakteri akan berada
dalam urin selama berbulan-bulan bahkan sampai tahunan.

Diagnosis

Diagnosis dilakukan secara gejala klinis dan causatif.

a. Diagnosis secara Gejala klinis


Nekrosis tubulus akut dan nefritis interstisial merupakan 2 kelainan ginjal klasik pada
leptospirosis. Nekrosis tubulus akut dapat disebabkan langsung oleh leptospira. Hal
ini menyebabkan fungsi ginjal terganggu. Akibatnya kadar ureum dan kreatinin
didalam darah sangat tinggi selain itu protein juga kluar bersama urin karena tidak
berhasil difiltrasi dan direabsobsi oleh ginjal.
b. Diagnosis secara Causatif
Pada Leptospirosis Diagnosa causatif dapat dilakukan dengan cara serologis melalui
aglutination test atau dengan menggunakan rapid test untuk melihat adanya antibody
spesifik bakteri leptospira.
Tabel hubungan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan gejala klinis

Gejala Klinis Pada Ginjal


Lab Positif Negatif Jumlah
Positif A (+, +) B (-, +)
Leptospira
Negatif C (+, -) D (-, -)
Leptospira
Jumlah
Ket : A (True positif), B (False negatif), C ( False positif), D (True negatif)

Interpretasi : A (True positif) = Leptospirosis

B (False negatif) = Leptospirosis ( subklinis)

C ( False positif) = Tidak sakit Leptospira ( Diagnosa Banding)

D (True negatif) = Tidak sakit

Pemeriksaan fungsi ginjal

Contoh hasil pemeriksaan gangguan fungsi ginjal akibat leptospirosis


Pemeriksaan Hematologi dan kimia darah
1. Anemia, berhungan dengan fungsi ginjal sebagai organ penghasil hormon
eritropoetin.
2. Kadar BUN dan Kreatinin yang tinggi akibat Gangguan filtrasi dari glomelurus
Ginjal.
Pemeriksaan Urin
1. Proteinuria, Terjadia akibat ketidak mampuan ginjal untuk mereabsopsi protein.
sehingga protein keluar bersma urin. Seharusnya pada keadaan fungsi ginjal
normal protein tidak ditemukan dalam urin.

Pengobatan

Untuk A (True positif) dan B (False negatif) dilakukan pengobatan

Procaine penicillin G40,00080,000 U/kg IM q24h or divided q12h until kidney


function returns to normal

Dihydrostreptomycin1015 mg/kg IM q12h for 2 weeks to eliminate organism


from kidney interstitial tissues; try streptomycin if no renal failure

Doxycycline5 mg/kg PO or IV q12h for 2 weeks; use alone to clear both


leptospiremia and leptospiruria

Anda mungkin juga menyukai