Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
Dr.Feri Aprizal
PEMDAMPING:
Dr. H. Abdul Rahman
Dr. Yesiliana Joefen
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
3
DAFTAR PUSTAKA ..
24
4
BAB I
PENDAHULUAN
muda atau yang terlalu tua dan riwayat preeklampsia dalam keluarga (George,
2007).
6
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sakit perut mulas-mulas seperti ingin melahirkan
5. Riwayat Haid
Usia menarche : 15 tahun
HPHT : Lupa
6. Riwayat Pernikahan
Lama pernikahan : 10 tahun
7. Riwayat Persalinan
No Tempat Penolon Tahun Ater Cara Jenis Keadaan
. Bersalin g m Persalina Kelami
n n
1. Sekarang - - - - - -
8
PEMERIKSAAN FISIK
1. A. Status Generalis
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda Vital :
- Tekanan darah : 160/100 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernapasan : 22 x/menit
- Suhu : 36,6 0C
d. Tinggi Badan : 150 cm
e. Berat Badan : 59 kg
f. Kepala :
- Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
g. Leher : pembesaran tiroid (-)
h. Thoraks : jantung dan paru dalam batas normal
i. Abdomen : status obstetrikus
j. Genitalia : status obstetrikus
k. Ekstremitas : edema pretibia (+/+), refleks patella (+/+)
2. Status Obstetrikus
a. Pemeriksaan Luar
- Fundus teraba 3 jari dibawah processus xiphoideus
- Memanjang, punggung kiri, presentasi bokong.
- His (+) 3 x 10 menit lama > 25 detik. DJJ (+) 144x/mnt
b. Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
- Vulva/vagina tidak ada kelainan
- Portio berada di posterior, teraba lunak
- Pembukaan 8 cm
- Ketuban (-)
- Terbawah bokong
9
DIAGNOSIS
G1P0A0 hamil aterm dengan PEB inpartu kala I fase aktif janin tunggal
hidup presentasi bokong + KPSW 9 Jam yang lalu.
RENCANA TERAPI
1. Observasi KU dan VS
2. IVFD RL gtt xx/m
3. Nifedipin 3 x 10 mg
4. Pro SC
5. Persiapan tindakan
6. Cek laboratorium Darah rutin, Hb, Golda, CT, BT, BSS
HASIL LABORATORIUM
(01/02/2016)
Darah Rutin
1. Hb : 11, 3 g/dl
2. Gula darah sewaktu : 114 mg%
3. Golongan darah :O
4. CT : 7
5. BT : 2
PEMERIKSAAN USG
Ultrasonografi (USG) tanggal 1 Februari 2016 :
37-38 W Janin Tunggal Hidup Presentasi Bokong
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
10
PL :
PL :
PL :
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
wanita hamil mengalami kenaikan berat badan sekitar 500 gr per minggu, 2000 gr
per bulan, atau 13 kg selama kehamilan. Apabila kenaikan berat badannya lebih
dari normal, perlu dicurigai timbulnya pre-eklampsia (Arga, 2010).
Preeklampsia pada perkembangannya dapat berkembang menjadi
eklampsia, yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Eklampsia dapat
menyebabkan terjadinya DIC (Disseminated intravascular coagulation) yang
menyebabkan jejas iskemi pada berbagai organ, sehingga eklampsia dapat
berakibat fatal.
Dikatakan sebagai preeklampsia-eklampsia apabila memiliki salah satu atau
lebih dari gejala dan tanda-tanda yang ada dibawah ini (ACOG, 2002) :
1. Preeklampsia ringan, adalah suatu keadaan pada ibu hamil disertai kenaikan
tekanan darah sistolik 140/90 mm/Hg atau kenaikan diastolik 15 mm/Hg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mm/Hg atau setelah 20 minggu kehamilan dengan
riwayat tekanan darah normal dan adanya proteinuria kuantitatif 3 gr perliter
atau kuantitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau midstream.
2. Preeklamsia berat, adalah suatu keadaan pada ibu hamil bila disertai kenaikan
tekanan darah 160/110 mm/Hg atau lebih, adanya proteiunuria 5 gr atau lebih per
liter dalam 24 jam atau kuantitatif 3+ atau kuantitatif 4+, adanya oliguria (jumlah
urin kurang dari 500 cc/jam, adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan,
rasa nyeri di epigastrium, adanya tanda sianosis, edema paru, trombositopeni,
gangguan fungsi hati, serta yang terakhir adalah pertumbuhan janin terhambat.
3. Eklampsia merupakan preeklampsia yang disertai kejang dan disusul dengan
koma.
Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya
preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang
mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut meliputi;
3) Kegemukan
16
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori; namun belum ada yang
memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai
penyebab preeklampsia adalah teori iskemia plasenta. Namun teori ini belum
dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini (Rustam,
1998).
5. Defisiensi kalsium.
kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan
proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri
epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler
meliputi penurunan volume intavaskular, meningkatnya cardiac output dan
peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati
menyebabkan anemia dan trombositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim
(Michael, 2005).
1 Perubahan kardiovaskuler.
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada
preeklampsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan
dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang
secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia
kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau
kristaloid intravena, dan aktivasi endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang
ektravaskular terutama paru (Cunningham, 2003).
3 Mata
19
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu
dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-okuler dan
merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain
yang menunjukan tanda preklamsia berat yang mengarah pada eklamsia adalah
adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya
perubahan preedaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau
didalam retina (Rustam, 1998).
4 Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia
pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan
(Trijatmo, 2005).
5 Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan
oksigen terjadi gawat janin. Pada
preeklampsia dan eklamsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan
terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.
6 Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena terjadinya
aspirasi pneumonia, atau abses paru.
Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih,
atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan
riwayat tekanan darah normal.
f) Trombositopenia
i) Adanya sindroma HELLP (H: Hemolysis, EL: Elevated lever enzyme, LP: Low
Platelet Count) (Lanak, 2004).
Penanganan umum.
a) Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan
diastolik diantara 90-100 mmHg
b) Pasang infus RL
f) Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
22
Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika terjadi edema paru, stop
pemberian cairan dan berikan diuretik misalnya furosemide 40 mg intravena.
i) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak
terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulapati (Abdul bari, 2001).
Antikonvulsan
a) Berikan dosis bolus 4 6 gram MgSO4 yang diencerkan dalam 100 ml cairan
dan diberikan dalam 15-20 menit
b) Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100 ml cairan intravena
c) Ukur kadar MgSO4 pada 4-6 jam setelah pemberian dan disesuaikan kecepatan
infus untuk mempertahankan kadar antara 4 dan 7 mEg/l (4,8-8,4 mg/l)
e) Siapkan antidotum
Antihipertensi
b) Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5
intamuskular setiap 2 jam
Persalinan.
c) Jika anestesia yang umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm terlalu kecil,
lakukan persalinan pervaginam.
- Jika servik matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml
dekstrose 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.
25
DAFTAR PUSTAKA