Anda di halaman 1dari 3

SINDA FEBRILIA MIHARTI (A1C114018) WANGI NASELIA

VILASTA (A1C114019)

PERANAN LABORATORIUM DALAM PROSES PEMBELAJARAN KIMIA

Kimia termasuk salah satu rumpun IPA yang dibangun atas dasar prudok ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah. Selain itu, kimia dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai
prosedur. Sebagai proses dapat diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan
baru. Seabagai produkdiartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan untuk penyebaran
pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah cara yang dilakukan untuk melakukan sesuatu.

Ilmu kimia berkembang berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia untuk menghasulka fakta
dan pengetahuan teoritis tentang materi yang kebenran nya dapat dijelaskan dengan logika. Sebagian
aspek kimia bersifat kasak mataartinya dapat dibuat fakta konkritnya dan sebagian aspek bersifat
abstrak atau tidak kasat mata, artinya tidak dapat dibuat fakta kongkritnya,

Laboratorium adalah tempat melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan praktikum/ percobaan
maupun penilitian (riset), dimana untuk melakukan kegiatan terebut harus memperhatikan aspek-
aspek keselamatan kerja serta aspek tatakelola (manajemen). Keselamatan kerja dan pengelolaan
laboratorium. Dengan demikian jika melaksanakan kegiatan di laboratorium, maka merupakan suatu
keharusan untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di laboratorium.

1. FUNGSI LABORATORIUM

Menurut Sukarso (2005), secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses pendidikan adalah
sebagai berikut:

1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan


pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.

2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam


mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungn alam dan sosial.

4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.

5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang
diperolehnya.

Engkoswara (1982) mengatakan bahwa melalui kegiatan praktikum yang biasanya


dilakukan di laboratorium, siswa diharapkan dapat:

a. Mengembangkan berbagai keterampilan secara terintegrasi.

b. Mengenal berbagai peralatan laboratorium.


c. Mengenal berbagai desain dan peralatan untuk eksperimen.

d. Mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan menginterprestasikan data.

e. Mengembangkan sikap untuk melakukan sesuatu secara tepat dan akurat.

f. Mengembangkan keterampilan dalam mengobservasi.

g. Mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil eksperimen.

h. Mengembangkan kecakapan dalam menulis laporan.

i. Mengembangkan kemampuan untuk belajar dan melakukan percobaan sendiri.

j. Menambah keberanian berfikir sendiri dan menanggung resiko.

k. Merangsang berfikir siswa melalui eksperimen.

l. Mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan berbagai variabel


yang banyak dan berbagai kemungkinan pemecahannya.

2. PENGELOLAAN LABORATORIUM

Manajemen laboratorium adalah (laboratory management ) adalah usaha untuk menegelola


laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Manajemen yang beik tergantung beberapa faktor
yang slaing berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih
dengan staf yang profesional dan trampil serta merta dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu
manajemen laboratorium adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas
laboratorium sehari-hari.

Setiap detail dari pelaksanaan praktikum dalam laboratorium kimia harus diteliti sedemikian rupa
untuk melihat berbagai kemungkinan terdapat hal yang dapat membahayakan. Semua kemungkinan
yang mungkin muncul harus dicatat dan diantisipasi bentuk bentuk keselamatannya. Bahkan hal hal
yang paling spele sekali pun tidak boleh diabaikan untuk diperhatikan. Pengamatan terhadap
bebrbagai hal yang embahayakan dapat di perkirakan sebelum dimulainya suatu kegiatan praktikum
dengan cara melihat sifat-sifat dari bahan kimia yang digunakan. Tidak menutup kemungkinan juga
pengetahuan kitaterhadap hal yang membahayakan ketika kegiatan prakikum sedang berjalan. Untuk
itu sangat diperlukan menajemen atau pengelolaan laboratorium yang baik untuk berlansungnya
kegiatan praktikum yang baik dan efisien.

Untuk mengelola laboratorium yang baik maka harus dipahami mengenal perangkat perangkat
manajemen laboratorium yaitu :

a) Tata ruang
b) Peralatan yang baik dan terkalibrasi
c) Infrastruktur
d) Administrasi laboratorium
e) Organisasi laboratorium
f) Fasilitas pendanaan
g) Inventarisasi dan keamanan
h) Pengamanan laboratorium
i) Disiplin yang tinggi
j) Ketrampilan SDM
k) Peraturan dasar
l) Penanganan masalah umum dan jenis-jenis pekerjaan

Semua perangkat-perangkat manajemen laboratorium yang sudah disebutkan tersebut , jika dikelola
secara optimal akan mendukung implementasi manajemen laboratorium yang baik, dengan demikian
laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah sejak
dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya dengan
pusat aktivitasnya adalah tata ruang.

3. PERANAN LABORATORIUM DALAM PROSES PEMBELAJARAN KIMIA

Laboratorium kimia adalah salah satu sarana pendidikan, yaitu yang digunakan sebgai tempat
berlatih. Siswa dapat mengedakan kontak dengan objek yang dipelajari secara lansung baik melalui
pengamatan maupun melalui percobaan yang dilakukan.

Laboratorium kimia merupakan jantung dari pembelajaran kimia . siswa baik secara individu atau
kelompok dibawah bimbingan guru dapat belajar secara aktif menggunakan segenap panca indra,
pikiran dan tenaga memecahkan berbagai masalah dengan dipandu buku buku yang ada di
perpustakaan atau panduan dari guru kimia sendiri dan kemudian mendiskusikan hasil penelaahannya
dari laboratorium untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, oleh karena itu, pembelajaran kimia di
sekolah harus disertai kegiatan dalam laboratorium. Tujuan praktikum menurut Utomo dan Ruijter
adalah untuk :

Meningkatkan ketrampilan kognitif, seperti melatih agar teori dapat dimengerti, agar segi-segi
teori yang berlainan dapat diintegrasikan, dan agar teori dapat dterapkan keoada problema yang
nyata.
Meningkatkan keterampilan afektif, seperti belajar merencanakan kegiatan secara mandiri,
belajar bekerjasama, dan belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya.
Meningkatkan keterampilan psikomotorik, seperti belajar memasang peralatan sehingga benar-
benar berjalan, dan belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu.

Anda mungkin juga menyukai